PERENCANAAN KAPASITAS
Disusun Oleh :
Daftar Isi………………………………………………………………………….ii
Kata Pengantar………………………………………………………………….iii
BAB I……………………………………………………………………………...1
Pendahuluan……………………………………………………………………...1
A. Latar belakang…………………………………………………………...1
B. Tujuan…………………………………………………………………….1
C. Masalah…………………………………………………………………...1
BAB II…………………………………………………………………………….2
Isi………………………………………………………………………………….2
BAB III…………………………………………………………………………..30
Penutup………………………………………………………………………….30
A. Kesimpulan……………………………………………………………...30
B. Saran……………………………………………………………………..30
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
"Perencanaan Kapasitas" dengan tepat waktu. Kami juga ingin mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
makalah ini.
Kami meminta maaf jika terdapat kekurangan dan kesalahan dalam bentuk
apapun. Dengan segala kerendahan hati kami menerima segala saran dan kritik
yang membangun supaya dalam penyusunan makalah berikutnya kami dapat
memberikan hasil yang lebih baik. Semoga makalah ini memberikan manfaat bagi
kami dan para pembaca.
Penyusun
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kebutuhan kapasitas merupakan konsep yang harus dilakukan oleh
perusahaan. Penentuan kebutuhan kapasitas menjadi sulit jika permintaan
kebutuhan sangat dinamis yang sulit untuk dilakukan peramalan. Kapasitas
adalah suatu tingkat kuantitas keluaran dalam periode tertentu dan merupakan
kuantitas keluaran tertinggi yang mungkin dalam periode waktu tersebut.
Kuantitas keluaran yang tertinggi sebagai kebutuhan kapasitas bukan
sebagai keharusan lagi dikarenakan permintaan dewasa ini dalam jumlah
yang kecil dan sangat bervariasi. Oleh karena itu ketepatan dalam peramalan
menjadi penting sehingga penentuan kapasitas dapat di tentukan sesuai
dengan peramalan. Jika hal ini dapat dilakukan maka penentuan kapasitas
akan sesuai dengan kebutuhan yang diharapkan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan kapasitas?
2. Apa saja jenis-jenis kapasitas?
3. Bagaimana perhitungan kebutuhan kapasitas?
4. Bagaimana metode perencanaan kapasitas produksi?
C. Tujuan
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan kapasitas.
2. Mengetahui jenis-jenis kapasitas.
3. Mengetahui perhitungan perencanaan kapasitas berdasarkan waktu.
4. Mengetahui metode-metode dalam perencanaan kapasitas produksi.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
2. Pengertian Perencanaan Kapasitas
a) Secara umum :
3
1. Aspek Biaya.
2. Modal Kerja.
4
C. Jenis-Jenis Perencanaan Kapasitas Produksi
5
(Biasanya lebih besar daripada design capacity karena perbaikan-
perbaikan periodik dilakukan terhadap mesin-mesin atau proses-proses).
3. Standard capacity. Yaitu tingkat keluaran per satuan waktu yang
ditetapkan sebagai sasaran pengoperasian bagi manajemen, supervisi, dan
para operator mesin; dapat digunakan sebagai dasar bagi penyusunan
anggaran. Kapasitas standar adalah sama dengan rated capacity dikurangi
cadangan keperluan pribadi standar, tingkat sisa (scrap) standar, berhenti
untuk pemeliharaan standar, cadangan untuk pengawasan kualitas standar,
dan sebagainya.
4. Actual dan/atau operating capacity. Yaitu tingkat keluaran rata-rata per
satuan waktu selama periode-periode waktu yang telah lewat. Ini adalah
kapasitas standar ± cadangan-cadangan, penundaan, tingkat sisa nyata, dan
sebagainya.
5. Peak capacity. Yaitu jumlah keluaran per satuan waktu (mungkin lebih
rendah daripada standard) yang dapat dicapai melalui maksimisasi
keluaran. Dan akan mungkin dilakukan dengan kerja lembur, menambah
tenaga kerja, menghapus penundaan-penundaan, mengurangi jam istirahat,
dan sebagainya.
6
alternative – alternative seperti penarikan tenaga kerja, pemutusan kerja,
peralatan – peralatan bukan utama.
