“Strategi Layout”
Dosen Pengampu:
Dr. H. Susilo Toto Rahardjo, SE.,MT
MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2019
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang Masalah 1
1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Tujuan Penelitian 2
1.4 Manfaat Penelitian 2
BAB II PEMBAHASAN 3
2.1 Pentingnya Keputusan Layout 3
2.2 Jenis - Jenis Layout 4
2.3 Tata Ruang Kantor 7
2.4 Tata Ruang Toko Eceran 8
2.5 Tata Ruang Gudang dan Tempat Penyimpanan 10
2.6 Tata Ruang Posisi Tetap 11
2.7 Tata Ruang Berorientasi Proses 12
2.8 Sel-Sel Kerja 18
BAB III PENUTUP 23
3.1 Kesimpulan 23
3.2 Saran 23
DAFTAR PUSTAKA 25
ii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Puji syukur senantiasa kami panjatkan kepada ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang
telah mencurahkan segala karunia dan hidayah-nya dan tak lupa sholawat serta salam kami
haturkan kepada baginda Rasulullah SAW. sebagai pembawa rahmat bagi seluruh alam semesta
ini, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dari mata kuliah Manajemen Operasi ini
dengan baik dan tepat pada waktunya.
Makalah ini selain diperuntukkan dalam pemenuhan tugas Manajemen Operasional I,
juga berguna dalam memberikan pemahaman dan menambah pengetahuan kepada pembaca
tentang “Strategi Layout”.
Kami sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang tepat dari Ibu/Bapak guru dan pembaca.
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga saja makalah ini dapat bermanfaat bagi
kita semua. Terima Kasih.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Tim Penyusun,
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Pentingnya Keputusan Layout
2. Jenis - Jenis Layout
3. Tata Ruang Kantor
4. Tata Ruang Toko Eceran
5. Tata Ruang Gudang dan Tempat Penyimpanan
6. Tata Ruang Posisi Tetap
7. Tata Ruang Berorientasi Proses
8. Sel-Sel Kerja
1.3 TUJUAN
1. Pembaca dapat mengetahui yang dimaksud dengan tata letak atau layout.
2. Pembaca dapat mengetahui tujuan Tata Letak atau layout.
3. Pembaca dapat mengetahui yang dimaksud keputusan strategi tata letak atau
layout.
4. Pembaca dapat mengetahui konsep dasar layout.
5. Pembaca dapat mengetahui jenis jenis operasional.
6. Pembaca dapat mengetahui yang termasuk tipe tipe layout, prinsip dasar dan
manfaat tata letak atau layout.
1.4 MANFAAT
Manfaat dari makalah ini yaitu mahasiswa dapat mendapatkan pengetahuan dalam
bidang Manajemen Operasional I terutama pengetahuan tentang Strategi Layout, agar
dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari dan dunia kerja.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Lokasi menentukan prestasi, merupakan ungkapan yang cukup tepat untuk segala jenis
kegiatan, demikian pula untuk kegiatan bisnis di sektor barang maupun jasa. Dengan demikian
strategi lokasi adalah hal yang tidak dapat diabaikan oleh perusahaan. Banyak alasan yang
mendasarinya diantaranya sektor barang memerlukan lokasi untuk melakukan kegiatan
pembuatan produk barang tersebut atau tempat memproduksi (pabrik) sedangkan untuk sektor
jasa memerlukan tempat untuk dapat memberikan pelayanan bagi konsumen.
Hal tersebut dibuktikan dengan banyaknya pembangunan kawasan industri untuk ditawarkan
pada perusahaan yang akan membangun pabriknya maupun pembangunan pusat-pusat
perdagangan, kawasan perkantoran yang ditawarkan kepada para pengusaha jasa. Kegiatan
perekonomian di suatu tempat, wilayah, maupun negara ditandai dengan tumbuh berkembangnya
pusat-pusat niaga maupun industri yang berdiri dilokasi-lokasi yang sangat strategis. Kemajuan
suatu bangsa juga sangat tergantung dengan berdenyutnya perekonomian di wilayah negara yang
bersangkutan yang berarti ditentukan oleh banyak tidaknya lokasi-lokasi kegiatan operasional
bisnis.
