1. Analisis trend
a) Garis Trend Bebas
b) Garis Trend Metode Setengah Rata-Rata (Trend Semi Average)
c) Garis Trend Matematis
Metode Trend Moment (Metode Garis Lurus)
Metode ini biasanya digambarkan dalam bentuk grafik, Metode ini jarang digunakan
dengan alasan tidak memperhitungkan hitungan kualitatif dan berdasar pada data
subyektif, tidak berdasar pada model tertentu, tidak logis dan sistematis.
B. GARIS TREND METODE SETENGAH RATA-RATA (TREND SEMI
AVERAGE)
Metode trend semi average dapat digunakan untuk keperluan peramalan dengan
membentuk suatu persamaan seperti analisis regresi. Metode ini dapat digunakan
dengan jumlah data genap ataupun ganjil. Dalam analisis trend ini unsur subyektifitas
mulai dihapuskan karena teknik peramalannya sudah menggunakan perhitungan-
perhitungan.
Metode ini dapat digunakan untuk keperluan forecash dengan membentuk suatu
persamaan seperti analisis regresi. Metode trend setengah rata-rata menentukan
bahwa untuk mengetahui fungsi Y = a + bx, semua data historis dibagi menjadi dua
kelompok dengan jumlah anggota masing-masing sama
Data pada metode ini biasanya terdiri dari :
Y = a + bX
Dimana :
Dimana :
5) Nilai X untuk data genap adalah -3,-1,+1,+3,+5 dan untuk data ganjil -3,-2,-1,0, +1,
+2, +3
6) Memberi score terhadap waktu yang terkait dengan data penjualan. Dalam metode
trend semi average ini, acuan adalah kepada kelompok pertama. Score 0 diberikan
bagi data yang berada ditengah dari data yang ada pada kelompok pertama bila
datanya ganjil. Selanjutnya terhadap data yang sebelumnya diberi score -1, -2, -3, dst.
Dan terhadap data sesudahnya diberi score 1, 2, 3, dst. Untuk data yang jumlahnya
genap, biasanya score tidak melibatkan nilai nol. Sebagai contoh bila datanya ada 4,
score yang diberikan adalah -3, -1, 1, 3
A) CONTOH KASUS (TAHUN GENAP DENGAN PEMBAGIANTAHUN GANJIL)
MENGHITUNG NILAI B :
B = (162-148)/3 = 4,66 = 5
2018 = Y = A + B.X
= 148 + 5 (10)
= 198
B) CONTOH KASUS (TAHUN GENAP DENGAN PEMBAGIAN TAHUN GENAP)
MENGHITUNG NILAI B :
B = (243,75 – 206,25)/4 = 9,4 = 9
MAKA PENJUALAN UNTUK TAHUN 2015 DAN 2018 ADALAH :
2015 = Y = A + B.X
= 206 + 9 (13) = 323
2018 = Y = A + B.X
= 206 + 9 (19) = 377
C. GARIS TREND MATEMATIS
1). METODE TREND MOMENT (METODE GARIS LURUS)
Metode Trend Moment merupakan metode analisis yang dapat digunakan untuk
keperluan peramalan dengan membentuk persamaan : Y = a + bX, sebagaimana telah
diulas pada metode Trend Semi Avarage
Dalam penerapannya, metode ini tidak mensyaratkan jumlah data harus genap.
Perbedaan dengan Metode Trend Semi Avarage terletak pada pemberian score nilai X
–nya. Dalam hal ini pemberian score X dimulai dari 0,1,2,dst.
Metode Trend Moment, menggunakan persamaan yang berbeda dengan metode
setengah rata-rata untuk menaksir nilai a dan nilai b dalam persamaan trend : Y = a
+ bX
Dalam mencari koefisien a dan b menggunakan persamaan :
ΣY = n . a + b . ΣX
ΣXY = a . ΣX + b . ΣX2
Contoh :
Tahun Penjualan
2006 382.500
2007 409.500
2008 474.750
2009 562.500
2010 612.000
DIMINTA :
DENGAN MENGGUNAKAN METODE MOMENT BUATLAH FORECAST PENJUALAN UNTUK TAHUN 2011 DAN 2012!
