Anda di halaman 1dari 11

KELOMPOK 2

Nama : 1. Elsa Gresia Sihite

2. Herliana Ester Siburian

3. Sonya Novia Sitorus

Mata Kuliah : Teologi Perjanjian Baru

Dosen Pengampu : Pdt. Juniar Siregar M.Th

TEOLOGI INJIL SINOPTIK

DOKTRIN TENTANG GEREJA, AKHIR ZAMAN, DAN SOSIAL

1. PENDAHULUAN

Kata “teologi” berasal dari kata-kata Yunani thoeos yang berarti Allah, dan logos
yang berarti perkataan, pikiran, percakapan. Dengan demikian, teologi adalah berpikir
atau berbicara tentang Allah. Injil sinoptik berasal dari kombinasi dari bahasa Yunani συν
(syn = bersama) dan οψις (opsis = melihat) untuk menandakan bahwa pokok dari ketiga
Injil (Matius, Markus, dan Lukas) tersebut dapat dilihat dan diperhatikan berdampingan.
Ketiga Injil Sinoptik mengandung banyak kisah yang sama, sering dalam urutan yang
sama dan kadang-kadang dengan kata-kata yang akurat sama. Dalam kitab-kitab Injil
Sinoptik kata kosmos digunakan dalam pengertian ‘planet bumi’ (bumi secara materi),
(misalnya, pada waktu dikemukakan mengenai siksaan yang akan terjadi pada masa yang
akan datang yang belum pernah terjadi sejak awal dunia – Mat 24:21), atau dalam
pengertian dunia manusia. Seluruh dunia ini merupakan tantangan sasaran pemberitaan
Injil (Mat 28:19; bnd. Mrk 16:15). Lagi pula dikatakan bahwa murid-murid harus menjadi
terang dunia (Mat 5:14). Karena itu, kata “dunia” berarti suatu kesatuan yang bersifat
universal dan dengan demikian merupakan suatu tantangan yang bersifata universal.1
Maka dari itu melalaui pembahasan ini kami dari kelompok 2 akan menjelaskan
bagaimana doktrin gereja, akhir zaman, dan sosial melalui teologi injil sinoptik yaitu
Matius, Markus dan Lukas.

1
Bart Erhman, Jesus: Apocalyptic Prophet of the New Millennium, (Oxford University Press), 78-87.
2. PEMBAHASAN
2.1. Teologi Injil Sinoptik
2.1.1. Matius

Di dalam Injil Matius terdapat dua kali penyebutan ekklesia (Mat 16:18, 18:17).
Ekklesia diterjemahkan dari kata Ibrani qahal artinya perhimpunan umat Allah. Jika kata
yang digunakanadalah qahal maka berarti umat Allah dengan suatu perhimpunan yang baru
yang secara khususmemiliki hubungan dengan Mesias. Pendapat lain mengatakan bahwa
ekklesia diterjemahkan darikata Aram kenisyta, dan bahwa Yesus mengarah ke sebuah rumah
sembahyang (sinagoge) mesianisyang terpisah. Namun kesimpulannya yang dimaksud oleh
Yesus dengan ekklesia adalah bukansuatu organisasi, tetapi sekelompok orang yang
dianggap-Nya sebagai milik-Nya yang diwakili olehmurid-murid-Nya. Di dalam Mat 16:18
Yesus berkata tentang batu karang yang di atasnya akan didirikan jemaat Yesus, yang
dibayangkan Yesus adalah akan ada penyerangan pada ekklesia tetapi ekklesia akan menang
atas musuhnya. Berbicara tentang ekklesia maka ada istilah yang sangat dekat dengan-Nya
yaitu ungkapan “kunci kerajaan sorga”. Di dalam Matius 16:19 dimengerti bahwa Petrus
adalah perantara khusus yang di mana melalui dia Kerajaan Sorga akan diberitakan dalam
Matius 18:15-17, juga nampaknya terdapat keterangan langsung mengenai tata tertib jemaat.
Dalam teks ini, Yesus mempertimbangkan perlunya keputusan-keputusan yang diambil
secara bersama-sama untuk mengatasi masalah-masalah kedisiplinan dalam jemaat. 2