2.1 Pentingnya Keputusan Layout
Tata ruang merupakan suatu keputusan yang penting karena menentukan efisiensi
dari sebuah operasi dalam jangka waktu yang panjang. Tata ruang juga dapat
menciptakan keunggulan kompetitif sehubungan dengan kapasitas ruang itu sendiri,
proses pelayanan, komunikasi antara pelayan dengan pelanggan serta citra dari
perusahaan. Suatu tata ruang yang efektif dapat membantu organisasi mencapai strategi
yang menunjang diferensiasi, biaya rendah dan respon yang cepat. Sebagai contohnya :
Benetton yang menerapkan strategi diferensiasi dengan menanamkan investasinya
dalam layout gudang yang menghasilkan sistem pengiriman dan penyortiran yang
cepat dan akurat pada 5000 toko yang dimilikinya.
Layout toko Walmart yang menerapkan strategi biaya rendah pada teknik
pergudangan serta layout nya
Layout kantor Hallmark yang menerapkan strategi pengembangan dengan penciptaan
sel-sel dalam ruang kerja mereka.
3
Dalam mendesain tata ruang atau layout ada beberapa hal yang perlu diperhatikan,
diantaranya :
Pemanfaatan ruang, peralatan serta sumber daya manusia perusahaan tersebut
Aliran informasi, bahan serta orang yang dipekerjakan
Moral karyawan yang semsestinya baik dan lingkungan kerja yang aman
Interaksi dengan pelanggan
Fleksibilitas tempat tersebut.
Semakin berkembangnya waktu, desain tata ruang juga harus beubah, maka dari
itu peralatan yang digunakan untuk desain ruang tersebut haruslah sesuatu yang mudah
dapat dipindah, kecil, serta fleksibel. Sebagai contohnya; meja kantor, rak di gudang,
rak di yang dibuat di pabrik sehingga tinggal dipasang.
Untuk mengatasi perubahan model produk tersebut yang masih dalam tingkat
produksi yang memadai maka manajer operasi harus memberikan fleksibilitas dalam
desain tata letak. Untuk mendapatkan fleksibilits tata ruang, maka manajer perlu melatih
karyawan untuk merawat peralatan, investasi tetap rendah, menempatkan sel kerja
secara berdekatan dan menggunakan peralatan yang kecil agar mudah dipindahkan.
2.2 Jenis – Jenis Layout
Penentuan mengenai tata ruang meliputi penempatan pada tempat yang terbaik,
seperti mesin-mesin di bidang produksi, layout kantor dan penempatan meja di bidang
perkantoran, pusat layanan di bidang rumah sakit atau pasar swalayan. Tata ruang yang
efektif memungkinan kemudahan dalam distribusi material, mudah dijangkau orang-
orang serta informasi yang memadai dalam area tersebut. Jenis-jenis layout tersebut di
antaranya :
1) Tata Letak Kantor
Adalah cara mengelompokkan pekerja, perlengkapan pekerja, dan ruang
dengan mempertimbangkan kenyamanan, keamanan, dan pergerakan informasi.
Hal yang membedakan antar layout kantor dan pabrik adalah pada kepentingan
informasi. Tata letak dan fungsi kantor terus berubah akibat perubahan teknologi.
Walaupun begitu, analisis tata letak kantor masih memerlukan pendekatan
berbasis tugas, korespondensi lewat kertas, kontrak, dokumen hukum, dokumen
4
klien, naskah cetak, gambar, dan desain masih memegang peraan besar di banyak
kantor.
2) Tata Letak Eceran atau Grosir
Merupakan sebuah pendekatan yang berkaitan dengan aliran pengalokasian
ruang dan merespon pada perilaku konsumen. Layout ini didasarkan pada ide
bahwa penjualan dan keuntungan bervariasi kepada produk yang menarik
perhatian konsumen.
3) Tata Ruang Gudang
Storage atau warehouse atau inventory adalah gudang penyimpanan untuk
tempat menyimpan material baik bahan baku, barang setengah jadi maupun
barang jadi yang siap dikirim ke pelanggan. Tata ruang ini berusaha
menyeimbangkan antara biaya gudang dengan material yang dikeluarkan berbiaya
rendah.
4) Tata Ruang Posisi Tetap
Pada tata letak ini, proyek tetap berada di satu tempat, sementara para
pekerja dan peralatan datang ke tempat tersebut. Contoh jenis proyek seperti ini
adalah proyek pembuatan kapal, jalan laying, jembatan, rumah dan meja operasi
di ruang operasi rumah sakit.
Karena permasalahan tata letak dengan posisi tetap sulit dipecahkan di
lokasi, strategi alternatif yang ada adalah melengkapi proyeknya sedapat mungkin
di luar lokasi atau berubah menjadi strategi yang lebih berorientasi pada produk.
