Anda di halaman 1dari 15

Manajemen S-1

PERTEMUAN KE 9

KEBIJAKAN PERSEDIAAN DALAM ANGGARAN PRODUKSI

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Mahasiswa mampu menjelaskan kebijakan pengendalian persediaan
2. Mahasiswa mampu menjelaskan tingkat persediaan berfluktuasi
3. Mahasiswa mampu memberi penjelasan aturan persediaan
4. Mahasiswa mampu menjelaskan Internal Control persediaan
5. Mahasiswa mampu menjelaskan kekeliruan dalam menghitung persediaan

B. URAIAN MATERI
1. Kebijakan yang mengutamakan pengendalian tingkat persediaan

Stabilitas persediaan merupakan perubahan persediaan sama untuk setiap


periode. Apabila selisih persediaan awal dan persediaan akhir pada triwulan I
sebesar 40.000 unit, maka selanjutnya untuk triwulan II, III, dan IV harus sama
dengan triwulan I. Langkah – langkah penyusunan anggaran dengan metode
Stabilitas Persediaan adalah :

a. Langkah I
Tentukan selisih antara stok di awal dan persediaan diakhir

b. Langkah 2
Hitung selisih stok itu, lalu bagilah dengan waktu penjualan dalam satu tahun.
Apabila waktu penjualan dinyatakan bulanan, maka bagilah 12 sebab satu
tahun sama dengan duabelas bulan, apabila rencana penjualannya dalam
triwulan, maka dibagi dengan 4.

c. Langkah 3
Apabila selisihnya negatif, agar diperoleh stok akhir, jumlahkan senilai
selisihnya dan apabila selisihnya positif kurangkan senilai selisihnya. Langkah
ini membebaskan pergerakan banyaknya satuan yang diproduksi, namun
level persediaan dijaga tetap dari periode ke periode.

Contoh soal
Apabila disajikan stok diawal 60.000 satuan dan stok diakhir 40.000 satuan
dengan waktu rencana penjualannya tiga bulanan, maka stok akhir Triwulan
pertama dihitung dengan cara yang membagi selisih antara stok diawal dan

Penganggaran Perusahaan
140
Manajemen S-1

persediaan akhir (periode tiap bulan, tiga bulanan, enam bulanan, dst)
Selisih tk. Persediaan = Persediaan Awal Persediaan Akhir (per triwulan): 4
= (60.000 – 40.000): 4 = 5.000

Triwulan I-IV : Pers. Akhir – selisih tk. Persediaan


(per triwulan) Triwulan I : 60.000 – 5.000 = 55.000
Triwulan II : 55.000 – 5.000 = 50.000

Triwulan III : 50.000 – 5.000 = 45.000

Triwulan IV : 45.000 – 5.000 = 40.000

Dan apabila penjualan Triwulan I, II, III, dan IV diketahui masing – masing
sebesar 115.000, 85.000, 85.000 dan 115.000, maka rencana produksi dapat
disusun sebagai berikut :

Uraian Triwulan I Triwulan Triwulan Triwulan Total


II III IV

Penjualan 115.000 85.000 85.000 115.000 400.000


Pers. Akhir 55.000 50.000 45.000 40.000 40.000

Kebutuhan 170.000 135.000 130.000 155.000 440.000


Pers. Awal 60.000 55.000 50.000 45.000 60.000

Produksi 110.000 80.000 80.000 110.000 380.000

Penganggaran Perusahaan
141
Manajemen S-1

2. Kebijakan Kombinasi Tingkat Persediaan Berfluktuasi

Kebijakan kombinasi maksudnya adalah mengkombinasikan dua kebijakan


persediaan stabil dan kebijakan produksi stabil. Disini meski pun telah ditetapkan
dengan cara kombinasi tetapi perusahaan masih harus menetapkan asumsi-
asumsi lain agar dapat dicapai keseimbangan yang optimum antara tingkat
penjualan, persediaan dan produksi.
Contoh soal

Krisis moneter yang melanda Indonesia mengguncanh perekonomian


Indonesia. Hal ini juga dirasakan oleh manajemen PT Pantang Mundur yang
mengakibatkan dan memaksa PT Pantang Mundur merencanakan penjualan
untuk tahun 2010 sebagai berikut