PENYELESAIAN :
a = ∑Y
n
b = ∑XY
∑X²
CONTOH PERHITUNGAN DENGAN METODE LEAST SQUARE :
Sebuah perusahaan yang bergerak dalam penyediaan makanan bayi ingin membuat
forecast penjualan makanan bayi untuk beberapa tahun mendatang di daerah Jawa
Timur, dengan menggambarkan garis trend. Data penjualan tahun-tahun terakhir adalah
sebagai berikut :
a = 38.190/ 5 = 7.638
b = 3.780 / 10 = 378
maka sesuai dengan Persamaan Trend :
Y = a + bX
= 7.638 + 378X
Y = a + bX
Dimana:
a = konstanta
b = koefisien regresi
Besarnya a dan b dihitung dengan rumus :
b =n ∑XY - ∑X∑Y
n∑ X² - (∑X) ²
a = ∑Y – b ∑X
n
n XY X Y
r
2
n X ( X )
2
n Y 2 ( Y ) 2
JENIS – JENIS KORELASI
Korelasi positif ( searah )
Yaitu apabila suatu variabel Y naik / turun maka variabel lainnya X akan naik / turun
Korelasi negatif ( berlawanan arah )
Yaitu apabila suatu variabel Y naik / turun maka variabel lainnya X akan turun / naik
NILAI KORELASI
Koefisien korelasi akan mempunyai nilai antara –1 < r 1, artinya nilai koefisien
korelasi maksimum satu dan tanda positif maupun negatif memperlihatkan jenis
hubungannya. Nilai koofesien korelasi semakin mendekati nilai satu maka hubungan
antra variabel tersebut semakin kuat.
INTERPRETASI DARI NILAI KOEFISIEN KORELASI SBB:
Jika 0 < r < 1 berarti variabel X memiliki hubungan positif dan berbanding lurus (linier) dengan
variabel Y. Bila nilai variabel X bertambah maka nilai variabel Y juga bertambah, Semakin dekat nilai
r ke 0 maka semakin lemah kekuatan hubungan kedua variabel tersebut, sebaliknya semakin dekat
nilai r ke 1 semakin kuat hubungan kedua variabel tersebut
Jika r = 0 berarti variabel X tidak memiliki hubungan linier dengan Y. Artinya gejolak nilai var X tidak
berpengaruh terhadap var Y
Jika -1< r<0 berarti variabel X berhubungan dengan variabel Y, tetapi hubungannya negatif. Jika nilai
var X bertambah maka nilai var Y justru berkurang.
CONTOH :
BILA X MENUNJUKKAN BIAYA IKLAN (DALAM JUTA RUPIAH) DAN Y MENUNJUKKAN
JUMLAH PENJUALAN (DALAM JUTA UNIT), MAKA ILUSTRASI DATANYA ADALAH SBB :
Persamaan regresinya :
Y = a = bX
Maka Koefisien a dan b dicari dengan persamaan :
b = n ∑XY - ∑X∑Y = 5 (454.320) – (352) (6240) = 75.120 = 13,57
n∑ X² - (∑X) ² 5 (25.888) - (352) ² 5.536
a) Analisis industri
Analisa industri merupakan salah satu cara untuk membuat forecast dengan
metode khusus. Dalam metode ini dicoba untuk dihubungkan potensi
penjualan perusahaan dengan industri pada umumnya dalam arti Volume dan
Posisi dalam persaingan.
Dalam analisa industri ditonjolkan tentang market share yang dimiliki oleh
perusahaan. Market share semakin lama semakin membesar maka posisi
perusahaan tersebut semakin kuat dalam persaingan, begitu juga sebaliknya.
Artinya Market share merupakan salah satu indikator yang digunakan suatu
perusahaan dlm mengukur keberhasilan mereka dibandingkan
kompetitornya
ANALISA INDUSTRI DIBAGI MENJADI BEBERAPA
TAHAP DALAM PENGGUNAANNYA, YAKNI:
Membuat proyeksi demand (permintaan) industri untuk
mengetahui prospek perkembangan penjualan industri pada tahun-
tahun mendatang.
Menilai posisi perusahaan dalam hubungannya dengan industri
pada umumnya. Posisi ini dinilai berdasarkan besarnya market
share yang dimiliki oleh perusahaan dari tahun ke tahun
Proyeksi posisi perusahaan pada masa mendatang, atau
penghitung expected market share
Market share = X 100%
TAHAPAN DALAM ANALISIS INDUSTRI
2003 1100
1200
Maret = 98 x 115 = 9,4
1200
Dan seterusnya