PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di era globalisasi ini anggaran merupakan elemen penting dalam sistem pengendalian
manajemen, karena anggaran adalah sebagai alat perencanaan (planing), dan pengendalian
(control) jangka pendek yang efektif dalam organisasi (Anthony & Govindarajah 2005).
Perencanaan dan pengendalian anggaran yang baik akan membuat perusahaan bersaing dalam
persaingan dunia usaha yang dirasakan saat ini. Disamping itu anggaran tidak hanya sebagai
alat perencanaan keuangan dan pengendalian, tetapi juga sebagai koordinasi, komunikasi dan
evaluasi kerja dan motivasi serta sebagai alat untuk mendelegasikan wewenang atasan kepada
bawahan.
Anggaran digunakan oleh manajer tingkat atas sebagai suatu alat untuk dapat
menjelaskan tujuan-tujuan organisasi ke dimensi kuantitatif dari waktu, serta
mengkomunikasikannya kepada manajer-manajer tingkat bawah sebagai rencana kerja jangka
panjang maupun jangka pendek. Sasaran anggaran dapat dicapai melalui pelaksanaan
serangkaian aktivitas yang telah ditetapkan sebelumnya dalam bentuk anggaran (Amrul dan
Nasir, 2002). Anggaran adalah salah salah satu bentuk perencanaan yang diperlukan oleh
perusahaan. Dengan demikian kompleks permasalahan yang ada akan setiap kegiatan harus
dilaksanakan berdasarkan perencanaan yang baik. Sehingga dalam makalah ini penulis
mendeskripsikan beberapa hal yang penting mengenai anggaran perusahaan.
B. Rumusan Masalah
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
1. Secara umum
Sama dengan semua anggaran, yaitu sebagai pedoman kerja, alat pengkoordinasian kerja
dan alat pengawasan kerja.
2. Secara khusus
Berguna sebagai dasar penyusunan semua anggaran yang ada dalam perusahaan.
Agar anggaran penjualan dapat disusun, langkah awal yang harus ditempuh adalah
menetapkan target penjualan. Untuk menetapkan target penjualan, beberapa pokok berikut
perlu diperhatikan:
2
B. FORECAST PENJUALAN
Pada umumnya hasil dari suatu forecast penjualan akan dikonversikan menjadi rencana
penjualan dengan memperhitungkan berbagai hal berikut :
a. Pendapat manajemen.
b. Strategi-strategi yang direncanakan.
c. Keterikatan/komitmen dengan sumber daya.
d. Ketetapan manajemen dalam usaha mencapai sasaran penjualan.
Secara umum teknik forecasting yang umum diterapkan untuk memperoleh suatu
forecast penjualan dapat dikelompokkan menjadi :
a. Apabila perhitungan berdasarkan data historis dari satu variabel saja, maka digunakan cara:
3
b. Apabila perhitungan berdasarkan data historis dari satu variabel yang akan ditaksir
dihubungkan dengan data historis lain yang mempunyai hubungan kuat terhadap
perkembangan variabel yang akan ditaksir, maka digunakan cara :
1. Metode Korelasi
2. Metode Regresi
Contoh aplikasi:
PT ADIJAYA yang bergerak dalam bisnis makanan ayam, memiliki data penjualan tahunan
sebagaimana tertera pada Tabel 2.1.
Terhadap data penjualan PT ADIJAYA tersebut dapat dibuat forecast penjualan untuk tahun
2000 dan seterusnya dengan menggunakan beberapa metode yang disebutkan sebelumnya.
Berikut akan diberikan ilustrasi pemakaian metode-metode tersebut.