5) Tata Ruang Berorientasi Proses
Tata letak yang berorientasi pada proses (process-oriented layout) dapat
menangani beragam barang atau jasa secara bersamaan. Ini merupakan cara
tradisional untuk mendukung sebuah strategi diferensiasi produk. Tata letak ini
paling efisien di saat produk yang memiliki persyaratan berbeda, atau di saat
penanganan pelanggan, pasien atau klien dengan kebutuhan yang berbeda. Tata
letak yang berorientasi pada proses biasanya memiliki strategi volume rendah
dengan variasi tinggi.
5
6) Tata Ruang Sel Kerja
Pengaturan sel kerja digunakan di saat volume memerlukan pengaturan
khusus mesin dan peralatan. Dalam lingkungan manufaktur, teknologi kelompok
mengidentifikasi produk yang memiliki karakteristik sama dan kemungkinkan
tidak hanya batch tertentu (sebagai contoh, beberapa unit dari produk yang sama)
tetapi juga sekumpulan batch, untuk diproses dalam sel kerja tertentu.
7) Tata Ruang Berorientasi pada Produk
Tata letak yang berorientasi pada produk disusun di sekeliling produk atau
keluarga produk yang sama yang memiliki volume tinggi dan bervariasi rendah.
Produksi yang berulang dan kontinu, menggunakan tata letak produk.
6
2.3 Tata Ruang Kantor
Tata ruang kantor (office layout) memerlukan pengelompokkan pekerja,
perlengkapan pekerja, dan ruang denganmempertimbangkan kenyamanan, keamanan,
dan pergerakan informasi. Ciri khas utama tata ruang kantor adalah perhatian utamanya
pada aliran informasi. Tata ruang kantor berada dalam aliran konstan sering dengan
perubahan teknologi yang melanda masyarakat mengubah cara kerja kantor.
Kendati gerakan informasi makin bersifat eletronis, analisis tata ruang kantor
masih memerlukan suatu pendekatan yang dilandasi oleh tugas. Dengan demikian
manajer menguji baik pola komunikasi elektronis maupun konvensional, memisahkan
kebutuhan-kebutuhan, dan kondisi lain yang mempengaruhi efektivitas. Cara
penyelesaian layout kantor adalah menggunakan analisa diagram hubungan
(relationship chart).
Diagram yang disiapkan untuk sebuah kantor desainer produk menyatakan kepala
bidang pemasaran haruslah (1) Dekat dengan wilayah desainer, (2) Kurang dekat
dengan sekretaris pusat, (3) Tidak dekat sama sekali dengan ruang fotokopi atau
departemen keuangan.
Pada sisi lain, beberapa pertimbangan tata ruang bersifat universal (kebanyakan di
antaranya dapat diterapkan pada pabrik dan demikian pula dengan kantor. Semuanya itu
berkaitan dengan kondisi kerja, kerja tim, otoritas, dan status. Jika kantor-kantor
menjadi pribadi atau kubikel terbuka, memiliki rak data yang rendah guna mempercepat
komunikasi informal atau rak tinggi guna mengurangi kebisingan dan memberikan
sumbangsih bagi privasi).
Ruang kerja dapat memberikan inspirasi perjumpaan informal dan produktif jika
ia menyeimbangkan tiga aspek fisik dan sosial :
1) Proksimitas : Ruang hendaknya secara alami menyatukan manusia.
2) Privasi : Orang hendaknya sanggup mengendalikan akses pada pembicaraan
mereka.
3) Izin : Budaya hendaknya memberikan sinyal bahwa interaksi bukan terkait
pekerjaan dianjurkan.
Pada layout ini ada dua kecenderungan yang perlu diperhatikan. Pertama,
teknologi seperti telepon seluler, pager, fax, internet, laptop PDA menyebabkan layout
7
perkantoran menjadi makin fleksibel dengan memindahkan informasi secara elektronik.
Kedua, perusahaan modern menciptakan kebutuhan dinamis akan ruang dan jasa.Kedua
macam kecenderungan ini mengakibatkan kebutuhan karyawan lebih sedikit berada di
kantor.
2.4 Tata Ruang Toko Eceran
Merupakan sebuah pendekatan yang berkaitan dengan aliran pengalokasian ruang
dan merespon pada perilaku konsumen. Layout ini didasarkan pada ide bahwa penjualan
dan keuntungan bervariasi kepada produk yang menarik perhatian konsumen. Sehingga
banyak manajer retail mencoba untuk mempertontonkan produk yang mereka jual
kepada konsumen sebanyak mungkin.
