Anda di halaman 1dari 18

MATA KULIAH PENGANGGARAN BISNIS

ANGGARAN PERSEDIAAN

Oleh :

Intan Nuraeni 141180032


Siti Fatimah 141180035
Nuriyah Fitriyanti 11180058
Umaya Ma’riftaul Janah 141180063

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL"VETERAN"
YOGYAKARTA
2020

1
PEMBAHASAN

ANGGARAN PERSEDIAAN

A. Pengertian Anggaran Persediaan Persediaan (inventory)

Anggaran Persediaan Persediaan (inventory) adalah semua item atau sumber dava
yang disimpan (stek) untuk digunakan dalam proses bisnis perusahaan/org.anisasi.
Jenis persediaan bisa bermacam-macam, mulai dari bahan mentah, barang setengah
jadi, barang jadi atau juga komponen pendukung proses produksi.

Oleh karena itu, setiap perusahaan pasti memiliki persediaan, hanya saja
volumenya yang berbeda. Karena setiap item persediaan memiliki nilai. hal ini terkait
dengan biaya vang sudah dikeluarkan untuk mendapatkannya, maka nilai persediaan
dapat dihitung dan dianggarkan. Anggaran persediaan merupakan anggaran vang
merencanakan secara terperinci berapa nilai persediaan pada periode yang akan
datang. Anggaran persediaan memberikan informasi yang dibutuhkan untuk
penyusunan neraca, dan juga bertindak sebagai input penting untuk menyiapkan
anggaran harga pokok penjualan. Guna menviapkan anggaran persediaan akhir
barang jadi, besarnya total biava per unit dihitung dengan menggunakan informasi
yang terkandung dalam laporan anggaran penggunaan dan pembelian bahan
langsung.

Hal vang perlu diketahui terkait dengan nilai persediaan adalah adanya
paradigma yang salah yang banyvak dianut oleh manajemen perusahaan, yaitu bahwa
persediaan dianggap sebagai asset perusahaan. Karena dianggap sebagai asset. maka
persediaan ini tidak diperlakukan sebagaimana mestinya dengan cara membiarkannya
begitu saja. Karena nilai persediaan yang besar akan menunjukkan perusahaan
memiliki nilai yang besar, maka paradigma semacam ini harus diluruskan karena su
tidak berlaku lagi. Idealnya nilai persediaan dapat dianggarkan dengan t agar tidak
membebani perusahaan dan tanpa mengurangi service level kons pelanggan.

B. Persediaan Pada Perusahaan Anggaran Persediaan

2
Jumlah persediaan yang dibutuhkan untuk bahan baku langsung dan persediaan
produk jadi untuk anggaran harga pokok produk dijual dan neraca dianggarkan secara
terinci untuk ediaan akhir yang diharapkan dan unit produk yang terjual. Pada
dasanya jenis persediaan kalau dilihat dari sifat operasi perusahaan akan dapat
dibedakan atas: Persediaan pada perusahaan dagang Perusahaan dagang merupakan
perusahaan yang kegiatannya membeli barang untuk kemudian menjualnya kembali
tanpa melakukan perubahan yang prinsipil terhadap barang itu. Persedian yang ada
dalam perusahaan dagang lazim dinamakan dengan persediaan barang dagangan atau
merchandise

Persediaan pada perusahaan dagang Perusahaan dagang merupakan


perusahaan yang kegiatannya membeli barang untuk kemudian menjualnya kembali
tanpa melakukan perubahan yang prinsipil terhadap barang itu. Persedian yang ada
dalam perusahaan dagang lazim dinamakan dengan persediaan barang dagangan atau
merchandise inventory. Merchandise inventory adalah persediaan barang yang selalu
dalam perputaran, yang selalu dibeli dan dijual, yang tidak mengalami proses lebih
lanjut di dalam perusahaan tersebut yang mengakibatkan bentuk dari barang yang
bersangkutan. Persediaan pada perusahaan industri Perusahaan industri merupakan
perusahaan yang kegiatannya merubah atau menambah daya guna bahan baku
menjadi barang jadi. Persediaan yang terdapat pada perusahaan industri terdiri dari:
Persediaan bahan mentah (raw materials): merupakan persediaan yang akan diproses
menjadi barang jadi atau setengah jadi. Bahan mentah merupakan produk langsung
dari kekayaan alam. Persediaan komponen-komponen merupakan persediaan barang-
barang dari perusahaan lain yang terdiri dan beberapa bagian secara terurai untuk
kemudian dirak rakitan (componentas): menjadi suatu produk.

