Anda di halaman 1dari 32

OPERATIONS MANAGEMENT

BAB X
By :Dr.Dadi Komardi ME

SCHOOL OF BUSINES
PELITA INDONESIA
OPERATION MANAGEMENT
X Short Term Schedulling & Operasional Scheduling

10.1 Penjadwalan Jangka Pendek (Short Term Schedulling)


Kegiatan penjadwalan jangka pendek merupakan rangkaian
kegiatan yang terakhir dari sequence perencanaan secara
menyeluruh yang telah disampaikan pada bab-bab terdahulu.
Perencanaan dimulai dengan perencanaan kapasitas,
perencanaan aggregate, Master schedule, dan terakhir short
term Schedulling, seperti diilustrasikan pada table dibawah ini:
Gambar 10.1: Hubungan antara Perencanaan kapasitas, Perencanaan
Agregate dan Penjadwalan jangka pendek termasuk Operasional
Schedule

Capacity Planning (Long term:years) Capacity Plan and for New Facilities
Change in Facility Adjust capacity to the demand suggested by
Change in Equipment strategic plan

Agregate Planning ( Intermediate Agregate Production plan


term;quarterly or monthly) (Determine personel or subcontracting
Facilities utilization, Personal changes necessary to match sgregate demand to
Subcontracting existing facilities/capacity)

Master Schedule (Intermediated term;weekly) Master Production Schedule (determine


Material requirements planning weekly capacity schedule)
Disaregate the agregate plan