2.1.2. Markus

Terlihat dari awal tulisan Injil Markus dengan "seruan etis" dari Yohanes Pembaptis
supaya orang: "bertobat dan dibaptis, lalu hidup berkenan, siap menghadapi pencobaan, dan
melaksanakan perintah-Nya" (Mark. 1:1-15). Yesus adalah "manusia sejati" dan hamba yang
setia, sebab itu la menjadi "teladan" bagi umat-Nya. Dimana Yesus dibaptis dan diurapi oleh
turun-Nya Roh Kudus ke atas-Nya. Allah berkenan kepada-Nya, namun Yesus harus
mengalami "pencobaan". Yesus dengan setia melaksanakan tugas pelayanan-Nya, dan
memerintahkan supaya orang bertobat dan percaya kepada Injil.3

2
Donald Guthrie, Teologi Perjanjian Baru 3, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2016),22-37.
3
Karel Sosipater, Etika Perjanjian Baru,(Jakarta: PT. SUARA HARAPAN BANGSA, 2010), 15.
2.1.3. Lukas

Dalam injil Lukas ini terdapat pemberitaan tentang Kerajaan Allah yaitu salah satu
pokok pemberitaan Yesus (Lukas 4:43; 8:1; 9:11). Ungkapan Basileia tou Theou (Kerajaan
Allah) yang dipakai dalam Injil Lukas menunjuk kepada tingkah laku yang dibuat Allah
dalam sejarah manusia bagi mewujudkan Kerajaan-Nya menempuh pelayanan Yesus.
Sekalipun Yesus yang digambarkan Lukas paling menekankan kehadiran kerajaan Allah
dalam dunia pada ketika sekarang tetapi tidak berfaedah Yesus mengabaikan kedatangan
Kerajaan Allah yang pada ketika mendatang. Pemenuhan Kerajaan Allah yang penuh
kemuliaan pada ketika depan tetap dinantikan. 4

2.2. Doktrin Gereja

Kata ‘Gereja’ diterjemahkan dari bahasa Yunani, dari kata ‘ekklesia’ atau qahal
(bahasa Ibrani) yang berarti orang yang dipanggil keluar atau kumpulan umat Allah. Suatu
kelompok orang percaya yang dipanggil melalui pemberitaan Firman Allah dan kuasa Roh
Kudus. Di dalam Injil Sinoptik, kata ekklesia hanya muncul dalam Injil Matius; itu pun hanya
dua kali, yaitu pada Mat.16:18 dan Mat.18:17-18. Ekklesiologi Injil Markus terdapat doktrin
tentang gereja, yaitu dalam pasal 18. Apalagi ditambah lagi dengan pasal 16:16-19 dan
28:19-20, maka kita mendapatkan ajaran tentang gereja yang cukup banyak dalam Injil
Matius dibandingkan dengan injil-injil lainnya, oleh sebab itu Injil Matius disebut sebagai
"Ecclesiastical Gospel." Ada tiga perikop ayat-ayat yang berkenaan dengan gereja dalam Injil
Matius dan berikut pengakuan petrus dan gereja yang dimana pada saat itu etika Yesus tiba di
daerah kaisarea Filipi bersama dengan murid-murin-Nya Yesus bertanya kepada mereka:
"Siapakah Aku ini?" Maka jawab Simon Petrus:" Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang
hidup!" Kata Yesus pada pasal 16:16-19.

1. Yesus melihat bahwa dari murid-murid Tuhan yang hanya 12 orang itu akan terus
berkembang menjadi duatu kumpulan besar orang percaya yang di sebut "gereja."
Disitulah Yesus mengatakan: " Aku akan mendirikan jemaat-Ku" (ayat 18).
2. Dari ayat 17 dijelaskan bahwa pengenalan pada Yesus sebagai Mesias adalah
melaluiwahyu Allah (Mat. 11:25).
3. Pandangan yang melihat bahwa Petrus sebagai batu karang dan di atas batu karang
Petrus itulah Kristus mendirikan gereja-Nya

