(2007;450) dikatakan bahwa “ tata letak (layout) merupakan satu keptusan penting
yang menentukan efisiensi sebuah operasi dalam jangka panjang “.
3. Adapun pengertian plant lay out itu sendiri menurut eddy harjanto (2003;36)
dikatakan bahwa “ perancanan tata letak mencakup desain atau konfigurasi dari
bagian-bagian, pusat kerja dan peralatan yang membentuk proses perubahan dari
bahan mentah menjadi bahan jadi.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa plant layout yaitu merupakan suatu
keputusan yang menyangkut penyusunan fasilitas operasi secara teratur dan efisien
yang mencakup desainn atau konfigurasi dari bagian-bagian pusat kerja dan peralatan
yang mengacu pada proses produksi (input-proses-output), baik yang ada didalam
bangunan ataupun diluar sehingga kegiatan operasi berjalan dengan lancar.
Menurut barry render dan jay heizer (2001;272) bahwa layout yang efektif dapat
memebantu perusahaan dalam mencapai hal-hal berikut:
Mengingat pentingnya faktor layout didalam sebuah pabrik, maka perancanaan layout
harus dilakukan dengan baik sehingga dapat memenuhi kebuthan perusahaan untuk
tetap bersaing.
1. Biaya untuk konstruksi dan instalasi baik untuk bangunan mesin maupun fasilitas
produksi lainnya.
Secara spesifik lagi suatu tata letak yang baik akan dapat memberikan keuntungan-
keuntungan dalam sistem produksi, yaitu antara lain sebagai berikut:
5. Pendaya guna yang lebih besar dari pemakaian mesin, tenaga kerja, dan atau
fasilitas produksi lainnya.
2. Urutan produksinya. Faktor ini penting terutama bagi product layout. Karena
product layout penyusunannya didasarkan pada urutan-urutan produksinya
(operation sequence).
3. Kebutuhan akan ruang yang cukup luas (special requirement). Dalam hal ini
diperhatikan luas ruangan pabrik.
7. Minimum movement. Dengan gerak yang sedikit, maka biayanya (cost) akan
lebih rendah.
8. Aliran (flow) dari material. Flow ini dapat digambarkan, yaitu merupakan arus
yang harus diikuti oleh produknya pada waktu dibuat, gambar mana yang sangat
penting bagi perencanaan lantai, atau ruangan pabrik (floor plan).
9. Employee area; tempat kerja buruh pabrik harus cukup luas, sehingga tidak
mengganggu keselamatan dan kesehatannya serta kelancaran produksinya.
10. Service area (seperti cafeteria, toilet, tempat istirahat, tempat parkir mobil, dan
sebagainya). Service area diatur sedemikian rupa sehingga dekat denga tempat kerja
dimana sangat dibutuhkan.
11. Waiting area; yaitu untuk mencapai flow material yang optimum, maka harus
diperhatikan tempat-tempat dimana kita harus menyimpan barang-barang disaat
menunggu proses selanjutnya.
12. Plant climate, udara dalam pabrik harus diatur, yaitu harus sesuai dengan keadaan
produk dan buruh, jangan terlalu panas, jangan terlalu dingin, dan juga jangan
merusak kesehatan buruh.
Plant lay out adalah fase yang termasuk dalam design dari suatu sistem
produksi. Tujuan daripada lay out adalah untuk memperkembangkan sistem produksi
sehingga dapat mencapai kebutuhan kapasitas dan kwalitas dengan rencana yang
paling ekonomis.
Lay out yang baik dapat diartikan sebagai penyusunan yang teratur dan
effisien semua fasilitas-fasilitas pabrik dan buruh yang ada dalam pabrik. Plant lay
out yang baik dapat membantu kita dalam produksi, dimana dengan penempatan
fasilitas yang baik maka material handling dan material movement dapat ditekan
sedikit mungkin sehingga menurunkan cost yang berarti perusahaan lebih efisien.
Oleh karena itu, ada 2 pola lay out yang utama, yaitu :
2. Pengaturan suara
Tujuan dari pada pengendalian suara atau bunyi di samping untuk menghemat
uang yang dikeluarkan untuk pengaturan ini adalah untuk menjaga agar pendengaran
buruh / pekerja tetap baik.
Salah satu sistem yang penting dalam hal ini adalah air conditioning (AC).
1. AC (Air Conditioning)
AC tidak mendinginkan udara tapi dengan suatu sistem juga digunakan untuk
mengontrol temperatur, kelembaban udara dan kebersihannya.
2. Pemanasan (Heating)