Anda di halaman 1dari 48

SISTEM PRODUKSI

PENJADWALAN

MODUL 12 MANAJEMEN INDUSTRI


Dr. Sally CAHYATI
DEFINISI PENJADWALAN
 Pengaturan waktu dari suatu kegiatan operasi,
yang mencakup kegiatan mengalokasikan
fasilitas, peralatan maupun tenaga kerja, dan
menentukan urutan pelaksanaan bagi suatu
kegiatan operasi.
 Penjadwalan bertujuan meminimalkan waktu
proses, waktu tunggu langganan, dan tingkat
persediaan, serta penggunaan yang efisien dari
fasilitas, tenaga kerja, dan peralatan.
• Jangka Panjang (Tahun)
• Perubahan Dalam Fasilitas
PERENCANAAN
KAPASITAS • Perubahan Dalam Peralatan

• Jangka Menengah ( triwulan/bulanan)


• Pemanfaatan Fasilitas
PERENCANAAN • Perubahan Personil
AGREGAT
• Pembuatan Kontrak Tambahan

• Jangka Menengah: mingguan


JADWAL • Perencanaan Kebutuhan Material
INDUK

• Jangka Pendek : harian,jam, menit


• Pembebanan pusat kerja
PERENCANAAN • Pengurutan/pengiriman tugas
JANGKA PENDEK
PENGERTIAN

 Penjadwalan jangka pendek : penterjemahan keputusan


kapasitas, perencana-an agregat, serta jadwal induk ke
dalam urutan pekerjaan dan pekerjaan tertentu atas
karyawan, material, dan permesin-an (untuk memenuhi
permintaan karya-wan dan peralatan tertentu dalam basis
harian atau jam).
KRITERIA PENJADWALAN

 Meminimalkan waktu penyelesaian


 Memaksimalkan utilitas
 Meminimalkan persediaan barang sete-ngah jadi (work in process-WIP)
 Meminimalkan waktu tunggu pelanggan
PENJADWALAN PUSAT KERJA YANG
TERFOKUS PADA PROSES

 Fasilitas yg terfokus pada proses (dikenal dengan fasilitas


intermittent atau bengkel kerja) merupakan sistem dgn
variasi tinggi dan volume rendah yang biasa dijumpai pada
organisasi manufaktur dan jasa. Ini merupakan sistem yang
dibuat sesuai dengan pesanan.
SISTEM INI SEHARUSNYA
1. Menjadwalkan pesanan yang datang tanpa melampaui
keterbatasan kapasitas pusat kerja masing-masing.
2. Memeriksa keterbatasan peralatan dan bahan sebelum
mengeluarkan pesanan ke suatu departemen.
3. Menentukan batas waktu untuk setiap pekerjaan dan
memeriksa kemajuan pekerjaan terhadap batas waktu dan
waktu tunggu dari pemesanan.
4. Memeriksa bahan setengah jadi selagi pekerjaan dilakukan.
5. Memberikan umpan balik pada aktivitas pabrik dan produksi.
6. Memberikan statistik efisiensi pekerjaan dan mengawasi
waktu operator untuk kepentingan analisis pengupahan dan
distribusi tenaga kerja.
PEMBEBANAN PEKERJAAN
 Pembebanan (loading) berarti penugasan pekerjaan pada pusat
kerja atau pusat pemrosesan.
 Pusat kerja dapat berupa dua bentuk :
1. Berorientasi pada kapasitas : pengendalian input-output.
 Pengendalian
input-output : sebuah teknik yang membuat
karyawan operasi dapat mengelola aliran fasilitas kerja.
2. Berkaitan dengan penugasan pekerjaan tertentu bagi pusat
pusat kerja.
 Berorientasi
dengan penugasan pekerjaan tertentu bagi pusat-pusat
kerja digunakan dua pendekatan, yaitu diagram Gantt dan metode
penugasan program linear
Loading atau pembebanan terbagi 2:

Pembebanan maju (forward


loading)
Pembebanan mundur
(backward loading)
Pendekatan yang sering dipakai dalam
loading

Gantt chart (bagan Gantt)

Metode penugasan (assignment method)


Guna Loading

(1)Menentukan kapasitas yang


dibutuhkan
(2)Tanggal jatuh tempo pengiriman
(3)Aliran kerja yang lancar.
PENJADWALAN MAJU DAN MUNDUR

 Penjadwalan mencakup penugasan batas waktu pada


pekerjaan tertentu, tetapi banyak pekerjaan bersaingan
secara bersamaan dengan menggunakan sumberdaya yang
sama. Untuk mengatasi berbagai kesulitan dalam
penjadwalan, teknik penjadwalan dapat digolongkan
menjadi dua, yaitu penjad-walan maju, dan penjadwalan
mundur.
 Penjadwalan maju (fordward scheduling) adalah penjadwalan
yang memulai jadwal setelah persyaratan suatu peker-jaan
diketahui.
Penjadwalan maju digunakan dalam berbagai organisasi seperti :
rumah sakit, klinik, rumah makan mewah, dan produsen peralatan
mesin.

