Anda di halaman 1dari 6

SCHEDULING

1. PENGERTIAN SCHEDULING

Scheduling adalah suatu kegiatan yang dijadwal kapan memulainya,berapa lama


mengerjakan setiap tahap kegiatannya dan akhirnya kapan selesainya.

2. TUJUAN SCHEDULING
a. Meningkatkan penggunaan sumber daya atau mengurangi waktu tunggunya,
sehingga total waktu proses dapat berkurang dan produktivitas dapat
meningkat.
b. Mengurangi persediaan barang setengah jadi atau mengurangi sejumlah
pekerjaan yang menunggu dalam antrian ketika sumber daya yang adamasih
mengerjakan tugas lain.
c. Mengurangi beberapa kelambatan pada pekerjaan yang mempunyai batas
waktu, untuk meminimalkan penalti cost (biayakelambatan).
d. Membantu pengambilan keputusan perencanaan kapasitas pabrik danjenis
kapasitas yang dibutuhkan sehingga penambahan biaya yangmahal dapat
dihindarkan.
3. FUNGSI SHEDULING
a. Mengefisienkan penggunaan sumberdaya jika jadwal produksi kurang baik
maka tingkat penggunaan kapasitas mesin dan masukan akan kurang efisien.
b. Mengefektifkan penggunaan sumberdaya,jadwal yang baik menyebabkan
penyediaan sumber daya, termasuk kapasitas produksi yang sesuai dengan
kebutuhan pengolahan
4. UKURAN PERFORMASI PENJADWALAN

Kriteria performansi penjadwalan berdasarkan atribut tugas :

a. Completion time, waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan

mulai dari saat tersedianya pekerjaan sampai pada pekerjaan tersebut


selesai dikerjakan. Atau menunjukkan rentang waktu sejak pekerjaan pertama

mulai dikerjakan sampai proses tersebut selesai.

b. Mean flow time merupakan waktu rata-rata waktu pekerjaan j yang


c. Flow time (Fi), Adalah waktu yang dibutuhkan oleh suatu pekerjaan dari saat

pekerjaan tersebut masuk ke dalam suatu tahap proses sampai pekerjaan

yangbersangkutan selesai dikerjakan.

d. Mean weight flow time, memiliki arti yang hamper sama dengan mean flow

time, hanya saja mempertimbangkan prioritas pengerjaan setiap job, dimana

dalam perhitungan sebagai berikut:

e. Maksimum latenees, yaitu besarnya simpangan maksimum atau selisih waktu

penyelesaian seluruh job yang dijadwalkan terhadap batas waktu

penyelesaian job tersebut.

f. Mean tardiness, merupakan rata-rata keterlambatan seluruh job yang

dijadwalkan.

2. Kriteria berdasarkan atribut pabrik

a. Utilitas mesin, merupakan rasio dari jumlah mesin yang dibebankan pada

mesin dengan rentan waktu untuk menyelesaikan seluruh tugas pada semua

mesin.

b. Minimasi makespan, yaitu jangka waktu penyelesaian seluruh job yang akan

dijadwalkan yang merupakan jumlah dari seluruh proses.

c. Pemenuhan due date, merupakan penyelesaian pekerjaan sesuai dengan


batas waktu yang ditentukan oleh pelanggan dimana harus selalu dilakukan

produsen untuk mempertahankan pelanggannya.

5. JENIS JENIS SCHEDULE

Dibidang operasi, dikenal dua macam penjadwalan, yaitu penjadwalan jangka


pendek dan jangka panjang. Perbedaan tipe penjadwalan menurut waktu tersebut
didasarkan atas waktu pelaksanaan kegiatan yang tercakup di dalam jadwal yang
bersangkutan.

a. Penjadwalan jangka panjang, jenis ini dikaitkan dengan jadwal pelaksanaan


aktivitas yang memerlukan jangka waktu pengerjaan yang panjang, bulanan
sampai tahunan.
b. Penjadwalan jangka pendek berkaitan dengan penyusunan jadwal atas
pengerjaan produk untuk memenuhi permintaan jangka pendek atau
permintaan pasar dalam basis harian atau jam.
6. PERMASALAAHN DALAM PENJADWALAN

Hasil yang diingikan dari pemecahan masalah ini adalah output yang optimal,
yaitu penyelesaian semua pekerjaan dengan dengan waktu tersingkat yang
dibatasi oleh kapasitas–kapasitas mesin dalam memproses setiap operasi pada
setiap job.