C. Persediaan bahan pembantu (supplies): merupakan persediaan bahan yang digunakan


untuk membantu proses produksi dan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari
produk akhir perusahaan. Persediaan barang dalam proses (work in process):
merupakan persediaan barang yang telah selesai dalam suatu tahapan proses tetapi
masih memerlukan proses lanjutan sebelum menjadi produk akhir dari perusahaan

3
industri. Persediaan barang jadi (finished goods): persediaan barang jadi merupakan
barang yang sudah selesai diproses dan siap untuk dijual. Selanjutnya jika dilihat dan
segi fungsi, maka persediaan dapat dibedakan atas:

1) Batch atau lot size inventory yaitu persediaan yang diadakan karena membeli atau
membuat bahan-bahan/barang-barang dalam jumlah yang lebih besar dan jumlah
yang dibutuhkan pada saat itu. Fluctuation stock adalah persediaan yang diadakan
untuk menghadapi

2) fluktuasi permintaan konsumen yang tidak dapat diramalkan. 3)Anticipation stock


yaitu persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi permintaan yang
dapat diramalkan, berdasarkan pola musiman yang terdapat dalam satu tahun dan
pola untuk menghadapi penggunaan atau penjualan/permintaan yang meningkat.
5.3 Bentuk dan Manfaat Anggaran Persediaan Sebagaimana halnya dengan bentuk
anggaran-anggaran yang lain, dalam anggaran persediaan juga tidak ada sesuatu
bentuk standard yang harus dipergunakan. Ini berarti bahwa masing-masing
perusahaan mempunyai kebebasan untuk menentukan bentuk serta formatnya,
sesuai dengan keadaan dan kebutuhan masing-masing perusahaan. Berikut ini akan
diberikan contoh bentuk anggaran persediaan, terkait dengan persediaan barang
jadi dan persediaan bahan mentah:

4
Semua anggaran termasukanggaran persediaan mempunyaitigamantaar pokok,
yaitu sebagai pedoman kerja, sebagai alat perkoordinasian kerja, serta sebagai alat
pengawasan kerja, yang membantu manajemen dalam mengelola persediaan
perusahaan. Secara khusus anggaran persediaan perusahaan industri berguna sebagai
dasar untuk penyusunan anggaran unit yang ak diproduksi serta anggaran pembelian
persediaan bahan baku dan bahan pembantu lainnya. Pada prinsipnya semua
perusahaan yang melaksanakan

Proses produksi akan mempunyai persediaan bahan baku yang bermanfaat


untuk kelangsungan proses produksi dalam perusahaan tersebut. Beberapa bal yang

5
menyebabkan suatu perusahaan harus mempunyai persediaan bahan baku, antara lain
adalah :

1) Bahan baku akan digunakan untuk pelaksanaan proses produksiperusahaan


tersebut tidak dapat dibeli atau didatangkan secara satu persatu dalam jumlah
unit yang diperlukan perusahaan serta pada saat barang tersebut akan digunakan
untuk proses produksi perusahaan tersebut. Bahan baku umumnya akan dibeli
dalam jumlah tertentu, dimana jumlah tertentu ini akan digunakan untuk
menunjang pelaksanaan proses produksi perusahaan yang bersangkutan dalam
beberapa waktu tertentu pula. Dengan keadaan semacam ini, maka bahan baku
yang sudah dibeli oleh perusahaan namun belum digunakan untuk proses
produksi akan masuk sebagai persediaan bahan baku dalam perusahan tersebut.

2) Apabila perusahaan tidak mempunyai persediaan bahan baku, sedangkan bahan


baku yang dipesan belum datang maka pelaksanaan proses produksi dalam
perusahaan tersebut akan terganggu. Ketiadaan bahan baku tersebut akan
mengakibatkan terhentinya pelaksanaan proses produksi. Pengadaan bahan
baku dengan cara tersebut akan membawa konsekuensi bertambah tingginya
harga beli bahan baku yang digunakan oleh perusahaan. Keadaan tersebut
tentunya akan membawa kerugian bagi perusahaan.

