Anda di halaman 1dari 20

Manajemen Operasi

Perencanaan Kebutuhan Material (MRP) dan ERP

Kelompok 5 :

1. Evan Septhian Batista F0217038


2. Giranda Aulyaida B.A F0217047
3. Hana Asti Hanifa F0217048
4. Isnaini Nur Rohmah F0217056

MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
2019
Dependen Permintaan
Adalah permintaan untuk sebuah jenis barang yang berkaitan dengan
permintaan jenis barang lain. Permintaan untuk jenis barang dikatakan dependen
ketika hubungan antar barangnya dapat ditentukan. Teknik dependen yang
digunakan dalam sebuah lingkungan produksi disebut Perencanaan Kebutuhan
Bahan (Material Reuirements Planning – MRP).

Material Requirements Planning (MRP)

Adalah teknik permintaan dependen yang menggunakan material,


persediaan, penerimaan yang diharapkan dan perencanaan kebutuhan bahan
material.

Manfaat dari MRP

 Memberikan tanggapan secara lebih baik bagi pesanan dari konsumen


sebagai hasil dari peningkatan kepatuhan pada jadwal.
 Memberikan tanggapan yang lebih cepat atas perubahan pangsa pasar.
 Meningkatkan pemanfaatan sarana dan tenaga kerja.
 Mengurangi jumlah persediaan.

Persyaratan MRP

a. Jadwal Produksi Utama (apa yang harus dibuat dan kapan).


Merupakan suatu jadwal yang digunakan untuk menspesifikasi apa
yang harus dihasilkan dan kapan harus dihasilkan. Jadwal harus
disesuaikan dengan keseluruhan rencana. Jadwal produksi induk dapat
dinyatakan dalam istilah sebagai berikut :
 Pesanan dari konsumen dalam bagian pengerjaan (make to order /
membuat sesuai dengan pesanan), contohnya bagian percetakan,
bengkel, restoran.
 Modul yang berulang-ulang (merakit sesuai dengan pesanan),
contohnya produsen motor, mobil, TV, dsb.
 Produk akhir yang berkelanjutan (persediaan sebagai dasar untuk
membuat teknik peramalan), contohnya besi, bir, roti, bohlam
lampu.

PROSES PERENCANAAN CONTOH JADWAL PRODUKSI


INDUK

b. Spesifikasi atau daftar bahan (bahan material dan suku cadang yang
diperlukan untuk menghasilkan suatu produk)
Merupakan daftar kuantitas komponen, bahan-bahan, dan bahan
material yang diperlukan untuk menciptakan suatu produk. Contohnya
adalah seperti, Resep Chef John di Buffalo Chicken Mac & Cheese
menetapkan bahan-bahan dan kuantitas-kuantitas, seperti halnya juga
Wheeled Coach memiliki penggambaran menyeluruh mengenai mobil
ambulans. Keduanya merupakan daftar bahan (meskipun kita sebut salah
satunya dengan resep dan cakupan mereka kadangkala berbeda-beda).

 Daftar Suku Cadang (Modular Bills)


Merupakan daftar bahan yang ditetapkan di seputar suku
cadang modul. Suku cadang bukan merupakan produk akhir yang
akan dijual, tetapi komponen yang dapat diproduksi dan dirakit
menjadi suatu unit barang. Mereka merupakan komponen utama
produk akhir atau pilihan produk.
 Daftar Perencanaan dan Daftar Bayangan (Phantom Bill)
Daftar Perencanaan (Planning Bill) dibuat untuk menugaskan
induk buatan atas daftar bahan. Daftar seperti ini digunakan
ketika :
1. Ingin mengelompokkan subperakitan sehingga sejumlah
barang yang harus dijadwalkan dapat dikurangi.
2. Ingin mengeluarkan peralatan pada departemen produksi.