Penelitian membuktikan bahwa semakin besar produk terlihat oleh konsumen
maka penjualan akan semakin tinggi dan tingkat pengembalian investasi semakin tinggi.
Untuk itu manajer operasional perusahaan retail dapat melakukan pengubahan
pengaturan toko secara keseluruhan atau alokasi tempat bagi beragam produk dalam
toko. Ada lima ide yang dapat dimanfaatkan dalam pengaturan toko yaitu:
1) Tempatkan barang-barang yang sering dibeli di sekitar batas luar toko.
2) Gunakan lokasi yang strategis untuk produk yang menarik dan mempunyai nilai
keuntungan besar seperti kosmetika, asesories.
3) Distribusikan “produk kuat” yaitu yang menjadi alasan utama para pengunjung
berbelanja pada kedua sisi lorong dan letakkan secara tersebar untuk bisa dilihat
lebih banyak konsumen.
4) Gunakan lokasi ujung lorong karena memiliki tingkat pertontonan yang tinggi.
5) Sampaikan misi toko dengan memilih posisi yang menjadi penghentian pertama
bagi konsumen.
8
Servicescape
Tujuan utama dari layout ini adalah “memaksimalkan keuntungan luas lantai per
kaki persegi”. Disamping itu ada juga konsep yang masih diperdebatkan yaitu Biaya
Penempatan (Slotting Fees) yaitu biaya yang dibayar produsen untuk menempatkan
produk mereka pada rak di rantai retail atau supermarket. Disamping itu ada juga
pertimbangan-pertimbangan lain yang disebut dengan “servicescapes” yang terdiri dari
tiga elemen yaitu :
1) Kondisi yang berkenaan dengan lingkungan, yaitu karakteristik latar belakang
seperti tingkat kebisingan, musik, pencahayaan, suhu, dan aroma.
2) Tata letak yang luas dan mempunyai fungsi, meliputi rencana bagian penerimaan
tamu, sirkulasi jalan karyawan dan pelanggan, dan titik fokus.
3) Tanda-tanda, simbol dan patung yang merupakan karakteristik desain bangunan
yang memiliki arti sosial.
Contoh bagi masing-masing elemen servicescapes adalah sebagai berikut :
Kondisi ambien : Restoran fine dinning dengan taplak menaj linen dan suasana
diterangi nyala lilin: Mrs. Fields Cookie, bau roti memenuhi pusat perbelanjaan,
kursi kulit di Starbucks.
Tata ruang/fungsionalitas : Kroger punya jendela panjang dan rak tinggi. Best
Buy dengan jendela tengah yang besar.
Tanda, simbol, dan artefak : Walmart menyambut di pintu. Dinidng Hard Rock
Cafe yang terdapat gambar gitar. Disney Land di pintu masuknya nampak seperti
kampung halaman surga.
Servicescape adalah sebuah konsep yang dikembangkan oleh Booming dan Bitner
untuk menekankan dampak lingkungan fisik di mana suatu proses pelayanan
berlangsung. Jika Anda mencoba untuk menggambarkan perbedaan pelanggan ditemui
ketika memasuki cabang mengatakan seperti McDonald’s dibandingkan dengan restoran
keluarga kecil, konsep servicescapes mungkin terbukti bermanfaat. Booming dan Bitner
menetapkan servicescape sebagai “lingkungan dimana layanan ini berkumpul dan di
mana penjual dan pelanggan berinteraksi, dikombinasikan dengan komoditas nyata
bahwa kinerja atau memfasilitasi komunikasi layanan”.
9
Servicescape mungkin bisa disamakan dengan ‘pemandangan’. Hal ini termasuk
fasilitas eksterior (landscape, desain eksterior, signage, parkir, sekitar lingkungan) dan
fasilitas interior (interior desain dan dekorasi, peralatan, signage, tata letak, kualitas
udara, suhu dan suasana). Servicescape bersama dengan bukti fisik lainnya seperti kartu
nama, alat tulis, laporan penagihan, laporan, karyawan gaun, seragam, brosur, halaman
web dan bentuk servicescape virtual yang ‘bukti fisik’ dalam pemasaran jasa.
