Anda di halaman 1dari 9

TUGAS KELOMPOK MANAJEMEN OPERASI

RINGKASAN BAB 15 & 17

KELOMPOK 4
Agatha Elita Desinta Hanungsari (165002521)
Titus Christiawan (165002594)
Stefanus Sylvan Ryanto (165002514)

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA
2016

BAB 15

SCHEDULING FOR THE SHORT TERM

PENTINGNYA PENJADWALAN JANGKA PENDEK


Manfaat dari strategi penjadwalan:

Secara internal, penjadwalan yang efektif memiliki arti pergerakan barang


dan jasa yang cepat melalui fasilitas dan pemanfaatan aset yang besar.
Hasilnya adalah kapasitas nominal yang diinvestasikan besar yang

diwujudkan dalam biaya yang rendah.


Secara eksternal, penjadwalan yang baik menyediakan hasil yang cepat,
fleksibilitas yang ditambah, pengantaran yang lebih mandiri, dan
meningkatkan customer service.

MASALAH-MASALAH PENJADWALAN
Rangkaian langkah keputusan dalam penjadwalan:
1. Capacity Planning untuk jangka panjang (tahunan), biasanya planning
ini dibuat selama periode tahunan sepanjang peralatan dan fasilitas baru
dirancang, dibangun, dibeli, dan dimatikan.
2. Aggregate Planning hasil dari keputusan Sales & Operating Planning
terkait penggunaan fasilitas, persediaan, sumber daya manusia, dan
kontraktor luar. Untuk jangka waktu menengah (3 18 bulan).
3. Master Schedule penjadwalan ini membagi aggregate planning ke
dalam penjadwalan mingguan (weekly) untuk produk yang spesifik.
4. Short-time Scheduling (penjadwalan jangka pendek) mewujudkan
capacity planning, aggregate planning dan master schedule ke dalam
urutan pekerjaan dan penugasan yang spesifik dari tenaga kerja,
material, dan mesin-mesin.
Tujuan dari penjadwalan adalah untuk mengalokasikan dan memprioritaskan
permintaan (dihasilkan baik oleh forecasting maupun pesanan konsumen) untuk
fasilitas yang tersedia. Ada 3 faktor yang tersebar dalam penjadwalan: (1)
menghasilkan penjadwalan di depan (forward) atau di belakang (backward), (2)

Page 2 | 9

pemuatan (loading) yang terbatas dan tak terbatas, (3) kriteria atau prioritas
urutan pekerjaan.

(1) Penjadwalan di depan (forward) dan dibelakang (backward)


Forward scheduling memulai jadwal sesegera mungkin setelah job
requirement diketahui. Biasanya digunakan pada perusahaan seperti
rumah sakit, klinik, restaurant dan manufaktur alat mesin. Backward
scheduling dimulai dengan menentukan jatuh tempo nya (due date), final
operation dulu. Langkah-langkah dalam pekerjaan dijadwalkan kemudian,
satu persatu dalam satu waktu, dalam reverse order.
(2) Loading yang terbatas dan tidak terbatas
Loading (pemuatan) adalah proses penugasan pekerjaan ke dalam
stasiun-kerja (work station) atau proses. Teknik penjadwalan yang
menugaskan pekerjaan hanya berdasar kapasitas

proses disebut

pemuatan terbatas (finite loading).


(3) Kriteria Penjadwalan
Kriteria penjadwalan yang tepat:
a. Meminimalkan waktu penyelesaian: dievaluasi melalui rata-rata waktu
penyelesaian.
b. Memaksimalkan

pemanfaatan:

dievaluasi

prosentase waktu fasilitas digunakan.


c. Meminimalkan work-in-prsocess persediaan:

melalui

penentuan

dievaluasi

melalui

penentuan rata-rata jumlah pekerjaan dalam sistem.


d. Meminimalkan waktu penantian konsumen: dievaluasi

melalui

penentuan

rata-rata

jumlah

keterlambatan

waktu

pengiriman

(berdasar jumlah hari atau jam).

PENJADWALAN FASILITAS YANG BERFOKUS PADA PROSES


Fasilitas yang berfokus pada proses (dikenal dengan intermittent, atau job-shop,
fasilitas) pada umumnya terdapat pada perusahaan dengan variasi tinggi,
manufaktur yang bervolume rendah, dan perusahaan jasa. Fasilitas ini
memperoduksi barang dan jasa make-to-order dan termasuk semua yang
terdapat di dalam bisnis reparasi mobil, rumah sakit sampai salaon kecantikan.
Penjadwalan membutuhkan urutan pekerjaan, waktu yang dibutuhkan tiap
produk, serta kapasitas dan ketersediaan dari tiap pekerjaan sudah diketahui.

