Anda di halaman 1dari 7

Nama : Afrida Sihotang

Nim : 20059001

Seksi : 202120590049

PENJADWALAN JANGKA PANJANG


1. Definisi Penjadwalan
Keputusan penjadwalan dimulai dengan perencanaan kapasitas yang mencakup ketersediaan
keseluruhan sumber daya fasilitas dan peralatan. Perencanaan kapasitas biasanya dibuat setiap
tahun atau setiap tiga bulan ketika peralatan dan fasilitas baru dibeli atau dibuang. Perencanaan
agrerat membuat keputusan mengenai penggunaan fasilitas, persediaan, karyawan, dan kontraktor
dari luar. Perencanaan agrerat biasanya dibuat setiap bulan, dan sumber daya dialokasikan atas
dasar pengukuran agrerat, seperti unit, ton, atau jam belanja total. Bagaimanapun juga, jadwal
induk memecahmecah rencana agreratnya, dan mengembangkan sebuah jadwal untuk produk atau
lini produk tertentu setiap minggunya.
Kemudian, jadwal jangka pendek menerjemahkan keputusan kapasitas, perencanaan agrerat
(jangka menengah), serta jadwal induk ke dalam urutan pekerjaan dan penugasan tertentu atas
karyawan, material dan permesinan. Isu penjadwalan barang dan jasa dalam jangka pendek (yaitu:
memenuhi permintaan karyawan dan peralatan tertentu dalam basis harian atau jam).
Tujuan penjadwalan adalah mengalokasikan dan memprioritaskan permintaan (yang dihasilkan
oleh perkiraan atau pesanan pelanggan) pada fasilitas yang ada. Dua faktor penting dalam
melakukan alokasi dan prioritas ini adalah (1) jenis penjadwalan, maju atau mundur, dan (2)
kriteria prioritas.
a.Penjadwalan Maju dan Mundur
Penjadwalan mencakup penugasan batas waktu pada pekerjaan tertentu, tetapi banyak
pekerjaan bersaing secara bersamaan dengan menggunakan sumber daya yang sama. Untuk
membantu mengatasi berbagai kesulitan dalam penjadwalan, teknik penjadwalan dapat
digolongkan sebagai (1) penjadwalan maju dan (2) penjadwalan mundur.
Penjadwalan maju (forward scheduling) memulai jadwal setelah persyaratan suatu pekerjaan
diketahui. Penjadwalan maju digunakan dalam berbagai organisasi, seperti rumah sakit, klinik,
rumah makan mewah, dan produsen peralatan mesin. Dalam fasilitas seperti ini, pekerjaan
dilakukan sesuai dengan pesanan pelanggan, dan biasanya minta dikirim sesegera mungkin.
Penjadwalan maju umumnya dirancang untuk menghasilkan sebuah jadwal yang dapat dipenuhi.
Dalam banyak kejadian, penjadwalan maju menyebabkan menumpuknya barang setengan jadi.
Penjadwalan mundur (backward scheduling) dimulai dari batas waktu, dan menjadwalkan
operasi yang terakhir terlebih dahulu. Kemudian, urutan pekerjaan dijadwalkan satu demi satu
dalam susunan terbalik. Dengan mengurangi waktu tunggu (lead time) untuk setiap barang,
diperoleh waktu mulai. Bagaimanapun juga, sumber daya yang diperlukan untuk memenuhi jadwal
mungkin tidak ada. Penjadwalan mundur digunakan dalam banyak lingkungan manufaktur, seperti
halnya dalam lingkungan jasa yang menyajikan sebah perjamuan atau penjadwalan operasi
pembedahan. Dalam praktiknya, suatu kombinasi dari penjadwalan maju dan mundur sering
digunakan untuk menemukan titik temu antara yang dapat dipenui dan batas waktu pelanggan.
2. Kriteria penjadwalan
Teknik penjadwalan yang benar bergantung pada volume pesanan, sifat alami operasi, dan
kompleksitas pekerjaan secara keseluruhan, serta kepentingan dari keempat kriteria.
Berikut keempat kriteria tersebut:
1. Meminimalkan waktu penyelesaian. Kriteria ini dievaluasi dengan menentukan waktu
penyelesaian rata-rata untuk setiap pekerjaan.
2. Memaksimalkan utilisasi. Kriteria ini dievaluasi dengan menghitung persentase waktu
suatu fasilitas digunakan.
3. Meminimalkan persediaan barang setengah jadi (work in process-WIP). Kriteria ini
dievaluasi dengan menentukan jumlah pekerjaan rata-rata dalam sistem. Hubungan antara