3) Untuk menghindari kekurangan bahan baku tersebut, suatu perusahaan dapat


menyediakan bahan baku dalam jumlah yang banyak. Tetapi persediaan bahan
baku dalam jumlah besar akan mengakibatkan terjadinya biaya persediaan
bahan yang semakin besar pula. Besarnya biaya persediaan ini berarti akan
mengurangi keuntungan perusahaan. Disamping itu, resiko kerusakan bahan
juga akan bertambah besar apabila persediaan bahan bakunya besar.

D. Biaya-Biaya yang Timbul dari Adanya Persediaan Pengadaan persediaan


dimaksudkan untuk menjamin kelanca operasi perusahaan serta citra perusahaan
dimata konsumen. Na demikian pengadaan persediaan harus selalu memperhatikan
keuntun atau penghematan yang diraih perusahaan dengan adanya persediaan it

6
Sebab bagaimanapun juga pengadaan persediaan akan menimbulkan bia biaya
tertentu. Pada dasarnya unsur-unsur biaya yang terkait dengan adan persediaan terdiri
dari: Biaya pemesanan (ordering cost) Biaya pemesanan merupakan biaya yang
timbul berkenan dene adanya pemesanan barang dari perusahaan kepada supplier.
Yane termasuk kedalam kelompok biaya ini antara lain; biaya administrau pembelian,
biaya pengangkutan, biaya bongkar, biaya penerimaan dan pemeriksaan. Dengan
demikian biaya ini relatif konstan untuk tiap kal

1) permesanan. Biaya yang terjadi dari adanya persediaan (carrying cost). Carrying
cost merupakan biaya yang timbul sebagai konsekuensi pengadaan sejumlah
tertentu persediaan di perusahaan. Yang termasuk kelompok biaya ini antara lain;
biaya sewa gudang, gaji pengawas dan pelaksana gudang, biaya peralatan, asuransi
dan lain-lain. Dengan demikian biaya ini tidak akan ada seandainya perusahaan
tidak mengadakan persediaan.

2) Biaya kekurangan persediaan (out of stock cost) Biaya kekurangan persediaan


merupakan biaya yang timbul akibat terlalu kecilnya persediaan dari yang
seharusnya. Sehingga perusahaan terpaksa mencari tambahan persediaan baru.
Dengan demikian perusahaan harus mengeluarkan biaya tambahan bila ingin
memenuhi keinginan langganan atau biaya-biaya yang timbul dan pengiriman
kembali pesanan bila pesanan ditolak.

3) Biaya yang berhubungan dengan kapasitas (capacity associated cost) Capacity


associated cost merupakan biaya yang timbul berkenaan dengan terlalu besar atau
kecilnya kapasitas yang digunakan pad periode tertentu. Yang termasuk dalam
kelompok biaya ini antara lain upah lembur, biaya latihan, biaya pemberhentian
kerja dan biaya lain whagai akibat tidak digunakannya kapasitas.

4) Faktor yang Mempengaruhi Anggaran Persediaan Untuk menyusun anggaran


persediaan, khususnya yang terkait dengan han baku dalam pelaksanan proses
produksi dari suatu perusahaan, terdapat beberapa faktor yang akan mempengaruhi

7
besar kecilnya persediaan, dmana faktor-faktor tersebut saling berhubungan satu
dengan yang lain.

Adapun berbagai faktor yang mempengaruhi anggaran persediaan bahan aku,


antara lain:

a. Perkiraan pemakaian bahan baku Sebelum perusahaan mengadakan pembelian


bahan baku, maka selayaknya manajemen perusahaan mengadakan
penyusunan perkiraan pemakaian bahan baku untuk keperluan proses produksi.
Hal ini dapat dilakukan dengan mendasarkan pada perencanaan produksi dan
jadwal produksi yang telah disusun sebelumnya. Jumlah bahan baku yang akan
dibeli perusahaan tersebut dapat diperhitungkan, dengan cara jumlah
kebutuhan bahan baku untuk proses produksi ditambah dengan rencana
persediaan akhir dari bahan baku tersebut, dan kemudian dikurangi dengan
persediaan awal dalam perusahaan yang bersangkutan.