Sebagai contohnya, menjadi tidak efisien untuk mengeluarkan


barang-barang yang tidak mahal, misalnya mesin cuci dan pasak
dengan tiap-tiap subperakitan yang banyak sekali sehingga kita
dapat menyebutnya dengan peralatan dan menghasilkan daftar
perencanaan (daftar ini menetapkan peralatan yang akan
dikeluarkan).

Daftar Bahan Bayangan (Phantom Bill of Material) adalah


daftar bahan bagi komponen biasanya subperakitan, yang hanya
terjadi sementara. Komponen seperti ini langsung masuk ke
perakitan lainnya dan tidak pernah disimpan. Contohnya, perakitan
poros transmisi dengan roda gigi dan bantalan yang ditempatkan
secara langsung pada transmisi.

 Pengodean Level Rendah (Low-Level Coding)


Berarti bahwa barang-barang akan diberikan kode pada
level terendah pada saat terjadinya atau bisa juga diartikan sebagai
angka yang mengidentifikasikan barang pada tingkat terendah yang
ada.

c. Ketersediaan Persediaan (apa yang merupakan stok perusahaan)


d. Pesanan pembelian yang beredar (apa yang terdapat dalam pesanan,
juga disebut sebagai penerimaan yang diharapkan)
e. Waktu tunggu (berapa lama waktu yang diperlukan untuk
memperoleh beraneka macam komponen)

Pembelian Pesanan yang Beredar

Ketika pembelian pesanan telah dijalankan, maka dibuat pencatatan


mengenai pemesanan tersebut dan tanggal pengiriman mereka yang telah
dijadwalkan harus tersedia bagi karyawan agian produksi.

Waktu Tunggu Atas Komponen

Waktu yang digunakan untuk memperoleh (berupa pembelian, produksi,


atau perakitan) suatu barang disebut dengan waktu tunggu. Waktu tunggu bagi
barang yang dipabrikasi terdiri atas waktu pindah, persiapan, dan perakitan atau
pengerjaan bagi tiap-tiap komponen. Untuk barang yang dibeli, maka waktu
tunggu meliputi waktu di antara pengakuan atas kebutuhan pesanan dan ketika
tersedia bagi produksi.

Struktur MRP

 Jadwal produksi induk


 Daftar bahan
 Catatan persediaan dan pembelian
 Catatan waktu tunggu atas tiap-tiap barang

Rencana kebutuhan kotor bahan material (gross material requirements plan)


adalah penggabungan jadwal produksi induk dengan jadwal berdasarkan pada
tahapan waktu tertentu.
Rencana kebutuhan bersih adalah hasil penyesuaian rencana kebutuhan bersih
untuk menyesuaikan persediaan yang dimiliki.
Manajemen MRP

Dinamika MRP

Ketegangan dalam sistem adalah seringnya terjadi perubahan pada sistem.

Terdapat dua perangkat yang sangat membantu ketika berusaha untuk


menurunkan ketegangan dalam sistem MRP:
1. Batasan-batasan waktu (time fences). Batasan waktu memungkinkan
adanya segmen dalam jadwal induk yang akan ditunjuk sebagai “tidak
dijadwalkan ulang”
2. Pengelompokkan (pegging). Pengelompokkan berarti menelusuri ke dalam
BOM berdasarkan pada komponen atas barang induk.

Keterbatasan dalam MRP

MRP akan menempatkan pekerjaan-pekerjaan ke dalam bucket tanpa


memerhatikan kapasitas. Konsekuensinya, MRP dipertimbangkan sebagai teknik
penjadwalan yang tidak ditentukan sebelumnya. Sebagai alternatif teknik lainnya,
adalah penjadwalannya telah ditentukan sebelumnya.

Teknik Pengukuran Lot

Sistem MRP merupakan cara yang sangat sesuai untuk menentukan jadwal
produksi dan kebutuhan bersih. Tetapi kebutuhan bersih memerlukan keputusan
mengenai berapa banyak yang harus dipesan. Keputusan ini dinamakan dengan
keputusan berukuran lot.