3. Kapasitas jangka panjang (>1 tahun)
Perencanaan kapasitas jangka panjang (long time) – lebih dari satu
tahun. Dimana sumber daya produktif memakan waktu lama untuk
memperoleh atau menyelesaikan, seperti bangunan, peralatan atau
fasilitas. Perencanaan kapasitas jangka panjang memerlukan partisipasi
dan persetujuan manajemen puncak.
7
Penanganan kapasitas jangka pendek
8
produksi per unit, dalam jangka pendek sangat sulit utuk dicapai karena
unit produk yang dihasilkan masih berskala kecil, tetapi dalam jangka
panjang rencana tersebut dapat dicapai dengan meningkatkan kapasitas
produksi. Persoalan yang timbul biasanya adalah berapa jumlah produk
yang dihasilkan agar biaya produksi seminimum mungkin.
b. Strategi ekspansionis
9
E. Permintaan Kapasitas dan Mengelola Permintaan
1. Pertimbangan Kapasitas
Keuntungan secara terus menerus diperoleh dari pembentukan
keunggulan bersaing, bukan hanya dari tingkat pengembalian keuangan
yang baik pada proses tertentu. Keputusan kapasitas haruslah dipadukan
ke dalam misi dan strategi organisasi. Investasi tidak dibuat sebagai
pengeluaran tersendiri, tetapi sebagai bagian dari rencana terpadu yang
dapat menempatkan perusahaan dalam kondisi menguntungkan.
Pertimbangan strategi sebagai tambahan integrasi yang ketat antara
strategi dan investasi, terdapat empat hal yang harus dipertimbangkan :
a. Peramalan demand yang akurat,
Peramalan yang akurat adalah puncak dari peramalan kapasitas.
Apapun jenis produk barunya, prospeknya, dan life cycle produk
yang akan sudah ada harus ditentukan. Manajemen harus
mengetahui produk yang akan ditambah dan produk yang akan
dikurangi.
b. Memahami peningkatan teknologi dan kapasitas
Jumlah alternatif pada saat awal mungkin besar, tapi begitu volume
produksi ditentukan, keputusan teknologi juga ditentukan oleh
analisis biaya, sumber daya yang digunakan, kualitas dan
kehandalan. Teknologi dapat menentukan kenaikan kapasitas.
Manajer operasi memegang tanggung jawab atas teknologi dan
peningkatan kapasitas.
c. Menemukan level operasi optimum (volume)
Menentukan teknologi dan kapasitas seringkali menentukan ukuran
optimal fasilitas, Kebanyakan bisnis memiliki ukuran optimal,
paling tidak ditemukannya satu model bisnis baru.
d. Dibuat untuk perubahan
Dalam dunia yang cepat berubah, perubahan tidak dapat
dihindarkan. Oleh karena itu, manajer operasi membuat
fleksibilitas dalam peralatan dan fasilitas. Mereka mengevaluasi
sensitivitas keputusan dengan menguji beberapa proyeksi
10
pendapatan pada kedua sisi bagian atas maupun bagian bawah
resiko. Bangunan dan peralatan dapat didesain untuk
mengakomodasi perubahan produk, bauran produk, dan proses di
masa yang akan datang.
2. Mengelola permintaan
Walaupun terdapat peramalan yang baik dan fasilitas yang dibangun
sesuai dengan peramalan tersebut, dapat terjadi ketidakcocokan antara
permintaan aktual dan kapasitas yang tersedia. Ketidakcocokan ini dapat
berarti permintaan melebihi kapasitas atau kapasitas melebihi
permintaan. Perusahaan dapat memiliki beberapa pilihan:
a. Permintaan melebihi kapasitas
Jika permintaan melebihi kapasitas, perusahaan dapat membatasi
Permintaan dengan menaikkan harga, membuat penjadwalan dengan
lead time yang panjang, dan mengurangi bisnis dengan keuntungan
marginal. Walaupun demikian, karena fasilitas yang tidak
mencukupi ini mengurangi keuntungan di bawah yang mungkin
dapat dicapai, solusi jangka panjang biasanya dilakukan dengan cara
meningkatkan kapasitas.