banyaknya pekerjaan dalam sistem dan persediaan WIP akan tinggi.
4. Meminimalkan waktu tunggu pelanggan. Kriteria ini dievaluasi dengan menentukan
jumlah keterlambatan rata-rata.
3. Penjadwalan Pusat Kerja Yang Terfokus Pada Proses
Fasilitas yang terfokus pada proses (fasilitas intermittent atau bengkel kerja) merupakan
system dengan variasi tinggi dan volume rendah yang biasanya dijumpai pada organisasi
manufaktur dan jasa. Ini merupakan system produksi dimana produk dibuat dalam system seperti
ini umumnya sangat berbeda dalam material yang digunakannya, pengolahan pesanannya,
persyaratan pemrosesannya, waktu pengolahannya, dan kebutuhan penyetelannya. Karen
aperbedaan ini, penjadwalan dapat menjadi kompleks.
Untuk menjalankan sebuah fasilitas secara seimbang dan efisien, manajer memerlukan
sebuah system perencanaan dan pengedndalian produksi. System ini seharusnya :
1. Menjadwalkan pesanan yang dating tanpa melampaui keterbatasan kapasitas pusat kerja
masing-masing;
2. Memeriksa ketersediaan peralatan dan bahan sebelum mengeluarkan pesanan ke suatu
departemen;
3. Menentukan batas waktu untuk setiap pekerjaan dan memeriksa kemajuan pekerjaan
terhadap batas waktu dan waktu tunggu dari pemesanan;
4. Memeriksa bahan setengah jadi selagi pekerjaan dilakukan;
5. Memberikan umpan balik pada aktivitas pabrik dan produksi;
6. Memberikan statistik efisiensi pekerjaan dan mengawasi waktu operator untuk
kepentingan analisis pengupahan dan distribusi tenaga kerja.
4.Pembebenan Kerjaan
Pembebanan (loading) berarti penugasan pekerjaan pada pusat kerja atau pusat pemrosesan.
Para manajer operasi menugaskan pekerjaan pada pusat kerja sedemikian hingga biaya, waktu
luang, atau waktu penyelesaian dijaga tetap minimal.
Pertama, pembebanan akan diuji dari segi kapasitas melalui sebuah teknik yang dikenal
sebagai pengendalian input-output. Kemudian akan disajikan dua pendekatan yang digunakan
dalam pembebanan: diagram Gantt dan metode penugasan pemrograman linier.
a.Pengendalian Input-Output
Penjadwalan yang efektif bergantung pada penyesuaian jadwal dengan kinerja. Ketiadaan
pengetahuan akan kapasitas dan kinerja menyebabkan volume produksi yang berkurang.
Pengendalian input-output (input-output control) adalah sebuah teknik yang membuat
karyawan operasi dapat mengelola aliran fasilitas kerja. Jika pekerjaan tiba lebih cepat daripada
yang sedang diproses, maka fasilitas tersebut dibebani secara berlebihan dan terjadi backlog. Jika
pekerjaan tiba lebih lambat dibandingkan dengan pekerjaan yang sedang diproses, maka fasilitas
kurang terbebani dan pusat kerja bisa kekurangan pekerjaan.
Pengendalian input-output dapat dilakukan dengan sebuah system kartu ConWIP yang
mengendalikan jumlah pekerjaan dalam suatu pusat kerja. Ketika pekerjaan selesai, kartu
dikeluarkan dan dikembalikan ke stasiun kerja awal, mengotorisasi masuknya batch baru ke dalam
pusat kerja. Secara efektif, kartu ConWIP membatasi jumlah kerja dalam pusat kerja,
mengendalikan waktu tunggu, dan memantau backlog.
Pilihan yang tersedia bagi karyawan bagian operasi untuk mengatur aliran fasilitas kerja
mencakup:
1. Memperbaiki kinerja
2. Meningkatkan kapasitas
3. Meningkatkan atau mengurangi input pada pusat kerja dengan cara (a) mengalihkan
pekerjaan ke atau dari pusat kerja lainnya, (b) meningkatkan atau mengurangi subkontrak,
(c) memproduksi lebih sedkit (atau lebih banyak).
b.Diagram Gantt
Merupakan alat peraga visual yang bermanfaat dalam pembebanan dan penjadwalan.
Diagram Gantt menunjukkan penggunaan sumber daya, seperti pusat kerja dan tenaga kerja.
Ketika digunakan dalam pembebanan, diagram Gantt menunjukkan pembebanan dan waktu luang
pada beberapa departemen, mesin, atau fasilitas.

