KELOMPOK 1
MANAJEMEN OPERASI II
KELAS S1 MANAJEMEN C
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
Pentingnya Penentuan Jadwal Jangka Pendek
Ketika perusahaan manufakturing menyusun jadwal yang akan menyesuaikan sumber
daya yang ada dengan permintaan konsumen, kompetensi penentuan jadwal menitikberatkan
pada pembuatan suku cadang dengan basis tepat pada waktunya ( just in time), dengan waktu
pemasangan yang pendek, pengerjaan dalam proses yang sedikit, dan pemanfaatan fasilitas yang
tinggi. Penentuan jadwal secara efisien adalah bagaimana perusahaan manufakturing
menurunkan biayanya dan memenuhi yang dijanjikannya pada tanggal yang ditetapkan.
Manfaat strategis dari penentuan jadwal adalah secara jelas :
Penentuan jadwal secara internal yang efektif berarti pergerakan barang dan jasa dengan
lebih cepat melalui pemanfaatan fasilitas dan aset yang luar biasa. Hasilnya adalah semakin
luasnya kapasitas per dolar yang diinvestasikan, yang dapat diterjemahkan ke dalam biaya
yang lebih rendah.
Penentuan jadwal secarrra eksternal yang baik memberikan terobosan dengan lebih pesat,
memperbesar fleksibilitas, lebih banyak pengiriman yang dapat diandalkan, ataupun
mempebanyak layanan kepada para konsumen.
Tabel 15.1
Rencana kapasitas biasannya dibuat selama kurun waktu bebberapa tahun sebagaimana
perlengkapan dan fasilitas yang baru didesain, dibangun, dibeli, atau ditutup.
Rencana agregat adalah hasil dari tim Perencanaan Penjualan dan Kegiatan Operasional
yang mengambil keputusan dengan mengacu pada penggunaan fasilitas, persediaan, orang, dan
kontraktor dari luar. Rencana yang menyeluruh biasanya untuk 3 hingga 18 bulan, dan sumber
daya dialokasikan dalam artian ukuran secara agregat, misalnya total unit, berat, ataupun jam
kerja.
Penentuan jadwal dapat dilaksanakan dengan cara maju atau mundur. Penentuan jadwal
maju akan memulai jadwal dengan segera setelah persyaratan, pengerjaan diketahui. Penentuan
jadwal maju digunakan dalam organisasi, seperti rumah sakit, klinik, restoran, dan pabrikan
mesin. Pada tempat tersebut, pengerjaan dilaksanakan sesuai dengan pesanan dari konsumen, dan
pengiriman akan dijadwalkan pada tanggal paing awal.
Penetuan jadwal mundur dimulai dengan tanggal jatuh tempo, mengatur penentuan
jadwal pertama tama dengan kegiatan operasional terakhir. Langkah langkah dalan pengerjaan,
kemudian akan dijadwalkan, sekali pada suatu waktu, dengan urutan terbalik. Dengan
mengurangi waktu yang dibutuhkan bagi tiap tiap barang, waktu permualaan akan diperoleh.
Penentuan jadwal mndur digunakan dalam lingkungan manufakturing, sjalan dengan industri
jasa, misalnya perjamuan katering atau menjadwalkan operasi. Pada praktiknya, kombinasi
antara penentuan jadwal maju dengan mundur seringkali dipergunakan untuk menemukan trade-
off antara kendala kapsitas dengan pengharapan konsumen.
Bulan 1 2
Produksi Sepeda 800 850
Bulan 1 Bulan 2
Minggu 1 2 3 4 5 6 7 8
Model
200 200 200 200
22
Model
100 100 150 100
24
Model
100 100 100 100
26
Keempat kriteria yang digunakan dalam bab ini, seiring dengan penerapnnya dalam
industri, untuk mengevaluasi kinerja penentuan jadwal. Penentuan jadwal semakin dipersulit
dengan kerusakan mesin, tingkat ketidakhadiran, masalah kualitas, kelangkaan, dan faktor
lainnya. Akibatnya, penetapan tanggal tidak akan menjamin bahwa pengerjaan akan
dilaksanakan sesuai jadwal yang ditentukan. Tabel 15.2 dibawah memberikan ikthisar pendektan
mengenai penentuan jadwal dalam tiga proses yang berbeda.
Tabel 15.2.
Proses proses yang berbeda akan menyarankan pendekatan yang berbeda tentang
penentuan jadwal
Para manajer operasional menugaskan pengerjaan pada sentra kerja sehingga biaya waktu
diam, atau waktu penyelesaian dipertahankan sampai pada level minimum. Sentra kerja
“pemuatan” dilaksanakan dalam dua bentuk. Pertama adalah yang berorientasi pada kapasitas,
kedua adalah terkait dengan menugaskan pengerjaan tertentu kepada sentra kerja.
Kendali ini merupakan suatu teknik yang memungkinkan personel bagian operasional
mengelola aliran pengerjaan di tempat fasilitas. Jika pengerjaan sampai lebih cepat dari pada
yang sedang diproses, fasilitas tersebut akan menjadi kelebihan beban dan meningkatkan
timbunan yang belum dikerjakan. Kelebihan beban mengakibatkan kesesakan di tempat fasilitas,
mengarah pada permasalahan tidak efektif dan kualitas. Kendali ini dapat dipertahankan dengan
sistem kartu Con WIP, yang akan mengendalikan jumlah pengerjaan dalam sentra kerja. Kartu
ini secara efektif membatasi jumlah pekerjaan di sentra kerja, mengendalikan waktu tunggu, dan
memonitor timbunan yang belum dikerjakan.