 Penjadwalan mundur (backward scheduling) adalah penjadwalan


yang dimulai dari batas waktu, dan menjadwalkan operasi yang
terakhir terlebih dahulu dan urutan pekerjaan dijadwalkan dlm
urutan terbalik
 Penjadwalan mundur digunakan dalam banyak lingkungan
manufaktur seperti : lingkungan jasa yg menyajikan sebuah
perjamuan atau penjadwalan operasi pembedahan.

 Kombinasi penjadwalan maju dan mundur banyak digunakan untuk


mene-mukan titik temu antara yang dapat dipenuhi dan batas
waktu pelanggan.
Kasus
Suatu perusahaan pembuat kipas angin menerima pesanan untuk membuat empat jenis kipas angin,
misalnya model A,B,C, dan D, untuk keperluan tertentu. Proses produksi dari setiap jenis kipas angin
berbeda urutan dan waktunya. Jadwal proses produksi dan pembebanan kerja untuk setiap pusat
kerja dapat digambarkan dalam suatu bagan Gantt sbb:

Pusat Hari
Kerja senin selasa rabu Kamis Jumat sabtu

Bengkel A B D C
logam
Bengkel B A C D
mesin
Bengkel C B A C D
listrik
Bengkel D C B A
cat
Waktu kosong yang direncanakan untuk perbaikan mesin atau ruang kerja
Forward Loading

Asumsi yang digunakan pada forward


loading adalah Kapasitas berhingga
(Definite Capacity). Asumsi Definite
Capacity digunakn untuk menentukan
kapasitas yang dibutuhkan pada setiap
periode waktu untuk mencapai
penyelesaian paling cepat.
Backward loading

Asumsi yang digunakan pada backward


loading adalah tanggal jatuh tempo dari
pekerjaan yang selalu diberikan. Backward
loading dimaksudkan untuk menghitung
kapasitas yang dibutuhkan pada tiap pusat
kerja untuk setiap perode waktu.
Kasus :
Suatu perusahaan mendapat pesanan 2 pekerjaan, A dan B, yang keduanaya diproses
dengan menggunakan fasilitas mesin yang sama. Perusahaan ini menggunakan aturan first
come first serve, sehingga pekerjaan A yang datang lebih dulu mendapat prioritas untuk
diselesaikan lebih dulu. Kedua pekerjaan dijadwalkan harus selesai dalam waktu 10 hari.
Saat ini tidak ada pekerjaan dalam proses sehingga semua fasilitas dapat digunakan untuk
mengerjakan kedua pekerjaan itu. Tabel berikut menunjukkan uruta proses yang diperlukan
untuk mengerjakan poekerjaan A dan B, serta waktu proses yang diperlukan pada tiap
musim

Urutan proses Pekerjaan A Pekerjaan B

Mesin Waktu (jam) Mesin Waktu (jam)

1 A 2 A 3

2 B 3 C 1

3 C 1 B 2
Penjadwalan maju dan penjadwalan mundur dari pekerjaan A dan B digambarkan sebagai
berikut.
a). Penjadwalan maju
Hari ke 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Mesin
1
Mesin
2
Mesin
3

b). Penjadwalan mundur


Hari ke 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Mesin
1
Mesin
2
Mesin
3

Keterangan: : Pekerjaan A
:
Pekerjaan B
METODE PENUGASAN
 Metode penugasan (assignment method) adalah sebuah model
pemrograman linear khusus yang mencakup proses pelimpahan tugas
atau pekerjaan pada sumberdaya.
 Contoh : penugasan pekerjaan pada mesin, kontrak pada pemberi
penawaran, karyawan pada proyek, dan karyawan pemasaran pada
wilayah tertentu.
 Metode penugasan bertujuan memini-malkan biaya total atau waktu
yang di-perlukan untuk melaksanakan tugas yang ada.
 Satu karakteristik permasalahan penu-gasan adalah hanya ada satu
pekerjaan (atau pekerja) yang ditugaskan untuk satu mesin (atau
proyek).
Contoh : Metode Penugasan
 FirstPrinting memiliki 3 (tiga) karyawan typesetter yang
tersedia (A,B, dan C) dan tiga pekerjaan baru yang harus
diselesaikan serta biaya untuk setiap pekerjaan yang
akan diselesaikan oleh setiap typesetter, disajikan pada
Tabel berikut ini.
 Tabel penugasan :
Typesetter ($) Typesetter ($)
Pekerjaan Pekerjaan
A B C A B C
R-34 11 14 6 R-34 11 14 6