Digram Gantt menunjukkan beban kerja dalam system sebaik mungkin sehingga manajer
mengetahui penyesuaian yang tepat. Diagram pembebanan Gantt memiliki keterbatasan utama.
Digram ini tidak memperhitungkan variabilitas produksi, seperti gangguan mesin yang tidak
diharapkan atau kesalahan manusia yang memerlukan pengerjaan ulang.
c.Metode Penugasan
Metode penugasan (assignment method) merupakan proses pelimpahan tugas atau pekerjaan
pada sumber daya. Contohnya adalah penugasan pekerjaan pada mesin, kontrak pada pemberi
penawaran, karyawan pada proyek, dan karyawan pemasaran pada wilayah tertentu. Metode
penugasan ini paling sering bertujuan meminimalkan biaya total atau waktu yang diperlukan untuk
melaksanakan tugas yang ada. Satu karakteristik permasalahan penugasan yang sering penting
adalah hanya ada satu pekerjaan (atau pekerja) yang ditugaskan untuk satu mesin (atau proyek).

Metode penugasan mencakup penambahan dan pengurangan angka-angka yang sesuai pada
tabel untuk menentukan biaya peluang yang paling rendah untuk setiap tugas.
Berikut empat langkah yang ditempuh:
1. Kurangi semua angka pada setiap baris dengan angka terkecil yang tedapat pada baris
tersebut. Kemudian dari matriks yang dihasilkan, kurangi semua angka dalam setiap kolom
dengan angka terkecil pada kolom tersebut.
2. Gambarkan garis lurus secara vertical dan horizontal dengan jumlah seminimal mungkin
untuk mencoret semua angka nol pada tabel.
3. Kurangi setiap angka yang tidak tercoret pada tabel dengan angka terkecil yang ditemukan
yang tidak tercoret oleh garis.
4. Penugasan yang optimal akan selalu berada pada nilai nol pada tabel.

5.Pengurutan Pekerjaan

Penjadwalan memberikan dasar untuk membebankan pekerjaan pada pusat kerja.


Pembebanan adalah sebuah teknik pengendalian kapasitas yang menyoroti masalah pemberian
beban yang terlalu berat dan ringan. Pengurutan (sequencing-disebut pembagian tugas atau
dispatching) menentukan urutan pekerjaan yang harus dilakukan pada setiap pusat kerja. Metode
ini dikenal sebagai aturan prioritas untuk mengurutkan atau membagikan pekerjaan pada pusat
kerja.

