Anda di halaman 1dari 13

PENJADWALAN JANGKA PENDEK

KELOMPOK 1
MANAJEMEN OPERASI II

AGUNG PRASETYO N. F0217006

ALFIN ALMAZAYA F0217007

ALIFIA RAHMA F0217008

ALMA PUSPITA K F0217009

KELAS S1 MANAJEMEN C
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
Pentingnya Penentuan Jadwal Jangka Pendek
Ketika perusahaan manufakturing menyusun jadwal yang akan menyesuaikan sumber
daya yang ada dengan permintaan konsumen, kompetensi penentuan jadwal menitikberatkan
pada pembuatan suku cadang dengan basis tepat pada waktunya ( just in time), dengan waktu
pemasangan yang pendek, pengerjaan dalam proses yang sedikit, dan pemanfaatan fasilitas yang
tinggi. Penentuan jadwal secara efisien adalah bagaimana perusahaan manufakturing
menurunkan biayanya dan memenuhi yang dijanjikannya pada tanggal yang ditetapkan.
Manfaat strategis dari penentuan jadwal adalah secara jelas :

 Penentuan jadwal secara internal yang efektif berarti pergerakan barang dan jasa dengan
lebih cepat melalui pemanfaatan fasilitas dan aset yang luar biasa. Hasilnya adalah semakin
luasnya kapasitas per dolar yang diinvestasikan, yang dapat diterjemahkan ke dalam biaya
yang lebih rendah.
 Penentuan jadwal secarrra eksternal yang baik memberikan terobosan dengan lebih pesat,
memperbesar fleksibilitas, lebih banyak pengiriman yang dapat diandalkan, ataupun
mempebanyak layanan kepada para konsumen.

Tabel 15.1

Organisasi Jadwal yang dibuat oleh manajer


Pemeliharaan pesawat terbang
Delta Air Lines Daftar waktu keberangkatan
Awak pesawat, katering, gate, dan karyawan bagian ticketing
Penggunaan kamar operasi
Arnold Palmer Pendaftaran pasien
Hospital Staff keperawatan, keamanan, pemeliharaan
Perawatan rawat jalan
University of Ruang kelas dan perlengkapan audiovisual
Alabama Jadwal mahasiswa dan pengajar
Amway Center Penerima tamu, pemeriksa tiket, penyajian makanan, keamanan
Produksi Barang
Lockheed Martin
Pembelian material
Factory
Jadwal pekerja
Pemasalahan Penentuan Jadwal

Tabel diatas menunjukkan serangkaian keputusan yang memengaruhi penentuan jadwal.


Keputusan dalam mengatur jadwal dimulai dengan merencanakan kapasitas, yang akan
menentukan sumber daya fasilitas dan perlengkapan yang tersedia.

Rencana kapasitas biasannya dibuat selama kurun waktu bebberapa tahun sebagaimana
perlengkapan dan fasilitas yang baru didesain, dibangun, dibeli, atau ditutup.

Rencana agregat adalah hasil dari tim Perencanaan Penjualan dan Kegiatan Operasional
yang mengambil keputusan dengan mengacu pada penggunaan fasilitas, persediaan, orang, dan
kontraktor dari luar. Rencana yang menyeluruh biasanya untuk 3 hingga 18 bulan, dan sumber
daya dialokasikan dalam artian ukuran secara agregat, misalnya total unit, berat, ataupun jam
kerja.

Jadwal induk memerincikan rencana yang menyeluruh dan mengembangkan jadwal


minggun untuk produk atau lini produk tertentu. Penentuan jadwal jangka pendek, akan
menerjemahkan keputusan kapasitas, rencana agregat (menengah), dan jadwal induk ke urutan
pengerjaan dan penugasan pekerja, bahan material, dan mesin secara spesifik.

Tujuan dari penentuan jadwal adalah mengalokasikan dan memprioritaskan permintaan


(yang dihasilkan oleh teknik peramalan atau order konsumen lainnya) pada fasilitas yang tesedia.
Tiga faktor yang dapat menembus dalam penentuan jadwal adalah :

 Menghasilkan penentuan jadwal maju atau mundur


 Pemuatan yang terbatas dan takterbatas
 Kriteria (prioritas) dalam pengurutan pekerjaan.