Short-Term Schedulling (Short Work assigned to Specifiv personel and


term;days,hours,minute) Work Centers
Work center loading (Make finite capacity schedule by matching
Job sequencing/dispatching specific task to specific people and machine
 Keputusan schedule dimulai dari perencanaan kapasitas,
yang meliputi total fasilitas dan peralatan, serta
ketersediaan sumber-sumber daya.
 Rencana kapasitas biasanya dibuat setiap tahun atau
kuartalan, mencakup peralatan atau fasilitas baru ataupun
fasilitas yang dibuang.
 Perencanaan agregate adalah untuk membuat keputusan
yang berhubungan dengan penggunaan fasilitas,
persediaan, pekerja atau kontraktor luar.
 Rencana agregate umumnya dibuat secara bulanan, dan
sumber-sumber daya dialokasikan didalam ukuran
agregate, seperti unit total atau jam kerja.
 Master Schedulling dibuat untuk memecah
rencana agregate, dan mengembangkan suatu
jadwal untuk produk tertentu atau lini produk,
untuk setiap minggunya.
 Jadwaljangka pendek kemudian di terjemaahkan ke
dalam keputusan kapasitas,
 Tujuan dari scheduling adalah untuk
mengalokasikan dan menetapkan prioritas
permintaan, baik yang dihasilkan oleh prakiraan
ramalan, maupun dari pesanan pelanggan, di dalam
upaya untuk penggunaan fasilitas yang tersedia.
10.2 Pentingnya Penjadwalan jangka pendek
 Tujuan penjadwalan untuk mengalokasikan dan
memprioritaskan permintaan, dimana umumnya
berkaitan dengan prakiraan ramalan dan
pesanan pelanggan.
 Suatu perusahaan manufaktur akan membuat
schedulle, guna mencocokan produksi dengan
permintaan pelanggan.
 Suatu perusahaan penerbangan, harus dapat
menyusun jadwal untuk pilot dan pesawatnya,
sehingga operasi dapat berjalan lancar untuk
mengangkut dan mengakomodasi para
penumpangnya.
 Sebagaicontoh, dalam hal ini, adalah perusahaan
“Delta Air Lines” yang harus menjadwal 753
pesawat tiap harinya.Untuk ini perusahaan harus
menyusun jadwal lebih dari 10.000 pilot nya
bersama pembantu pelayanan penerbangan, agar
dapat dicapai daerah tujuan tertentu.
10.2.1 Penentuan Penjadwalan jangka pendek
Ada tiga factor yang dapat menentukan penentuan jadwal
yaitu: 1) Penentuan jadwal maju mundur, 2) Pemuatan yang
terbatas dan tak terbatas, dan 3) kriteria dalam pengurutan
pekerjaan.
1)Penentuan jadwal maju mundur,
Penentuan jadwal maju akan memulai jadwal dengan segera
setelah persyaratan pengerjaan diketahui. Penentuan jadwal
maju digunakan dalam organisasi, seperti Rumah sakit,
klinik, Restoran, dan pabrikan peralatan mesin. Pada tempat
tersebut, pengerjaan dilaksanakan sesuai dengan pesanan
dari konsumen, dan pengiriman akan dijadwalkan pada
tanggal lebih awal.
Sedangkan Penjadwalan mundur dimulai dengan tanggal
jatuh tempo, mengatur penentuan jadwal pertama-tama
dengan kegiatan operasional terakhir. Kemudian Langkah-
Langkah dalam pengerjaan akan dijadwalkan, dengan
urutan terbalik.Dengan mengurangi waktu yang
dibutuhkan bagi tiap-tiap pekerjaan, waktu permulaan
akan diperoleh.Penentuan jadwal mundur biasa digunakan
dalam lingkungan manufacturing sejalan dengan industry
jasa, missal menjadwalkan operasi. Pada prakteknya
penjadwalan kombinasi sering dilakukan untuk
menentukan kemungkinan trade-off antara kendala
kapasitas dengan pengharapan konsumen.
2) Pemuatan (Loading) yang terbatas dan tak terbatas
Pemuatan (loading) merupakan proses penugasan pekerjaan kepada
sentra kerja atau proses, Pemuatan terdiri dari pemuatan terbatas dan
pemuatan tak terbatas,
Pemuatan atau loading yang terbatas (finite loading) adalah Teknik
yang memuat pengerjaan mengacu pada kapasitas proses.Keuntungan
secara teori seluruh pengerjaan yang telah ditugaskan dapat diselesaaikan.
Teknik yang memuat pengerjaan tanpa mengacu pada kapasitas dari
proses adalah pemuatan yang tak terbatas ( infinite loading) .Keseluruhan
pengerjaan yang harus diselesaikan dalam suatu periode waktu yang
ditugaskan.Kapasitas dari proses tidak dipertimbangkan. Sebagian system
perencanaan kebutuhan material (MRP) merupakan system pemuatan yang
ditugaskan.Keuntungan jadwal awal dapat memenuhi hingga tanggal jatuh
tempo, tentu saja apabila beban kerja melebihi kapasitas, jadwal akan
disesuiakan,
 Manajer operasional menugaskan pengerjaan pada sentra
kerja dengan sasaran biaya, waktu diam, waktu penyelesaian
dipertahankan sampai pada level minimum,
 Sentra kerja pemuatan atau loading dilaksanakan dalam dua
bentuk, yaitu yang berorientasi pada kapasitas , dan kedua
yang terkait dengan penugasan pengerjaan tertentu kepada
sentra kerja.
 Pemuatan dari sudut pandang kapasitas melalui suatu Teknik
yang disebut Teknik kendali input-output.(Contoh pekerjaan
pabrikasi pagar dan pengaman Jalan)
 Pendekatan yang digunakan untuk pemuatan penugasan
yaitu dengan pendekatan diagram muatan Gantt
(contoh;pekerjaan pembuatan mesin) dan metode penugasan ( contoh;
Penugasan pada orang atau peralatan yang dipekerjakan pada suatu proyek, untuk
mencari minimal cost)
3) Kriteria penentuan jadwal
Teknik penentuan jadwal yang tepat tergantung
pada volume order, sifat kegiatan operasional, dan
keseluruhan tingkat kerumitan pengerjaan,4 kriteria
harus menjadi pertimbangan yaitu:
1. Meminimalkan waktu penyelesaian,
2. Memaksimalkan pemanfaatan,
3. Meminimalkan persediaan dalam poses (work-
in-proses WIP inventory),
4. Meminimalkan waktu tunggu konsumen.
10.2.2 Pengurutan Pekerjaan-pekerjaan