b. Kapasitas melebihi permintaan
Jika kapasitas melebihi permintaan, perusahaan mungkin
menginginkan untuk merangsang permintaan melalui pengurangan
harga atau pemasaran yang agresif, atau mungkin menyesuaikan diri
terhadap pasar melalui perubahan produk.
c. Penyesuaian pada permintaan musiman
Sebuah pola permintaan musiman atau siklus permintaan merupakan
tantangan yang lain pada kapasitas. Dalam beberapa kasus,
manajemen merasa terbantu jika dapat menawarkan produk dengan
pola permintaan yang saling melengkapi - yaitu, produk- produk
dimana satu jenis memiliki permintaan tinggi dan jenis lain memiliki
permintaan rendah.
Contoh : Perusahaan menambahkan sebuah lini produk mobil salju
11
agar pada saat winter tiba penjualan terhadap produknya tetap
bertahan.
12
menarik produk atau mengembangkan produk, atau untuk menutup
anak perusahaan yang tidak menguntungkan.
Analisis impas (Break Event Point) adalah suatu cara untuk
mengetahui volume penjualan minimum agar suatu usaha tidak
menderita rugi, tetapi juga belum memperoleh laba (dengan kata lain
labanya sama dengan nol). analisis break even point memerlukan
informasi mengenai penjualan dan biaya yang dikeluarkan. Laba
bersih akan diperoleh bila volume penjualan melebihi biaya yang
harus dikeluarkan, sedangkan perusahaan akan menderita kerugian
bila penjualan hanya cukup untuk menutup sebagian biaya yang
dikeluarkan, dapat dikatakan dibawah titik impas. Analisis break
even point tidak hanya memberikan informasi mengenai posisi
perusahaan dalam keadaaan impas atau tidak, namun analisis break
even point sangat membantu manajemen dalam perencanaan dan
pengambilan keputusan.Tujuan analisis titik impas adalah untuk
mengetahui tingkat aktivitas dimana pendapatan hasil penjualan
sama dengan jumlah semua biaya variabel dan biaya tetapnya.
Analisa break even adalah teknik analisa untuk mempelajari
hubungan antara volume penjualan dan profitabilitas.Analisa ini
disebut sebagai analisa impas, yaitu suatu metode untuk menentukan
titik tertentu dimana penjualan dapat menutup biaya, sekaligus
menunjukkan besarnya keuntungan atau kerugian perusahaan jika
penjualan melampaui atau berada di bawah titik tersebut.
Analisa BEP penting dalam tahap perencanaan manajemen
keuangan, karena hubungan antara biaya-volume-laba (oleh karena
itu, analisa BEP juga disebut sebagai Cost-Profit-Volume Analysis)
dapat dipengaruhi oleh proporsi investasi dalam aktiva tetap, dan
perubahan rasio aktiva tetap terhadap aktiva variable ditentukan saat
rencana keuangan disusun. Dengan kata lain, bila perusahaan hanya
mempunyai biaya variabel saja, maka tidak akan muncul masalah
break even. Ini terkait dengan sifat dari biaya variable dan tetap itu
sendiri.
13
Analisis break even merupakan suatu teknik analisa untuk
mempelajari hubungan antara biaya tetap, biaya variabel,
keuntungan dan volume kegiatan. analisa tersebut mempelajari
hubungan antara biaya keuntungan volume kegiatan, maka analisa
tersebut sering pula disebut „Cost Profit Volume analysis” (CPV
analysis).Dalam perencanaan keuntungan, analisa break-even
merupakan “profit-planning approach” yang mendasarkan pada
hubungan antara biaya (cost) dan penghasilan penjualan (revenue).
14
melewati suatu titik tertentu hanya akan dicapai dengan jalan
menurunkan harga jual per unit.
2) Klasifikasi biaya
Kesulitan di dalam mengklasifikasikan biaya karena adanya
semi variabel cost dimana biaya ini tetap sampai dengan tingkat
tertentu dan kemudian berubah-ubah setelah melewati titik
tersebut.
3) Jangka waktu penggunaan
Jangka waktu penerapanya yang terbatas, biasanya hanya
digunakan di dalam pembuatan proyeksi operasi selama setahun.
