Anda di halaman 1dari 7

Nama : Novia Eka Sari

NIM : 2118164
Kelas : PAI 5E

A. Pengembangan Media Pembelajaran Al-Qur’an Hadist MA


1. Pengertian Media Pembelajaran
Kata “media” berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata
“medium”, yang secara harfiyah memiliki arti “perantara” atau pengantar (Yusufhadi
Mirso, 1986; 25). Menurut Association For Education and Communication
Technology (AECT), media ialah segala bentuk yang diprogramkan untuk suatu
proses penyaluran informasi. Dan menurut Education Association, media
merupakan benda yang dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan
beserta instrumen yang dipergunakan dengan baik dalam kegiatan belajar
mengajar, dapat mempengaruhi efektivitas program instruksional (Ahmad Sabri,
2005; 112). Sedangkan dalam bahasa Arab, media adalah perantara ( ‫ ﺎﺳو‬3‫ )ﻞﺋ‬atau
pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan.
Menurut Zakiah Daradjat, media pendidikan atau pembelajaran adalah suatu
benda yang dapat diindrai, khususnya penglihatan dan pendengaran, baik yang
terdapat di dalam maupun di luar kelas, yang digunakan sebagai alat bantu
penghubung (media komunikasi) dalam proses interaksi belajar mengajar untuk
meningkatkan efektivitas hasil belajar siswa (Zakiah Daradjat, 1995;226). Sedangkan
menurut Asnawir dan Basyiruddin Usman dalam bukunya yang berjudul “media
pembelajaran” menjelaskan bahwa media merupakan sesuatu yang bersifat
menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan audien
(siswa) sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada dirinya (Asnawir
dan Basyiruddin Usman, 2002; 11).
Gerlach dan Ely (1971) mengatakan bahwa media apabila dipahami secara
garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang
membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Secara
lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan
sebagai alat-alat grafis, fotografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses,
dan menyusun kembali informasi visual atau verbal (Azhar Arsyad, 2003; 3).
Adapun kata pembelajaran adalah memiliki akar kata “belajar”. Belajar yaitu
kegiatan berproses yang memiliki unsur yang sangat fundamental dalam
penyelenggaraan setiap jenis jenjang pendidikan. Di samping itu, ada pula orang yang
memandang belajar sebagai latihan belaka seperti yang tampak pada latihan membaca
dan menulis (Abdul Wahab Rasyidi, 2009; 15 – 16). Hintzman (1978) dalam bukunya
The Psychology of Learning and Memory, dalam Yudhi Munadi, berpendapat bahwa
“learning is a change in organism due to experience vetch can affect the organism’s
behavior”, suatu perubahan yang terjadi dalam diri organisme, manusia atau hewan,
disebabkan oleh pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah laku organism
tersebut (Yudhi Munadi, 2008; 8 – 9).

2. Macam-Macam Media Pembelajaran Al-Qur’an Hadist MA


Syaiful Bahri dan Aswan Zain (2006: 124-126) mengemukakan bahwa media
pembelajaran dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Dilihat dari Jenisnya, Media Dibagi ke dalam:
1. Media Auditif
Media auditif adalah media yang hanya mengandalkan kemampuan suara saja, seperti
radio cassette recorder, piringan hitam.
2. Media Visual
Media visual adalah media yang hanya mengandalkan indra penglihatan. Media ini
ada yang menyampaikan gambar diam seperti film strip (film rangkai), slides (film
bingkai) foto, gambar atau lukisan, dan cetakan. Ada pula media visual yang
menampilkan gambar atau simbol yang bergerak seperti film bisu, dan film kartun.
3. Media Audiovisual
Media audio visual adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar.
Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik karena meliputi kedua jenis
media yang pertama dan kedua. Media ini dibagi lagi ke dalam: a. Audiovisual Diam,
yaitu media yang menampilkan suara dan gambar diam seperti film bingkai suara
(sound slider), film rangkai suara, dan cetak suara. b. Audiovisual Gerak, yaitu media
yang dapat menampilkan unsur suara dan gambar yang bergerak seperti film suara
dan video cassette.
Pembagian lain dari media audiovisual ini adalah:
1) Audiovisual Murni, yaitu baik unsur suara maupun unsur gambar berasal
dari satu sumber seperti film video-cassette.
2) Audio Visual Tidak Murni, yaitu yang unsur suara dan unsur gambarnya
berasal dari sumber yang berbeda, misalnya film bingkai suara yang unsur
gambarnya bersumber dari slides proyektor dan unsur suaranya dari tape
recorder.
b. Dilihat dari Daya Liputnya, Media Dibagi ke dalam:
1. Media Dengan Daya Liput Luas dan Serentak, contoh: radio TV.
2. Media Dengan Daya Liput Yang Terbatas oleh Ruang dan Tempat. Media ini
dalam penggunaannya membutuhkan ruang dan tempat yang khusus seperti
film, sound slide, film rangkai, yang harus menggunakan tempat yang tertutup
dan gelap.
3. Media untuk Pengajaran Individual. Media ini penggunaannya hanya untuk
seorang diri, termasuk media ini adalah modul berprogram dan pengajaran
melalui komputer.
c. Dilihat dari Bahan Pembuatannya, Media Dibagi ke dalam:
1. Media Sederhana
Media ini bahan dasarnya mudah diperoleh dan harganya murah, cara pembuatannya
mudah, dan penggunaannya tidak sulit.
2. Media Kompleks
Media ini adalah media yang bahan dan alat pembuatannya sulit diperoleh serta
mahal harganya, sulit membuatnya, dan penggunaannya memerlukan keterampilan
yang memadai.
Menurut Zainal Aqib (2013: 52), jenis dan karakteristik media pembelajaran
yaitu:
a. Media Grafis (Simbol-simbol komunikasi visual).
1. Gambar atau foto
2. Sketsa
3. Diagram
4. Bagan
5. Grafik
6. Kartun
7. Poster
8. Globe
9. Papan Flannel
10. Papan Buletin
b. Media Audio (dikaitkan dengan indra pendengaran).
1. Radio
2. Alat perekam pita magnetic