b. Harga bahan baku Harga bahan baku yang akan digunakan dalam proses
produksi merupakan salah satu faktor penentu seberapa besar dana yang
dianggarkan oleh perusahaan yang bersangkutan apabila perusahaan tersebut
akan menyelenggarakan persediaan bahan baku dalam jumlah unit tertentu.
Semakin tinggi harga bahan baku yang digunakan perusahaan tersebut, maka
untuk mencapai sejumlah persediaan tertentu akan memerlukan anggaran
persediaan bahan baku yang semakin besar pula. Dengan demikian, biaya
modal dari modal yang lertanam dalam bahan baku akan semakin besar pula.

c. Biaya-biaya persediaan Dalam hubungannya dengan biaya-biaya persediaan,


dikenal tiga macam biaya persediaan, yaitu biaya penyimpanan, biaya
pemesanan dan biaya tetap persediaan. Biaya penyimpanan merupakan biaya
persediaan yang jumlahnya semakin besar apabila jumlah unit bahan yang
disimpan di dalam perusahaan tersebut semakin tinggi. Biaya pemesanan
merupakan biaya persediaan yang jumlahnya semakin besar apabila frekuensi
pemesanan bahan baku yang digunakan dalam perusahaan semakin besar.

8
Biaya tetap persediaan merupakan biaya persediaan yang jumlahnya tidak
terpengaruh baik oleh jumlah unit yang disimpan dalam perusahaan ataupun
frekuensi pemesanan bahan baku yang dilaksanakan oleh perusahaan tersebut.

d. Kebijaksanaan pembelanjaan Kebijaksanaan pembelanjaan yang dilaksanakan


di dalam perusahaan akan berpengaruh terhadap anggaran persediaan bahan
baku dalam perusahaan tersebut. Seberapa besar dana yang dapat digunakan
untuk investasi di dalam persediaan bahan baku tentunya juga tergantung dari
kebijaksanaan perusahaan apakah anggaran untuk persediaan bahan baku ini
dapat memperoleh prioritas pertama, kedua atau justru yang terakhir dalam
perusahaan yang bersangkutan. Disamping itu tentunya financial perusahaan
secara keseluruhan juga akan mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk
membiayai seluruh kebutuhan persediaan bahan bakunya.

e. Pemakaian bahan Hubungan antara perkiraan pemakaian bahan baku dengan


pemakaian senyatanya di dalam perusahaan yang bersangkutan untuk
keperluan pelaksanaan proses produksi akan lebih baikapabila diadakan
analisis secara teratur, sehingga akan dapat diketahui pola penyerapan bahan
baku tersebut. Dengan analisis ini maka dapat diketahui apakah model
peramalan yang digunakan sebagai dasar perkiraan pemakaian bahan ini sesuai
dengan pemakaian senyatanya atau tidak. Revisi dari model yang digunakan
tentunya akan lebih baik dilaksanakan apabila ternyata model peramalan
penyerapan bahan baku yang digunakan tersebut tidak sesuai dengan anggaran
yang ada.

f. Waktu tunggu Waktu tunggu merupakan tenggang waktu vang diperlukan


antara saat pemesanan bahan baku tersebut dilaksanakan dengan datangnya
bahan baku yang dipesan tersebut. Apabila pemesanan bahan baku yang akan
digunakan oleh perusahaan tersebut tidak memperhitungkan waktu tunggu,
maka akan terjadi kekurangan bahan baku (walaupun sudah dipesan), karena
bahan baku tersebut belum datang ke perusahaan. Namun demikian, apabila

9
perusahaan tersebut memperhitungkan waktu tunggu ini lebih dari yang
semestinya diperlukan, maka perusahaan yang bersangkutan tersebut akan
mengalami penumpukan bahan baku, dan keadaan ini akan merugikan
perusahaan yang bersangkutan.

g. Model pembelian bahan baku Model pembelian bahan baku yang digunakan
perusahaan sangat berpengaruh terhadap anggaran persediaan bahan baku yang
dimiliki perusahaan. Model pembelian yang berbeda akan menghasilkan
jumlah pembelian optimal yang berbeda pula. Pemilihan model pembelian
yang akan digunakan oleh suatu perusahaan, akan disesuaikan dengan situasi
dan kondisi dari persediaan bahan buku untuk masing-masing perusahaan yang
bersangkutan. Karakteristik masing-masing bahan baku yang digunakan dalam
perusahaan dapat dijadikan dasar untuk mengadakan pemilihan model
pembelian yang sesuai dengan masing- masing bahan baku dalam perusahaan
tersebut. Sampai saat ini, model pembelian yang sering digunakan dalam
perusahaan adalah model pembelian dengan kuantitas pembelian yang optimal
(Economical Ordering Quantity).