Diagram Gantt
Adalah alat bantu visual yang berguna dalam proses pemuatan dan penentuan jadwal.
Diagram ini memiliki keterbatasan. Yaitu tidak mempertanggungjawabkan variabilitas produksi
seperti kerusakan yang tidak terduga yang memerlukan reka ulang pekerjaan. Diagram ini
digunakan untuk mengamati pekerjaan yang sedang berlangsung.
Metode Penugasan
Metode ini melibatkan tugas yang ditetapkan dengan sumber daya yang dimilki.
Tujuannya adalah meminimalkan total biaya yang diperlukan untuk menjalankan tugas yang
diberikan. Salah satu karakteristikpenting dari permasalahan penugasan adalah hanya satu
pekerjaan yang akan ditugaskan menangani satu mesin.
Pengurutan Pekerjaan-Pekerjaan
Aturan prioritas merupakan aturan yang digunakan untuk menetukan pengurutan terhadap
pekerjaan-pekerjaan pada fasilitas yang berorientasi pada proses. Seperti klinik, percetakan, dan
pabrikan. Aturan prioritas berupaya untuk mempersingkat waktu penyelesaian. Jenis aturan
prioritas :
- FCFS : yang pertama datang, itulah yang pertama dikerjakan. Pekerjaan akan
diselesaikan sesuai dengan urutanya.
- SPT : waktu pemrosesan yang paling singkat. Pekerjaan yang waktunya singkat akan
dikerjakan pertama
- EDD : pekerjaan yang akan dikerjakan , adalah pekerjaan yang memiliki tanggal jatuh
tempo paling awal
- LPT : pekerjaan yang waktunya membutuhkan waktu yang lama akan dikerjakan pertama
Aliran waktu merupakan waktu antara merilis pekerjaan untuk pusat kerja sampai pekerjaan
selesai.
Formula
a. Rata rata waktu penyelesaian = Jumlah total aliran waktu / jumlah pekerjaan =….hari
b. Metrik Pemanfaatan = Tot waktu pemrosesan/jumlah total aliran waktu =…%
c. Rata Jumlah pekerjaan di sistem = jumlah tot aliran waktu/tot. waktu pemrosesan=…
pekerjaan
d. Rata keterlambatan pekerjaan = total keterlambatan hari/jumlah pekerjaan = …hari
Contoh soal :
METODE FCFS
1. Semua pekerjaan dimasukkan dalam sebuah daftar dan waktu yang dibutuhkan pada
setiap mesin ditunjukkan.
2. Pilih pekerjaan dengan waktu aktivitas terpendek. Jika waktu terpendek ada pada mesin
pertama, maka pekerjaan tersebut dijadwalkan pertama kali. Jika waktu terpendek berada
pada mesin kedua, maka jadwalkan pekerjaan tersebut terakhir. Jika terdapat waktu
aktivitas seri, maka dapat dipilih salah satunya.
3. Setelah sebuah pekerjaan djadwalkan, hilangkan pekerjaan tersebut dari daftar.
4. Terapkan langkah 2 dan 3 pada pekerjaan yang tersisa, dan selesaikan sampai ke
pertengahan urutan jadwal.
a. Penjadwalan bersifat dinamis; karena itu, aturan perlu direvisi untuk menyesuaikan
dengan perubahan yang terjadi pada pesanan, proses, peralatan, bauran produk, dan lain-
lain.
b. Aturan tidak memandang apapun; adanya sumber daya yang tidak dipakai dan kemacetan
dalam arus sumber daya di departemen lainnya tidak dapat dikenali.
c. Aturan tidak melampaui tanggal jatuh tempo. Sebagi contoh, dua pesanan mungkin
memiliki batas waktu yang sama. Satu pesanan bertujuan memberikan persediaan pada
sebuah distributor dan pesanan yang lain merupakan pesanan khusus yang jika tidak
dipenuhi akan berakibat pada akan ditutupnya pabrik pelanggan. Keduanya mungkin
memiliki batas waktu yang sama, tetapi dapat terlihat jelas bahwa pesanan khusus lebih
penting.
B. Penjadwalan Kapasitas Terbatas
Penjadwalan sistem jasa berbeda dengan penjadwalan sistem manufaktur dalam beberapa
hal sebagai berikut :
a. Penekanan penjadwalan pada sistem manufaktur adalah mesin dan bahan material,
sedangkan pada sistem jasa adalah susunan kepegawaian.
b. Persediaan dapat memperlancar permintaan bagi manufaktur, tetapi kebanyakan sistem
jasa tidak menyimpan persediaan.
c. Sistem jasa adalah padat karya, dan permintaan tenaga kerja sangat bervariasi.
d. Pertimbangan hukum (seperti peraturan upah, jam kerja, dan kontrak serikat pekerja yang
membatasi jam kerja per giliran kerja, minggu, atau bulan) membatasi keputusan
penjadwalan.
e. Karena perusahaan jasa biasanya menjadwalkan tenaga kerja daripada menjadwalkan
material, masalah tingkah laku, sosial, kedudukan yang lebih tinggi, dan status
menjadikan penjadwalannya lebih rumit.
Contoh yang menggambarkan kerumitan penjadwalan dalam perusahaan jasa yaitu, rumah sakit,
bank, toko eceran, maskapai penerbangan, dan operasi 24/7.
Salah satu pendekatan yang sederhana untuk penjadwalan karyawan pada sistem jasa
adalah penjadwalan berkala (cyclical scheduling). Penentuan jadwal secara berkala
memfokuskan pada pengembangan jadwal yang beragam dengan jumlah karyawan yang
minimum. Masing-masing karyawan ditugaskan untuk mengganti dan telah menentukan waktu
istirahat.