a.Aturan Prioritas untuk Membagikan Tugas


Aturan prioritas (priority rule) memberikan panduan untuk mengurutkan pekerjaan yang harus
dilakukan. Aturan prioritas mencoba untuk meminimalkan waktu penyelesaian, jumlah pekerjaan
dalam system, dan keterlambatan pekerjaan seraya memaksimalkan penggunaan fasilitas
Berikut aturan prioritas yang paling populer:
 FCFS (first come, first served): yang pertama datang, yang pertama dilayani. Pekerjaan
pertama yang datang disebuah pusat kerja diproses terlebih dahulu.
 SPT (shortest processing time): waktu pemrosesan terpendek. Pekerjaan yang memiliki
waktu pemrosesan terpendek ditangani dan diselesaikan terlebih dahulu.
 EDD (earliest due date): batas waktu paling awal. Pekerjaan dengan batas waktu paling
awal dikerjakan terlebih dahulu.
 LPT (longest processing time): waktu pemrosesan terpanjang. Pekerjaan yang memiliki
waktu pemrosesan lebih panjang, lebih besar biasanya sangat penting dan diutamakan
terlebih dahulu.

b.Rasio Kritis

Rasio Kritis (critical ratio-CR) merupakan sebuah angka indeks yang dihitung dengan membagi
waktu yang tersisa hingga batas waktu pekerjaan dengan waktu pekerjaan yang tersisa.
Berlawanan dengan aturan prioritas, rasio kritis sangat dinamis dan mudah diperbarui. Rasio kritis
memberikan prioritas pada pekerjaan yang harus dilakukan agar tetap menepati jadwal.

6.Mengurutkan Sejumlah N Pada Dua Mesin: Aturan Johnson

Keterbatasan Sistem Pembagian Kerja Berbasis Aturan


Teknik penjadwalan yang baru dibahas adalah teknik yang berdasarkan pada aturan tertentu,
tetapi system yang berdasarkan aturan memiliki sejumlah keterbatasan berikut:
 Penjadwalan bersifat dinamis; karena itu aturan perlu direvisi kembali menyesuaikan
terhadap perubahan yang terjadi pada pesanan, proses, peralatan, bauran produk, dan lain-
lain.
 Aturan tidak melihat ke hulu atau ke hilir: adanya sumber daya yang luang dan bottleneck
pada departemen lain mungkin tidak dikenali.
 Aturan tidak melihat yang lain diluar batas waktu.

7.Penjadwalan Kapasitas Terbatas

Penjadwalan jangka pendek juga disebut penjadwalan kapasitas terbatas. Penjadwalan


kapasitas terbatas (finite capacity scheduling-FCS) mengatasi kelemahan dari system yang hanya
berdasarkan aturan dengan menyajikan proses perhitungan yang interaktif secara grafis kepada
penjadwal. Dalam lingkungan penjadwalan dinamis, seperti bengkel kerja (dengan keragaman
sumber daya yang besar, volume yang kecil, dan saling berbagi), perubahan diharapkan. Namun,
perubahan dapat mengganggu jadwal. Oleh karena itu, manajer operasi beralih ke sistem FCS yang
memungkinkan perubahan cepat secara maya yang dilakukan oleh operator.

8.Teori Batasan

Teori batasan (theory of constraints-TOC) adalah suatu ilmu yang berkaitan dengan segala
sesuatu yang membatasi kemampuan organisasi untuk mencapai tujuannya. Batasan dapat berupa
batasan fisik (seperti ketersediaan proses atau karyawan, bahan baku, atau persediaan) atau
nonfisik (seperti prosedur, moral, dan pelatihan).

a.Bottleneck menghambat laju volume.


Bottleneck adalah sebuah kejadian umum karena system yang dirancang dengan baik sekalipun
jarang seimbang dalam waktu lama. Perubahan produk, bauran produk, dan volume sering
menciptakan sejumlah bottleneck dan menggeser bottleneck.sebagai konsekuensi, pusat kerja
bottleneck terjadi pada hampir semua fasilitas yang berfokus pada proses, mulai dari rumah sakit
dan rumah makan hingga ke pabrik. Para manajer operasi yang sukses menghadapi sejumlah
bottleneck dengan memepertahankan bottleneck 12 dalam keadaan sibuk, meningkatkan kapasitas
bottleneck, mengubah rute pekerjaan, mengubah ukuran lot, menubah urutan pekerjaan, atau
membolehkan waktu luang pada stasiun kerja lain.