Uraian Rencana Penjualan

Triwulan I 115.000 unit

Triwulan II 85.000 unit


Triwulan III 85.000 unit
Triwulan IV 115.000 unit
Jumlah 400.000 unit

Perkiraan tingkat persediaan awal 60.000 unit dan akhir 40.000 unit.
Berdasarkan contoh diatas, misalkan ditetapkan kebijakan sebagai berikut
a. Tingkat produksi tidak boleh berfluktuasi lebih dari 20% dari tingkat produksi
rata-rata
b. Tingkat persediaan triwulan I dan II berfluktuasi 6.000 unit, sedangkan triwulan
III dan IV 4.000 unit.Jawaban :

Jawab :

Kebijakan a :

tidak boleh berfluktuasi lebih dari 20% dari tingkat produksi rata-rata

90.000 x 20% = 19.000.

Minimal produksi = 90.000 – 19.000 = 76.000

Penganggaran Perusahaan
142
Manajemen S-1

Maksimal produksi = 90.000 + 19.000 = 114.000

Menggunakan metode kombinasi, budget produksi dapat disusun

Kesimpulan terhadap aturan “A”, level produksi menggunakan cara ini


dikatakan sukses sebab produksi paling rendah yakni 79.000 melebihi
persyaratan minimum produksi yakni 76.000. (79.000 > 76.000 = sukses) dan
produksi paling tinggi yakni 111.000 tidak melebihi persyaratan maksimum
produksi yakni 114.000

3. Aturan persediaan

Masing – masing korporasi mesti senantiasa waspada dan memikirkan


dengan cermat terhadap banyaknya stok bahan tersedia. Artinya, masing –
masing korporasi mesti memiliki aturan stok yang nyata, dan bermanfaat seperti
:
a. Agar menempatkan korporasi pada kedudukan yang senantiasa terjaga

Penganggaran Perusahaan
143
Manajemen S-1

terhadap pelayanan penjualan, ketika saat biasa ataupun bilamana terjadi


order dadakan. Relasi baik terhadap customer senantiasa dipelihara dan
dirawat. Sebab itulah stok produk mesti ada biar memberikan kepuasan
konsumen
b. Untuk menolong diraihnya kemampuan output yang kontiniu dan berimbang.
Saat permintaan naik, korporasi tidak butuh memforsir produksinya agar
beroperasi secara kapasitas penuh. Malah, lebih baik waktu permintaan
rendah, kelebihan – kelebihan produksi disimpan sebagai persediaan.

Untuk memungkinkan tercapainya sasaran – sasaran perusahaan,


terdapat beberapa unsur yang penting dipikirkan sebelum ditetapkan banyaknya
persediaan. Unsur – unsur itu seperti di bawah ini :
a. Ketahanan fisik bahan yang tersimpan.

Di muka telah dikatakan bahwa berbagai macam produk memiliki


karakter unik yang memerlukan tehnik menyimpan yang unik juga. Berbagai
macam produk yang gampang rusak, mesti diperhatikan secara serius dan
diperlakukan dengan hati – hati.
b. Karakter penawaran

Apabila raw material senantiasa ada di pasaran setiap musim maka


banyaknya stok bahan mentah bisa ditahan. Kebalikannya apabila penawaran
raw material berciri dadakan maka banyaknya stok mesti diatur juga.
1) Pengeluaran – pengeluaran yang ditanggung antara lain :

a) Penyewaan gedung

b) Beban perbaikan

c) Biaya asuransi

d) Pajak atas barang di gudang

e) Modal yang diserap

f) Bunga pinjaman dan lain lain


2) Jumlah modal kerja yang ada
3) Resiko – resiko dijamin

Resiko biasanya bersumber dari tiga sumber, yakni :

Penganggaran Perusahaan
144
Manajemen S-1

a) Manusia

Resiko bersumber dari manusia biasanya timbul sebab


keteledoran manusia. Dari membawa, menggeser dan membongkar
barang acapkali mengabaikan prosedur dan aturan yang telah
ditetapkan, sehingga produk menjadi cacat.

b) Alam

Resiko bersumber dari alam biasanya berlangsung di luar


kendali manusia antara lain :

(1) Terjadinya banjir

(2) Gunung meletus

(3) Tanah longsor,

(4) Dan sebagainya.

c) Sifat barang itu sendiri

Resiko karena sifat barang itu sendiri, pada umumnya terjadi


karena :

(1) mudah rusaknya barang tersebut,

(2) bentuk barang yang sukar untuk disusun secara baik di gudang,
(3) barang yang mudah terbakar,

(4) dan lain – lain.