h. Persediaan Pengaman Persediaan pengaman untuk menanggulangi kehabisan


bahan baku dalam perusahaan, maka perlu diadakan persediaan pengaman
(safety stock). Persediaan pengaman digunakan perusahaan apabila terjadi
kekurangan bahan baku, atau keterlambatan datangnya bahan baku yang dibeli
oleh perusahaan. Dengan adanya persediaan pengaman maka proses produksi
dalam perusahaan akan dapat berjalan tanpa adanya gangguan kehabisan bahan
baku, walaupun bahan baku yang dibeli perusahaan tersebut terlambat dari
waktu yang diperhitungkan Persediaan pengaman ini akan diselenggarakan
dalam suatu juml tertentu, dimana jumlah ini merupakan suatu jumlah tetap di
dalan suatu periode yang telah ditentukan sebelumnya.

i. Pembelian kembali Dalam melaksanakan pembelian kembali bahan baku,


tentuny manajemen yang bersangkutan akan mempertimbangkan panjangnya

10
waktu tunggu yang diperlukan didalam pembelian bahan hak tersebut. Dengan
demikian maka pembelian kembali yang dilak sanakan ini akan mendatangkan
bahan baku ke dalam gudang dalam waktu yang tepat, sehingga tidak akan
terjadi kekurangan bahan haku karena keterlambatan kedatangan bahan baku
tersebut, atau sebaliknya yaitu kelebihan bahan baku dalam gudang karena
bahan baku yang dipesan datang terlalu awal.

E.Metode Pencatatan dan Penilaian Persediaan

Salah satu pos dalam neraca sebuah perusahaan adalah pos persediaan,
dimana persediaan ini merupakan barang yang dimiliki oleh perusahaan untuk dijual
atau untuk diolah yang selanjutnya akan dijual. Sedangkan barang yang dibeli
dengan tujuan untuk dipakai sendiri maka barang tersebut tidak termasuk sebagai
persediaan. Dalam pencatatar persediaan terdapat beberapa metode, dimana untuk
masinıg-masing metode akan menghasilkan perbedaan penilaian pada persediaan
akhir Pemilihan metode penilaian persediaan ini akan berpengaruh terhadap
pendapatan bersih atau rugi bersih suatu perusahaan, karena persediaan
berhubungan dengan harga pokok penjualan. Hubungan antara faktor-faktor tersebut
dapat dibuat suatu persamaan: Barang Siap Dijual - Persediaan Akhir - Harga Pokok
Penjualan Dimana semakin tinggi nilai persediaan akhir maka harga pokor
penjualan akan menjadi semakin berkurang sehingga pendapatan bersi Secara
umum, dalam pencatatan persediaan dikenal 2(Dua) metode yaitu :

1) Metode perpetual

Metode perpetual mengasumsikan bahwa setiap item persediaan bernilai


tinggi setiap pergerakannya haruslah tercatat,maka dibutuhkan kartu pencatat
persediaan yang bermanfaat untuk mencatat data tentang pembelian,penjualan dan
saldo barang sehingga setiap saat dapat diketahui nilai persediaan akhir.

2) Metode fisik

11
Pencatatan dengan metode fisik masyarakat harus dilakukan pemeriksaan fisik
pada suatu waktu ketika ingin diproleh data sisa barang pada saat tertentu.

5.7 Ilustrasi penilaiian persediaan

Perbedaan masing-masing metode penilaian persediaan, baik metode


pencatatannya maupun perhitungan harga pokok (penilaian persediaan) dapat
diberikan ilustrasi terkait dengan : metode LIFO (last in first out) ,metode FIFO
(first in first out) dan metode average.