4
Samuel Benyamin Hakh, Pemberitaan tentang Yesus menurut Injil-injil Sinoptik.( Bandung: Jurnal Info
Media,2007), 53-55.
4. Gereja yang Tuhan dirikan itu akan menjadI gereja yang kekal, dan alam maut
tidak akan menguasainya. Sesudah Yesus mengatakan bahwa alam maut tidak
akan menguasai-Nya Yesus segera berbicara tentang bagaimana la akan mati di
atas kayu salib (ayat 21) dan kita tahu di belakang kayu salib itu ada kebangkitan.
Dan sesudah kebangkitan itulah murud-murid mulai pergi memberitakan berita
kebangkitan Kristus dan karena pemberitaan itulah banyak orang percaya dan
disitulah gereja-gereja didirikan. Maka, gereja didirikan karena Yesus telah
mengalahkan alam mautu di atas kayu salib. Demikianlah kita mengerti bahwa
gereja yang didirikan Tuhan itu adalah gereja yang kekal, dan alam maut tidak
akan bisa menguasai atau mengalahkan.5

2.2.1. Gereja Orang Yahudi (Partikularisme) dan Bangsa-bangsa (Universalisme).

Hanya Matius di antara penginjil menggunakan kata "ekklesia" atau "Gereja" atau
"jemaat" (16:18; 18:17). Dalam injil Matius kelihatannya ada tempat bagi dua gagasan
tentang Gereja yang memang sulit didamaikan dan memang bertentangan: hanya untuk Israel
(10:5 dan 15:24) dan untuk bangsa- bangsa (28:16-20). Pertama-tama, Yesus dan Israel
bangsa terpilih. Menurut apa yang telah ditulis di injil Matius saat pertemuan Yesus dan
Israel bangsa terpilih itu ber- langsung unik dan eksklusif dalam arti hanya untuk Israel (bdk.
Mat 15:24). Demikian halnya perutusan murid-murid oleh Yesus historis, hanyalah untuk
bangsa Israel (10:5). Pada akhir injil Matius (28:16-20) ternyata pewartaan ditujukan untuk
segala bangsa, berlawanan sama sekali dengan perspektif eksklusif tadi. Oleh banyak penafsir
dua sikap bertentangan Yesus ini diasalkan kepada dua masa berbeda sejarah keselamatan,
masa Yesus yang historis yang bergerak tak melewati batas Israel, dan masa Yesus yang telah
bangkit, situasi Matius dan jemaatnya di mana sudah ada pandangan universalistis.

Dalam hal ini terdapat perumpaan dan dalam perumpamaan pertama tentang
penggarap-penggarap kebun anggur, karena anak atau ahli-waris dito- lak atau dibunuh maka
kebun anggur akan disewakan kepada penggarap-penggarap lain (ay 39-41). "Kerajaan Allah
akan diambil dari padamu dan diberi kepada bangsa yang menghasilkan buah" (21:43).
Gereja muncul sebagai akibat penolakan Israel lama. Perhatikan bahwa penekanan terletak
pada "bangsa yang akan menghasilkan buah". Kerajaan diberikan kepada bangsa bukan
karena bangsa as such, Israel lama ditolak bukan karena Israel as such. Kerajaan diberikan
kepada bangsa dengan perspektif "meng- hasilkan buah" dan Israel ditolak karena tak
5
Injil Matius Sebagai Cerita (BPK Gunung Mulia, n.d.), 175–177.
menerima Kerajaan. Gereja akhirnya adalah "third people", bukan Yahudi bukan pula bangsa
kafir simpliciter. Ada unsur kontinuitas dalam keterbukaan atau dalam universalisme Gereja.
Dalam perumpamaan kedua tentang perjamuan nikah (22:1-14) undangan disampaikan
kepada orang-orang lain karena penolakan orang-orang yang pertama yang mendapat
privilese.