Pada umumnya metode trend bebas cenderung digunakan sebagai analisis pendahuluan yang
akan memberikan gambaran awal dari suatu permasalahan yang dihadapi. Metode trend
bebas mencoba melihat pola data amatan melalui tebaran titik dari pasangan data penjualan
pada setiap waktunya. Berdasarkan tebaran data yang terbentuk dapat diperkirakan trend
penjualan dari data tersebut. Sebagai contoh bila terhadap data penjualan PT ADIJAYA
sebagaimana tertera pada tabel 2.1. dibuat tebaran titiknya dan ditarik garis yang
menghubungkan titik-titik pasangan pengamatan tersebut, akan diperoleh gambaran trend
penjualan sebagai berikut:
170 y
160
150
140
0 x
1995 1996 1997 1998 1999
Gambar. 4
4
Dari gambaran yang diperoleh, bila asumsi yang disebutkan sebelumnya dipenuhi, maka
dapat diramalkan bahwa penjualan PT ADIJAYA tahun 2000 akan meningkat melebihi
penjualan tahuntahun sebelumnya. Meskipun demikian, gambaran tentang berapa besarnya
penjualan PT ADIJAYA pada tahun 2000 dan seterusnya dalam bentuk angka tidak dapat
diperoleh dengan menggunakan trend bebas ini. Untuk memperoleh hasil peramalan yang
lebih akurat, pada umumnya metode trend bebas perlu dilanjutkan ke analisis yang dapat
menunjukkan bentuk hubungan antara data penjualan dengan waktu.
Metode trend semi average dapat digunakan untuk keperluan forecast dengan membentuk
suatu persamaan seperti analisis regresi. Metode ini dapat digunakan apabila data yang ada
jumlahnya genap, sehingga dapat dibagi menjadi dua kelompok sama besar.
Contoh aplikasi :
Jika data penjualan yang dimiliki oleh PT ADIJAYA adalah sebagai berikut:
Untuk kasus penjualan PT. ADIJAYA tersebut, kelompok pertama adalah data penjualan
tahun 1994, 1995 dan 1996. Kelompok kedua adalah data penjualan tahun 1997, 1998, dan
1999.
2. Dari tiap kelompok data dicari nilai rata-ratanya. Rata-rata dari kelompok pertama adalah
148,33 dan rata-rata kelompok kedua adalah 162 sebagaimana ditunjukkan pada tabel
berikut:
1997 157 2
1998 160 486 486/3=164 3
1999 169 4
5
3. Memberi score terhadap waktu yang terkait dengan data penjualan.
Dalam metode trend semi average ini, acuan adalah kepada kelompok pertama. Score
0 diberikan bagi data yang berada di tengah dari data yang ada pada kelompok
pertama bila datanya ganjil. Selanjutnya terhadap data yang sebelumnya diberi score -
1, -2, -3, dst. dan terhadap data yang sesudahnya diberi score 1,2,3, dst. Untuk data
yang jumlahnya genap, biasanya score tidak melibatkan nilai nol. Sebagai contoh bila
datanya ada 4, score yang diberikan adalah -3,-1, 1,3
4. Melanjutkan pemberian score pada kelompok data yang kedua.
Contoh pada kasus data penjualan PT ADIJAYA score terakhir dari kelompok 1
adalah 1, maka terhadap data penjualan tahun 1997, 1998, 1999 diberi score 2, 3, dan
4.
5. Membentuk persamaan Y=a+bX dan melakukan forecast nilai Y untuk nilai X yang
ditentukan, di mana
a = rata-rata kelompok I ( X1 )
b = selisih antara X2 dengan X1 dibagi dengan jumlah data yang ada dalam 1
kelompok
Jadi:
a = 148,33
b = 162-148,33 = 4, 5567
3
Dalam menggunakan metode trend semi average ini perlu disadari bahwa keakuratan
forecast akan semakin rendah bila periode waktu peramalannya semakin jauh ke depan dari
data yang digunakan untuk forecast.
Metode Trend Moment merupakan metode analisis yang dapat digunakan untuk
keperluan peramalan dengan membentuk persamaan: Y = a+bX sebagaimana telah diulas
pada Metode Trend Semi Average.
Dalam penerapannya, metode ini tidak mensyaratkan jumlah data harus genap.
Perbedaan dengan Metode Trend Semi Average terletak pada pemberian score nilai X-nya.
6
Dalam hal ini pemberian score X dimulai dari 0,1,2, dst. Berikut akan diberikan ilustrasi
penerapan metode ini untuk data penjualan PT ADIJAYA sebagaimana tertera pada tabel 2.1.
