Anda di halaman 1dari 10

[00.

15, 26/9/2021] wroessali:

ANGGARAN BAHAN BAKU

4.1. PENGERTIAN

Penjabaran lebih lanjut dari anggaran produksi adalah anggaran bahan baku yang mencakup lebih rinci
mengenai jumlah dan jenis bahan baku yang digunakan dalam proses produksi. Bahan baku yang
digunakan untuk proses produksi terdiri dari dua macam, yaitu bahan baku langsung (direct material)
dan bahan baku tidak langsung (indirect material). Bahan baku langsung adalah bahan baku yang secara
langsung berperan dalam proses produksi dan mem punyai hubungan yang erat dengan jumlah produk
yang dihasilkan.

Bahan baku tidak langsung adalah bahan baku yang secara tidak langsung ikut berperan dalam proses
produksi. Anggaran bahan baku merencanakan kebutuhan dan penggunaan bahan baku langsung,
sedangkan kebutuhan bahan baku tidak langsung akan direncanakan dalam anggaran biaya overhead
pabrik.

Berdasarkan uraian di atas, dapat digarisbawahi bahwa anggaran bahan baku adalah semua anggaran
yang berhubungan dengan perencanaan secara lebih terperinci mengenai penggunaan bahan baku
untuk proses produksi selama periode yang akan datang.

4.2. TUJUAN PENYUSUNAN ANGGARAN BAHAN BAKU

Penyusunan anggaran bahan baku sangat membantu manajemen dalam mengambil langkah kebijakan
yang berkaitan dengan:

a. Perkiraan jumlah kebutuhan bahan baku.


b. Perkiraan jumlah pembelian bahan baku yang diperlukan.
c. Dasar perkiraan kebutuhan dana dalam pembelian bahan baku.
d. Dasar penentuan komponen harga pokok produk karena pemakaian bahan baku untuk proses
produksi.
e. Dasar pengawasan penggunaan bahan baku.

4.3. ELEMEN-ELEMEN ANGGARAN BAHAN BAKU

Anggaran bahan baku meliputi empat sub-anggaran, yaitu anggaran kebutuhan bahan baku, anggaran
pembelian bahan baku, anggaran persediaan bahan baku, dan anggaran biaya pemakaian bahan baku.

File WilRoes/EPP/2014
1. Anggaran Kebutuhan Bahan Baku

Anggaran ini disusun sebagai perencanaan jumlah bahan baku yang dibutuhkan untuk keperluan
produksi pada periode mendatang. Anggaran ini harus merinci:

a. Jenis barang jadi yang dihasilkan.


b. Jenis bahan baku yang digunakan.
c. Bagian-bagian yang dilalui dalam proses produksi.
d. Standar penggunaan bahan baku (standard usage ratelSUR).
e. Waktu penggunaan bahan baku.
f. Jumlah masing-masing jenis barang jadi.

2. Anggaran Pembelian Bahan Baku

Anggaran ini disusun sebagai perencanaan jumlah bahan baku yang harus dibeli pada periode
mendatang. Anggaran ini harus merinci:

a. Jenis bahan baku yang digunakan dalam proses produksi.


b. Jumlah yang harus dibeli.
c. Harga persatuan (unit) bahan baku.

Anggaran pembelian bahan baku dapat diformulasikan sebagai berikut:

Kebutuhan bahan baku untuk produksi XX


Persediaan akhir bahan baku XX
Jumlah kebutuhan bahan baku XX
Persediaan awal bahan baku XX
Pembelian bahan baku XX

Adapun faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam penyusunan anggaran pembelian bahan bakar
adalah :

a. Anggaran unit kebutuhan bahan baku


b. Biaya pengadaan (set-up cost)
c. Biaya-biaya penyimpanan dan risiko penyimpanan (carrying cost
d. Fluktuasi harga bahan baku
e. Tensedianya bahan baku di pasar
f. Modal kerja yang tersedia
g. Kebijakan perusahaan terhadap persediaan bahan baka, yang pada umumnya dipengaruhi oleh
fluktuas produksi fasilitas tempat penyimpanan, eisiko kerugian, biaya-biaya penyimpanan,
tingkat perputaran persediaan bahan baks, lead-time dan modal kerja

