Pandangan umum Bapa gereja melanjutkan gagasan biblis (Sacramentalsimbolis) realis preasentia
Ignatius antiokhia : melanjutkan gagasan Paulus tentang ekaristi (eklesio
ekaristik) mengajarkan realis praesentia Christi.
Yustinus Martir : ajarkan realis praesentia. Sang konsekrator adalah sang
logos. Maka dikenal eplikese logo (dalam inkarnasi sang sabda jadi
manusia; sekaligus sabda yang berinkarnasi dalam ekaristi/roti anggur)
Irenius : memahami ekaristi dalam 2 cara: sebagai puji syukur atas
penciptaan (lawan gnotis) dan sebagai kesatuan dengan sang logos
(logosmitteilung)
Sekolah Alexandria (Mesir). Tekanan pada kesatuan Kristus (pribadi sang
sabda( suka dengan eksegese alegori. Ekaristi = pribadi sang logos
ditemukan dalam ekaristi. Tokoh: origenes, klemens.
Sekolah Antiokia (Siria): tekanan pada kedutaan (2 kodrat kristus) suka
pada aspek historis. Ekaristi = anamneses peristiwa keselamatan di altar.
Tokoh: Yohanes Kristosomus.
Ambrosius : realis praesentia karena sabda kristus yang menyebabkan
mutation, consecration
Agustinus: bergerak pada pemahaman realis, simbolisme, spiritualisme.
15. Teologi dan praktek ekaristi pada abad pertengahan
Ajaran Skolastikat. Tampak menonjol pada ajaran Thomas. Dipengaruhi
filsafat Aristoteles. Sakramen sebagai tandan dan saran untuk kehidupan
rohani manusia. Ia mengembangkan 3 pengertian :
1) ekaristi sebagai signum commemorativum (Kristologis) : pengenangan
akan penderitaan dan wafat Yesus, Ekaristi sebagai kurban
2) Ekaristi sebagai Communionis (Eklesiologis): Ekaristi menunjuk pada
kesatuan Gereja secara utuh/penuh.
3) Ekaristi sebagai praefigurativum (eskatologis): ekaristi menunjuk pada
antisipasi merayakan kehidupan kekal.
Devosi dan teologi ekaristi akhir abad pertengahan tekanan pada masalah
realis praesentia. Hal positif: merebaknya devosi umat terhadap sakramen
mahakudus. Hal negatif: praktek magis umat, komunis mata. Situasi ini
menyulut gerakan reformasi lutheran.
16. konflik dan ajaran sesat mengenai ekaristi pada abad pertengahan
Ciri khas diskusi
: a) fokus pada masalah realis praesentia, b) pengaruh
Jerman Prancis yang memandang realis itu : atau ada- atau tidak ada. Sulit
menerima realitas itu hadir atau ada dalam bentuk simbol (symbol sacramental)
Pertikaian I : Radbertus (Inveritate = santapan ekaristi sebagai tubuh
darah Yesus historis). Ekaristi itu sama persis dengan tubuh darah Yesus di
Palestina dulu. Mengabaikan makna simbol ekaristi. Menekankan realisme
(Gereja = santapan ekaristi sungguh tubuh darah Yesus, namun dalam
tanda dan rupa roti anggur).
Pertikaian II : berengarius menyangkal realis praesentia. Dasar pada
esensi sensualistik: suatu penampakan tidak bisa berbeda dengan
substansi/hakekatnya. Maka roti anggur sesudah konsentrasi tetapi
memiliki hakikat roti anggur, bukan tubuh darah kristus. Santapan ekaristi
sesudah konsentrasi hanya simbol saja tidak pernah sungguh real tubuh
darah kristus.