 Ketika pekerjaan dimuat dalam sentra kerja,para manajer


memutuskan urutan-urutan yang akan
diselesaikan.Pengurutan atau sequencing dilakukan
dengan menentukan aturan secara prioritas.
 Aturan prioritas atau priority rules diterapkan bagi tempat
fasilitas yang beorientasi pada proses, seperti klinik,
percetakan, dan pabrikan.
 Aturan prioritas berupaya meminimalkan waktu
penyelesaian, sejumlah pekerjaan dalam suatu sistim.
 Aturan prioritas yang biasa digunakan adalah sebagai
berikut:
 FCFS (first come, first served);Yang pertama datang,
itulah yang pertama dikerjakan, pekerjaan akan
diselesaikan sesuai dengan urutannya.
 SPT (Shortest Procesing time); Pekerjaan dengan waktu
pemrosesan yang paling singkat yang akan ditugaskan
pertama.
 EDD (Earliest Due Date); Pekerjaan yang memiliki tanggal
jatuh tempo, yang paling awal yang akan diselesaikan
pertama.
 LPT (Longest processing Time); Pekerjaan yang
memerlukan waktu pemrosesan paling lama, itu yang akan
dikerjakan pertama.
10.3 Operasi Schedulling
 Tugas utama dari Sceduling merupakan fungsi penting dari sistem
volume output.
 Suatu operasi scheduling dibutuhkan tidak hanya oleh sistem volume
output yang besar, tetapi juga dibutuhkan oleh sistem volume output yang
menengah atau intermediate, dan sistim volume yang kecil atau job shop
 Pada dasarnya scheduling mencakup pengalokasian dari beban kerja,
untuk pusat-pusat kerja tertentu, dan menentukan sekuens, dimana
operasi harus dilakukan.
 Sistem output yang besar, ditandai oleh peralatan dan kegiatan yang
standar, untuk memberikan operasi yang sama dan identik pada pelanggan
atau produk , yang dikerjakan dalam suatu sitem.
 Tujuan dari scheduling ini ialah untuk memperlancar aliran barang ke
pelanggan, melalui suatu sistim, dalam upaya untuk dapat mencapai
utilisasi yang tinggi dari tenaga kerja dan peralatan
 Scheduling dari sistim volume output yang besar,
sering dinyatakan sebagai sistim aliran atau flow
system.
 Dalam hal ini, schedulingnya dinyatakan sebagai
sistem flow shop scheduling.
 Umumnya untuk sistem volume output menengah,
atau intermediate, dikerjakan di pusat-pusat
kerja atau work centers, dan secara periodik
dapat berubah atau berpindah dari satu job shops
ke job shops lainnya.
 Adapun yang kontras adalah untuk satu job shops besar dapat
berjalan relatif besar.
 Contoh, dari produk yang dibuat dengan sistem job shops
adalah makanan dalam kaleng, atau canned foods, baked
goods, cat dan kosmetik.
 Tiga masalah penting yang mendasar dalam sistem ini adalah
banyaknya yang dikerjakan dari suatu jobs, waktu atau
lamanya pengerjaan dari jobs, dan sekuens dimana suatu job
harus di proses.Hanya yang harus diperhatikan adalah besarnya
biaya penyiapan atau set-up cost.
 Pendekatan lain yang sering digunakan adalah produksi yang
didasarkan atas suatu master scheduling, yang dikembangkan
dari pesanan pelanggan dan prakiraan ramalan permintaan.
10.4.1 Penjadwalan Dalam Bisnis Jasa
 Padaumumnya, sistem penjadwalan jasa jarang
ditemukan dalam penggambaran sitem
mannufaktur.Hal ini disebabkan oleh perbedaan
utama yang ada, yaitu:
1.Ketidak mampuan untuk dapat menyimpan
atau menyiapkan persediaan jasa.
2.Terdapat keadaan acak dari permintaan
pelanggan untuk jasa.