c. Multimedia (dibantu proyektor LCD), misalnya file program komputer


multimedia.

B. Pengembangan Evaluasi Pembelajaran Al-Qur’an Hadits MA


Evaluasi Pembelajaran Al-Qur’an Hadits dalam Membentuk Kompetensi Siswa.
1. Konsep evaluasi pembelajaran Evaluasi merupakan komponen terakhir dalam
proses pembelajaran, bukan hanya untuk melihat keberhasilan siswa
melainkan juga sebagai umpan balik bagi guru dan manajemen sekolah atas
kinerjanya dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran. Norman E.
Gronlund dalam Ngalim Purwanto merumuskan pengertian evaluasi
pembelajaran sebagai suatu proses yng sitematis untuk menentukan sampai mana
tujuan-tujuan pembelajaran dicapai siswa. Sesuai dengan pengertian tersebut
maka setiap kegiatan evaluasi atau penilaian pembelajaran Qur’an Hadits
merupakan proses yang sengaja direncanakan untuk memperoleh informasi atau
data tentang pembelajaran siswa. Evaluasi pembelajaran dibagi menjadi dua
bentuk, yakni evaluasi proses dan evaluasi hasil. Evaluasi proses merupakan
usaha untuk mengetahui dan meneliti proses pembelajaran mulai dari
perencanaan sampai pelaksaan sistematis, terencana dan terarah dengan obyek
kesesuaian antara perencanaan dan pelaksanaan terkait dengan tujuan, materi,
metode dan media pembelajaram. Sedangkan evaluasi produk merupakan usaha
untuk mengetahui dan meneliti hasil pembelajaran mulai dari perencanaan
sampai pelaksaan sistematis, terencana dan terarah. Obyek evaluasi produk
adalah kesesuaian hasil belajar dengan tujuan pembelajaran.
2. Prinsip penilaian pembelajaran Qur’an Hadits Ada beberapa prinsip penilaian
yang perlu diperhatikan sebagai dasar dalam pelaksanaan penilaian. Adapun
beberapa prinsip penilaian itu ialah sebagai berikut:
a. Penilaian hendaknya didasarkan atas hasil yang komprehensif. Ini berarti
bahwa penilaian didasarkan atas sampel penilaian yang cukup banyak
secara berkesinambungan dan penggunaan berbagai macam teknik
penilaian. Misalnya, jika obyek penilaian adalah siswa, maka seluruh
kompetensi siswa yang terdiri aspek kognitif, aspek afektif dan aspek
psikomotor harus dinilai.
b. Harus dibedakan antara penskoran dan penilaian. Dalam penskoran,
perhatian ditujukan pada kecermatan dan kemantapan. Sedangkan dalam
penilaian perhatiannya ditujukan pada validitas dan kegunaan.
c. Dalam proses pemberian nilai hendaknya diperhatikan adanya dua macam
orientasi, yaitu penilaian yang norms-referenced (penilaian diorientasikan
kepada suatu kelompok) dan criterion-referenced (penilaian yang
diorientasikan kepada standart absolut)
d. Kegiatan penilaian hendaknya merupakan bagian integral dari proses
belajar mengajar.
e. Penilaian harus komparabel, artinya bahwa penilain harus dilakuakan
secara adil tanpa ada pilih kasih.
f. Sistem penilaian yang digunakan hendaknya jelas bagi siswa dan bagi
pengajar sendiri.