2.5 Tata Ruang Gudang dan Tempat Penyimpanan
Tata ruang gudang adalah suatu desain yang bertujuan menemukan titik optimal
antara biaya penanganan bahan (biaya yang berkaitan dengan transportasi, material
masuk, penyimpanan, dan tranformasi bahan keluar untuk dimasukkan ke dalam
gudang) dan biaya-biaya lain yang berkaitan dengan luas ruang dalam gudang.
Jadi, tugas manajer di sini adalah memaksimalkan pemanfaatan volume penuh
suatu gudang dengan biaya perawatan material rendah, tetapi juga meminimalkan
kerusakan bahan dalam gudang. Hal-hal yang dapat dilakukan dalam perencanaan
gudang yaitu:
1) Memaksimalkan penggunaan peralatan
2) Memaksimalkan penggunaan tenaga kerja
3) Memaksimalkan kemudahan dalam penerimaan dan pengiriman material
4) Memaksimalkan perlindungan terhadap material
Docking Silang (cross-docking)
Menghindari menempatkan material atau pasokan di gudang melalui
pemrosesannya saat diterima, yang berarti gudang hanya sebagai tempat untuk
memindahkan barang dari truk secara sementara tanpa disimpan di gudang. Sehingga
tidak ada penyimpanan barang atau zero inventory. Gudang ini tidak memerlukan
tempat yang luas.
Hal yang perlu dipertimbangkan dalam pelaksanan cross docking diantaranya yaitu :
1) Waktu pengiriman
Waktu kedatangan kendaraan pengiriman harus diatur dan dijadwalkan secara
baik supaya tidak bertabrakan dari supplier satu dengan supplier lain, sehingga
harus ada koordinasi yang baik oleh bagian gudang dengan supplier.
10
2) Keterbatasan Ruang
Karena dalam cross docking luas gudang cukup terbatas, manajer harus
memanfaatkan ruang tersebut sebaik mungkin dengan melakukan penjadwalan
barang yang masuk dan keluar dalam gudang.
3) Mechanical Handling Equipment (MHE)
Jumlah dan jenis MHE atau peralatan yang digunakan untuk proses handling
(material/barang) akan membantu efisiensi waktu dalam cross docking ini.
11
Permasalahan yang sering terjadi dalam penyetokan acak yaitu :
1) Terbatasnya tempat pada semua lokasi produksi
2) Setiap tahapan berbeda pada proses membutuhkan bahan yang berbeda
3) Volume bahan yang dibutuhkan bersifat dinamis sesuai perkembangan proyek.
2.7 Tata Ruang Berorientasi Proses
Tata Ruang berorientasi proses merupakan suatu tata ruang yang menangani
volume kecil, serta produk dengan keragaman tinggi, seperti mesin dan peralatan
dikelompokkan bersama. Suatu tata ruang berorientasi pada proses (proses-oriented
layout) dapat secara bersamaan menangani keragaman besar produk atau jasa.
Ini adalah cara tradisional dalam mendukung suatu stategi diferensiasi produk.
Membuat lebih efisien perusahaan akan mudah dalam menangani klien dengan
kebutuhan yang berbeda. Dalam suasana kerja ini, masing-masing produk atau
sekelompok kecil mengalami serangkaian proses yang berbeda.
Sebuah produk pesanan kecil diproduksi dengan menggerakkan dari satu
departemen ke departemen lainnya dengan urutan yang diperlukan bagi produk itu.
Contoh tata ruang berorientasi proses yang baik adalah rumah sakit atau klinik.
12
Keuntungan adanya tata ruang berorientasi proses adalah adanya fleksibilitas
dalam hal perlengkapan dan pengaturan tenaga kerja. Sebagai contoh rusaknya salah
satu mesin tidak akan menghetikan keseluruhan proses, pekerjaan dapat dialihkan pada
mesin lainnya dalam depatemen tersebut. Tata ruang berorientasi proses juga baik
dalam penanganan pabrikasi suku-suku cadang dalam batch kecil atau lot pekerjaan
(jobs lotas) serta bagi produksi suku cadang salam ukuran dan bentuk yang beragam.
Kekurangan dari tata ruang berorientasi proses berasal dari tujuan umum
penggunaan peralatan. Pesanan memerlukan lebih banyak waktu untuk bergerak
disepanjang sistem karena penyusunan perubahan jadwal dan penanganan material yang
unik. Sebagai tambahan kegunaan perlengkapan umum memerlukan kemampuan kerja
yang tinggi. Kemampuan kerja yang tinggi juga memerlukan tingkat pelatihan dan
pengalaman yang tinggi, dan tingkat kerja ini meningkatkan investasi dalam bentuk
modal.