Agaknya Matius dalam perumpamaan ini telah mengolah bahan dari tradisi, dengan
menggunakan motif-motifperumpamaan terdahulu (21:33-46). Ayat 11- 13 merupakan unsur
khas Matius yang tak terdapat pada Lukas. Kisahnya yang lebih skematis lebih menunjukkan
dengan jelas maksud penekanan Matius dalam perumpamaan ini. Dalam kedua perumamaan
tadi Matius sangat menonjolkan pandangannya tentang Gereja dan hubungannya dengan lama
Israel. Gereja lahir akibat perlawanan lama Israel, tetapi tidak ada hubungan dengan lama
Israel. Pokok kedua ialah Gereja yang universal, yang terbuka bagi bangsa-bangsa. Dari
uraian di atas mungkin telah jelas pandangan universal Matius tentang Gereja. Pandangan ini
menjadi kenyataan (tadi diramalkan Yesus) sejak sesudah kematian dan kebangkitan Yesus,
khusus pada perutusan mulia Yesus pada akhir Injil Matius (28:16-20). Jika dalam peristiwa
pengakuan Petrus di Kaisarea Filipi Yesus berjanji akan mendirikan Gereja-Nya (16:18) -
jadi itulah awal, kalau dalam perumpamaan tentang penggarap kebun anggur Yesus meramal
tentang kerajaan yang diberikan kepada bangsa yang akan menghasilkan buah (21:43) maka
justru pada perutusan sesudah kebangkitan Yesus, Gereja menjadi kenyataan dengan cirinya
yang universal (28:16-20).6

2.2.2. Gereja Terstruktur dan Bersaudara

Umumnya diakui bahwa sebagian besar gambaran tentang jemaat atau Gereja
menurut Matius diperoleh dari Mat 18, salah satu kotbah Yesus tentang cara hidup berjemaat.
Tetapi juga gambaran tentang jemaat atau Gereja dapat ditemukan pada bagian lain injil
Matius.Di satu pihak terlihat di sini jemaat Matius yang memiliki struktur tertentu yang
cukup nyata. Struktur ini menyangkut hal pertama, bahwa ada pemimpin jemaat yang bisa
dibedakan dari mereka lain atau jemaat pada umumnya. Maka gambaran Gereja, jemaat, atau
"ekklesia" menurut injil Matius adalah kelompok murid- murid yang berkumpul dengan
Yesus sebagai Tuhan (Kurios) dan guru (didaskalos), mereka yang hendak menjadi sempurna
seperti Bapa (5:48) dan melak- sanakan kehendak Allah atau kebenaran Allah (=dikaiosune).

6
Delling, G., "Merkmale der Kirche nach dem Neuen Testament", NTS 13, 1966/7, 298-300.
Sangat ditekankan hubungan antara murid-murid sebagai saudara (5:22-24; 18:15;
28:10). Saudara diharapkan bermurah hati menurut contoh Allah sendiri (18:12-14.23-25).
Dalam Mat 23:8 secara cukup absolut digarisbawahi equalitas antara murid, "... kamu semua
adalah saudara." Tak seorang pun berhak dipanggil rabi sebab rabi hanya satu dan semua
adalah saudara. Saudara-saudara jangan disebut pemimpin sebab pemimpin hanya satu yakni
Mesias (23:10), Mat 23:8-10 memang bersifat polemis tetapi juga mengungkapkan kebenaran
yang digaris- bawahi penginjil.15) Sesudah ditegaskan struktur Gereja dengan per- nyataan
yang cukup "institusional", Matius dalam 23:1-12 ini tak tang- gung-tanggung mengecam
atau mengingatkan bahaya kepemimpinan yang mengarah kepada dominasi, monopoli dan
"klerikalisme", mencontohi kepemimpinan Yahudi. Itulah dua sisi utama gambaran jemaat
menurut Matius. Kelihat- an pula seperti pada pokok uraian pertama (antara partikularisme
dan universalisme) bahwa penginjil berusaha menciptakan keseimbangan dalam
prosentasinya tentang Gereja. Ditonjolkan Petrus sebagai tokoh Gereja dan pemimpin murid-
murid. Mat 18 cukup mengandung indikasi sebagai direktip bagi pemimpin jemaat dengan
tanggungjawabnya bagi jemaat ada struktur dan prosedur tertentu dalam pelayanan dan da-
lam masalah jemaat.

