0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
292 tayangan3 halaman
Dokumen tersebut merangkum pertanyaan dan jawaban mengenai pemberian kompensasi oleh kelompok 6. Pertanyaan terkait faktor-faktor yang mempengaruhi besaran kompensasi seperti kinerja, permintaan dan penawaran tenaga kerja, serta peraturan pemerintah. Jawaban mencakup berbagai aspek seperti pengaruh kinerja dan produktivitas, faktor ekonomi, hukum ketenagakerjaan, serta jenis kompensasi finansial
Deskripsi Asli:
Rekapan diskusi materi kompensasi
Judul Asli
rekapan pertanyaan dan jawaban materi pemberian kom
Dokumen tersebut merangkum pertanyaan dan jawaban mengenai pemberian kompensasi oleh kelompok 6. Pertanyaan terkait faktor-faktor yang mempengaruhi besaran kompensasi seperti kinerja, permintaan dan penawaran tenaga kerja, serta peraturan pemerintah. Jawaban mencakup berbagai aspek seperti pengaruh kinerja dan produktivitas, faktor ekonomi, hukum ketenagakerjaan, serta jenis kompensasi finansial
Dokumen tersebut merangkum pertanyaan dan jawaban mengenai pemberian kompensasi oleh kelompok 6. Pertanyaan terkait faktor-faktor yang mempengaruhi besaran kompensasi seperti kinerja, permintaan dan penawaran tenaga kerja, serta peraturan pemerintah. Jawaban mencakup berbagai aspek seperti pengaruh kinerja dan produktivitas, faktor ekonomi, hukum ketenagakerjaan, serta jenis kompensasi finansial
Rekapan pertanyaan dan jawaban materi pemberian kompensasi oleh kelompok 6:
1. Apakah kinerja karyawan mempengaruhi pemberian kompensasi? Jika iya
coba jelaskan? Jawab: Ya sangat berpengaruh, karena kinerja suatu karyawan yang akan menentukan besar kecilnya tingkat kompensasi yang akan diberikan. Dimana jika produktivitas dan kontribusi karyawan terhadap perusahaan tinggi, maka pemberian kompensasinya akan semakin besar. Sebaliknya jika suatu karyawan memberikan kontribusi terhadap perusahaan kurang maka kompensasi yang akan diberikan pula rendah atau sesuai kinerjanya.
2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya tingkat
kompensasi? Jawab: Ada beberapa faktor yang mempengaruhi besar kecilnya kompensasi yang diberikan perusahaan kepada karyawannya, yang dikemukakan oleh Hasibuan (2009:127-129) sebagai berikut : 1) Penawaran dan Permintaan Jika pencari kerja (penawaran) lebih banyak daripada lowongan pekerja (permintaan) maka kompensasi relatif kecil. Sebaliknya jika pencari kerja lebih sedikit daripada lowongan pekerjaan maka komoensasi relatif semakin besar. 2) Kemampuan dan Kesediaan Perusahaan Apabila kemampuan dan kesediaan perusahaan untuk membayar semakin baik, maka tingkat kompensasi akan semakin besar. Tetapi sebaliknya, jika kemampuan dan kesediaan perusahaan untuk membayar kurang, maka tingkat kompensasi relatif kecil. 3) Serikat buruh / organisasi karyawan Apabila serikat buruhnya kuat dan berpengaruh maka tingkat kompensasi semakin besar. Sebaliknya jika serikat buruh tidak kuat dan kurang berpengaruh maka tingkat kompensasi relatif kecil. 4) Produktivitas Kerja Karyawan Jika produktivitas kerja karyawan baik dan banyak maka kompensasi akan semakin besar. Sebaliknya kalau produktivitas kerjanya buruk serta sedikit maka kompensasinya kecil. 5) Pemerintah dan Undang-undang dan keppres Pemerintah dengan undang-undang dan keppres menetapkan besarnya batas upah/balas jasa minimum. Peraturan pemrintah ini sangat penting supaya pengusaha tidak sewenang-wenang menetapkan besarnya balas jasa bagi karyawan. Pemerintah berkewajiban melindungi masyarakat dan tindakan sewenang-wenang. 6) Biaya Hidup Apabila biaya hidup didaerah itu tinggi maka tingkat kompensasi / upah semakin besa. Sebaliknya, jika tingkat biaya hidup didaerah itu rendah maka tingkat kompensai / upah relatif kecil. Seperti tingkat upah di jakarta lebih besar dari pada di Bandung. 7) Posisi Jabatan Karyawan Karyawan yang menduduki jabatan Lebih tinggi akan menerima gaji / kompensasi lebih besar. Sebaliknya karyawan yang menduduki jabatan yang lebih rendah akan memperoleh gaji / kompensasi yang kecil. Hal ini wajar karena seseorang ang mendapat kewenangan dan tanggung jawab yang besar harus mendapat gaji / kompensasi yang lebih besar pula. 8) Pendidikan dan pengalaman kerja Jika pendidikan lebih tinggi dan pengalaman kerja lebih lama maka gaji / balas jasanya akan semakin besar, karena kecakapan serta keterampilannya lebih baik. Sebaliknya, karyawan yang berpendidikan rendah dan pengalaman kerja yang kurang maka tingkat gaji kompensasinya kecil.