Cara untuk menetapkan ukuran lot dalam sistem MRP :

 Lot untuk Lot


Lot-untuk-lot (lot-for-lot) yang mana akan diproduksi sesuai
jumlah yang dibutuhkan. Keputusan ini sesuai dengan tujuan dari sistem
MRP, untuk memenuhi kebutuhan permintaan yang bergantung pada
faktor lain. Selain itu, sistem MRP dapat menghasilkan unit yang hanya
sesuai dengan kebutuhan, tidak ada penyimpanan keamanan dan tidak
perlu memiliki kepentingan pembelian lebih lanjut. Ketika pesanan
diterapkan secara bertahap dan teknik produksi yang tepat pada waktunya
diterapkan, maka teknik banyak untuk banyak akan menjadi sangat efisien.
Namun, jika biaya pemasangan menjadi signifikan, maka banyak untuk
banyak akan menjadi mahal. Contoh 4 menggunakan kriteria banyak
untuk banyak dan menentukan biaya atas permintaan untuk 10 minggu.
 Jumlah Pemesanan yang Ekonomis
EOQ dapat digunakan sebagai teknik lot untuk lot. EOQ lebih
disukai ketika terjadi permintaan yang tidak bergantung pada faktor
lainnya relatif konstan, bukan ketika kita mengetahui berapa jumlah
permintaan. EOQ adalah teknik statistik dengan menggunakan rata rata
(misalnya rata rata jumlah permintaan per tahun), meskipun prosedur MRP
mengasumsikan mengetahui permintaan (yang bergantung pada fator
lainnya). Manajer operasional dapat memperoleh keuntungan dari
informasi mengenai permintaan ketika hal ini dipahami, bukan
mengasumsikan jumlah permintaan yang konstan.
 Kuantitas Pesanan secara Berkala (Periodic Order Quantity)
Teknik ukuran lot yang melakukan order atas kuantitas yang
dibutuhkan selama periode yang telah ditetapkan sebelumnya antara
pemesanan. POQ adalah
kuantitas pesanan yang
mencaup permintaan
tertentu untuk interval
tersebut. Kuantitas tiap
pesanan adalah mengitung
kembali pada waktu merilis
pesanan, tidak pernah
menyisakan persediaan
lebih.

Ringkasan Ukuran Lot

Secara umum, pendekatan lot untuk lot diterapkan kapanpun biaya


pemasangan (setup cost) yang rendah dapay dicapai. Lot dapat dimodifikasi jika
diperlukan untuk penyisihan yang digunkan untuk barang yang rusak, kendala
proses (sebagai contoh : truk bermuatan bahan kimia hanya tersedia dalam ukuran
1 lot saja). Namun, peringatan harus diberitahuan sebelum modifikasi ukuran lot
karena modifikasi dapat menyebabkan penyimpangan yang besar atas kebutuhan
aktual pada level terendah dalam hierarki MRP. Ketika penyimpanan menjadi
signifikan dan permintaan cukup lancar, maka POQ atau bahkan EOQ akan
memberikan hasil yang memuaskan. Terlalu banyak memusatkan perhatian pada
ukuran lot akan memberikan hasil yang memuaskan. Terlalu banyak memusatkan
perhatian pada ukuran lot akan menghasilkan keakuratan yang salah karena MRP
dinamis. Ukuran lot yang tepat dapat ditentukan hanya setelah dilakukan,
berdasarkan pada apa yang sebenarnya terjadi dalam hal kebutuhan.

PERLUASAN DARI MRP

Perencanan Kebutuhan Material II (MRP II)

MRP II adalah suatu teknik yang sangat andal. Ketika perusahaan


menerapkan MRP, data kebutuhan dapat diperkaya dengan sumber daya lainnya
bukan hanya komponen saja. Ketika MRP digunakan dengan cara seperti ini,
sumber daya biasanya digantian dengan kebutuhan,, dan MRP menjadi MRP II.