b.Drum, Buffer, Rope


Drum, penyangga (buffer), tali (rope) adalah pemikiran lain dari teori batasan. Dalam konteks
ini, drum adalah denyut dari suatu system. Drum memberikan jadwal-kecepatan dari proses
produksi. Penyangga (buffer) adalah suatu sumber daya biasanya berupa persediaan yang
dibutuhkan untuk mempertahankan batasan-batasan tetap beroperasi pada kapasitas tertentu. Tali
(rope) memberikan keselarasan yang dibutuhkan untuk menarik unit-unit diseluruh system. Tali
juga dapat disebut sinyal kanban.

9. Penjadwalan Produksi Berulang

Produsen berulang ingin memenuhi permintaan pelanggan, mengurangi investasi persediaan,


mengurangi ukuran lot dengan peralatan dan proses yang ada. Sebuah teknik untuk mencapai
tujuan ini adalah menggunakan sebuah jadwal penggunaan material bertingkat. Penggunaan
material bertingkat (level material use) berarti penggunaan lot yang lebih sering, berkualitas tinggi
dan berukuran kecil yang berperan untuk produksi just-in-time.
Berikut kelebihan penggunaan material secara bertingkat:
 Mengurangi tingkat persediaan yang memebebaskan modal untuk penggunaan yang lain
 Mempercepat volume produksi (yaitu: waktu tunggu yang lebih pendek)
 Memperbaiki kualitas komponen sehingga meningkatkan kualitas produk
 Mengurangi kebutuhan luas lantai
 Memperbaiki komunikasi pekerja sebab mereka menjadi semakin berdekatan (yang dapat
menghasilkan perbaikan kerja sama kelompok dan esprit de corps)
 Melancarkan proses produksi karena lot yang besar tiak “menyembunyikan”
permasalahan. Salah satu cara membuat jadwal penggunaan material bertingkat, pertama,
menentukan ukuran lot minimal yang akan mempertahankan proses produksi tetap
berjalan.

10. Penjadwalan Pada Sektor Jasa

Menjadwalkan system jasa berbeda dengan menjadwalkan system manufaktur dalam beberapa
hal:
 Penekanan penjadwalan pada system manufaktur adalah mesin dan material, sedangkan
pada jasa adalah susunan kepegawaian.
 Persediaan dapat memperlancar permintaan bagi manufaktur, tetapi kebanyakan system
jasa tidak menyimpan persediaan.
 System jasa adalah padat karya, dan permintaan tenaga kerja sangat bervariasi.
 Pertimbangan hukum-seperti peraturan upah, jam kerja, dan kontrak serikat pekerja yang
membatasi jam kerja per giliran kerja, minggu, atau bulan-membatasi keputusan
penjawalan.
 Karena perusahaan jasa biasanya menjadwalkan tenaga kerja daripada menjadwalkan
material, masalah tingkah laku, social, kedudukan yang lebih tinggi, dan status menjadikan
penjadwalannya rumit.

a.Penjadwalan Karyawan Bidang Jasa secara Berkala


Penjadwalan berkala (cyclical scheduling) dengan kebutuhan pegawai yang tidak tetap sering
menjadi suatu kasus dalam perusahaan jasa, seperti restoran dan pekerjaan polisi. Disini, tujuannya
terfokus pada penetapan penjadwalan dengan jumlah pekerja yang minimal. Pada kasus-kasus
seperti ini, setiap pegawai ditugaskan pada sebuah giliran kerja dan mendapatkan waktu libur.
Teknik penjadwalan berkala lain mungkin dikembangkan untuk membantu penjadwalan
system jasa. Beberapa pendekatan menggunakan pemrograman linier. Dalam penjadwalan, ada
suatu bias alamiah dalam penjadwalan yang cenderung menggunakan peralatan yang dapat
dipahami dan menghasilkan solusi yang dapat diterima.

Anda mungkin juga menyukai