4. Internal kontrol bagi persediaan

Internal kontrol bagi persediaan absolut dibutuhkan menimbang


persediaan gampang sekali untuk disalahgunakan. Ada 2 sasaran pokok
menerapkan internal kontrol, yakni menjaga dan menghindari persediaan dari
kegiatan pencurian, penyelewengan, penyalahgunaan, dan pengrusakan, serta
memastikan ketepatan pelaporan persediaan dalam penghitungan produksi. Di
dalamnya terkandung kontrol bagi riwayat mutasi pembelian dan mutasi
penjualan.

Internal kontrol bagi persediaan sebaiknya diawali ketika produk diterima

Penganggaran Perusahaan
145
Manajemen S-1

setelah dibeli melalui rekanan. Dokumen penerimaan dicetak dengan nomor urut
yang disediakan departemen penerimaan, sebagai awal pertanggungjawaban
personal terhadap persediaan. Agar menjamin bahwa produk yang masuk cocok
dengan pemesanan, maka masing – masing dokumen penerimaan barang,
dicocokkan dengan dokumen pembelian yang sah. Nilai pesanan produk
layaknya tercantum di dokumen pemesanan dicocokkan terhadap nilai yang
tertera di dokumen penagihan atau invoice. Setelah laporan barang yang
diterima, dokumen pemesanan, dan dokumen penagihan dicocokkan, korporasi
kemudian mencantumkan persediaan di laporan produksi.

Internal kontrol bagi persediaan pun acapkali menyertakan alat tambahan


pengaman, antara lain, cermin 2 arah, cctv, alat sensor, pendingin ruangan, dan
lain – lain beserta satuan pengaman.

Lokasi menyimpan persediaan dimana persediaan sebaiknya ditaruh di


gudang, yang keluar masuknya terbatas bagi pekerja khusus. Setiap produk
yang dikeluarkan melalui gudang sebaiknya dilengkapi atau didukung oleh
dokumen keluar masuk, yang telah disetujui sesuai mekanismenya. Temperatur
lokasi penyimpanan sebaiknya ditata dan dikelola dengan apik agar mencegah
kerusakan atas barang yang disimpan, seperti makanan dan minuman tertentu,
obat, bahan adukan cat, gas tabung dan lain sebagainya. Informasi atas jumlah
mengenai masing – masing barang yang disimpan dapat segera tersedia dalam
catatan persediaan. Agar memastikan ketepatan jumlah persediaan yang
tercantum dalam dokumen produksi akan dilakukan pemeriksaan fisik secara
kontiniu dan berkesinambungan.

5. Kekeliruan penghitungan persediaan

Diingatkan lagi, yakni stok diawal ataupun stok diakhir dipakai untuk
mengkalkulasi jumlah rencana produksi suatu perusahaan. Stok diakhir tahun
yang berlangsung, dengan sendirinya menjadi stok diawal periode selanjutnya.
Kekeliruan ketika membuat kalkulasi bagi persediaan akan berdampak pada
harga pokok produksi suatu barang, yaitu :
a. Kekeliruan pencatatan jumlah unit persediaan menyebabkan kekeliruan
informasi penyajian persediaan diakhir. Disamping itu, kekeliruan menghitung
persediaan juga, mengakibatkan harga pokok produski, harga pokok
penjualan, laba kotor dan laba bersih dari suatu perusahaan akan menjadi

Penganggaran Perusahaan
146
Manajemen S-1

keliru.
b. Kekeliruan menghitung unit bagi persediaan diakhir normalnya ditemukan
pada tahun selanjutnya apabila kekeliruan itu dikoreksi.
c. Perlu diingat apabila besarnya persediaan diakhir dilaporkan kekecilan,
mengakibatkan laba bersih pada tahun berjalan ini kekecilan. Nilai akhir
persediaan kekecilan di tahun yang berlangsung, diteruskan di tahun
selanjutnya sebagai persediaan diawal.
d. Demikian juga, apabila besarnya persediaan diakhir dilaporkan ketinggian,
mengakibatkan laba bersih di tahun berjalan ini ketinggian. Saldo akhir
persediaan ketinggian di tahun yang berlangsung, diteruskan di tahun
selanjutnya sebagai persediaan diawal. Sebab, persediaan diakhir di tahun
yang berlangsung ketinggian, mengakibatkan saldo persediaan diawal
periode seterusnya ketinggian.