Sistem MRP II merupakan program yang jarang berdiri sendiri. Sebagian


besar terikat dalam perangkat lunak komputer lainnya yang menyediakan data
bagi sistem MRP atau menerima data dari sistem MRP. Manajemen pembelian,
penentuan jadwal produksi, perencanaan kapasitas, persediaan, dan gudang adalah
beberapa contoh dari integrasi data tersebut.

Siklus Tertutup MRP

Perencanaan kebutuhan bahan material yang siklus tertutup menyiratkan


suatu sistem MRP yang memberikan umpan balik pada penjdwalan dari sistem
pengawasan persediaan. Secara spesifik, sistem MRP yang siklus tertutup (closed-
loop-system) menyediakan informasi pada rencana kapasitas, jadwal produksi
induk, dan akhirnya pada rencana produksi. Pada hakikatnya semua sistem MRP
yang komersial adalah siklus tertutup.
Perencanaan Kapasitas

Agar seiring dengan definisi dari MRP yang siklus tertutup, maka umpan
balik mengenai beban kerja diperoleh dari masing-masing pusat tugas. Laporan
beban (load reports) memperlihatkan kebutuhan sumber daya dalam suatu pusat
tugas untuk seluruh pekerjaan yang sedang ditetapkan pada pusat tugas, seluruh
pekerjaan yang direncanakan, dan pesanan yang diharapkan. Sistem MRP yang
siklusnya tertutup memungkinkan perencana produksi untuk memindahkan
pekerjaan antara periode waktu untuk melancarkan beban produksi atau sedikitnya
mengarahkannya masih di dalam kapasitas.

Taktik untuk melancarkan beban dan meminimalisasi dampak waktu


tunggu yang diubah meliputi sebagai berikut,

1. Saling tumpang tindih, akan mengurangi waktu tunggu, mengirimkan


bagian pada operasioanl yang kedua sebelum keseluruhan lot diselesaikan
pada operasional pertama.
2. Pembagian operasional mengarahkan lot pada 22 mesin yang berbeda
untuk kegiatan operasional yang sama. Hal ini mencakup pemasangan
tambahan tetapi menghasilkan waktu proses yang lebih pendek karena
hanya bagian dari lot yang diproses pada masing-masing mesin.
3. Pesanan atau pemisahan lot, meliputi pemecahan pesanan dan
menjalankan bagian darinya lebih awal (atau belakangan) dalam jadwal.

Gambar 14.7 merupakan bagian dari Perencanaan Kapasitas


Gambar 14.8 (a) menunjukan bahwa beban awal dalam pusat milling
melebihi kapasitas pada hari ke-2,3 dan 5. (b) Sistem MRP yang siklus
tertutup kemudian akan melakukan penjadwalan ulang seluruh barang
yang ada di dalam rencana kebutuhan bersih.

Contoh 7 memperlihatkanpenjadwalan kapasitas yang terperinci secara


ringkas dengan menggunakan pembagian pesanan (order spliting)untuk
meningkatkan pemanfaatan. Ketika beban kerja melebihi kapasitas pusat
tugas secara konsisten, taktik yang baru aja dibahas tidak memadai. Hal ini
berarti menambahkan kapasitas melalui karyawan, mesin, waktu lembur
atau subkontrak.
MRP dalam Industri Jasa

MRP dapat memberikan kontribusi yang besar pada kinerja operasional


dalam industri jasa ini. Contoh yang bisa diamati dari restoran, rumah sakit, dan
hotela:

1. Restoran, dalam restoran bahan makanan sampingan (roti, sayuran


dan bumbu) umumnya merupakan komponen bagi makanan.
Komponen-komponen ini bergantung pada permintaan atas
makanan. Makanan merupakan produk akhir dalam jadwal induk.
2. Rumah Sakit, MRP diterapkan di rumah sakit terutama saat
berhdapan dengan pembedahan yang memerlukan peralatan,
material, dan perlengkapan yang muthakir.
3. Hotel, Marriott mengembangkan daftar bahan dan daftar tenaga
kerja ketika dia merenovasi setiap ruangan kamarnya. Para manajer
di Marriott menggalakan BOM untuk menghitung kebutuhan untuk
bahan material, model dan dekorasi. MRP kemudian menyediakan
data kebutuhan bersih dan jadwal unruk dipergunakan oleh bagian
pembelian kontraktor.