Kasus 1 dan pemecah kasus 1

Kasus 1 dan pemecah kasus 1 ; merupakan ikustrasi terkait pencatatan dan


penilaian persediaan perusahaan dagang dengan metode LIFO (last in first out) yang
kasusnya sebagai berikut :

Kasus 1:

PT “OSA VALIA” yang bergerak dibidang perdagangan mempunyai data-


data pada bulan februari tahun 2015 sebagai berikut :

 1 februari persediaan 2000kg @Rp 100=Rp 200.000

 9 februari pembeliaan 3000kg @ Rp 110 =Rp 330.000

 10 februari penjualan 4000kg

 15 februari pembeliaan 4000kg @Rp 116=Rp 464.000

 18 februari penjualan 3000kg

 24 februari pembeliaan 1000kg @Rp 126 = Rp 126.000

Berdasarkan pada data-data persediaan PT”OSA VALIA” tersebut buatlah


penilaian persediaan dan harga pokok penjualan dengan metode LIFO (last in firs
out)baik pencatan fisik maupun perpektual.

12
Pemecah kasus 1

a. Penilaian persediaan metode LIFO dengan pencatatan secara fisik


(LIFO fisik):

Pada akhir bulan februari diadakan perhitungan fisik terhadap barang-barang


dalam gudang dan hasilnya menu jukan persediaan sejumlah 3000kg (persediaan
ditambah dikurangi penjualan =10.000-7.000),maka nilai persediaan akhir sebanyak
3.000kg tersebut akan dihitung :

 Persediaan 1 februari 2.000kg @ Rp100 = Rp.200.000

 Pembeliaan 9 februari 1.000kg @ Rp 110 = Rp 110.000

 Jumlah 3000kg Rp 310.000

 Harga pokok penjualan =(Rp 200.000 + Rp330.000 +


Rp464.000+Rp126.000)-Rp310.000=Rp1.120.000-Rp310.000=Rp810.000

Sesuai metode fisik persediaan hanya dicatat pada akhir periode saja dan
karena metode penilaiianya menggunakan metode LIFO,maka persediaan akhir
akan dinilai sesuai harga belinya dengan jumlah unit sesuai perhitungan fisik akhir
bulan. Dalam kasus 1 diatas ,perhitungan fisik akhir bulan =3000kg maka
persediaan akhir akan dinilai dengan nilai persediaan awal+ pembelian tanggal 9
februari saja, karena jumlah total unit kedua transaksi tersebut sudah sesuai dengan
total unit stock opname

(3000kg) dan harga pokok dihitung sejumlah selisih antara total persediaan
(total barang tersedia untuk dijual)dengan nilai persediaan akhirnya.

Perhitungan harga pokok penjualan bisa dengan cara sebagai berikut :

 Penjualan 18 februari 3000kg

1000kg @ Rp.126 Rp126.000 dan 2000kg @ Rp116 =Rp 232.000 dengan


total sebesar Rp358.000

13
 Penjualan 10 februari 4000kg

2000kg @Rp116=Rp232.000 dan 2000kg @Rp110=Rp220.000 dengan total


sebesar Rp452.000

 Total harga pokok penjualan =Rp 358.000+452.000=Rp 810.000

b. Penilaian persediaan metode LIFO dengan pencatatan secara


perpektual (LIFO perpektual)

Sesuai dengan metode perpektual ,persediaan akhir dapat dilihat pada baris
trakhir sebesar :

 1.000kg @ Rp 100=Rp 100.000

 1.000kg @ Rp 116= Rp 116.000

 1.000kg@ Rp 126 =Rp 126.000

 Jumlah 3000kg dengan nilai sebesar Rp 342.000

 Harga pokok penjualan =Rp 330.000 + Rp 100.000 + Rp


348.000=Rp778.000

 Tabel arus persediaan

Kasus 2 dan pemecah kasus 2

Kasus 2 dan pemecah kasus 2 ; merupakan ilustrasi terkait pencatatan dan


penilaian persediaan perusahaan dagang dengan metode FIFO (first in first out)
yang kasusnya sebagai berikut :

kasus 2 :

PT “OSA VALIA” yang bergerak dibidang perdagangan mempunyai data


pada bulan februari tahun 2015 sebagai berikut :

14
 1 februari persediaan 2000kg @Rp 100=Rp 200.000

 9 februari pembeliaan 3000kg @ Rp 110 =Rp 330.000

 10 februari penjualan 4000kg

 15 februari pembeliaan 4000kg @Rp 116=Rp 464.000

 18 februari penjualan 3000kg

 24 februari pembeliaan 1000kg @Rp 126 = Rp 126.000

Berdasarkan pada data-data persediaan PT”OSA VALIA” tersebut buatlah


penilain persediaan dan harga pokok penjualan dengan metode FIFO (first in first
out)baik pencatatan fisik maupun perpektual!