6. Anggaran produksi perangkat perencanaan, pengkoordinasian, dan


pengawasan

Penganggaran produksi dimanfaatkan untuk merencanakan,


mengkoordinasikan, dan mengawasi sistem produksi di korporasi. Anggaran
produksi dibuat sesuai dengan Anggaran Penjualan yang telah dibuat terlebih
dahulu. Ini untuk menggambarkan bahwa keseluruhan permasalahan yang
berkaitan dengan pemroduksian, seperti bahan baku yang dibutuhkan, tenaga
kerja yang dipakai, kemampuan mesin dan peralatan, modal yang ditambahkan,
dan aturan stok disejajarkan sesuai penjualan yang ingin dicapai. Teranglah,
bahwa anggaran pemroduksian memiliki fungsi untuk dipakai dalam
perencanaan. Apabila anggaran pemroduksian sungguh – sungguh dibuat
dengan tepat, sehingga penganggaran ini dapat juga menjadi alat
pengkoordinasiaan. Anggaran pemroduksian akan menjembatani seberapa
besar tingkat pemroduksian yang dapat dilaksanakan pada kondisi keuangan
korporasi saat ini, perubahan modal, pertumbuhan produksi, dan penjualan yang
telah dijalankan.

Sebenarnya, antara departemen pemasaran dan departemen produksi


mesti berkoordinasi satu sama lainnya. Pimpinan Departemen Pemasaran mesti
mendapatkan informasi lebih seputar kapasitas produksi yang dapat dijalankan

Penganggaran Perusahaan
147
Manajemen S-1

oleh departemen produksi sebelum membuat penganggran penjualan.


Berikutnya, penganggaran pemroduksian bisa juga digunakan untuk alat
mengawasi. Pengawasan produksi meliputi pengawasan kualitas, kuantitas dan
tentu saja pengawasan pengeluaran. Keterkaitannya pemroduksian dengan
tugas pengawasan merupakan prioritas terhadap bahan baku, bahan penolong,
material pendukung, analisa pemrosesan pemroduksian, skedul dan jadwal
kerja, perintah kerja dan sampai pada tindak lanjut pekerjaan. Untuk
dimanfaatkan sebagai alat mengawasi tingkat produksi, dan banyaknya stok dari
produk yang telah dihasilkan, baih dihasilkan harian ataupun dihasilkan
mingguan, dibuatlah laporan pekerjaan.

Departemen produksi di suatu korporasi, biasanya membawahi :


a. Gudang material
b. Pengolahan bahan baku
c. Pengepakan
d. Pengadukan
e. Pengukuran
f. Pemotongan
g. Dan lain lain

C. SOAL LATIHAN/TUGAS
1. PT Ingin Sukses informasi penjualan seperti dibawah ini :
a. Rencana Penjualan pada tahun 2007 sebanyak 320.000 unit. Pola
penjualan bersifat musiman dengan indeks sebagai berikut :

Januari 9%

Pebruari 11%

Maret 10%

Triwulan II 30%

Triwulan III 15%

Triwulan IV 25%

Rencana Persediaan awal tahun 40.000 unit dan akhir tahun 20.000 unit.
Kebijakan persediaan yang ditentukan adalah :

Penganggaran Perusahaan
148
Manajemen S-1

1) Persediaan maksimum tidak boleh melebihi 40.000 unit


2) Persediaan minimum tidak boleh melebihi 12.000 unit Kebijakan Produksi
ditentukan sebagai berikut :

Produksi normal bulanan = 1/12 produksi setahun. Angka toleransi produk


lebih kurang 10% dari tingkat produksi normal. Produksi pada triwulan III dimana
penjualan sangat merosot diturunkan menjadi 70% dari tingkat normal.

Berdasarkan data diatas anda diminta :


1) Menentukan tingkat produksi setahun pada tahun 2007 dan menghitung
perkiraan penjualan bulanan / triwulan dalam setahun.
2) Anggaran produksi bisa disajikan menurut kebutuhan departemen
persediaan, Pimpinan menetapkan level persediaan setiap tahun.