 Di dalam beberapa keadaan, masalah yang kedua,
yaitu permintaan agak sulit dapat dimudahkan
dalam perkiraan permintaan.
 Upaya yang dilakukan adalah dengan
menggunakan sistem perjanjian atau apointment,
dan sistem pemesanan tempat atau
reservasi.Hal ini banyak dihadapi di dalam
kehidupan yang layak di masyarakat.
 Pendekatan yang sering digunakan untuk
penjadwalan jasa, sering dikaitkan dengan apakah
pelanggan punya kontak hubungan atau tidak
 Tujuan dan sasaran dari suatu penjadwalan
jasa, adalah untuk memaksimalkan effisiensi
para pekerja dan pekerjaan yang diproses di
dalam batch.
 Faktorkunci dari penjadwalan jasa adalah dapat
dilakukan pada waktu akhir, dimana terjadi
adanya pesanan sibuk.
 Dalamkondisi ini dapat terjadi di mana pelanggan
bersedia membayar dengan harga yang berbeda
untuk dapat mempercepat deliveri atau
layanannya dibandingkan dengan pada saat
normal.
 Bila setiap keadaan, waktu tunggu pelanggan
dapat diminimalisasi, dan staf personalia dan
peralatan dari sistem jasa dapat diutilisasi
secara penuh, maka hal ini akan mempunyai
dampak yang baik pada tingkat pelayanan
kepada pelanggan dan besarnya keuntungan
yang diperoleh perusahaan.
 Hanya saja yang sering dihadapi adalah terjadinya
permintaan atau permintaan pelanggan akan jasa
sering bersifat acak, sehingga hampir tidak
mungkin perusahaan memberikan kapabilitas yang
cocok untuk memenuhi permintaan.
 Pada umumnya, scheduling pada bisnis jasa, adalah
scheduling yang bersifat jangka pendek.
 Dalam hal ini, banyak kapasitas dari suatu sistem jasa
pada dasarnya adalah fixed, shingga sasaran yang
diharapkan adalah untuk mencapai suatu tingkatan
layanan kepada pelanggan, dengan tingkat utilitasi
kapasitas yang efisien.
 Sehingga akibatnya, scheduling dalam sisitem jasa harus
memperhatikan tiga hal ;
 1. Scheduling pelanggan,
 2. Scheduling tenaga kerja,
 3. dan scheduling peralatan.
10.4.1.1 Sistem Perjanjian atau appointmen
Dalam bisnis jasa, Scheduling pelanggan sering digunakan
dengan bentuk sistem perjanjian atau appointment dan
sistem reservasi.
Sistem ini dimaksudkan untuk mengendalikan
kedatangan atau tibanya pelanggan, sehingga diupayakan
dapat menimimumkan waktu pelanggan menunggu.
Sebagai contoh, seorang dokter dapat menggunakan
sistem perjanjian untuk menjadwal kunjungan pasien
selama sore hari, karena pada pagi hari dia bertugas
untuk menjalankan tugas medis di rumah sakit.
 Terdapat kemungkinan timbulnya masalah karena
walaupun telah ditetapkan menggunakan sistem
perjanjian, tetapi karena kurangnya ketepatan
waktu atas pasien atau klien.
 Hal ini disebabkan karena tidak dipunyai
gambaran yang jelas tentang proses layanan,
serta tidak adanya kemampuan untuk
mengendalikan secara tegas akan lamanya atau
panjangnya waktu hubungan kontak layanan
kepada pasien atau kliennya.
 Dalam kondisi tertentu haruslah dijaga adanya
penetapan waktu perjanjian
 Demikian pula kemungkinan terdapat
permasalahan yang timbul karena tidak adanya
gambaran atas kedatangan pasien atau
klien,sehingga hal ini dapat mengganggu karena
kemungkinan terdapatnya keperluan bagi
perbaikan schedule, atas terdapatnya kedatangan
acak.
10.4.1.2 Sistem Reservasi
 Sistem reservasi ini dirancang untuk dapat mampu