Perencanaan Sumber Daya Distribusi (DRP)

Perencanaan sumber daya sistribusi adalah rencana penambahan stok


berdasarkan pada tahapan waktu bagi seluruh level rantai pasokan. Prosedur DRP
dan logikannya adalah sejalan dengan MRP, permintaan yang diharapkan menjadi
kebutuhan kotor. Kebutuhan bersih ditentukan dengan mengalokasikan persediaan
yang tersedia kepada kebutuhan kotor.

Prosedur DRP dimulai dengan meramalkan pada level pengecer.


Pemanfaatan DPR secara efektif memerlukan sistem informasi yang terintegrasi
untuk menyampaikan dengan cepat berapa jumlah rilis pesanan yang
direncanakan dari satu level ke level selanjutnya. Tujuan dari sistem DPR adalah
penambahan yang kecil dan sering dalam batasan pemesanan dan pengiriman
ekonomis.

Perencanaan Sumber Daya Perusahaan (ERP)

Perencanaan sumber daya perusahaan (enterprise resource planning)


adalah perangkat lunak yang memungkinkan perusahaan untuk
mengotomatisasikan dan mengintegrasikan banyak proses bisnis mereka,
membagikan basis data umum dan praktik bisnis ke seluruh perusahaan,
menghasilkan informasi secara real time.

Tujuan dari sistem ERP adalah untuk mengoordinasikan keseluruhan


bisnis perusahaan dari evaluasi pemasok hingga penagihan kepada konsumen.
Tujuan ini jarang dicapai namun sistem ERP merupakan payung sistem yang
dapat mengikat bersama berbagai jenis sistem yang tersentralisasi. Sistem ERP
juga mencakup:

- Perangkat lunak manajemen rantai pasokan untuk mendukung


komunikasi vendor yang muthakir, e-commerce dan aktivitas yang
diperlukan untuk pergudangan dan logistik yang efisien.
- Perangkat lunak manajemen hubungan dengan pelanggan untuk sisi
masuk dari bisnis . CRM di desain untuk menyokong analisis
penjualan sasarannya adalah sebagian besar konsumen yang
menguntungkan dan mengelola armada penjualan.
- Perangkat lunak berkesinambungan untuk mengikat secara bersama-
sama permasalahan berkelanjutan tenaga kerja dan memberikan secara
transparan mengenai permasalahan kesinambungan rantai pasokan
serta mengamati kepatuhan aktivitas kesehatan dan keselamatan,
pemanfaatan energi dan efisiensi dan lingkungan.

ERP dalam Sektor Jasa

Vendor ERP telah membuat serangkaian modul jasa untuk pasar, seperti
rumah sakit, pemerintah, toko eceran, dan jasa keuangan. Sebagai contoh, Sistem
Springer-Miller teah menciptakan sebuah paket ERP bagi pasar hotel dengana
piranti lunak yang menangani semua fungsi front office dan back office.
peopleSoft/Oracle menggabungkan ERP dengan manajemen rantai pasokan untuk
mengoordinasikan penyiapan makanan bagi perusahaan penerbanan. Dalam
industri toko bahan makanan, sistem rantai yang dikenal sistem respons konsumen
yang efisien. Seperti halnya pada industri manufaktur, ECR menggabungkan
penjualan dengan pembelian, persediaan, logistik, dan produksi.
Daftar Pustaka

Heizer, Jay dan Barry Render. 2014. Manajemen Operasi. Jakarta: Salemba
Empat.

Anda mungkin juga menyukai