Penjualan

Persediaan produk jadi turnover =

Average persediaan

Persediaan diawal + di akhir

Average persediaan produk =

2. Perusahaan Cerutu dan Tembakau Shag kimberly memproduksi 5 macam merk


cerutu. Perusahaan ini sedang mempersiapkan anggaran keuangannya untuk
tahun 2004. Rencana penjualan yang dipersiapkan oleh bagian pemasaran
perusahaan
Merk Cerutu Perkiraan penjualan setahun
JB 100.000 kotak
MV 150.000 kotak
FF 80.000 kotak
EM 200.000 kotak
LB 250.000 kotak

Penganggaran Perusahaan
149
Manajemen S-1

Ramalan penjualan bulanan JB untuk tahun 2004, yaitu :

Januari 10.500 kotak


Pebruari 10.300 kotak
Maret 9.400 kotak
April 8.500 kotak
Mei 8.000 kotak
Juni 7.000 kotak
Juli 5.200 kotak
Agustus 5.000 kotak
September 7.500 kotak
Oktober 8.800 kotak
Nopember 9.500 kotak
Desember 10.300 kotak

Pasaran cerutu yang utama adalah untuk pasaran ekspor. Penjualan di


dalam negeri sendiri tidak seberapa jumlahnya. Jumlah penjualan dari bulan ke
bulan mengalami perubahan yang cukup besar. Permintaan cerutu yang besar
terjadi pada bulan – bulan musim rontok sampai musim semi. Sedang pada
musim panas banyak mengalami penurunan. Rencana persediaan untuk masing
– masing merek adalah sebagai berikut :

Barang Jadi Barang dalam proses

Awal Akhir Awal 2004 Akhir 2004


Merek
2004 2004 Unit %-selesai Unit %-selesai

JB 1.000 12.000 - - - -

MV 10.000 8.000 2.000 100 2.000 100

FF 5.000 5.000 2.000 50 6.000 50

EM 20.000 20.000 5.000 100 4.000 100

LB 25.000 28.000 7.000 80 8.000 80

Penganggaran Perusahaan
150
Manajemen S-1

Biaya pemasaran riil bulanan khusus untuk cerutu merek JB yang diperoleh
dari data perongkosan yang lalu adalah sebagai berikut :
Tingkat Penjualan (dalam rupiah)
Jenis Biaya
5.000 kotak 8.000 kotak 10.000 kotak

Biaya advertensi 7.500 9.000 10.000

Gaji salesman 10.000 10.000 10.000

Komisi penjulan 6.250 10.000 12.500

Jumlah 23.750 29.000 32.500

Dengan menggunakan data yang tersedia diatas, buatlah :

a. Ikhtisar rencana produksi tahunan dari perusahaan cerutu kimberly tahun


2004.
b. Mengingat sifat penjualannya, kebijaksanaan persediaan barang jadi dan
kebijaksanaan produksi bulanan yang bagaimana yang saudara anjurkan agar
dianut oleh perusahaan ini. Tembakau hanya dapat diperoleh pada musim
tertentu, sedang tenaga kerja mudah diperoleh dan pembayarannya dilakukan
atas dasar upah borongan.
c. Skedul produksi bulannan untuk produk cerutu JB sesuai dengan saran
saudara pada pertanyaan (2) diatas.

3. PT, Laela, usahanya adalah memproduksi dan menjual barang A, saat


ini tengah menyusun anggaran produksinya untuk semester I tahun
2011 yang akan datang dengan data dan kebijaksanaan yang telah
ditetapkan antara lain sebagai berikut :

a. Rencana penjualan 7 bulan ke depan sebagai berikut :

Penganggaran Perusahaan
151
Manajemen S-1

Bulan Rencana Penjualan (unit)


Januari 2.400
Pebruari 2.600
Maret 2.600
April 2.800
Mei 2.400
Juni 2.500
Juli 3.000

b. Kebijaksanaan persediaan akhir :

1) Tiap akhir bulan persediaan barang jadi diinginkan sebanyak 40% dari
rencana penjualan bulan berikutnya.

2) Persediaan barang jadi pada saat perhitungan fisik yang dilakukan pada
akhir 31Desember 2010 diketahui sebanyak 1.060 unit.