S-66 8 10 11 S-66 8 10 11

T-50 9 12 7 T-50 9 12 7

Typesetter ($) Typesetter ($)


Pekerjaan Pekerjaan
A B C A B C
R-34 5 8 0 R-34 5 6 0

S-66 0 2 3 S-66 0 0 3

T-50 2 5 0 T-50 2
2 3 0
Typesetter ($)
Pekerjaan
A B C

R-34 3 4 0

S-66 0 0 5

T-50 0 1 0

 Schedul penugasan : R-34 C = 6


S-66 B = 10
T-50 A = 9
Total Biaya = 25
 Jika masalah penugasan memaksimalkan
laba, efektivitas, atau imbalan dari
penugasan orang kepada tugas atau
pekerjaan, maka penyelesaiannya adalah
sbb :
 Perusahaan pengujian alat medis Molly
Riggs ingin menugaskan serangkaian
pekerjaan kepada sejumlah mesin seperti
ditunjukkan pada Tabel berikut ini.
 Tabel Penugasan :

Mesin
Pekerjaan
A B C D
1 7 9 8 10
2 10 9 7 6
3 11 5 9 6
4 9 11 5 8

Pertanyaan :
1. Tentukan penugasan pekerjaan kepada mesin yang memaksimalkan
produksi total !
2. Berapakah produksi total penugasan ?
 Penyelesaian :
Mesin
Pekerjaan
A B C D
1 7 9 8 10
2 10 9 7 6
3 11 5 9 6
4 9 11 5 8

Mesin
Pekerjaan
A B C D
1 3 1 2 0
2 0 1 3 4
3 0 6 2 5
4 2 0 6 3
 Ddd
Mesin
Pekerjaan
A B C D
1 3 1 0 0
2 0 1 1 4
3 0 6 0 5
4 2 0 4 3

Mesin
Pekerjaan
A B C D
1 3 1 0 0
2 0 1 1 4
3 0 6 0 5
4 2 0 4 3
 Schedule Penugasan :
1 D = 10
2 A = 10
3 C = 9
4 B = 11
---------------------------------
Total Produksi = 40
PENGURUTAN PEKERJAAN
 Penjadwalan memberikan dasar untuk membebankan pekerjaan pada
pusat kerja.
 Pembebanan adalah sebuah teknik pengendalian kapasitas yang
menyoroti masalah pemberian beban terlalu berat dan ringan.
 Pengurutan (sequensing) disebut juga pembagian tugas atau
dispatching me-nentukan urutan pekerjaan yang harus dilakukan
pada setiap pusat kerja.
 Aturan prioritas untuk membagikan tugas (priority rule) memberikan
panduan untuk mengurutkan pekerjaan yang harus dilakukan. Aturan
ini tertutama diterapkan untuk fasilitas yang terfokus pada proses,
seperti klinik, percetakan, dan bengkel kerja.
ATURAN PRIORITAS YANG PALING POPULER
1. FCFS (First Come First Served) yang pertama datang yang
pertama dilayani. Pekerjaan pertama yang datang di
sebuah pusat kerja diproses terlebih dahulu.
2. SPT (Shortest Processing Time) : waktu pemrosesan
terpendek. Pekerjaan yang memiliki waktu pemrosesan
terpendek ditangani dan diselesaikan terlebih dahulu.
3. EDD (Earliest due date) : batas waktu paling awal.
Pekerjaan dengan batas waktu yang paling awal
dikerjakan terle-bih dahulu.
4. LPT (Longest Processing Time) : waktu pemrosesan
terpanjang. Pekerjaan yg memiliki waktu pemrosesan
lebih pan-jang, lebih besar biasanya sangat penting dan
diutamakan terlebih dahulu.
LANGKAH
PENJADWALAN ATURAN SPT
1. Urutkan pekerjaan berdasarkan waktu proses
2. Hitung waktu penyelesaian pekerjaan
3. Hitung kelambatan (lateness) masing-masing pekerjaan
4. Hitung rata-rata kelambatan (Mean Lateness)
Urutan Berdasarkan SPT = 4,8,1,3,7,2,5,6
Batas Batas Waktu/Due
Waktu Waktu/Due Pekerjaan Waktu Proses Date Lateness
Pekerjaan Proses Date
ti (jam) (Di) ti (jam) (Di) (Li,s)
1 5 15 4 3 25 -22
2 8 10 8 3+3=6 50 -44
3 6 15 1 6+5=11 15 -4
4 3 25 3 11+6=17 15 2
5 10 20
7 17+7=24 45 -21
6 14 40
7 7 45 2 24+8=32 10 22
8 3 50 5 32+10=42 20 22
6 42+14=56 40 16
Mean Lateness = -3,625
ATURAN EDD
Diagram Hodgson
untuk mencari jumlah
minimal pekerjaan
yang terlambat pada
operasi satu prosesor
CONTOH SOAL ATURAN EDD