17. Ajaran Reformator tentang Ekaristi
Gerakan reformasi= Disebabkan oleh beberapa faktor. Pangkal pojok
ajaran reformasi: pembenaran hanya dari rahmat dan iman saja (sol
gratis, ide, scriptura). Sakramen Hans sebagai tanda janji Allah, tanda dari
pembenaran yang melulu terjadi berkat pahala Kristus
Ajaran Luther
o Realitas praesentia: pada mulanya tidak terlalu memikirkan, Zwingli
menyangkal tapi Luther mengakui realis praesentia.
o Transsubstantiatio (seluruh hakikat roti anggur adalah tubuh darah
Xt): hanya akal manusia. Ia mengajarkan konsubstantiatio (hanya
sebagian, sesudah konsentrasi roti anggur tidak berubah
seluruhnya menjadi tubuh darah Xt)
o Ubikuitas (hal ada di mana-mana): kehadiran kristus di altar karena
sifat keallahan yang ada di mana-mana.
o Ekaristi sebagai sakramen: hanya mengakui kehadiran Kristus
dalam ekaristi sejauh in Usu (dimakan/digunakan).
o Ajaran misa sebagai kurban: misa kudus bukan suatu kurban karena
ini akan menyaingi kurban utama PB yaitu kurban Kristus dan
makna kurban misa menyangkal perjamuan ekaristi sebagai karunia
Allah.
Ajaran Zwinggli: Sakramen melulu tanda belaka. Kehadiran Kristus dalam
ekaristi di altar tidak mungkin karena diri dan tubuh kristus hanya ada dan
terikat di surga. Misa tidak mungkin suatu kurban.
Ajaran Calvin: jalan tengah antara Luther dan zwingli. Sakramen bukan
sekedar tanda, tapi juga bukan saluran rahmat. Ekaristi bukan kehadiran
kristus di altar karena ia hanya ada di surga, tetapi melalui ekaristi orang
memperoleh rahmat Kristus.
18. Ajaran Konsili Trente mengenai realis praesentia dan komunis 2 rupa
Membahas ekaristi sampai 3x sidang tentang alis praesentia, komuni 2
rupa, dan kurban. Tapi dianggap sebagai pembedaan dari ketiganya dan
ajaran tersendiri. Articuli (pandangan reformator. Doctirna (pengantar dan
ajaran). Canones (rumusan singkat apa yang diajarkan dan ditolah Gerejaciri: anatemasit).
REALIS PRAESENTIA
o Kehadiran Kristus dalam Ekaristi. Bersifat sungguh-sungguh dan
real. Bersifat esensial (substantialiter) bedanya substantif dan
accidentia. Kristus totus-seluruh kristus dalam setiap rupa (roti atau
anggur atau keduanya tetap mencirikan Kristus yang sama) dan
setiap bagian (pecahan, bagian kecil tetap menerima kristus secara
utuh). Bersifat tetap (extra Usum). Boleh disembah-devosi.
o Ajaran transubstantiatio menolak konssubstantiatio (perubahan roti
anggur hanya sebagian). Menolak ajaran impanation dan argumen
reformator.
PENERIMAAN KOMUNI
o Ekaristi memberikan buah-buah rahmat: makanan rohani,
penyembuhan. Ekaristi boleh disimpan dan dikirimkan ke orang
Ekaristi itu kurban yang benar dan sungguh (kurban misa benar=benar
terpancar dan mengalir rahmat pengudusan dan pengampunan dosa
bukan hanya bagi orang yang masih hidup tapi juga orang beriman yang
sudah mati.
Ekaristi itu kurban yang relatif (ketika dihubungkan) terhadap satusatunya kurban salib yang absolut.
Kesatuan kurban misa dan kurban salib kristus
Kesatuan hubungan antara PMT, kurban salib, dan kurban misa.
Kesulitan trente: belum siap bicara tentang teologi kurban. Masih terfokus pada
diskusi realis praesentia, sementara soal kurban kurang dibahas. Pemisahan
topik 3 sidang dianggap sebagai pemisahan tema. Trente belum memiliki
eklesiologi dan sakramen teologi yang jelas.