Menurut Masruroh (2012) ada beberapa komponen–komponen yang menjadi


permasalahan penjadwalan produksi :

 Processing time
Processing time, dapat didefinisikan sebagai jumlah waktu yang dibutuhkan
untuk mengerjakan setiap operasi dalam setiap job.
 Kapasitas Mesin
Kapasitas mesin, dapat didefiniskan sebagai kemampuan maksimal mesin
untuk memproses setiap operasi dalam setiap job dimana tiap mesin hanya
bisa memproses 1 operasi diwaktu yang sama.
 Demand
Demand, didefinisikan sebagai jumlah order dari konsumen yang akan
dijadikan acuan untuk melakukan penjadwalan produksi.

7. KLASIFIKASI PENJADWALAN PRODUKSI


Penjadwalan produksi dapat diklasifikasikan dilihat dari perbedaan kondisi
yang mendasarinya, klasifikasi penjadwalan yang sering terjadi dalam proses
adalah sebagai berikut (Ginting, 2009):

Berdasarkan mesin yang digunakan:

a. Penjadwalan pada mesin tunggal (Single machine shop).

penjadwalan mesin tunggal merupakan penjadwalan satu mesin yang


digunakan untuk memproses seluruh pekerjaan (n-jobs) untuk satu jenis
proses produksi.

b. Penjadwalan pada mesin jamak/paralel (m machine).

menyatakan bahwa penjadwalan mesin pararel merupakan


penjadwalan lebih dari satu mesin yang digunakan untuk melakukan satu jenis
proses produksi agar menghasilkan beberapa produk yang sama

Berdasarkan pola aliran proses

 Penjadwalan flow shop, proses produksi dengan aliran flow shop


berarti proses produksi dengan pola aliran identik dari satu mesin
ke  mesin lain.
 Penjadwalan  job shop,  proses  produksi  dengan  aliran  
job shop berarti proses produksi dengan pola aliran atau rute
proses pada setiap mesin yang spesifik untuk setiap pekerjaan, dan
mungkin berbeda untuk tiap job
Berdasarkan pola kedatangan job:
 Penjadwalan statis yaitu
pengurutan job terbatas pada pesan yang ada. Job yang baru tidak
mempengaruhi pengurutan job yang sudah dibuat.
 Penjadwalan dinamis
pengurutan job selalu diperbaharui jika ada job baru yang datang.
Berdasarkan sifat informasi yang diterima :
 Penjadwalan deterministic yaitu informasi yang diperoleh pasti,
misalnya informasi tentang pekerjaan dan mesin seperti waktu
kedatangan pekerjaan dan waktu proses.
 Penjadwalan stokastik yaitu
Informasi yang diperoleh tidak pasti tetapi memiliki
kecenderungan yang jelas atau menyangkut adanya distribusi
probabilitas tertentu.

8. TEKNIK PENYUSUSNAN PENJADWALAN


Penjadwalan produksi harus disusun dengan tepat agar proses produksi
berjalan dengan baik. Dalam menbuat schedule terdapat teknik teknik nya
sebagi berikut:
a. Penjadwalan ke depan (forward shcheduling)
Penjadwalan ini disusun dari tanggal dimulai penerimaan order
secara maju. Dan kemungkinan terjadi ketersediaan bahan baku
sampai pada giliran di proses. Teknik ini di beragam organisasi
seperti rumah sakit,klinik,restoran dan perusahaan alat pemesinan.
b. Penjadwalan ke belakang ( Backward scheduling)
Teknik penjadwalan ini disusun dari dimulai nya tanggal jatuh
tempo,penjadwalan ke belakang digunakan di lingkingan
perusahaan manufaktur. Manfaat dari metode ini dapat mengurangi
jumlah dari barang setengah jadi (work in process).

REFRENSI

http://eprints.stainkudus.ac.id/112/5/5.%20Bab%202.pdf

http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2HTML/2007300452TIBab2/
body.html

http://ekayanahidayat.blogspot.com/2013/11/penjadwalan-jangka-pendek.html

Anda mungkin juga menyukai