2.2.3. Eklesia dalam Injil Matius

Terdapat dua penyataan dalam seluruh kitab injil menggunakan kata ekklesia dan
keduanya terdapat dalam injil Matius (Mat.16:18; 18:17). Dalam injil Matius ini mengingat
penggunaan yang tuas dari kata itii dalam LXX untuk Jemaat Israel, haruslah diperhatikan
bahwa ekklesia menerjemahkan kata Ibrani qahal, bukan eda. Kedua kata ini digunakan untuk
"perhimpunan umat Allah". Jika kata yang Yesus pakai mempunyai arti dari gahai dalam
LXX, maka ekklesia berarti umat Allah dengan pengertian suatu himpunan yang baru yang
secara khusus memiliki hubungan dengan Mesias (karena itu Yesus berkata "JemaatKu").
Pendapat lain tnengatakan bahwa ekklesia menerjemahkan kata Aram kenisyta, dan bahwa
Yesus mengarah pada suatu rumah sembahyang (sinagoge) Karena itu, kits menarik
kesimpulan bahwa yang dimaksudkan oleh Yesus dengan ekklesia bukanlah suatu organisasi,
tetapi sekelompok orang yang dianggap-Nya sebagai milik-Nya dan yang diwakili oleh
murid-murid-Nya. Ini merupakan suatu gagasan yang lebih longgar daripada perkembangan
yang muncul kemudian dalam sejarah Kristen mula-mula. Berikut doktrin-doktrin gereja
yang tedapat di injil Matius :

1. Sakramen Baptisan
Pada masa Yesus hiudp di dunia, terdapat tiga segi baptisan yang perlu untuk
diperhatikan yaitu yang pertama, baptisan yang dilakukan oleh Yohanes pembaptis dan
hubungannya dengan Yesus sendiri (Mat.3:15). Kedua, baptisan yang dilakukan oleh yesus
kepada murid-muridNya. Ketiga, perintah dari Yesus kepada murid-muridNya untuk
membaptisakan setiap orang sampai ke seluruh dunia (Mat. 28:18-20). Maka dari itu ini
adalah salah satu doktrin gereja yang terdapat di injil sinoptik yaitu injil Matius.

2. Sakramen Perjamuan Kudus

Dalam kitab-kitab injil sinoptik Tuhan Yesus memberikan perintah khusus tentang
pengulangan upacara perjamuan pada masa depan. Menurut Lukas 24:30, Kristus
yang bangkit memecahmecahkan roti, lalu mengucap berkat dan memberikannya
kepada kedua orang yang telah berjalan bersama deiigan-Nya menuju ke Emaus.
Peristiwa ini mungkin sekali mendorong murid-murid untuk terus mengulangi
perbuatan itu. Tentu saja tidak pasti bahwa perbuatan Kristus yang bangkit ini dapat
dihubungkan dengan Perjamuan Kudus.7

2.3. Doktrin Akhir Zaman

Istilah "pengakhiran zaman" dijumpai dalam ayat terakhir Injil Matius (28:20). Oleh
karena kita ingin diangkat, kita berharap Tuhan menyertai kita sampai pada akhir zaman ini,
bukan sampai pada penutupan zaman. Pada masa penutupan zaman, Tuhan akan turun ke
bumi dan menjejakkan kaki- Nya di atas Bukit Zaitun. Sebelum hal ini terjadi, terdapat
sejangka waktu yang disebut Alkitab sebagai "akhir zaman", suatu periode yang akan
mengakhiri tiga setengah tahun. Dalam Matius 24:6 Tuhan berkata kepada murid- murid-
Nya bahwa mereka akan mendengar tentang peperangan dan deru peperangan, tetapi "belum
sampai kesudahannya". Dia berkata kepada mereka agar mereka tidak gelisah, karena
semuanya itu baru permulaan penderitaan, belum sampai kesudahannya yakni masalah besar.
Dalam ayat 14 Dia berkata bahwa Injil Kerajaan akan dipublikasikan di seluruh bumi sebagai
kesaksian bagi seluruh bangsa dan kemudian pengakhiran itu akan tiba. Dalam ayat 6 Dia
berkata masih belum kesudahan zaman, tapi dalam ayat 14 Dia berkata bahwa kesudahan
zaman akan datang. Kini kita sampai pada 24:15-31. Ayat-ayat ini melukiskan perkara-
perkara yang akan terjadi pada akhir zaman selama tiga setengah tahun yang terakhir. Akhir
zaman dimulai dalam ayat 15. Ingatlah, pasal ini terutama membicarakan tanda kedatangan