20. Ajaran KV II tentang Ekaristi
KV II tidak menyampaikan dokma ekaristi baru tapi menegaskan ajaran
tradisi Gereja secara eklesiologis dan sakramentologis kembali ke biblis
dan patristik, paham yang lebih relasional, personal, dan dinamis.
Dasar kristologi = ekaristi ditetapkan oleh YK dan bukan rekayasa Gereja.
o Ekaristi sebagai kurban. KV hubungkan kurban ekaristi dengan
kurban salib sekaligus.
o Ekaristi sebagai perayaan kenangan, teologi anamnese secara biblis
gereja dirasakan oleh paling kurang dalam dokumen lima bagi GK. Ekaristi dan
pelayanan penting, mesti berhubungan dengan gereja apostolik.
25. ketentuan Yurudis-liturgis- pastoral untuk pelayan, konselebrasi, TPE yang
benar
Dasar: menjaga kekudusan dan keagungan misteri ekaristi sebagai perayaan
tubuh mistik YK, yakni kepala dan anggotanya, Kristus dan Gereja.
Tugas dan tanggung jawab pemimpin Gereja
o Uskup diosesan: pelayan utama misteri Allah dalam Gereja
setempat. Ia juga moderator, promotor, dan penjaga hidu liturgi .
PUMR 20004 macam penyesuaian oleh uskup (merumuskan cara
konselebrasi, merumuskan kaidah putra altar, merumuskan kaidah
pembagian komunis 2 rupa, merumuskan kaidah tata bangunan dan
ruang gereja)
o Konferensi uskup: tugas menyampaikan dan mengesahkan edisi
lengkap MR dalam bahasa setempat dan menyampaikan ke TS
untuk recognition. Mempersiapkan terjemahan KS untuk PE.
Menyiapkan terjemahan tes liturgi lain. mengesahkan lagu misa dan
musik, melodi, alat musik yang diizinkan dalam ibadat. Menyusun
kalender khusus negaranya untuk disahkan tahta suci.
o Para imam: pembantu yang sah, bijaksana, dan perlu dari para
uskup dan dipanggil untuk melayani umat Allah. Tugas
bertanggung jawab untuk memimpin ekaristi selalu pribadi kristus
in persona Christie dan sekaligus atas nama seluruh gereja
setempat. Memimpin ekaristi tugas utama, maka merayakan
ekaristi setiap hari.
o Para siakon: ditahbiskan jadi pelayan yakni melayani umat Allah
dalam persatuan dengan uskup dan para imamnya.
Partisipasi umat beriman dalam ekaristi: partisipasi secara sadar dan aktif
jadi hakikat liturgi. Partisipasi awam dalam PE dan liturgi tidak melulu fisik
tapi keikutsertaan penuh hikmat dan aktif.
Konselebrasi: arti luas (pelaksanaan perayaan liturgi bersama beberapa
imam/uskup). Arti sempit (pelaksanaan ekaristi dari beberapa imam dan
uskup sekaligus dalam mana di situ ada satu yang menjadi selebran
utama. Ketentuan konselebrasi dilaksanakan pada tahbisan uskup dan
imam, pemberkatan Abas, misa karisma/perjanjian imamat, amis putih,
konsili, sinode, konventual, pertemuan imam.
TPE: DSA sebagai pusat dan puncak PE. Komuni (diterima yang dibaptis
dan tidak dilarang hukum, anak yang menerima komunis, 1x komuni
sehari, viatikum). Tempat ekaristi yang layak. Bahan ekaristi (roti tak
beragi, anggur murni)
26. sejarah, teologi dan bentuk devosi ekaristi
Sejarah devosi ekaristi
Devosi dari mengalir dari iman akan YK yang hadir dalam ekaristi dan
hosti yang disimpan di luar misa. Kebiasaan Gereja abad pertama
menyimpan dan mengirim hosti suci bagi mereka yang tidak bisa hadir
dalam ekaristi (sakti, dipenjara). Agustinus tekankan rasa hormat pada
tubuh Kristus, ini menjadi dasar devosi ekaristi.