Apabila perusahaan mengeluarkan biaya-biaya untuk advertensi
ataupun biaya lainnya yang cukup besar dimana hasil dari
pengeluaran tersebut tidak akan terlihat dalam waktu yang dekat
sedangkan operating cost sudah meningkat, maka sebagai
akibatnya jumlah pendapatan yang harus dicapai menurut
analisa break even point agar dapat menutup semua biaya-biaya
operasi yang bertambah besar juga.
1) Metode Persamaan
Metode Persamaan (equation method) adalah metode
yang berdasarkan pada pendekatan laporan laba rugi . Dengan
persamaan dasar sebagai berikut menurut Halim:
15
a= Total Biaya Tetap
b= Biaya variabel setiap unit produk
Dari persamaan diatas, dapat diuraikan menjadi rumus
break even point sebagai berikut :
16
rasio margin kontribusi adalah margin kontribusi dibagi
dengan penjualan. Untuk mencari titik Impas rumusnya adalah
sebagai berikut:
3) Metode Grafis
Manajer menggambarkan titik impas melalui grafis.
Grafis titik impas akan menunjukkan volume penjualan pada
sumbu x atau garis horizontal dan biaya akan terletak pada
sumbu y atau garis vertikal. Sedangkan titik impas akan
terletak pada perpotongan antara garis pendapatan dan garis
biaya. Garis sebelah kiri garis impas menunjukkan sisi
kerugian, sebaliknya sisi kanan menunjukkan sisi laba usaha.
Dengan menggunakan metode grafis manajer dapat
menghindari metode matematis pada waktu tingkat penjualan
yang berbeda tengah dipertimbangkan. Metode grafis akan
membantu manajer dalam mengevaluasi akibat perubahan
volume tahun lalu dan dapat memproyeksikan volume
penjualan pada tahun yang akan datang.
Menurut Simamora grafis titik impas mempunyai
beberapa hal penting yaitu selama harga jual melebihi biaya
variabel ( margin kontribusinnya positif), maka penjualan yang
lebih banyak akan menguntungkan perusahaan, baik dengan
17
meningkatkan laba ataupun mengurangi kerugian. Oleh karena
itu, perusahaan lebih baik tetap beroperasi karena kerugian
mereka akan lebih besar lagi jika perusahaan menghentikan
atau menutup kegiatan usahanya, hal ini pada umumnya sering
terjadi pada bisnis musiman.
18
George B. Dantzig pada tahun 1947, yang merupakan metode yang
paling luas dipakai dalam pemrograman linear. Perkembangan komputer
digital elektronis dengan kemampuannya untuk melakukan kalkulasi
hitungan yang jauh lebih cepat dari cara manual sangat membantu dalam
penggunaan teknik ini. Program komputer untuk pemrograman linear
pada umumnya menggunakan metode simpleks.
Pemrograman linear (LP) menggunakan model matematis untuk
menggambarkan masalah yang hendak dianalisa. Pada dasarnya, model
pemrograman linear dinyatakan dalam bentuk fungsi tujuan dan fungsi
batasan (kendala, constraint).
Fungsi tujuan merupakan suatu persamaan fungsi linear dari
variabel tujuan, seperti pendapatan, keuntungan, atau biaya. Dalam
fungsi tujuan juga harus dijelaskan apakah tujuannya memaksimalkan
atau meminimalkan variabel. Variabel seperti keuntungan, produksi, dan
penjualan, bertujuan untuk dimaksimalkan; sedangkan variabel seperti
biaya dan risiko bertujuan untuk diminimalkan.
Fungsi batasan menggambarkan batasan yang dihadapi dalam
mencapai tujuan. Fungsi batasan biasanya terdiri dari beberapa
persamaan yang masing-masing berkorelasi dengan sumberdaya yang
berkaitan.