Penentuan Jadwal Maju dan Mundur

Penentuan jadwal dapat dilaksanakan dengan cara maju atau mundur. Penentuan jadwal
maju akan memulai jadwal dengan segera setelah persyaratan, pengerjaan diketahui. Penentuan
jadwal maju digunakan dalam organisasi, seperti rumah sakit, klinik, restoran, dan pabrikan
mesin. Pada tempat tersebut, pengerjaan dilaksanakan sesuai dengan pesanan dari konsumen, dan
pengiriman akan dijadwalkan pada tanggal paing awal.
Penetuan jadwal mundur dimulai dengan tanggal jatuh tempo, mengatur penentuan
jadwal pertama tama dengan kegiatan operasional terakhir. Langkah langkah dalan pengerjaan,
kemudian akan dijadwalkan, sekali pada suatu waktu, dengan urutan terbalik. Dengan
mengurangi waktu yang dibutuhkan bagi tiap tiap barang, waktu permualaan akan diperoleh.
Penentuan jadwal mndur digunakan dalam lingkungan manufakturing, sjalan dengan industri
jasa, misalnya perjamuan katering atau menjadwalkan operasi. Pada praktiknya, kombinasi
antara penentuan jadwal maju dengan mundur seringkali dipergunakan untuk menemukan trade-
off antara kendala kapsitas dengan pengharapan konsumen.

Rencana Kapasitas pada Fasilitas yang Baru


Menyesuaikan kapasitas terhadap permintaan yang disarankan oleh rencana yang
strategis. Dalam jangka panjang, berthun tahun. Perubahan dalam fasilitas. Perubahan dalam
Perlengkapan.

Rencana Produksi secara Menyeluruh untuk Keseluruhan sepeda


Menentukan personel atau subkontraktor yang diperlukan untuk menyesuiakan
permintaan agregat dengan fasilitas/kapasitas yang ada.
Jangka menengah, kuartal, atau bulanan.

Bulan 1 2
Produksi Sepeda 800 850

Jadwal Produksi Induk untuk Model Sepeda


Menentukan jadwal kapasitas mingguan

Bulan 1 Bulan 2
Minggu 1 2 3 4 5 6 7 8
Model
200 200 200 200
22
Model
100 100 150 100
24
Model
100 100 100 100
26

Pengerjaan yang ditugaskan kepada Personel Tertentu dan Sentra Kerja


Merancang jadwal kapasitas yang terbatas dengan menyamakan tugas tertentu kepada orang dan
mesin tertentu.
Pemuatan yang Terbatas dan Tak Terbatas
Pemuatan merupakan proses penugassan pekerjaan kepada sentra kerja atau proses.
Teknik penentuan jadwal yang memuat pengerjaan hanya sampai pada kapasitas proses yang
disebut dengan pemuatan yang terbatas. Keuntungan dari pemuatan yang dapat ditentukan yaitu,
secara teori, seluruh pengerjaan yang telah ditugaskan dapat diselesaikan. Namun karena hanya
pengerjaan yang dapat diselesaikan yang akan dimuat ke sentra kerja. Pada kenyataannya, ketika
terdapat pengerjaan yang melebihi kapasitas, tanggal jatuh tempo akan terdorong hingga waktu
mendatang yang tak dapa diterima.
Teknik yang pengerjaan tanpa mengacu pada kapasitas dari proses adalah pemuatan yang
yang tak terbatas. Keseluruhan pengerjaan yang harus diselesaikan dalam suatu periode waktu
yang ditugaskan. Kapasitas dari proses tidak dipertimbangkan. Sebagian besar sistem
perencanaan kebutuhan bahan material merupakan sistem pemusatan yang tidak dapat
ditentukan. Keuntungan dari pemusatan yang tidak dapat ditemtukan adalah jadwal awal yang
dapat memenuhi hingga tanggal jatuh tempo. Tentu saja, ketika beban pengerjaan melebihi
kapasitas, kapasitas atau jadwal akan disesuaikan.
Kriteria Penentuan Jadwal
Teknik penentuan jadwal yang tetap bergantung pada volume order, sifat kegiatan
operasional, dan keseluruhan tingkat kerumitan pengerjaan, sejalan dengan pentingnya
penempatam 4 kriteria.
1. Meminimalkan waktu penyelesaian. Dievaluasi dengan memetukan rata rata waktu
penyelesaian.
2. Memaksimalkan pemanfaatan. Dievaluasi denagn menentuakn persentase waktu saat
tempat fasilitas dimanfaatkan.
3. Meminimalkan persediaan dalam proses. Dievaluasi dengan menentukan rata rata jumlah
pengerjaan dalam suatu system. Hubungan antara jumlah pengerjaaan dalam sistem
dengan persediaan dalam proses akan tinggi. Oleh kerena itu, semakin sedikit jumlah
pengerjaan yang terdapat dalam suatu sistem, persediaan akan semakin kecil.
4. Meminimalkan waktu tunggu konsumen. Dievaluasi dengan menentukan rata rata jumlah
keterlambatan dalam hari atau jam.