Page 3 | 9

LOADING JOBS
SEQUENCING JOBS

FINITE CAPACITY SCHEDULING


Penjadwalan kapasitas terbatas ini merupan sistem penjadwalan jangka pendek
yang menggunakan sistem komputasi interaktif dan output grafis. FCS
membantu manajer operasi untuk melakukan perubahan penjadwalan secara
cepat dan otomatis dibanding daripada dilakukan secara manual. Msin yang
dikendalikan komputer dapat memantau peristiwa atau proses yang terjadi dan
sekaligus mengumpulkan informasi secara real time. Hal ini membantu scheduler
membuat penjadwalan berdasarkan informasi up-to-the-minute. Penjadwalan ini
memiliki fleksibilitas untuk menangani berbagai situasi termasuk perubahan
pesanan, tenaga kerja, juga mesin produksi.

SCHEDULING SERVICES
Sistem penjadwalan dalam jasa berbeda dengan penjadwalan dalam industri
manufaktur, penjadwalan dalam jasa dapat dilakukan dengan:
-

Penekanan penjadwalan dalam manufaktur ada pada mesin dan bahan;


sedangkan dalam jasa adalah pada tingkat staf/tenaga kerja.

Dalam manufaktur, persediaan dapat membantu mengatasi permintaan, tapi


banyak sistem layanan tidak mempertahankan persediaan.

Jasa merupakan bidang yang padat karya, dan permintaan tenaga kerja ini
bisa sangat bervariasi.

Pertimbangan hukum, seperti undang-undang upah dan jam kerja serta


kontrak serikat, membatasi jam kerja per shift, minggu, atau bulan, dan hal ini
membatasi keputusan penjadwalan.

Page 4 | 9

Penjadwalan dalam jasa menjadi sulit karena masalah kebiasaan, sosial,


senioritas, dan status seseorang. Contoh berikut dicatat kompleksitas layanan
penjadwalan.

Penjadwalan Tenaga Kerja sektor Jasa


Sistem atau teknik penjadwalan untuk karyawan sektor jasa sangat bervariasi.
Pengaturan jadwal yang tepat waktu dan efisien dapat membuat karyawan
senang dan memiliki waktu untuk pengembangan diri. Teknik penjadwalan
siklus : fokus pada variasi pengembangan penjadwalan dengan jumlah karyawan
yang terbatas. Teknik ini menugaskan karyawan bekerja dalam sistem shift
(pembagian jam kerja) dan dengan Time off yang sudah ditentukan.

Page 5 | 9

BAB 17
MAINTENANCE AND RELIABILITY DECISIONS

PENTINGNYA STRATEGI PEMELIHARAAN DAN DAYA TAHAN


Tujuan dari pemeliharaan dan daya tahan uji adalah untuk memelihara
kemampuan dari sistem. Sistem harus dirancang dan dipelihara untuk mencapai
performa yang diharapkan dan standar kualitas. Pemeliharaan mencakup segala
aktivitas yang terlibat dalam menjaga peralatan sistem tetap di dalam perintah
kerja (working order). Sedangkan daya tahan (reliability) adalah sebuah
kemungkinan (probability) dimana mesin atau produk akan berfungsi dengan
tepat pada waktu dan kondisi yang telah ditetapkan atau ditentukan.
Figur. Good Maintenance & Reliability Management Requires Employee
Involvement and Good Procedures

Ada 4 (empat) taktik penting untuk meningkatkan pemeliharaan dan daya tahan.
Taktik untuk daya tahan (reliability):
1. Meningkatkan komponen individu
2. Mengadakan redundansi atau kelebihan
Taktik untuk pemeliharaan (maintenance):
1. Melaksanakan atau meningkatkan pemeliharaan pencegahan
2. Menaikan kecepatan atau kemampuan perbaikan

Page 6 | 9

RELIABILITY
MAINTENANCE
Dua jenis pemeliharaan yakni pemeliharaan preventif dan pemeliharaan
brekdown. Pemeliharaan preventif adalah rencana pengembangan inspeksi
rutin dari performa, perbaikan, dan menjaga fasilitas bekerja dan dalam kondisi
yang baik. Kegiatan ini bertujuan mengurangi potensi kegagalan dan membuat
perubahan atau perbaikan yang dapat mempertahankan efisiensi proses.
Pemeliharaan preventif melibatkan sistem teknis dan manusia yang membuat
proses produksi dan sistem bekerja sesuai dengan rancangan. Pemeliharaan
breakdown adalah pemeliharaan ulang (remedial) yang dilaksanakan ketika
peralatan mengalami kegagalan dan harus diperbaiki dalam skala darurat atau
prioritas. Pemeliharaan breakdown dilakukan ketika pemeliharaan preventif
gagal.