3) Pola produk yang ditetapkan oleh perusahaan sesuai dengan kebijaksanaan


yang diterapkan adalah berubah – ubah

Penganggaran Perusahaan
152
Manajemen S-1

4. Stabilitas persediaan merupakan perubahan persediaan sama untuk setiap


periode. Apabila selisih persediaan awal dan persediaan akhir pada triwulan I
sebesar 40.000 unit, maka selanjutnya untuk triwulan II, III, dan IV harus sama
dengan triwulan I. Sebutkan langkah – langkah menyusun anggaran dengan
metode Stabilitas Persediaan
5. Masing – masing korporasi mesti senantiasa waspada dan memikirkan dengan
cermat terhadap banyaknya stok bahan tersedia. Apa arti dan manfaat aturan
stok bagi korporasi
6. Untuk memungkinkan tercapainya sasaran – sasaran perusahaan, terdapat
beberapa unsur yang penting dipikirkan sebelum ditetapkan banyaknya
persediaan. Sebutkan dan jelasakan unsur – unsur tersebut.
7. Resiko bersumber dari manusia biasanya timbul sebab keteledoran manusia.
Apa saja keteledoran manusia yang saudara ketahui yang bisa mengakibatkan
kerusakan pada stok persediaan
8. Penganggaran produksi dimanfaatkan untuk merencanakan,
mengkoordinasikan, dan mengawasi sistem produksi di korporasi. Anggaran
produksi dibuat sesuai dengan Anggaran Penjualan yang telah dibuat terlebih
dahulu. Ini untuk menggambarkan bahwa keseluruhan permasalahan yang
berkaitan dengan pemroduksian.Sebutkan dan jelaskan permasalahn
pemroduksian yang saudara ketahui.
9. Sebenarnya, antara departemen pemasaran dan departemen produksi mesti
berkoordinasi satu sama lainnya. Pimpinan Departemen Pemasaran mesti
mendapatkan informasi lebih seputar kapasitas produksi yang dapat dijalankan
oleh departemen produksi sebelum membuat penganggran penjualan.
Berikutnya, penganggaran pemroduksian bisa juga digunakan untuk alat
mengawasi. Pengawasan produksi meliputi apa saja menurut pendapat saudara.
10. Stok diakhir tahun yang berlangsung, dengan sendirinya menjadi stok diawal
periode selanjutnya. Kekeliruan ketika membuat kalkulasi bagi persediaan akan
berdampak pada harga pokok produksi suatu barang. Bagaimana kekeliruan ini
bisa terjadi. Jelaskan pendapat saudara.
11. Internal kontrol bagi persediaan sebaiknya diawali ketika produk diterima setelah
dibeli melalui rekanan.
a. Bagaimana internal kontrol yang diterapkan pada Dokumen penerimaan?
b. Bagaimana internal kontrol yang diterapkan pada dokumen penerimaan
barang ?

Penganggaran Perusahaan
153
Manajemen S-1

c. Bagaimana internal kontrol yang diterapkan pada dokumen pemesanan?

D. REFERENSI
Adisaputro, Drs. Gunawan dan Drs. Marwan Asri, 2003, Anggaran Perusahaan,
BPFE, Yogyakarta

Christina, Ellen, dkk., 2001, Anggaran Perusahaan Suatu Pendekatan Praktis,


Gramedia, Jakarta

Darsono., Purwanti, Ari. 2010. Penganggaran Perusahaan : Teknik Mengetahui dan


Memahami Penyajian Anggaran Perusahaan sebagai Pedoman
Pelaksanaan dan Pengendalian Aktivitas Bisnis. Edisi 2. Mitra Wacana
Media, Jakarta.

Husnayetti, 2012, Anggaran Perusahaan, Jelajah Nusa, Tangerang

Munandar, M. 2007. Budgetting. Perencanaan Kerja Pengkoordinasian Kerja


Pengawasan Kerja. Edisi Kedua. BPFE, Yogyakarta.

Nafarin, M. 2007. Penganggaran Perusahaan. Edisi 3. Salemba Empat, Jakarta.

Rahayu, Sri., Arifian, Ari. 2010. Penganggaran Perusahaan. Graha Ilmu, Yogyakarta.

Rudianto. 2009. Penganggaran, Erlangga, Jakarta.

Nuryatno Amin, Muhammad dkk 2019, Praktikum Penganggaran Perusahaan, Mitra


Wacana Media, Bogor

Penganggaran Perusahaan
154

Anda mungkin juga menyukai