File WilRoes/EPP/2014
Dalam penyusunan anggaran bahan pembelian bahan baku, hal yang penting lainnya yang harus
diperhatikan adalah jumlah pembelian yang paling ekonomis (economical Order Quantity = EOQ),
dimana untuk menghitungnya biasanya dipertimbangkan 2 jenis biaya yang bersifat variable, yaitu :

1. Biaya pemesanan (ordering cost) yang selalu berubah sesuai frekuensi pemesanan
2. Biaya penyimpanan (carrying cost) yag berubah-ubah sesuai jumlah bahan baku yang disimpan

Jumlah pembelian yang paling ekonomis (EOQ) dapat diformulasikan sebagai berikut:

EOQ= Jumlah pembelian yang paling ekonomis


R = Jumlah bahan baku yang akan dibeli dalam jangka waktu tertentu
S = Biaya pemesanan
P = Harga per unit bahan baku
I = Biaya penyimpanan (persentase dari persediaan rata-rata)

atau dapat juga dihitung dengan rumus:

C = Biaya penyimpanan setiap unit bahan mentah

Dalam menerapkan konsep ini perlu diperhatikan asumsi yang mendasarinya, yaitu permintaan barang
di masa yang akan dating dapat diketahui dengan pasti dan konstan dari waktu ke waktu. Model dasar
EOQ menganggap bahwa penjualan dapat diramalkan, pemakaian sepanjang tahun tetap, dan
persediaan bisa segera diperoleh. Meskipun demikian, sering kali asumsi bahwa pesanan bisa segera
dilakukan dan barang bisa segera diperoleh perlu dilonggarkan karena adanya tenggang waktu (Lead
time) antara pemesanan dan penerimaan barang. Agar kegiatan penjualan tidak terganggu perusahaan
harus memiliki persediaan selama masa tenggang waktu.

Selanjutnya, demi menjaga kelancaran proses produksi, tidak cukup hanya menentukan jumlah bahan
baku yang dibeli saja, namun harus ditentukan pula waktu pemesanan bahan baku agar dapat datang
tepat pada waktu dibutuhkan, karena bahan baku yang terlambat kadang-kadang harus dicarikan bahan
penggantinya agar proses produksi tidak terhenti. Biaya-biaya yang terpaksa dikeluarkan karena
keterlambatan datangnya bahan baku disebut stock out com (SOC), sebaliknya bahan baku yang
datangnya terlalu awal (terlal bahan cepat) juga akan menimbulkan biaya yang disebut extra carrying

File WilRoes/EPP/2014
cou (ECC). Oleh karena itu, dalam menentukan waktu pemesanan baku perlu diperhatikan faktor lead
time, yaitu jangka waktu sejak dilakukannya pemesanan sampai saat datangnya bahan baku yang
dipesan dan siap untuk digunakan dalam proses produksi. Setelah diperhitungkan adanya faktor lead
time, dapat ditentukan pula reorder point, yaitu saat di mana harus dilakukan pemesanan kembali
bahan mentah yang diperlukan.

Contoh Soal:

Suatu perusahaan memperkirakan kebutuhan bahan bakunya selama satu tahun sebanyak 6.000 unit
dengan harga Rp 4.000,- per unit. Biaya pemesanan setiap kali pesan adalah sebesar Rp 5.000,- dan
biaya penyimpanan Rp 60,- per unit. Lead time yang diperlukan selama 9 hari (1tahun = 360hari) dan
safety stock ditetapkan sebesar 200 unit.

Dari contoh soal di atas dapat dihitung:

( )( )

Reorder point.

a. Pemakaian selama lead time 9/360 x 6.000 = 150 unit


b. Safery stock Reorder point = 200 unit+
350 unit

Misalkan dari contoh di atas diketahui pula bahwa stock out cost sebesar Rp 150,- per unit dan data
mengenai lead time yang terjadi dalam perusahaan sebagai berikut:

Lead Time Probabilitas


4 hari 15%
5 hari 30%
6 hari 25%
7 hari 30%

Atas dasar informasi tersebut, maka lead time yang paling menguntungkan dan saat bahan baku harus
dipesan kembali adalah:

File WilRoes/EPP/2014
1. Extra Carrying Cast (ECC)

Biaya pemeliharaan (penyimpanan) per hari per order: (1.000 x Rp60)/360 = Rp 166, 67

a. Bila lead time 4 hari

ECC - Rp 0.

b. Bila lead time 5 hari

ECC=1.(0,15).(Rp 166.67)=Rp.25.