Menerapkan Preventive Maintenance


Pemeliharaan preventive menyiratkan manajer untuk tahu kapan sistem perlu
diperbaiki untuk melakukan perawatan sebelum sistem mengalami kegagalan.
Infant mortality : tingkat kegagalan awal dalam produk atau proses. Perusahaan
juga perlu membangun sistem layanan purna jual seperti instalasi dan pelatihan
mengingat infant mortality terjadi tidak hanya kegagalan dalam proses produksi
tapi juga karena penggunaan yang tidak benar.
Stelah produk, mesin atau proses sudah settles in, selanjutnya dilakukan
distribusi MTBF (mean time between failures). Ketika distribusi menunjukkan
standar deviasi kecil, maka kita tahu bahwa pemeliharaan preventif akan
dilakukan. Setelah mengetahui bahwa akan dilakukan pemeliharaan preventif,
langkah selanjutnya adalah menentukan kapan pemeliharaan dilakukan.
Catatan proses dari individu, mesin, atau peralatan yang baik perlu dilaporakan
untuk memberi gambaran tentang jenis perawatan yang dibutuhkan dan waktu
pemeliharaan

yang

dihabiskan.

Catatan

atau

sejarah

peralatan

perlu

dipertahankan sebagai sistem perawatan pencegahan.

Page 7 | 9

Dengan asumsi bahwa semua biaya potensial yang terkait dengan downtime
telah diidentifikasi, staf operasi dapat menghitung tingkat optimal dari aktivitas
pemeliharaan secara teoritis. Analisis tersebut, tentu saja, juga memerlukan data
historis akurat tentang biaya pemeliharaan, probabilitas kerusakan, dan waktu
perbaikan.
Biaya pemeliharaan breakdown yang dapat diabaikan apabila, 1) Biaya
pemeliharaan inventory digunakan untuk kompensasi downtime; dan 2) terjadi
Downtime (penghentian produk) yang menghancurkan hubungan pelanggan dan
penjualan masa depan.

Meningkatkan Kemampuan Perbaikan


Peningkatan maintenance dilakukan dengan memperbesar fasilitas perbaikan
atau memperbaiki manajemen pemeliharaan. Selain itu manajer harus dapat
memutuskan di mana perbaikan dilakukan baik di dalam maupun di luar fasilitas
perusahaan.

Pemeliharaan Otonom
Pemeliharaan otonom merupakan tanggung jawab karyawan pemeliharaan untuk
mengamati, memeriksa, menyesuaikan, membersihkan, dan memberi catatan
atas pemeliharaan peralatan. Dengan ini, karyawan dapat memprediksi
kegagalan, mencegah kerusakan, dan memperpanjang umur peralatan.

Page 8 | 9

TOTAL

PEMELIHARAAN

PRODUKTIF

(TOTAL

PRODUCTIVE

MAINTENANCE)
Banyak perusahaan memindahkan konsep total quality management (TQM) ke
dalam praktek pemeliharaan pencegahan yang dikenal dengan istilah total
productive maintenance (TPM). TPM merupakan kombinasi TQM dengan sebuah
strategi

pemeliharaan

dari

proses

dan

perancangan

peralatan

sampai

pemeliharaan pencegahan.
TPM terdiri dari:

Perancangan mesin-mesin yang tahan uji, mudah dioperasikan, dan

mudah dipelihara
Menekankan pada total biaya kepemilikan ketika mesin-mesin dibeli,
sehingga jasa dan pemeliharaannya sudah termasuk ke dalam biaya

tersebut
Mengembangkan

rencana

pemeliharaan

pencegahan

yang

memanfaatkan best-practice dari operator, departemen pemeliharaan,

dan gudang pelayanan


Pelatihan
untuk
pemeliharaan

sendiri

(otonomi)

sehingga

operator/petugas dapat melakukan pemeliharaan pada mesin-mesinnya


sendiri.

Page 9 | 9

Anda mungkin juga menyukai