Gunakan diagram Hodgson Urutan Berdasarkan EDD, 4,8,1,3,7,2,5,6


Batas
Waktu Completion Waktu/ Waktu Completion Batas
Pekerjaan Proses Time Due Date Pekerjaan Proses Time Waktu/Due Date Lateness
ti ti (jam) ci(jam) (Di) (Li,s)
(jam) ci(jam) (Di)
2 8 8 10 -2
2 8 8 10
1 5 8+5=13 15 -2
1 5 8+5=13 15
3 6 13+6=19 15 3 6 13+6=19 15 4
5 10 19+10=29 20 5 10 19+10=29 20 9
4 3 29+3=32 25 4 3 29+3=32 25 7
6 14 32+14=46 40 6 14 32+14=46 40 6
7 7 46+7=53 45 7 7 46+7=53 45 8
8 3 53+3=56 50 8 3 53+3=56 50 6
- Pekerjaan 3  lateness +
- Dari Pekerjaan 2,1,3  pekerjaan 2 terlama, hilangkan, atur ulang.

Batas
Waktu Waktu/Due Latenes
Pekerjaan Proses Completion Time Date s
ti (jam) ci(jam) (Di) (Li,s)
1 5 5 15 -10
3 6 5+6=11 15 -4
5 10 11+10=21 20 1
4 3 21+3=24 25 -1
6 14 24+14=38 40 -2
7 7 38+7=45 45 0
8 7 45+3=48 50 -2
- Pekerjaan 5  lateness +
- Dari Pekerjaan 1,3 ,5 pekerjaan 5 terlama, hilangkan, atur ulang.

Waktu Batas Waktu/Due


Pekerjaan Proses Completion Time Date Lateness
ti (jam) ci(jam) (Di) (Li,s)
1 5 5 15 -10
3 6 5+6=11 15 -4
4 3 11+3=14 25 -11
6 14 14+14=28 40 -12
7 7 28+7=35 45 -10
8 3 35+3=38 50 -12
-Tidak ada pekerjaan dengan lateness + sehingga proses Hodgson berhenti
- Urutan menjadi 1,3,4,6,7,8,2,5
-Jumlah pekerjaan yang terlambat adalah 2 buah

Waktu Batas Waktu/Due


Pekerjaan Proses Completion Time Date Lateness
ti (jam) ci(jam) (Di) (Li,s)
1 5 5 15 -10
3 6 5+6=11 15 -4
4 3 11+3=14 25 -11
6 14 14+14=28 40 -12
7 7 28+7=35 45 -10
8 3 35+3=38 50 -12
2 8 38+8=46 10 36
5 10 46+10=56 20 36
Contoh Aturan Prioritas untuk Pembagian
Kerja
 Lima pekerjaan yg berkaitan dengan tugas arsitektur menunggu untuk ditu-
gaskan pada Avanti Sethi Architects. Waktu pengerjaan (pemrosesan) dan
batas waktunya diberikan pada Tabel berikut ini.

Waktu Pengerjaan Batas Waktu


Pekerjaan
(Hari) Pekerjaan (Hari)
A 6 8

B 2 6

C 8 18

D 3 15

E 9 23

 Pertanyaan : Tentukan urutan pengerjaan berdasarkan aturan : FCFS, SPT,


EDD, dan LPT !
1. Aturan FCFS :

Batas
Urutan Waktu
Aliran Waktu Waktu Keterlambatan
Pekerjaan Pengerjaan
Pekerjaan

A 6 6 8 0

B 2 8 6 2

C 8 16 18 0

D 3 19 15 4

E 9 28 23 5

Jumlah 28 77 11
 Penyelesaian
Jumlah aliran waktu total 77
Waktu Penyelesaian rata - rata    15,4 hari
a. Jumlah pekerjaan 5
Jumlah wak tu pengerjaan (pemrosesa n) 28
b. Utilitas    36,4%
Jumlah aliran wak tu total 77
c. Waktu Pekerjaan rata - rata dlm sistem  Jumlah aliran waktu total  77  2,75 pekerjaan
Jumlah waktu pengerjaan 28

d. Jumlah hari keterlambatan 11


Keterlambatan pekerjaan rata - rata    2,2 hari
Jumlah pekerjaan 5
2. Aturan SPT :