c. Bila lead time 6 hari

ECC=[2.(0,15) + 1.(0.30)] .(Rp 166.67)=Rp.100

c. Bila lead time 7 hari

ECC=[3(0,15) + 2.(0,30) + 1.(0.25)] .(Rp 166.67)=Rp.216,67

2. Stock Out Cost

Kebutuhan bahan mentah per hari : (6000)/(360 = 16,67 = 17

a. Bila lead time 4 hari

SOC = [1.(0,15) + 2.(0.30)] + 1(0,25). + 1(0,30). (Rp150). (17) = Rp.2805

b. Bila lead time 5 hari

SOC= 1(0,25) + 2(0,30) (Rp150). (17) = Rp.2167,50

c. Bila lead time 6 hari

SOC= 1(0,30) (Rp150). (17) = Rp.765

c. Bila lead time 7 hari

SOC = 0

Berdasarkan perhitungan di atas, ternyata bahwa lead time 7 mempunyai total biaya ekstra
yang paling kecil, yaitu:

Extra carrying cost (ECC) = Rp 216,67,


Stock out cost (SOC) = Rp 0.- +
Total cost Rp 216,67,

File WilRoes/EPP/2014
Dengan demikian maka bahan baku harus dipesan kembali pada saat tingkat persediaan:

a. Safety stock = 200 unit


b. Kebutuhan selama lead time: 7 x 17 unit = 119 unit
Reorder point. = 319 unit

3. Anggaran PERSEDIAAN Bahan Baku

Anggaran persediaan bahan baku disusun sebagai suatu perencanaan yang terperinci atas
kuantitas bahan baku yang disimpan sebagai persediaan, yang meliputi:

a. Jenis bahan baku yang digunakan.


b. Jumlah masing-masing bahan baku yang tersisa sebagai persediaan.
c. Harga per unit masing-masing jenis bahan baku.
d. Nilai bahan baku yang disimpan sebagai persediaan.

Adapun besarnya bahan baku yang harus tersedia untuk kelancaran proses produksi tergantung
pada beberapa faktor, seperti:

a. Volume produksi selama satu periode waktu tertentu.


b. Volume bahan baku minimal (safety stock).
c. Besarnya pembelian yang ekonomis.
d. Estimasi tentang naik turunnya harga bahan baku pada waktu waktu mendatang.
e. Biaya-biaya penyimpanan dan pemeliharaan bahan
f. Tingkat kecepatan bahan baku menjadi rusak

4. Anggaran BIAYA PEMAKAIAN Bahan Baku

Bahan baku yang dibeli oleh perusahaan terdiri dari bahan baku yang digunakan dalam proses
produksi dan bahan baku yang tersimpan di gudang sebagai persediaan. Anggaran biaya pemakaian
bahan baku akan merencanakan nilai bahan baku yang digunakan dan dihitung dalam satuan moneter.
Manfaat disusunnya anggaran ini adalah sebagai perhitungan harga pokok produk yang dihasilkan, dan
sebagai pengawasan penggunaan bahan baku.

Dengan demikian dalam anggaran biaya bahan baku yang habis dipakai harus diperinci
mengenai:

a. Jenis bahan baku yang digunakan.


b. Jumlah masing-masing jenis bahan baku yang habis digunakan untuk proses produksi.
c. Harga per unit masing-masing jenis bahan baku.
d. Nilai masing-masing bahan baku proses produksi.
e. Jenis produk yang dihasilkan.
f. Waktu penggunaan bahan baku.

File WilRoes/EPP/2014
Contoh soal :

a. Perkiraan Penjualan

Persediaan
Jenis Jumlah Harga Persediaan Akhir
barang (unit) (Rp/unit) Awal (unit) (unit)
X 15000 1500 6000 4000
Y 30000 1600 3000 5000
Z 20000 1900 1500 6500

b. Bahan baku yang digunakan dihitung menurut standar penggunaan kebutuhan (Standar Used
Rate/SUR) :

Jenis SUR
Bahan
Baku Satuan Barang X Barang Y Barang Z
1 Unit 3 3 4
2 Kg 3 0 3
3 Unit 1 4 2

c. Jumlah persediaan masing-masing bahan baku

Jenis
Bahan Persediaan Persediaan Persediaan
Baku Awal Awal Akhir
1 Unit 7500 4000
2 Kg 10000 8500
3 Unit 10000 12500

d. Perkiraan harga bahan baku

Jenis Bahan Baku Harga per Harga


1 Rp/Unit 800
2 Rp/Kg 500
3 Rp/Unit 750

Berdasarkan data tersebut susunlah :