7
http://bkputrawan.blogspot.com/2007/12/gereja-ekklesiologi.html?m=1 (diakses , jumat 10 Februari 2022,
14.00).
Tuhan dan tanda akhir zaman. Ayat 14 menunjukkan bahwa suatu tanda akhir zaman yang
kuat ialah pemberitaan Injil Kerajaan ke seluruh bumi. Ketika hal ini genap, kita harus
menyadari bahwa tiga setengah tahun yang terakhir sudah hampir mulai. Sebab itu,
pemberitaan Injil Kerajaan akan merupakan tanda yang terbesar dalam akhir zaman ini.
Karena itu pemberitaan Injil Kerajaan ke seluruh bumi akan merupakan tanda unik akhir
zaman ini. Segera setelah pemberitaan Injil Kerajaan, peristiwa yang dilukiskan dalam ayat
15 akan terjadi.8

Dalam injil Markus muncul doktrin akhir zaman ketika Yesus khotbah di bukit Zaitun
ttentang akhir zaman (Mrk. 13:1-37). Pada saat itu Yesus berkhotbah dan menyampaikan
kepada murid-muridNya tuntunan agar mereka “berwaspada” (Mark. 13:5) dan “berhati-hati”
(Mrk. 13:23). Tuntutan bagi para murid-muridNya agar mereka berhati-hati dan berjaga- jaga
diungkapkan lagi dalam perumpamaan pohon ara (Mrk. 13:28- 29) dan hamba-hamba yang
diberi tanggung jawab untuk menjaga rumah (Mrk. 13:33-37). Melalui kedua perumpamaan
ini para murid diperingatkan agar mereka berjaga-jaga (Mrk. 13:37) karena tidak ada yang
tahu hari atau jam kedatangan Anak Manusia. "Tetapi tentang hari atau saat itu tidak seorang
pun yang tahu, malaikat-malaikat di surga tidak dan Anak pun tidak, hanya Bapa saja" (Mrk.
13:32). Aspek ketidaktahuan ini ditekankan kembali oleh Yesus ketika ditanya oleh para
murid setelah kebangkitan-Nya apakah Tuhan akan memulihkan Kerajaan Israel "pada masa
ini." Yesus yang bangkit menjawab bahwa mereka tidak perlu mengetahui masa dan waktu
yang ditetapkan Bapa sendiri menurut kuasa-Nya (Kis. 1:6-8). Sebab, tugas dan peran mereka
adalah menjadi saksi-Nya dan mewartakan Injil mulai dari Yerusalem sampai ke ujung bumi,
bukan berspekulasi tentang waktu kedatangan Anak Manusia di akhir zaman.9

Dalam Injil Lukas Doktrin tentang Eskatologi, diuraikan dengan suatu perumpamaan
dalam Lukas 3:9, 17 "Kapak sudah tersedia pada akar pohon dan setiap pohon yang tidak
menghasilkan buah yang baik, akan ditebang dan dibuang ke dalam api , Alat penampi sudah
di tangan-Nya untuk membersihkan tempat pengirikan-Nya dan untuk mengumpulkan
gandum-Nya ke dalam lumbung-Nya, tetapi debu jerami itu akan dibakar-Nya dalam api
yang tidak terpadamkan". Sangat jelas bahwa dalam ayat ini Lukas ingin menjelaskan dan
mengajarkan tentang akhir zaman. Dengan analogi "pohon" yang digunakan, apabila pohon
itu tidak berbuah dengan baik, maka kapak sudah siap sedia untuk menebang, sedangkan alat
penampi untuk membersihkan. Pemahaman tentang eskatologi dalam Injil Lukas dipandang
8
Witness Lee and Yasperin, Pelajaran Hayat Matius (4) (Yayasan Perpustakaan Injil Indonesia (Yasperin), 2019),
13–14.
9
Alfons Jehadut, Murid dalam Injil Markus (PT Kanisius, n.d.), 63–65.
sebagai tertundanya "Parousia" dan "Parousia akan tiba". Parousia pasti akan datang di waktu
akan datang dan pasti akan dialami oleh setiap umat manusia, oleh karena itu sikap orang
percaya dalam menghadapinya harus bersiap-siap dan berjaga-jaga."10