Batas
Urutan Waktu
Aliran Waktu Waktu Keterlambatan
Pekerjaan Pengerjaan
Pekerjaan

B 2 2 6 0

D 3 5 15 0

A 6 11 8 3

C 8 19 18 1

E 9 28 23 5

Jumlah 28 65 9
 Penyelesaian :
a. Waktu Penyelesai an rata - rata 
Jumlah aliran wak tu total 65
  13 hari
Jumlah pekerjaan 5

Jumlah wak tu pengerjaan (pemrosesa n) 28


Utilitas    43,1%
b. Jumlah aliran wak tu total 65

Jumlah aliran wak tu total 65


Waktu Pekerjaan rata - rata dlm sistem    2,32 pekerjaan
Jumlah wak tu pengerjaan 28
c.
Jumlah hari keterlamba tan 9
Keterlamba tan pekerjaan rata - rata    1,8 hari
Jumlah pekerjaan 5
d.
3. Aturan EDD :
Batas
Urutan Waktu
Aliran Waktu Waktu Keterlambatan
Pekerjaan Pengerjaan
Pekerjaan

B 2 2 6 0

A 6 8 8 0

D 3 11 15 0

C 8 19 18 1

E 9 28 23 5

Jumlah 28 68 6
 Penyelesaian :
a. Waktu Penyelesai an rata - rata 
Jumlah aliran wak tu total 68
  13,6 hari
Jumlah pekerjaan 5

Jumlah wak tu pengerjaan (pemrosesa n) 28


Utilitas    41,2%
b. Jumlah aliran wak tu total 68

Jumlah aliran wak tu total 68


Waktu Pekerjaan rata - rata dlm sistem    2,43 pekerjaan
Jumlah wak tu pengerjaan 28
c.
Jumlah hari keterlamba tan 6
Keterlamba tan pekerjaan rata - rata    1,2 hari
Jumlah pekerjaan 5
d.
4. Aturan LPT :
Batas
Urutan Waktu
Aliran Waktu Waktu Keterlambatan
Pekerjaan Pengerjaan
Pekerjaan

E 9 9 23 0

C 8 17 18 0

A 6 23 8 15

D 3 26 15 11

B 2 28 6 22

Jumlah 28 103 48
 Penyelesaian :
a. Waktu Penyelesai an rata - rata  Jumlah aliran wak tu total 103
  20,6 hari
Jumlah pekerjaan 5

Jumlah wak tu pengerjaan (pemrosesa n) 28


b. Utilitas    27,2%
Jumlah aliran wak tu total 103

c. Waktu Pekerjaan rata - rata dlm sistem  Jumlah


Jumlah aliran wak tu total
wak tu pengerjaan

103
28
 3,68 pekerjaan

Jumlah hari keterlamba tan 48


d. Keterlamba tan pekerjaan rata - rata  Jumlah pekerjaan

5
 9,6 hari
RASIO KRITIS (CRITICAL RATIO = CR)
 Jenis aturan pengurutan yang lain adalah rasio kritis. Rasio kritis (CR)
adalah sebuah angka indeks yang dihitung dengan membagi waktu yang
tersisa hingga batas waktu pengerjaan dengan waktu pengerjaan yang
tersisa.
 Jika CR < 1,0 berarti terlabat dr jadwal
Jika CR = 1,0 berarti sesuai dgn jadwal
Jika CR > 1,0 berarti pekerjaan mendahului jadwal dan punya waktu
luang.
 Rumus Rasio Kritis :

Waktu yang tersisa Batas waktu pekerjaan - tanggal sekarang


CR  
Hari kerja yang tersisa Waktu pekerjaan yang tersisa
CONTOH RASIO KRITIS

 Hari ini adalah hari ke-25 pada jadwal produksi


Zyco Medical Testing Laboratories. Tiga
pekerjaan berada pada urutan sbb :
Hari Kerja yg
Pekerjaan Batas Waktu
tersisa
A 30 4

B 28 5

C 27 2
 Pertanyaan : Hitung CR !
 Penyelesaian :
URUTAN
Pekerjaan CR
PRIORITAS

A (30-25)/4 = 1,25 3

B (28-25)/5 = 0,60 1

C (27-25)/2 = 1,00 2

 Artinya :
- Pekerjaan B akan terlambat jika tidak dipercpat
- Pekerjaan C tepat waktu
- Pekerjaan A memiliki waktu luang

Anda mungkin juga menyukai