Dalam merancang tata ruang, taktik yang paling umum adalah menata
departemen-depatemen atau pusat kerja sehingga meminimalkan biaya penanganan
material. Biaya penanganan material dalam hal ini bergantung pada :
1. Jumlah muatan (orang) yang dipindahkan antar dua departemen pada periode
waktu tertentu.
2. Biaya terkait jarak dalam memindahkan mutan (orang) antar depatemen.
Biaya diasumsikan sebagai suatu fungsi jarak antar departemen. Sehingga dapat
dirumuskan sebagai berikut :
Keterangan:
n : Jumlah total pusat kerja atau departemen
i,j : Departemen individual
Xij : Jumlah muatan yang dipindahkan dari departemen i ke departemen j
Cij : Biaya pemindahan muatan dari departemen i ke depatemen j
Fasilitas berorientasi proses (tata ruang posisi tetap) mencoba meminimalisasi
muatan, atau perjaanan, dikalikan dengan biaya yang terkait dengan jarak. Istilah Cij
mengkombinasikan jarak dan biaya lain kedalam satu faktor. Dengan demikian dapat
13
diasumsikan bahwa kesulitan perpindahan adalah sama, selain itu pemungutan dan
pengambilan biaya juga bersifat konstan.
Contoh :
Manajemen Perusahaan Walters ingin mengatur enam departemen dalam pabriknya
sedemikian rupa sehingga meminimalkan biaya penanganan bahan antar-departemen.
Mereka membuat asumsi awal (untuk menyederhanakan masalah) bahwa setiap
departemen berukuran 20x30 kaki dan panjang serta lebar gedung adalah 60 kaki dan 40
kaki. Prosedur tata letak proses mengikuti langkah-langkah berikut :
Langkah 1 : Membuat matriks “dari-ke” menunjukkan alur suku cadang atau material
dari departemen ke departemen lain.
14
Langkah 3 : Membangun sebuah diagram skematis awal yang menunjukkan urutan
departemen yang harus dilalui oleh komponen. Cobalah untuk meletakkan departemen
dengan aliran bahan atau komponen yang berat berurutan satu sama lain.
100
20 10 20
100
50
Peneri Penguj
50 Pengiri
maan ian (6)
man
(4 )
(5)
15
terletak diagonal, seperti departemen 2 dan 4, diperlakukan sebagai bersebelahan. Biaya
total untuk tata letak yang ditunjukkan dalam Gambar C adalah:
Biaya = $50 + $200 + $40 +$30 + $50 + $10 + $40 + $100 + $50
= $570
Langkah 5: Dengan metode uji dan ralat (atau dengan pendekatan program komputer
yang canggih yang dibahas selanjutnya), cobalah untuk memperbaiki tata letak yang
digambarkan dalam Gambar untuk menetapkan pengaturan departemen yang cukup
baik.
Dengan melihat pada aliran grafik dan perhitungan biaya, dapat dilihat bahwa
menempatkan departemen 1 dan 3 lebih dekat terlihat lebih menguntungkan. Mereka
sebelumnya tidak berdekatan, dan aliran volume yang tinggi menyebabkan adanya
pengeluaran penanganan yang besar. Dengan melihat kembali situasi, harus diuji efek
dan pemindahan departemen yang mungkin malah meningkatkan (dan bukan
menurunkan) biaya keseluruhan. Satu kemungkinan yang ada adalah menukar
departemen 1 dan 2. Pertukaran menenyebabkan grafik aliran antar-departemen yang
kedua, yang menunjukkan pengurangan biaya hingga $480, dan penghematan
penanganan bahan $590.
30
10
50
20 20 100
Langkah 6: Menyiapkan rencana detail untuk mengatur departemen agar sesuai dengan
bentuk bangunan dan wilayah yang tidak dapat dipindahkan (seperti pemuatan, toilet
dan tangga). Sering kali langkah mi meliputi proses untuk memastikan bahwa rencana
akhir dapat dipenuhi oleh sistem listrik, beban lantai, estetika, dan faktor lainnya.
17
memerlukan partisipasi pengguna. Kemudian , sebagian besar hanya mengklaim untuk
menghasilkan pemecahan yang “baik” bukan “optimal”.