menformulasikan secara baik atas estimasi yang akurat atas
permintaan, dengan menghindari ketidak tepatan janji
pelanggan, guna menjaga baiknya layanan jasa.
 Umumnya sistem reservasi digunakan secara luas dalam bisnis
jasa penginapan hotel, motel dan resort, restoran dan
beberapa jasa moda transportasi, seperti penerbangan dan
penyewaan kendaraan.
 Terdapatnya keterlambatan akan kedatangan atau tibanya
pelanggan, dan tidak adanya gambaran atas adanya gangguan
yang dapat mengacaukan berjalannya suatu system,maka
satu pendekatan yang dapat digunakan adalah menggunakan
penerapan teori pengambilan keputusan.
10.4.1.3 Manajemen Yield
 Banyak perusahaan yang khussusnya bergerak dalam bisnis
jasa travel dan industri turis, mengoperasikan usahanya
dengan kapsitas yang fixed.
 Contoh perusahaan yang menggunakan manajeman yield
adalah meliputi hotel, dan motel, yang mengoperasikan
jumlah kamar yang fixed untuk disewakan setiap malam.
 Contoh lain adalah penerbangan yang mengoperasikan
pesawat, dengan jumlah seats yang fixed untuk di jual
bagi flight tertentu.
 Jumlah kamar, seats atau bed harus dipikirkan dalam
pengelolaannya, sebagai inventory dari barang yang tidak tahan
lama atau perishable.
 Contoh dalam hal ini seats yang tidak terjual di dalam satu
penerbangan, tidak dapat dipindahkan atau dibawa ke
penerbangan berikutnya, sehingga dengan demikian
mengakibatkan timbulnya kerugian.Sama halnya dengan kamar
hotel yang tidak terjual , tidak dapat di carried-over sehingga
menjadi kerugian.
 Sudah tentu kiranya suatu inventori yang tidak terjual akan tidak
dapat menghasilkan income.Sehingga akibatnya, suatu
perusahaan dengan kapasitas fixed, harus dapat
mengembangkan strategi harga yang dapat deal dengan
penjualan atau sales.Pengembangan strategi ini adalah terkait
dengan manajemen yield.
 Yield manajement adalah penerapan strategi harga,
untuk mengalokasikan kapasitas, diantara berbagai
katagori dari permintaan, dengan sasaran untuk
memaksimalkan revenue yang dihasilkan dari kapasitas
fixed.
 Permintaan untuk kapasitas fixed biasanya terdiri dari
pelanggan-pelanggan yang membuat reservasi untuk
pemakaian di depan atau yang sedang berjalan.
 Dalam hal ini, perusahaan haruslah dapat membuat
keputusan atas persentase dari inventory yang terbatas.
Keputusan itu menyangkut pengalokasian inventory untuk
reservasi, yang akan didagangkan dari revenue yang rendah
per unitnya.
 Dengan ketidak pastian penjualan yang dapat
ditingkatkan penawarannya, maka akan diperoleh berapa
banyak yang dapat dialokasikan bagi keberhasilan
peningkatan revenue yang diperoleh.
 Dengan upaya ini akan diperoleh dari permintaan yang
kurang pasti, diharapkan akan memberikan revenue per
unit yang tinggi.
 Pada umunya, kemampuan untuk memprediksi permintaan
jasa adalah kritis. Oleh karena itu , untuk keberhasilan
peran yield management dibutuhkan kemampuan
menentukan prakiraan ramalan, sebagai kunci dalam
proses.
 Perlu disadari pula, bahwa variasi musim adalah
penting dalam penyusunan prakiraan ramalan.
 Sehingga hal ini haruslah dapat menyatu antara
analisis musim dengan rencana, yang harus
fleksibel untuk dapat menangkap variasi random
yang akan terjadi.
# Terima kasih *

Anda mungkin juga menyukai