Tahun Y X XY X2
1995 140 0 0 0
1996 148 1 148 1
1997 157 2 314 4
1998 160 3 480 9
1999 169 4 676 16
Σ 774 10 1.618 30
ΣY = n.a+b. ΣX
- 70 = -10 b b=7
Substitusikan
5 a = 774 – 70 = 704
a = 704/5 = 140,8
Dalam hal ini, terhadap data dilakukan pembagian menjadi dua kelompok. Untuk data yang
jumlahnya:
7
Genap, maka score nilai X-nya adalah ...,5,-3,-1,1,3,5....
Ganjil, maka score nilai X-nya adalah ...,-2,-1,0,1,2,...
a = ΣΥ b = ΣΧΥ
n ΣX2
Berdasarkan data penjualan PT ADIJAYA pada tabel 2.1. hasil perhitungan dengan teknik ini
adalah sebagai berikut:
Tahun Y X X2 XY
1995 140 -2 4 -280
1996 148 -1 1 -148
1997 157 0 0 0
1998 160 1 1 160
1999 169 2 4 338
Total 774 0 10 70
a = 774 = 154,8 b = 70 = 7
5 10
Y = 154,8 + 7 (X)
Analisis korelasi dan regresi menunjukkan hubungan antara satu variabel dengan satu
atau lebih variabel lainnya. Dengan analisis korelasi dapat diketahui keeratan hubungan dari
variabel-variabel yang menjadi perhatian sedangkan dengan analisis regresi dapat diketahui
bentuk hubungan dari variabel-variabel yang menjadi perhatian. Dengan analisis regresi
dapat diketahui besarnya perubahan variabel yang dicari bila faktor-faktor lain yang
mempengaruhi variabel tersebut berubah. Seperti pada contoh di atas, perubahan tingkat
penjualan tidak hanya ditentukan oleh pola penjualannya tetapi juga ditentukan oleh faktor-
faktor lain. Aplikasi dari metode ini berdasarkan data penjualan PT ADIJAYA pada tabel 2.1
adalah sebagai berikut. Bila X menunjukkan biaya iklan (dalam juta rupiah) dan Y
menunjukkan jumlah penjualan (dalam juta unit), ilustrasi terhadap metode ini ditunjukkan
sebagai berikut:
Tahun Y X X2 XY Y2
1995 140 9 81 81 19.600
1996 148 12 144 144 21.904
1997 157 14 196 196 24.649
1998 160 15 225 225 25.600
1999 169 17 289 289 28.561
Total 774 67 935 935 120.314
8
Persamaan regresinya Y = a + b (X)
a = ΣY – b. ΣX = 774-(3,64)(67) = 106,02
n 5
Persamaan ini dapat diinterpretasikan bahwa bila biaya iklan naik satu juta rupiah,
jumlah penjualan akan meningkat 3,64 juta unit.
a. Analisis Industri
Dalam analisis ini lebih ditekankan pada "Market Share" yang dimiliki perusahaan.
Analisis ini menghubungkan potensi penjualan perusahaan dengan industri pada umumnya
(volume, posisi dalam persaingan).
Umumnya analisis product line digunakan pada perusahaan yang menghasilkan beberapa
macam produk dan tidak mempunyai kesamaan, sehingga dalam membuat forecast-nya harus
terpisah.
Bagi perusahaan yang menghasilkan produk setengah jadi, masih memerlukan proses lebih
lanjut menjadi produk jadi dan siap untuk dikonsumsi, maka dalam pembuatan forecast-nya
ditentukan oleh penggunaan akhir yang ada kaitannya dengan produk yang dihasilkan.
1. Faktor Intern
9
a. penjualan tahun-tahun yang lalu
b. kebijaksanaan perusahaan yang berhubungan dengan masalah penjualan
c. kapasitas produksi dan kemungkinan perluasannya
d. tenaga kerja yang dimiliki
e. modal yang tersedia
f. Faktor Ekstern
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Anggaran penjualan adalah rencana kerja perusahaan dimasa mendatang pada suatu
kurun waktu tertentu dibidang penjualan produk perusahaan. Didalam anggaran penualan ini
terkait beberapa variabel terkait, seperti volue penjualan (dalam arti unit, meter, lembar,
kilogram, ton, buah, liter, barel, dan sebagainnya) dan harga jual per unitnya.
B. Saran
11
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Ellen Christina, M. Fuad, Sugiarto, Edy Sukarno. 2001. Anggaran Perusahaan, Jakarta : PT
Gramedia Pustaka Utama
12