Keempat kriteria yang digunakan dalam bab ini, seiring dengan penerapnnya dalam
industri, untuk mengevaluasi kinerja penentuan jadwal. Penentuan jadwal semakin dipersulit
dengan kerusakan mesin, tingkat ketidakhadiran, masalah kualitas, kelangkaan, dan faktor
lainnya. Akibatnya, penetapan tanggal tidak akan menjamin bahwa pengerjaan akan
dilaksanakan sesuai jadwal yang ditentukan. Tabel 15.2 dibawah memberikan ikthisar pendektan
mengenai penentuan jadwal dalam tiga proses yang berbeda.

Tabel 15.2.

Proses proses yang berbeda akan menyarankan pendekatan yang berbeda tentang
penentuan jadwal

Fasilitas yang memusatkan perhatian pada proses (bagian pengerjaan


 Penentuan jadwal atas order dari konsumen sering kali terjadi perubahan, baik dalam
volume maupun bermacam jenis pekerjaan/klien/pasien.
 Penentuan jadwal seringkali dipusatkan pada pada tanggal jatuh tempo, dengan
permintaan yang disempurnakan oleh teknik pemusatan yang dapat ditentukan.
 Contoh : Toko mebel, bengkel, percetakan industri mode.
Fasilitas yang berulang ulang (lini perakitan)
 Mengatur jadwal modul produksi dan perakitan produk berdasarkan peramalan yang
sering terjadi.
 Pemuatan yang dapat ditentukan dengan perhatian dengan menghasilkan jadwal untuk
masa mendatang.
 Teknik Jit digunakan untuk megatur jadwal komponen yang mengisi lini perakitan
 Contoh : lini perakitan bagi mesin cuci di Whirpool dan otomotif pada perusahaan
Ford

Fasilitas yang menitikberatkan pada produk (berkesinambungan)


 Menjadwalkan produk jadi yang memiliki keanekaragaman yang terbatas dengan
volume yang tinggi untuk memenuhi permintaan yang stabil dalam kaapsitas tetap
yang telah dimiliki.
 Pemuatan yang dapat ditentukan denagn berfokus pada menghasilkan jadwal untuk
masa mendatang yang dapat memnuhi waktu pemasangan dan pengerjaan untuk
kisaran produk yang terbatas.
 Contoj : Mesin kertas berukuran sangat besar pada International Paper dan keripik
kentang pada Frito-Lay