3. Teknik evaluasi/penilaian. Untuk memperoleh data tentang proses dan hasil


belajar siswa, pendidik dapat menggunakan berbagai teknik penilaian secara
komplementer sesuai dengan kompetensi yang dinilai. Menurut pedoman BSNP
dalam zainal arifin, teknik penilaian yang dapat digunakan antara lain tes kinerja,
demonstrasi, observasi, penugasan, portofolio, tes tertulis, tes lisan, jurnal,
wawancara, inventori, penilaian diri, penilaian antar teman.2
a. Tes kinerja. Merupakan penilaian hasil pengamatan terhadap aktivitas
siswa sebagaimana terjadi. Penilaian ini biasanya digunakan untuk
menilai kemampuan siswa dalam berpidato, pembacaan puisi, diskusi
dan aktivitas lain yang dapat diobservasi.Menurut Popham dalam
Yunus Abidin, ada beberapa kriteria penilaian kinerja sebagai berikut:
1) Generalisasi, bawa penilaian kinerja dapat digeneralisasikan
dengan penilaian lain
2) Otentik, penilaian harus mencerminkan kehidupan nyata.
3) Banyak fokus, dapat menilai berbagai hasil pembelajaran
4) Dapat diterpkan dalam berbagai pembelajaran.
5) Adil, harus memberikan penilaian sesuai dengan kemampuan
siswa.
6) Layak,dapat digunakan karena ekonomis,praktis dan efisien.
7) Berbasis skor, penilaian harus menggunakan skor dan prosedur
penskoran yang jelas.

a. Demonstrasi. Teknik ini dilakukan dengan data kuantitatif dan


kualitatif sesuai dengan kompetensi yang dinilai.
b. Observasi. Penialain ini dilakukan dengan instrumen untuk
mengamati unjuk kerja dan kemajuan belajar siswa.
c. Penugasan merupakan penilaian untuk mengambil gambaran
menyeluruh secara kontekstual. Penilaian ini dilakukan dengan model
proyek dengan sejumlah kegiatan dan diseselaikan oleh siswa diluar
kegiatan kelas.
d. Portofolio
C. Kesimpulan
Kata “media” berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata
“medium”, yang secara harfiyah memiliki arti “perantara” atau pengantar Dalam
bahasa Arab, media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada
penerima pesan. Media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi
atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh
pengetahuan, keterampilan atau sikap. Sehingga guru, buku teks dan lingkungan
sekolah marupakan media.
Media yang sering diganti dengan kata mediator yang berarti pengubah atau
alat yang turut campur tangan dalam dua pihak dan mendamaikannya. Dengan kata
lain media adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang
mengandung materi instruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa
untuk belajar. “Media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat
membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan
rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh – pengaruh psikologi
terhadap siswa.
Evaluasi pembelajaran sebagai suatu proses yng sitematis untuk menentukan
sampai mana tujuan-tujuan pembelajaran dicapai siswa. Sesuai dengan pengertian
tersebut maka setiap kegiatan evaluasi atau penilaian pembelajaran Qur’an Hadits
merupakan proses yang sengaja direncanakan untuk memperoleh informasi atau data
tentang pembelajaran siswa. Evaluasi pembelajaran dibagi menjadi dua bentuk, yakni
evaluasi proses dan evaluasi hasil.

D. Daftar Pustaka
Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 000291 Tahun 2013
Tentang Kurikulum Madrasah 2013 Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan
Bahasa Arab
Zaenal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: Rosdakarya, 2013)
Abdul Fattah Abu Ghuddah,40 Metode Pendidikan dan Pengajaran
Rasulullah, Irsyad Baitus Salam, Bandung; 2009.
Abdul Wahab Rosyidi dan Mamlu’atul Ni’mah, Memahami Konsep Dasar
Pembelajaran Bahasa Arab, UIN-Maliki Press, Malang; 2011.
Ahmad Sabri, Strategi Belajar Mengajar dan Micro Teaching, Quantum Teaching,
Ciputat; 2005.
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta; 2003.
Yudhi Munadi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, Gaung Persada Press,
Jakarta; 2008.
Zakiah Daradjat, Metode Khusus Pengajaran Agama Islam, cet. ke-1, Bumi
Aksara, Jakarta; 1995.

Anda mungkin juga menyukai