2.8 Sel-Sel Kerja
Suatu sel kerja (work cell) mengorganisasi ulang manusia dan mesin yang
biasanya tersebar dalam departemen menjadi suatu kelompok sehingga semuanya dapat
dipusatkan guna menghasilkan suatu produk terkait. Penataan kerja seluler
dipergunakan tatkala volume memungkinkan penataan khusus bagi mesi dan
pelengkapan. Sel-sel kerja ini dikonfigurasi ulang sewaktu rancang produk mengalami
perubahan atau volumenya mengalami fluktuasi. Keutungan sel-sel kerja adalah sebagai
berikut:
1) Mengurangi persediaaan kerja proses karana sel kerja dirancang untuk
menghasilkan arus tunggal dari mesin ke mesin.
2) Ruang yang dibutuhkan lebih sedikit karena berkurangnya persediaan bahan
setengah jadi yang diperlukan di antara mesin.
3) Mengurangi persediaan bahan baku dan barang jadi karena lebih sedikit kerja
proses memungkinkan gerakan lebih cepat bagi bahan melalui sel kerja
4) Mengurangi biaya tenaga kerja langsung karena adanya peningkatan komunikasi
antar pekerja, aliran bahan yang lebih baik, dan penjadwalan yang lebih baik.
5) Meningkatkan partisipasi karyawan dalam organisasi dan produk karena
karyawan dapat menerima tanggung jawab yang lebih dan kualitas produk yang
dikaitkan secara Iangsung kepada mereka dan sel kerja mereka.
6) Meningkatkan penggunaan peralatan dan mesin karena adanya penjadwalan yang
lebih baik dan aliran bahan yang lebih cepat.
7) Mengurangi modal pada mesin dan peralatan karena tingkat pemanfaatan fasilitas
yang baik mengurangi jumlah mesin dan jumlah peralatan dan perangkat.
18
Pengujian (poka-yoke) pada masing-masing pemberhentian sel.
Kedua, menentukan jumlah operator yang diperlukan. Hal ini memerlukan pembagian
waktu operasi total dalam sel kerja dalam waktu takt.
Jumlah pekerja dibutuhkan = Jumlah waktu operasi total yang diperlukan/ Waktu takt.
Contoh :
19
SOLUSI waktu takt = (8 jam x 60 menit/600 unit = 480/600 = 8 menit = 48 detik
= (50+45+10+20+15)/48
= 140/48 = 2,92
60
50
40
Diperluka (detik)
Waktu standar
30
20
10
0
Perakitan Pengecetan Pengujian Pelebelan pengamasan
bagi
pengiriman
Operasi
WAWASAN Guna menghasilkan satu unit setiap 48 detik akan memerlukan 2,92
orang. Dengan tiga operator sel kerja akan menghasilkan setiap unit masing-masing
selama 46,67 detik dan 617 unit setiap harinya (480 menit tersedia x 60 detik 46,67
detik bagi masing-masing unit = 617).
Bagan keseimbangan kerja (seperti yang ada pada contoh 2) juga tersedia guna
mengevaluasi waktu-waktu operasi sel-sel kerja. Beberapa pertimbangan hendaknya
diberikan guna menentukan operasi yang menimbulkan kemacetan. Operasi yang
menimbulkan kemacetan menghambat aliran melalui sel-sel kerja.ketidak seimbangan
dalam operasi kerja jarang sekali menjadi isu jika operasinya bersifat manual,
20
sebagaimana anggota-anggota sel melalui definisi adalah bagian tim yang mengikuti
pelatihan silang.
Sebagai konsekuensinya, fleksibilitan inheren sel-sel khususnya mengatasi
ketidak seimbangan kecil di dalam suatu sel. Kendati demikian, jika ketidak
seimbangannya berupa kendala dalam hal mesin, suatu penyesuaian dalam hal mesin,
proses, atau operasi barangkali diperlukan. Dalam kondisi seperti itu, penggunaan
analisis lini perakitan tradisional.
Keberhasilan sel kerja tidak hanya terbatas pada manufakturing. Kansas city
hallmark, yang menguasai lebih dari separuh pangsa pasar kartu ucapan selamat
Aamerika Serikat dan menghasilkan sekitar 40.000 jenis kartu berbeda, telah merombak
kantor-kantornya menjadi desain sel. Pada masa lalu, karyawan kreatifnya akan
membutuhkan waktu 2 tahun guna menciptakan suatu kartu baru.
Keputusan Hallmark guna menciptakan sel-sel kerja terdiri atas seniman, penulis,
litografer, merchandiser, dan akuntan, semuanya berlokasi di area yang sama, telah
menghasilkan persiapan kartu dalam waktu lebih singkat ketimbang tata ruang lama.