1. Anggaran produksi untuk masing-masing jenis barang


2. Anggaran kebutuhan bahan baku yang dirinci menurut jenis barang dan jenis bahan baku

File WilRoes/EPP/2014
3. Anggaran pembelian bahan baku yang terperinci menurut jenis bahan baku dan nilainya
4. Anggaran bahan baku yang habis digunakan yang dirinci menurut jenis bahan baku dan jenis barang

PENYELESAIANNYA

1. Anggaran Produksi (unit)

Keterangan Barang X Barang Y Barang Z


Penjualan 15000 30000 20000
Persediaan akhir 4000 5000 6500
Kebutuhan 19000 35000 26500
Persediaan awal 6000 3000 3500
Jumlah produksi 13000 32000 23000

2. Anggaran kebutuhan bahan baku

Produksi BB 1 BB 2 BB 3
Jenis barang (Unit) SUR Kebutuhan SUR Kebutuhan SUR Kebutuhan
X 13000 2 26000 3 39000 1 13000
Y 32000 3 96000 0 0 4 128000
Z 23000 4 92000 3 69000 2 46000
214000 108000 187000

3. Anggaran pembelian bahan baku

Keterangan BB 1 BB2 BB3


Kebutuhan 214000 108000 187000
Persediaan akhir 4000 8500 12500
Jumlah Kebutuhan 218000 116500 199500
Persediaan awal 7500 10000 10000
Pembelian 210500 106500 189500
Harga (satuan) 800 500 750
Nilai pembelian (Rp) 168400000 53250000 142125000

4. Anggaran bahan baku yang habis digunakan

Barang X Barang Y Barang Z


Kebutuhan Harga Jumlah Kebutuhan Harga Jumlah Kebutuhan Harga Jumlah
26000 800 20800000 96000 800 76800000 92000 800 73600000
39000 500 19500000 0 69000 500 34500000
13000 750 9750000 128000 750 96000000 46000 750 34500000

File WilRoes/EPP/2014
SOAL 2

Perusahaan pakan memproduksi 2 jenis pakan dengan kualita A dan B. Anggaran disusun bedasarkan
bula untuk triwulan 1 dan triwulan untuk periode sisa. Data sebagai berikut:

a. Rencana Produksi (dalam karun)

Triwulan I
Kualitas Jan Feb Maret TW II TW III TW IV
A 5000 4500 15000 15000 18000 12000
B 9000 8000 9500 30000 20000 18000

b. Bahan baku yang digunakan 3 macam yaitu : Jagung (X) , Kedelai (Y) dan bahan lain selain X dan Y
yaitu Z . Kebutuhan tiap karung adalah :

Bahan mentah (unit)


Kualitas X Y Z
A 5 5 4
B 3 2 2

c. Harga Bahan mentah tiap unit

Kualitas Harga per unit


X Rp500
Y Rp300
Z Rp250

d. Daftar persediaan akhir masing-masing bulan/kuartal untuk masin-masing bahan mentah (unit) sbb:

Bahan mentah (unit)


Bulan/Triwulan X Y Z
Januari 60000 100000 122000
Februari 60000 100000 125000
Maret 62000 103000 135000
TW II 65000 108000 140000
TW III 68000 104000 130000
TW IV 70000 100000 125000

File WilRoes/EPP/2014
e. Jumlah persediaan awal untuk masing-masing bahan mentah

Persediaan Harga
Bahan mentah awal (Rp/unit)
X 60000 500
Y 100000 350
Z 120000 300

Hitunglah :

a. Anggaran kebutuhan bahan mentah, untuk produksi satu tahun, yang dirinci menurut jenis
barang mentah yang dibutuhkan masing-masing kualitas produk
b. Anggaran pembelian bahan mentah yang terperinci menurut jenis material yang harus disediakan
untuk masing-masing bulan dan kuartal
c. Anggaran persediaan bahan mentah
d. Anggaran biaya pemakaian bahan mentah menurut kualitas, bahan mentah dan waktu.

File WilRoes/EPP/2014

Anda mungkin juga menyukai