19
Dalam model matematika, permasalahan dalam pemrograman
linear dapat digambarkan dalam bentuk umum sebagai berikut:
Fungsi Tujuan (FT) Maks/Min ∑
Dengan pembatasan (DP) ∑ ∑
Dan
Dan
Keterangan:
Z = nilai optimal dari fungsi tujuan
= jenis kegiatan (variabel keputusan)
= kebutuhan sumber daya i untuk menghasilkan setiap unit kegiatan j
= banyaknya sumber daya I yang tersedia
= kenaikan nilai Z jika ada penambahan satu unit kegiatan j
a, b, c disebut juga sebagai parameter model
m = jumlah sumber daya yang tersedia
n = jumlah kegiatan
20
G. Studi Kasus
21
kelebihan. Data yang digunakan adalah data penjualan pada bulan Januari 2017
sampai bulan Desember 2018 dan kebijakan-kebijakan perusahaan lainnya.
a. Data Perusahaan
22
lengkapnya diatur dalam Kepmenakertrans No. 102/MEN/VI/2004
mengenia Waktu dan Upah Kerja Lembur.
23
c. Peramalan
Taknik analisis data peramalan menggunakan dua metode
pada setiap jenis produk. Pada jenis gold dan silver memiliki metode
peramalan yang sama, yaitu metode trend dan metode pemulusan
dengan musiman. Sedangkan jenis standar menggunakan metode
moving average dan metode pemulusan, serta jenis ekonomi
menggunakan metode moving average dengan musiman dan metode
pemulusan dengan musiman. Menetukan peramalan menggunakan
tiga ukuran kesalahan historis, yaitu Mean Absolute Deviation
(MAD), Mean Squared Error (MES), dan Mean Absolute Percent
Error (MAPE).
d. Rencana Kapasitas
24
Menentukan perhitungan kapasitas produksi setiap stasiun
kerja per mesin untuk setiap item setiap periode. Data yang
digunakan adalah waktu yang tersedia, dan data kemampuan
produksi dalam 15 balok busa, adapun datanya sebagai berikut:
e. Perencanaan Agregat
25
Perhitungan perencanaan agregat ini akan menggunkan
dua metode yang akan dibahas sebagi berikut:
Metode Tenaga Kerja Tetap
Perhitungan untuk total supply adalah:
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑆𝑢𝑝𝑝𝑙𝑦 = 𝑅𝑒𝑔𝑢𝑙𝑒𝑟 + 𝐿𝑒𝑚𝑏𝑢𝑟
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑆𝑢𝑝𝑝𝑙𝑦 = 2352 + 0 = 2352
Perhitungan untuk total supply adalah:
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑆𝑢𝑝𝑝𝑙𝑦 = 𝑅𝑒𝑔𝑢𝑙𝑒𝑟 + 𝐿𝑒𝑚𝑏𝑢𝑟
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑆𝑢𝑝𝑝𝑙𝑦 = 2352 + 0 = 2352
f. Proses Disagregasi
26
diproduksi pada setiap periode sepanjang rentang waktu
perencanaan.
Untuk menghitung JIP yang dikoversi, maka faktor
konversi akan diambil dari Data pembagian disagregasi dengan
faktor konversi adalah sebagai berikut:
𝐼𝑡𝑒𝑚 =𝐻𝑎𝑠𝑖𝑙 𝐷𝑖𝑠𝑎𝑔𝑟𝑒𝑔𝑎𝑠𝑖 𝑝𝑒𝑟 𝐽𝑒𝑛𝑖𝑠 : 𝐹𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝐾𝑜𝑛𝑣𝑒𝑟𝑠i
Hasil Jadwal Induk Produksi yang dikonversi
27
kapasitas tersedia sebanayak 28224 unit dengan total kapasitas
terpakai sebanyak 19415 unit. Oleh karena itu kapasitas tersedia
dapat memenuhi kapasitas terpakai.
2. Kesimpulan
29
BAB III
PENUTUPAN
A. Kesimpulan
Perencanaan kapasitas merupakan proses untuk memutuskan
kebutuhan kapasitas produksi oleh perusahaan untuk mempertemukan
perubahan permintaan setiap produk. Selain itu tedapat tiga jenis kapasitas
produksi, yaitu kapasitas desain, kapasitas efektif, dan kapasitas efisien.
Perencanaan kapasitas juga memiliki beberapa jangka waktu yaitu jangka
pendek, jangka menengah, dan jangka panjang. Metode BEP dan metode
linear programming adalah metode yang digunakan untuk melaksanakan
perencanaan kapasitas.
B. Saran
30
Daftar Pustaka
Heizer, Jay, dan Barry Render. 2015. Manajemen Operasi. Yogyakarta: Salemba
Empat
31