Anda di halaman 1dari 2

Nama : Rani Putri Laurensia Panggabean

Nim : 2021.001.1609
Semester :3
Mata Kuliah : Hermeneutika PL
Dosen Pengampu : Pdt. Yokan Bae Panjaitan M.Th

LAPORAN BACA
A. Pandangan Seo Ortodoks Karl Barth

Karl Barth lahir pada tanggal 10 Mei 1886 di Basel. Ayahnya, Fritz Barth (1856-1912) adalah
seorang pendeta dan dosen di Sekolah Pendidikan Pendeta di Basel. Setelah belajar di
Universitas Bern, Berlin, Tubingen dan Marburg ia menjadi pendeta Calvinis di Swis. Salah
satu ciri pemikiran awal Barth yang menyolok adalah pemberontakan neoortodoks terhadap
liberalisme. Barth pernah belajar pada beberapa teolog liberal yang terkenal, misalnya
Harnack dan Hermann. Bahkan sebelum terbit buku tafsirannya tampaknya Barth juga
mengikuti cara pemikiran mereka. Karl Barth dalam pemikiran teologinya lebih
memfokuskan pada bidang Teologi Dogma, yaitu menguraikan ajaran-ajaran pokok dalam
iman Kristen. Ia membahas masalah metode dialektika dalam teologi, transendensi Allah
yang Mutlak, historie dan gesschichte, iman dan religi, Trinitas, dan predestinasi. Karl Barth
dalam pemikiran teologinya lebih memfokuskan pada bidang Teologi Dogma, yaitu
menguraikan ajaran-ajaran pokok dalam iman Kristen. Ia membahas masalah metode
dialektika dalam teologi, transendensi Allah yang Mutlak, historie dan gesschichte, iman dan
religi, Trinitas, dan predestinasi. Meskipun ia belajar pada beberapa teolog liberal seperti
Harnack dan Hermann, tetapi ia justru menentang pemikiran guru-gurunya tersebut. Ia
menekankan pendekatan dialektika dalam mempelajari Alkitab. Ia mengkritik para teolog
liberal lebih banyak menembangkan pendekatan monolog, bukan dialog dengan Alkitab.
Aliran Karl Barth dikenal sebagai neo-ortodoks.

B. Rudolf Bultman

Rudolf Karl Bultmann lahir pada 20 Agustus 1884 – 30 Juli 1976 di Wiefelstede, dekat
Oldenburg, di Jerman.Dalam pemikiran hermeunetik, Rudolf Bultman mengembangkan
pemikiran hermeneutik eksistensial ontologis Heiddeger. Menurut Bultmann manusia
mencari skandal pada tempat yang salah dan halitu memang disengaja. Manusia tidak mau
mendengarkan berita perjanjian baru karena di dalamnya allah memanggil manusia kepada
kebebasan denganmeninggalkan keadaannya yang lama. Dalam merumuskan hermeneutika
teologi, Bultmann banyak menggunakan kategori-kategori filsafat eksistenialisme. Bahan
danmateri yang digunakan Bultmann untuk menyusun teologinya berupa:

 Kritikhistoris dari teologi liberal,


 Pengarahan kepada firman dan iman di dalam teologi dialektis,
 Ajaran reformatoris tentang pembenaran dan
 Filsafat eksistensi Martin Heidegger, bahkan bisa dikatakan bahwa metode Bultmann
merupakan pengaplikasian pikiran-pikiran eksistensial brillian Dasein (substansi dan
temporalitas) Heidegger.

Anda mungkin juga menyukai