Penentuan Jadwal Fasilitas pada Proses yang Difokuskan

Fasilitas yang menitikberatkan pada proses (fasilitas berselang seling/bagian pengerjaan)


umum terjadi dalam organisasi yang meghasilkan produk dengan keanekaragaman yang tinggi,
pabrikasi dengan volule rendah dan industri jasa. Berproduksi berdasarkan pesanan dan meliputi
segala sesuatu dari bengkel reparasi, rumah sakit hingga salon kecantikan. Barang yang
diproduksi sendiri sangat berbeda, seiring dengan bakat, bahan amterial, perlengkapan.
Penentuan jadwal mensyaratkan bahwa urutan pengerjaan, waktu yang diperlukan bagi masing
masing barang, dan kapasitas serta ketersediaan tiap tiap sentra kerja harus diketahui. Varietas
produk dan kebutuhan yang unik menandakan bahwa penentuan jadwal merupakan suatu hal
yang sering kali rumit. Pada bagian ini, kita akan melihat pada beberapa peralatan yang tersedia
bagi para manajer untuk memuat danurutan pekerjaan bagi tempat fasilitas tersebut.

Pemuatan Pekerjaan Pekerjaan

Para manajer operasional menugaskan pengerjaan pada sentra kerja sehingga biaya waktu
diam, atau waktu penyelesaian dipertahankan sampai pada level minimum. Sentra kerja
“pemuatan” dilaksanakan dalam dua bentuk. Pertama adalah yang berorientasi pada kapasitas,
kedua adalah terkait dengan menugaskan pengerjaan tertentu kepada sentra kerja.

Kendali input output

Kendali ini merupakan suatu teknik yang memungkinkan personel bagian operasional
mengelola aliran pengerjaan di tempat fasilitas. Jika pengerjaan sampai lebih cepat dari pada
yang sedang diproses, fasilitas tersebut akan menjadi kelebihan beban dan meningkatkan
timbunan yang belum dikerjakan. Kelebihan beban mengakibatkan kesesakan di tempat fasilitas,
mengarah pada permasalahan tidak efektif dan kualitas. Kendali ini dapat dipertahankan dengan
sistem kartu Con WIP, yang akan mengendalikan jumlah pengerjaan dalam sentra kerja. Kartu
ini secara efektif membatasi jumlah pekerjaan di sentra kerja, mengendalikan waktu tunggu, dan
memonitor timbunan yang belum dikerjakan.

Diagram Gantt

Adalah alat bantu visual yang berguna dalam proses pemuatan dan penentuan jadwal.
Diagram ini memiliki keterbatasan. Yaitu tidak mempertanggungjawabkan variabilitas produksi
seperti kerusakan yang tidak terduga yang memerlukan reka ulang pekerjaan. Diagram ini
digunakan untuk mengamati pekerjaan yang sedang berlangsung.

Metode Penugasan

Metode ini melibatkan tugas yang ditetapkan dengan sumber daya yang dimilki.
Tujuannya adalah meminimalkan total biaya yang diperlukan untuk menjalankan tugas yang
diberikan. Salah satu karakteristikpenting dari permasalahan penugasan adalah hanya satu
pekerjaan yang akan ditugaskan menangani satu mesin.

Pengurutan Pekerjaan-Pekerjaan

Pengurutan adalah penentuan pesanan dimana pekerjaan seharusnya dikerjakan pada


masing-masing pusat kerja. Pengurutan seringkali disebut dengan pengiriman (dispatching).

Aturan prioritas merupakan aturan yang digunakan untuk menetukan pengurutan terhadap
pekerjaan-pekerjaan pada fasilitas yang berorientasi pada proses. Seperti klinik, percetakan, dan
pabrikan. Aturan prioritas berupaya untuk mempersingkat waktu penyelesaian. Jenis aturan
prioritas :

- FCFS : yang pertama datang, itulah yang pertama dikerjakan. Pekerjaan akan
diselesaikan sesuai dengan urutanya.
- SPT : waktu pemrosesan yang paling singkat. Pekerjaan yang waktunya singkat akan
dikerjakan pertama
- EDD : pekerjaan yang akan dikerjakan , adalah pekerjaan yang memiliki tanggal jatuh
tempo paling awal
- LPT : pekerjaan yang waktunya membutuhkan waktu yang lama akan dikerjakan pertama

Aliran waktu merupakan waktu antara merilis pekerjaan untuk pusat kerja sampai pekerjaan
selesai.

