PERTEMUAN KE 9
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Mahasiswa mampu menjelaskan kebijakan pengendalian persediaan
2. Mahasiswa mampu menjelaskan tingkat persediaan berfluktuasi
3. Mahasiswa mampu memberi penjelasan aturan persediaan
4. Mahasiswa mampu menjelaskan Internal Control persediaan
5. Mahasiswa mampu menjelaskan kekeliruan dalam menghitung persediaan
B. URAIAN MATERI
1. Kebijakan yang mengutamakan pengendalian tingkat persediaan
a. Langkah I
Tentukan selisih antara stok di awal dan persediaan diakhir
b. Langkah 2
Hitung selisih stok itu, lalu bagilah dengan waktu penjualan dalam satu tahun.
Apabila waktu penjualan dinyatakan bulanan, maka bagilah 12 sebab satu
tahun sama dengan duabelas bulan, apabila rencana penjualannya dalam
triwulan, maka dibagi dengan 4.
c. Langkah 3
Apabila selisihnya negatif, agar diperoleh stok akhir, jumlahkan senilai
selisihnya dan apabila selisihnya positif kurangkan senilai selisihnya. Langkah
ini membebaskan pergerakan banyaknya satuan yang diproduksi, namun
level persediaan dijaga tetap dari periode ke periode.
Contoh soal
Apabila disajikan stok diawal 60.000 satuan dan stok diakhir 40.000 satuan
dengan waktu rencana penjualannya tiga bulanan, maka stok akhir Triwulan
pertama dihitung dengan cara yang membagi selisih antara stok diawal dan
Penganggaran Perusahaan
140
Manajemen S-1
persediaan akhir (periode tiap bulan, tiga bulanan, enam bulanan, dst)
Selisih tk. Persediaan = Persediaan Awal Persediaan Akhir (per triwulan): 4
= (60.000 – 40.000): 4 = 5.000
Dan apabila penjualan Triwulan I, II, III, dan IV diketahui masing – masing
sebesar 115.000, 85.000, 85.000 dan 115.000, maka rencana produksi dapat
disusun sebagai berikut :
Penganggaran Perusahaan
141
Manajemen S-1
Perkiraan tingkat persediaan awal 60.000 unit dan akhir 40.000 unit.
Berdasarkan contoh diatas, misalkan ditetapkan kebijakan sebagai berikut
a. Tingkat produksi tidak boleh berfluktuasi lebih dari 20% dari tingkat produksi
rata-rata
b. Tingkat persediaan triwulan I dan II berfluktuasi 6.000 unit, sedangkan triwulan
III dan IV 4.000 unit.Jawaban :
Jawab :
Kebijakan a :
tidak boleh berfluktuasi lebih dari 20% dari tingkat produksi rata-rata
Penganggaran Perusahaan
142
Manajemen S-1
3. Aturan persediaan
Penganggaran Perusahaan
143
Manajemen S-1
a) Penyewaan gedung
b) Beban perbaikan
c) Biaya asuransi
Penganggaran Perusahaan
144
Manajemen S-1
a) Manusia
b) Alam
(2) bentuk barang yang sukar untuk disusun secara baik di gudang,
(3) barang yang mudah terbakar,
Penganggaran Perusahaan
145
Manajemen S-1
setelah dibeli melalui rekanan. Dokumen penerimaan dicetak dengan nomor urut
yang disediakan departemen penerimaan, sebagai awal pertanggungjawaban
personal terhadap persediaan. Agar menjamin bahwa produk yang masuk cocok
dengan pemesanan, maka masing – masing dokumen penerimaan barang,
dicocokkan dengan dokumen pembelian yang sah. Nilai pesanan produk
layaknya tercantum di dokumen pemesanan dicocokkan terhadap nilai yang
tertera di dokumen penagihan atau invoice. Setelah laporan barang yang
diterima, dokumen pemesanan, dan dokumen penagihan dicocokkan, korporasi
kemudian mencantumkan persediaan di laporan produksi.
Diingatkan lagi, yakni stok diawal ataupun stok diakhir dipakai untuk
mengkalkulasi jumlah rencana produksi suatu perusahaan. Stok diakhir tahun
yang berlangsung, dengan sendirinya menjadi stok diawal periode selanjutnya.
Kekeliruan ketika membuat kalkulasi bagi persediaan akan berdampak pada
harga pokok produksi suatu barang, yaitu :
a. Kekeliruan pencatatan jumlah unit persediaan menyebabkan kekeliruan
informasi penyajian persediaan diakhir. Disamping itu, kekeliruan menghitung
persediaan juga, mengakibatkan harga pokok produski, harga pokok
penjualan, laba kotor dan laba bersih dari suatu perusahaan akan menjadi
Penganggaran Perusahaan
146
Manajemen S-1
keliru.
b. Kekeliruan menghitung unit bagi persediaan diakhir normalnya ditemukan
pada tahun selanjutnya apabila kekeliruan itu dikoreksi.
c. Perlu diingat apabila besarnya persediaan diakhir dilaporkan kekecilan,
mengakibatkan laba bersih pada tahun berjalan ini kekecilan. Nilai akhir
persediaan kekecilan di tahun yang berlangsung, diteruskan di tahun
selanjutnya sebagai persediaan diawal.
d. Demikian juga, apabila besarnya persediaan diakhir dilaporkan ketinggian,
mengakibatkan laba bersih di tahun berjalan ini ketinggian. Saldo akhir
persediaan ketinggian di tahun yang berlangsung, diteruskan di tahun
selanjutnya sebagai persediaan diawal. Sebab, persediaan diakhir di tahun
yang berlangsung ketinggian, mengakibatkan saldo persediaan diawal
periode seterusnya ketinggian.
Penganggaran Perusahaan
147
Manajemen S-1
C. SOAL LATIHAN/TUGAS
1. PT Ingin Sukses informasi penjualan seperti dibawah ini :
a. Rencana Penjualan pada tahun 2007 sebanyak 320.000 unit. Pola
penjualan bersifat musiman dengan indeks sebagai berikut :
Januari 9%
Pebruari 11%
Maret 10%
Triwulan II 30%
Triwulan IV 25%
Rencana Persediaan awal tahun 40.000 unit dan akhir tahun 20.000 unit.
Kebijakan persediaan yang ditentukan adalah :
Penganggaran Perusahaan
148
Manajemen S-1
Penjualan
Average persediaan
Penganggaran Perusahaan
149
Manajemen S-1
JB 1.000 12.000 - - - -
Penganggaran Perusahaan
150
Manajemen S-1
Biaya pemasaran riil bulanan khusus untuk cerutu merek JB yang diperoleh
dari data perongkosan yang lalu adalah sebagai berikut :
Tingkat Penjualan (dalam rupiah)
Jenis Biaya
5.000 kotak 8.000 kotak 10.000 kotak
Penganggaran Perusahaan
151
Manajemen S-1
1) Tiap akhir bulan persediaan barang jadi diinginkan sebanyak 40% dari
rencana penjualan bulan berikutnya.
2) Persediaan barang jadi pada saat perhitungan fisik yang dilakukan pada
akhir 31Desember 2010 diketahui sebanyak 1.060 unit.
Penganggaran Perusahaan
152
Manajemen S-1
Penganggaran Perusahaan
153
Manajemen S-1
D. REFERENSI
Adisaputro, Drs. Gunawan dan Drs. Marwan Asri, 2003, Anggaran Perusahaan,
BPFE, Yogyakarta
Rahayu, Sri., Arifian, Ari. 2010. Penganggaran Perusahaan. Graha Ilmu, Yogyakarta.
Penganggaran Perusahaan
154