2.4 . Doktrin Sosial

Dalam hal implikasi pada pengaturan sosial Matius, Matius memasukkan sebagai
fokus konflik yang sedang berlangsung dengan kelompok yang muncul dalam Yudaisme,
para rabi awal. Komunitas ini menemukan nenek moyangnya setidaknya sebagian dalam ahli-
ahli Taurat dan orang-orang Farisi dari era pra-70 Masehi. Setelah perang 66-73 M, banyak
orang Farisi, bersama dengan sisa-sisa kelompok yang tidak dikenal lainnya, datang bersama-
sama untuk merumuskan kembali Yudaisme setelah kehancuran Yerusalem dan Kuilnya. Itu
adalah unsur Farisi dari kelompok ini yang dengannya komunitas-komunitas Matthew terlibat
dalam konflik terkait sejumlah masalah yang berkaitan dengan pemahaman dan praktik
Yudaisme. Sederhananya, kelompok-kelompok ini memiliki program yang bertentangan
untuk pemulihan Yudaisme. Jika pemahaman tentang pengaturan Matius ini benar, maka itu
menambah kepercayaan lebih lanjut pada saran bahwa Siria/Anthiokhia adalah lokasi
komunitas Matius. Yahudi diaspora yang tinggal di Anthiokhia merupakan penduduk yang
sudah lama berdiam di kota tersebut, hidup dalam situasi social masyarakat Hirarkis.

Carter memberikan asumsi, bahwa komunitas Matius yang ada di Anthiokhia,


merupakan orang kaya, artinya ada jejak dari mereka berada pada golongan elit. Akan tetapi
sebagai keengganan Carter untuk secara deterministic menentukan kedudukan orang Yahudi,
ia memberikan anjuran secara probabilistic menempatkan orang Yahudi ada kedua kelas
sosial (Cross Section) artinya bahwa orang-orang Yahudi yang tinggal di Anthiokhia hidup
tentram dan secara ekonomi cukup mapan, sebab selain karateristik teks menunjukkan
nuansa orang terdidik (golongan elit), teks dalam Injil Matius juga bernafaskan tindakan
untuk menjangkau orang-orang yang dimarjinalkan. Namun di sisi lain, ada juga kelompok-
kelompok Yahudi. Dari segi kekuasaan, pengaruh, dan uang, penduduk di bawah kekuasaan
Roma terbagi dalam 2 kategori utama, mereka yang berpengaruh dan mereka yang tidak
berpengaruh, mereka yang terhormat dan mereka yang sederhana, mereka yang memerintah
dan mereka yang diperintah, mereka yang mempunyai harta kekayaan dan mereka yang tidak.
Bagaikan piramida, kategori di kelas atas hanyalah sedikit, sedangkan kategori bawahnya
sangat besar. Pada puncak piramida ini terdapat satu oknum, yakni kaisar, di bawahnya
10
Samuel Benyamin Hakh, Pemberitaan Tentang Yesus Menurut Injil-Injil Sinoptik. (Bandung: Jurnal Info
Media, 2008), 297-300.
adalah deretan para senator yang terdiri dari bekas hakim dan mewakili keluarga-keluarga
yang paling terkemuka di Roma. Sebuah kelompok lain yang cukup besar adalah equites
(ksatria) yang adalah para tuan tanah kaya. Pada tingkat yang lebih rendah, para bangsawan
setempat di provinsi-provinsi dan kota kota telah mendapat kekayaan dan pengaruh melalui
warisan, bisnis, atau pengangkatan. Mereka mempunyai kewibawaan politik sebagai anggota
dewan setempat yang tugasnya mengumpulkan pajak, mengawasi pelabuhan dan pasar serta
menunaikan tugas-tugas kedutaan kepada gubernur-gubernur dan raja-raja.