Formula

a. Rata rata waktu penyelesaian = Jumlah total aliran waktu / jumlah pekerjaan =….hari
b. Metrik Pemanfaatan = Tot waktu pemrosesan/jumlah total aliran waktu =…%
c. Rata Jumlah pekerjaan di sistem = jumlah tot aliran waktu/tot. waktu pemrosesan=…
pekerjaan
d. Rata keterlambatan pekerjaan = total keterlambatan hari/jumlah pekerjaan = …hari

Contoh soal :

PEKERJAAN WAKTU ALIRAN JATUH KETERLAMBATAN


PENGERJAAN WAKTU TEMPO
A 6 6 8 0
B 2 8 6 2
C 8 16 18 0
D 3 19 15 4
E 8 27 23 5
27 76 11

METODE FCFS

a. Rata waktu penyelesaian = 76/5 =15,2 hari


b. Matrik Pemanfaatan = 27/76 =35.53%
c. Rata jumlah pekerjaan = 76 hari/27 hari = 2,81 pekerjaan
d. Rata keterlambatan pengerjaan = 11/5 = 2,2 hari

Perbadingan 4 urutan aturan


- Waktu pemrosesan yang paling singkat umumnya merupakan teknik terbaik dalam
meminimalkan aliran pengerjaan dan meminimalkan rata-rata jumlah pekerjaan di sistem.
Kelemahanya, waktu proses yang lama akan diundur-undur karena yang diprioritaskan
adalah pekerjaan yang memakan waktu singkat.
- Yang pertama datang, yang pertama dikerjakan. Aturan ini akan terlihat wajar dan
adil bagi konsumen. Dalam sektor jasa ini paling penting.
- Tanggal jatuh tempo paling awal akan meminimalkan keterlambatan maksimum. EDD
dapat berjaan dengan baik ketika keterlambatan merupakan suatu permasalahan bagi
perusahaan.
Rasio Kritis
Rasio kritis atau yang biasa disebut CR merupakan aturan pengurutan yang
jumlah indeksnya dihitung oleh pembagian waktu sisa sampai tanggal jatuh tempo oleh
sisa waktu kerja.rasio kritis ini cenderung dijalankan lebih baik daripada FCFS,
SPT,EDD, atau LPT pada kriteria rata-rata keterlambatan pengerjaan. Apabila CR = 1
maka pekerjaan sesuai dengan jadwal yang ditentukan, apabila lebih besar dari 1 , berarti
mendahului jawal dan terdapat kelonggaran.
Rumus Rasio Kritis
CR = Waktu yang tersisa = Tanggal jatuh tempo- tanggal hari ini
Hari kerja yang tersisa waktu pengerjaan ( tunggu) yang tersisa
Contoh :
Hari ini adalah hari ke-20 dari jadwal produksi pada X Medical Lab.2 pekerjaan telah
tersedia sesuai dengan urutan , sebagaimana ;

PEKERJAAN TANGGAL JATUH HARI KERJA TERSISA


TEMPO
A 30 4
B 28 5

Hitung rasio kritisnya

PEKERJAAN RASIO KRITIS ORDER PRIORITAS


A (30-20)/4= 2,5 2
B (28-20)/5=1,6 1
A. Mengurutkan N Perkerjaan pada 2 Mesin: Aturan Johnson

Aturan Johnson (Johnson’s rule) merupakan sebuah pendekatan yang meminimalkan


waktu pemrosesan dalam mengurutkan sekelompok pekerjaan melalui dua pusat kerja dan
meminimalkan waktu luang total dalam pusat kerja. Aturan Johnson mencakup empat langkah
berikut :

1. Semua pekerjaan dimasukkan dalam sebuah daftar dan waktu yang dibutuhkan pada
setiap mesin ditunjukkan.
2. Pilih pekerjaan dengan waktu aktivitas terpendek. Jika waktu terpendek ada pada mesin
pertama, maka pekerjaan tersebut dijadwalkan pertama kali. Jika waktu terpendek berada
pada mesin kedua, maka jadwalkan pekerjaan tersebut terakhir. Jika terdapat waktu
aktivitas seri, maka dapat dipilih salah satunya.
3. Setelah sebuah pekerjaan djadwalkan, hilangkan pekerjaan tersebut dari daftar.
4. Terapkan langkah 2 dan 3 pada pekerjaan yang tersisa, dan selesaikan sampai ke
pertengahan urutan jadwal.