Sel-sel kerja juga menghasilkan perfoma lebih tinggi dan layana lebih baik bagi bagian
donor darah Palang Merah Amerika.
21
perakitan guna memenuhi perubahan permintaan produksi. Sebagai dampaknya "tata
ruang" berubah beberapa kali setiap harinya.
Istilah pabrik terpusat juga mengacu pada fasilitas-fasilitas yang berpusat selain
dari pada linu produk atau tata ruang. Sebagai contoh, fasilitas dapat memusatkan
perhatian pada kompetensi inti mereka, seperti biaya rendah, kualitas, pengenalan
produk baru, atau fleksibilitas.
Fasilitas-fasilitas terpusat, baik pada manufakturing maupun jasa nampaknya
adalah kemampuan tetap selaras dengan pelanggan mereka, menghasilkan produk
berkualitas, dan beroperasi pada margin lebih tinggi. Ini adalah benar apakah mereka
manufaktur kendaraan seperti Toyota; restoran seperti MC Donald's dan Burger King,
atau rumah sakit seperti Arnold Palmer.
22
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Definisi tata letak secara umum adalah susunan fasilitas fasilitas produksi untuk
memperoleh efisiensi pada suatu produksi. Perancangan tata letak meliputi pengaturan
tata letak fasilitas-fasilitas operasi dengan memanfaatkan area yang tersedia untuk
penempatan mesin-mesin, bahan-bahan, perlengkapan untuk operasi, personalia dan
semua peralatan serta fasilitas yang digunakan dalam proses produksi.
Tujuan perancangan tata letak fasilitas diantaranya adalah memanfaatkan area
yang ada, pendayagunaan pemakaian mesin, tenaga kerja, dan fasilitas produksi lebih
besar, meminimumkan material handling, mengurangi waktu tunggu dan mengurangi
kemacetan dan kesimpangsiuran, memberikan jaminan keamanan, keselamatan, dan
kenyamanan bagi tenaga kerja., mempersingkat proses manufaktur, mengurangi
persediaan setengah jadi, mempermudah aktivitas supervise.
Jenis-jenis Rancangan Tata Letak meliputi tata letak menurut barang (Product
Layout, tata letak enurut pekerjaan (Process Layout), tata letak tetap (Fixed Position
Layout), Tataletak Gabungan (Combination Layout), tata Letak Gudang (Warehouse
Layout), Tata Letak Kantor (Office Layout).
3.2 Saran
Dalam menentukan tata letak, sebaiknya memperhatikan langkah-langkah berikut :
1) Definisikan tujuan tata letak, dalam hal ini bisa berupa produk apa yang akan
dibuat dan berapa banyak.
2) Memonitor jalannya pabrik dan mengevaluasi tata letak yang dioperasikan.
3) Melakukan Optimasi Tata Letak. Optimasi tata letak diantara yang paling
banyak diperhatikan ada dua yakni;
Minimasi ongkos penanganan material pada tata letak proses (job shop)
Maksimasi efektifitas operator dengan penyeimbangan lintas (line
balancing) pada tata letak lintas produksi.
4) Memilih alternatif terbaik berdasarkan tujuan-tujuan tata letak.
5) Spesifikasikan aktifitas premier yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan
diatas, seperti aktifitas produksi yang meliputi identifikasi proses produksi,
23
mesin-mesin yang terlibat, jumlah mesin dan tenaga kerja pelaksana, kapasitas
produksi, kebutuhan gudang bahan baku dan barang jadi, dan aspek perawatan
mesin serta penanganan material.
6) Spesifikasikan aktifitas sekunder yang mendukung aktifitas premier, seperti
parkir, kantor, ibadah/masjid, kantin, klinik , pengolah limbah/sampah, sarana
olahraga, satuan pengamanan, dan jalan – jalan kendaraan dilingkungan pabrik
serta taman – taman.
24
DAFTAR PUSTAKA
Heizer, Jay dan Barry Render. 2009. Manajemen Operasi. Jakarta : Salemba Empat.
http://ermamuftia.blogspot.com/2016/02/strategi-tata-letak.html
http://makalahmahmudah.blogspot.com/2015/05/makalah-strategi-tata-letak-manajemen.html
https://www.academia.edu/9256962/manajemen_operasi_TATA_LETAK_
https://www.ilmu-ekonomi-id.com/2017/07/pengertian-proses-dan-tipe-tipe-cross-docking.html
25