3. Bagaimana pemberian kompensasi pada pekerjaan yang bersifat borongan?
Jawab: Pemberian kompensasi pada pekerjaan yang bersifat borongan yaitu dengan cara pengupahan yang penetapan besarnya jasa didasarkan atas volume pekerjaan dan lama mengerjakannya. Dalam artian bahwa pemberian upahnya ketika pekerjaan sudah selesai dan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan sebelumnya. Penetepan besarnya balas jasa didasarkan pekerjaan bersifat borongan cukup rumit, lama mengerjakannya, serta banyak alat yang diperlukan untuk menyelesaikannya. Sehingga dalam sistem borongan pekerjaan bisa mendapatkan kompensasi besar atau kecil tergantung atas kecermatan kalkulasi mereka.
4. Jelaskan yang dimaksud dengan kompensasi bersifat non-finansial?
Jawab: Kompensasi non-finansial adalah kompensasi yang tidak berwujud uang dan tidak ada kaitannya dengan uang. Namun, nilainya positif dan sangat berharga bagi karyawan. Contohnya misalnya perusahaan memberikan pelatihan kemampuan secara berkala, lingkungan kerja yang nyaman, supervisi yang kompeten dan profesional. Tidak ketinggalan juga tim kerja yang suportif, jenjang karir yang pasti, penghargaan terhadap prestasi, cuti lebih banyak, atau jam kerja yang fleksibel. Kredibilitas nama perusahan juga menjadi kompensasi non-finansial bagi karyawan. Hal ini dikarenakan reputasi organisasi bisnis dapat meningkatkan kredibilitas individual.
5. Mengapa permintaan dan penawaran tenaga kerja mempengaruhi pemberian
kompensasi? Jawab: Karena dalam prakteknya, hukum permintaan dan penawaran menghasilkan upah yang ada. Apabila ada sesuatu yang mengakibatkan peningkatan permintaan pengusaha terhadap karyawan maka akan terjadi kecenderungan penigkatan kompensasi dan sebaliknya. Dalam artian Jika pencarian kerja (penawaran) lebih banyak dari pada lowongan pekerjaan (permintaan) maka kompensasi relatif kecil. Sebaliknya jika pencari kerja lebih sedikit dari pada lowongan pekerjaan maka kompensasi relatif semakin besar.
6. Apakah ada aturan khusus yang mengatur tentang pemberian kompensasi?
Jawab: Jika dilihat dari segi peraturan pemerintah terhadap perusahaan tentu ada peraturan perundang-undangan tentang pemberian kompensasi terhadap karyawan perusahaan. Misalnya UU ketenagakerjaan No 13 Tahun 2003 tentang tunjangan karyawan terdapat pada Pasal 94 dan 157. Pasal 94 merupakan Bagian Pengupahan yang menjelaskan mengenai komposisi upah pokok dan tunjangan tetap dalam upah pekerja. Sedangkan perusahaan terhadap karyawan tidak aturan khusus tentang pemberian kompensasi akan tetapi hal tersebut lebih mengacu ke tujuan perusahaan. Dimana pemberian kompensasi bertujuan untuk memberikan penghargaan atau motivasi terhadap karyawan agar karyawan lebih semangkat bekerja dan lebih meningkatkan lagi produktivas mereka.
7. Apa itu kompensasi finansial langsung dan kompensasi finansial tidak
langsung dan bagaimana penerapannya dalam dunia kerja? Jawab: Kompensasi Finansial Langsung, kompensasi ini meliputi segala macam imbalan pekerjaan yang berwujud uang antara lain gaji, macam-macam tunjangan, THR Keagamaan, insentif, bonus, komisi, pembagian laba perusahaan, opsi saham, dan pembayaran prestasi. Segala jenis pendapatan yang menambah penghasilan bruto tahunan karyawan dan dikenai pajak penghasilan (PPh 21) juga termasuk kompensasi finansial langsung. Kompensasi ini bersifat langsung karena pembayaran dilakukan oleh perusahaan kepada karyawan dalam bentuk uang, dan bukan benda atau fasilitas. Misalnya, perusahaan membayar gaji, tunjangan, dan bonus akhir tahun langsung ke rekening karyawan.
Sedangkan kompensasi Finansial Tidak Langsung yaitu kompensasi yang
juga berwujud uang yang dikeluarkan perusahaan namun tidak diberikan langsung kepada karyawan, melainkan melalui pihak ketiga. Misalnya, perusahaan mengikutsertakan karyawan dalam program perlindungan sosial dan kesehatan. Perusahaan membayar premi asuransi jiwa, asuransi kesehatan, asuransi ketenagakerjaan, sedangkan karyawan memperoleh manfaat dari program tersebut berupa biaya perawatan/pengobatan maupun tabungan hari tua. Berbagai fasilitas dan kenikmatan yang diperoleh karyawan juga termasuk kompensasi tidak langsung, seperti mobil perusahaan, rumah dinas, voucher, akses internet, dan keanggotaan klub.