Keterbatasan Sistem Pembagian Kerja Berbasis Aturan

a. Penjadwalan bersifat dinamis; karena itu, aturan perlu direvisi untuk menyesuaikan
dengan perubahan yang terjadi pada pesanan, proses, peralatan, bauran produk, dan lain-
lain.
b. Aturan tidak memandang apapun; adanya sumber daya yang tidak dipakai dan kemacetan
dalam arus sumber daya di departemen lainnya tidak dapat dikenali.
c. Aturan tidak melampaui tanggal jatuh tempo. Sebagi contoh, dua pesanan mungkin
memiliki batas waktu yang sama. Satu pesanan bertujuan memberikan persediaan pada
sebuah distributor dan pesanan yang lain merupakan pesanan khusus yang jika tidak
dipenuhi akan berakibat pada akan ditutupnya pabrik pelanggan. Keduanya mungkin
memiliki batas waktu yang sama, tetapi dapat terlihat jelas bahwa pesanan khusus lebih
penting.
B. Penjadwalan Kapasitas Terbatas

Penjadwalan kapasitas terbatas (finite capacity scheduling–FCS) merupakan penjadwalan


jangka pendek yang terkomputerisasi yang mengatasi keterbatasan dari sistem yang berdasarkan
aturan tertentu, dengan menyajikan proses perhitungan yang interaktif secara grafis kepada
pengguna. Dalam lingkungan penentuan jadwal yang dinamis seperti bengkel kerja (dengan
sumber daya yang bervariasi, volume yang rendah, dan sumber daya bersama), maka akan
memperkirakan terjadinya perubahan. Karena perubahan dapat mengganggu jadwal, maka
manajer operasi beralih ke sistem FCS yang memungkinkan perubahan cepat dalam jadwal
secara maya yang dilakukan oleh operator. Penjadwalan kapasitas terbatas, memungkinkan
kebutuhan pengiriman yang berdasarkan pada kondisi hari ini dan pesanan hari ini, bukan
berdasarkan pada aturan yang ditetapkan. Penjadwal akan menentukan apa yang merupakan
sebuah jadwal yang “tepat.”

C. Penjadwalan Pada Sektor Jasa

Penjadwalan sistem jasa berbeda dengan penjadwalan sistem manufaktur dalam beberapa
hal sebagai berikut :

a. Penekanan penjadwalan pada sistem manufaktur adalah mesin dan bahan material,
sedangkan pada sistem jasa adalah susunan kepegawaian.
b. Persediaan dapat memperlancar permintaan bagi manufaktur, tetapi kebanyakan sistem
jasa tidak menyimpan persediaan.
c. Sistem jasa adalah padat karya, dan permintaan tenaga kerja sangat bervariasi.
d. Pertimbangan hukum (seperti peraturan upah, jam kerja, dan kontrak serikat pekerja yang
membatasi jam kerja per giliran kerja, minggu, atau bulan) membatasi keputusan
penjadwalan.
e. Karena perusahaan jasa biasanya menjadwalkan tenaga kerja daripada menjadwalkan
material, masalah tingkah laku, sosial, kedudukan yang lebih tinggi, dan status
menjadikan penjadwalannya lebih rumit.

Contoh yang menggambarkan kerumitan penjadwalan dalam perusahaan jasa yaitu, rumah sakit,
bank, toko eceran, maskapai penerbangan, dan operasi 24/7.

Penjadwalan Karyawan Bidang Jasa secara Berkala

Salah satu pendekatan yang sederhana untuk penjadwalan karyawan pada sistem jasa
adalah penjadwalan berkala (cyclical scheduling). Penentuan jadwal secara berkala
memfokuskan pada pengembangan jadwal yang beragam dengan jumlah karyawan yang
minimum. Masing-masing karyawan ditugaskan untuk mengganti dan telah menentukan waktu
istirahat.

Anda mungkin juga menyukai