Pemecah kasus 2

a. Penilaian persediaan metode FIFO dengan pencatatan secara fisik


(FIFO fisik):

Pada akhir bulan februari diadakan perhitungan fisik terhadap barang-barang


dalam gudang dan hasilnya menunjukan persediaan sejumlah 3000kg ,maka nilai
persediaan akhir sebanyak 3000kg tersebut akan dihitung :

 Pembelian 24 februari 1000kg @Rp 126 = Rp 126.000

 Pembelian 15 februari 2000kg @Rp 116 =Rp 232.000

 Jumlah 3000kg Rp 358.000

 Harga pokok penjualan =Rp 1.120.000- Rp 358.000=Rp 762.000

b. Penilaian persediaan metode FIFO dengan pencatatan secara


perpektual (FIFO perpektual):

15
Sesuai dengan metode perpektual, jumlah persediaan akhir yang dihitung
dengan cara FIFO fisik akan sama dengan metode FIFO perpektual (lihat tabel arus
persediaan) Pemecahan kasus 3

Penilaian persediaan dengan metode average sederhana(rata-rata sederhana)


baik secara fisik maupun perpetual didasarkan pada harga pokok rata-rata perunit.
Dan harga pokok persediaan dihitung tanpa melihat jumlah barangnya, maka pada
contoh diatas harga pokok perunit dihitung sebagai berikut:

Persediaan 1 februari 1000 unit @rp 100

Pemebelian 9 februari 3000 unit @rp 110

Pembelian 15 februari 4000 unit @rp 116

Pemebelian 24 februari 1000 unit @rp 126

Harga pokok rata rata perunit=(rp100 + rp116 + rp126)/4=rp 113

Dengan demikian jika besar persediaan 3000 kg maka nilai persediaan akan
sebesar (3000 x rp113) = rp339000

Kasus 4

PT “OSA VALIA” yang bergerak dibidang perdagangan mempunyai data


pada bulan februari tahun 2015 sebagai berikut:

 1 februari persediaan 2000 kg @rp 100 = rp 200.000

 9 februari pembelian 3000 kg @rp 110 = rp 330.000

 10 februari penjualan 4000 kg

 15 februari pembelian 4000 kg @rp116 = rp464.000

 18 februari penjualan 3000 kg

16
 24 februari pembelian 1000 kg @rp126 = rp 126.000

 Berdasarkan pada data diatas buatlah penilaian persediaan dan harga


pokok pennjualan metode average tertimbang (rata rata tertimbang) baik
perencanaan fisi atau perpeptual.

Kasus 5

PT OSA VALI memproduksi barang a dan barang b mempunyai data pada


tahun 2015 sebagai berikut:

 Rencana produksi barang a sebanyak 100.000 unit dengan biaya biaya


produksi meliputi by bahan baku sebesar rp 12.000 : by tenaga kerja langsung
sebesar 15.000.000 ; dan by overhead pabrik langsung sebesar rp 3.500.000

 Rencana produksi barang b sebanyak 90.000 unit dengan biaya


biayaproduksi meliputi by bahan baku sebesar 7.000.000 by tenaga kerja langsung
sebesar 7.500.000 dan by overhead pabrik sebesar rp 2.500.000

 Persediaan barang jadi nilai berdasarkan biaya produksi rata” pada


setiap barang yang diproduksi

 Persediaan barang jadi untuk masing masing barang sebagai berikut:

Bulan Barang A Barang B

Persediaan awal Persediaan akhir Persediaan awal


Persediaan akhir

Januari 10.000unit 12.000 unit 10.000 unit 10.000 unit

Februari 11.000 unit 10.000 unit 10.000 unit 11.000 unit

17
Maret 12.000 unit 11.000 unit 13.000 unit 12.000 unit

April 14.000 unit 15.000 unit 12.000 unit 13.000 unit

Mei 13.000 unit 14.000 unit 12.000 unit 14.000 unit

juni 14.000 unit 15.000 unit 12.000 unit 12.000 unit

Berdasarkan pada data data PT OSA VALIA tersebut diatas buatlah penilaian
anggaran persediaan barang jadi untuk bulan januari sampai dengan bulan juni
tahun 2015!

18

Anda mungkin juga menyukai