Seperti yang penulis katakan di awal, para anggota kelas atas ini relatif sedikit, tetapi
karena mereka mengendalikan kekayaan dan kekuasaan politik kekaisaran, mereka tetap
menonjol. Ditambah lagi dengan bidang tugas militer dan ketertiban umum yang menjadi
tugas mereka, bahkan peradilan pun harus ditangani oleh anggota dewan ini. Tidak
mengherankan jika mereka menjadi orang-orang yang disegani, bahkan mungkin ditakuti
pada masanya. Mereka yang berada di posisi bawah pada piramida masyarakat ini adalah
kelas menegah yang besar terdiri dari para pemilik tanah kecil, para tukang dan pemiliki toko
dan juga peringkat tengah dan bawah warga Negara Romawi di ketentaraan, dari perwira
sampai serdadu biasa dan veteran. Di bawah para pedagang dan tukang ini adalah orang-
orang yang benar-benar miskin, yang tidak mempunyai harta milik dan menunjang kebutuhan
hidupnya dengan pekerjaan borongan. Sebuah strategi yang dapat dilakukan seorang yang
miskin untuk bertahan hidup adalah dengan mengingatkan dirinya sebagai bawahan dari
seorang pelindung yang kuat, cara lainnya adalah mencuri atau mengemis. Di antara para
pengemis ini terdapat orang-orang yang sakit, buta, lumpuh dan para penderita kusta (Luk
5:12-16; Luk 18: 35-43). Status hukum terendah seseorang adalah status budak. Hukum
Romawi menganggapnya sebagai sebuah harta milik dan diperlakukan tidak lebih daripada
sebuah barang dagangan.11

2.5. Kesimpulan

Injil sinoptik berasal dari kombinasi dari bahasa Yunani συν (syn = bersama) dan οψις
(opsis = melihat) untuk menandakan bahwa pokok dari ketiga Injil (Matius, Markus, dan
Lukas) tersebut dapat dilihat dan diperhatikan berdampingan. Ketiga Injil Sinoptik
mengandung banyak kisah yang sama, sering dalam urutan yang sama dan kadang-kadang

11
Stambaugh, Dunia Ensiklopedi Alkitab Masa Kini – Jilid I1 (Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 1997),
328-330
dengan kata-kata yang akurat sama. Dalam kitab-kitab Injil Sinoptik kata kosmos digunakan
dalam pengertian ‘planet bumi’ (bumi secara materi), (misalnya, pada waktu dikemukakan
mengenai siksaan yang akan terjadi pada masa yang akan datang yang belum pernah terjadi
sejak awal dunia – Mat 24:21), atau dalam pengertian dunia manusia.

Di dalam Matius 16:19 dimengerti bahwa Petrus adalah perantara khusus yang di mana
melalui dia Kerajaan Sorga akan diberitakan dalam Matius 18:15-17, juga nampaknya
terdapat keterangan langsung mengenai tata tertib jemaat. Dalam teks ini, Yesus
mempertimbangkan perlunya keputusan-keputusan yang diambil secara bersama-sama untuk
mengatasi masalah-masalah kedisiplinan dalam jemaat. Yesus adalah "manusia sejati" dan
hamba yang setia, sebab itu la menjadi "teladan" bagi umat-Nya. Dimana Yesus dibaptis dan
diurapi oleh turun-Nya Roh Kudus ke atas-Nya. Allah berkenan kepada-Nya, namun Yesus
harus mengalami "pencobaan". Yesus dengan setia melaksanakan tugas pelayanan-Nya, dan
memerintahkan supaya orang bertobat dan percaya kepada Injil.

Suatu kelompok orang percaya yang dipanggil melalui pemberitaan Firman Allah dan
kuasa Roh Kudus. Di dalam Injil Sinoptik, kata ekklesia hanya muncul dalam Injil Matius; itu
pun hanya dua kali, yaitu pada Mat.16:18 dan Mat.18:17-18. Ekklesiologi Injil Markus
terdapat doktrin tentang gereja, yaitu dalam pasal 18. Apalagi ditambah lagi dengan pasal
16:16-19 dan 28:19-20, maka kita mendapatkan ajaran tentang gereja yang cukup banyak
dalam Injil Matius dibandingkan dengan injil-injil lainnya, oleh sebab itu Injil Matius disebut
sebagai "Ecclesiastical Gospel."

Anda mungkin juga menyukai