Anda di halaman 1dari 3

 Reformasi melenyapkan kesatuan gereja di Eropa Barat.

Muculah Gereja Lutheran,


Gereja Reformed, Gereja Anglikan, Gereja Katolik, Gereja Ortodoks-Yunani.
 Reformasi menemukan dan menekankan kembali beberapa doktrin Alkitab.
1. Pembenaran oleh iman saja (sola fide).
2. Otoritas Alkitab dan dan peranan Alkitab; pembacaan Alkitab oleh setiap orang
Kristen di junjung tinggi ; kesanggupan setiap orang Kristen untuk mengerti
akan Alkitabtanpaperantaraan gereja ditegaskan.
3. Hubungan pribadi seorang Kristen dengan Tuhanya tanpa perantara imam dan
gereja di tegaskan ; tanggung jawab individual di hadapan Tuhan.
4. Penekanan pada khotbah penelitan Alkitab dan nyanyian-nyanyian gerejawi.
5. Pengakuan iman (denominasiolisme), tanggung jawab masig-masing gereja
untuk mengekspresikan iman, dan membela iman gereja.
 Tahun 1550 dan 1700 ditandai dengan perselisihan teologis dan usaha masing-masing
pihak mengalimatkan dogma gereja seteliti dan setepat mungkin.
 Gereja dalam zaman Razionalisme.
Filsafat manusia bertitik tolak dari pola pikiran di dalam batasan-batasan akal budi yang
murni , sejak pertengahan abad ke 17 pengaruh filsafat semakin besar dan juga dlam
teoligi. Pada abad ke 16 para pemikir yang sunggu menentang otoritas gereja, pada 150
tahun kemudian para pemimpin pencerahan semakin berani dan radikal menentang
dan mengkritik Alkitab serta iman Kristen, wahyu ilahi dan insoirasi alkitab di tolak,
kejadian-kejadian ajaib ditolak oleh rasio.
 Dua hal yang menunjang perkembangan rasionalisme yaitu: perkembangan ilmu
pengetahuan dan penemuan-penemuan ilmiah baru (Nikolaus Kopernikus, Galileo
Galilei, Isaac Newton, dll).
 Rasionalisme di Belanda:
1. Rene Descartes 1596-1650, sebagai bapa filsafat moderen, ia melepaskan pola
pikir otoritas alkitab dan wahyu ilahi, menjunjung tinggi prasangka dan keragu-
raguan sebagai metode mutlak baik dalam filsafat maupun dalam ilmu
pengetahuan. Titik tolak tersebut berkembang cepat dan membawa manusia
kepada Ateisme dan Agnostisisme.
2. Baruch de Spinoza 1632-1677. Ia mengutamakan kebebasan pemikiran,
termaksud dalam bidang Teologi. Satu pola berpikir yang hanya mengakui
otoritas logika.
 Epirisme di Inggris: berasal dari kata Yunani “empei-ria” yang berarti pengalaman.
Filsafat empirisme menekankan pengalaman sebagai sumber utama pengertian dan
ilmu pengetahuan.
1. Jhon locke 1632-1704
Menggambarkan rasio manusia sebagai kertas putih yang kosong, pengalaman
yang menulis kertas putuh yang kosong menjadi akal budi manusia,baik melalui
indra maupun juga melali pengalaman batinia yang bersumber pada pemikiran
dan refleksi.
2. David Hume
Pemikiran davin adalah penolakan terhadap sgala yang supranatural atau
transenden . segalah pemikiran kita harus tetap dalam ruang lingkup kenyataan
ilmiah, ia berpendapat bahwa semua agama lahir dari ketakutan dan
kekuatiran manusia, karena manusia tak dapat hidup tanpa pengharapan.
 Deisme di Inggris: konsep filsafat yang membatasi karya Allah pda penciptaan dunia.
1. Jhon Toland 1670-1722, ia menolak otoritas Alkitab, iman Kristen adalah agama
alamiah tiada sesuatu yang melawan atau melebihi rasio manusia
2. Matthew Tindal 1655-1733, menganggap iman Kristen adalah iman alamiah
saja, rasio di dewakan.
3. Cambridge Platonists (sekelompok pendeta gereja Anglikan), penganut faham
deisme adalah perintis-perintis kritisisme radikal akan Alkitab, namun mereka
tidak mendapat banyak dukungan pada zamanya.
 Pencerahan di Perancis: lebih radikaldan bersifat antiklerikal, anti gereja bahkan anti-
Kristus. Pierre Bayle 1647-1706, Voltaire 1694-1778.
 Pencerahan di Jerman: sifatnya lain dengan pencerahan di Perancis, nada karanga-
karangan bukan anti greja sebaliknya ada usaha untuk mendamaikan rasio dengan
iman Kristen.
1. Gottfried Wilhelm Leibniz 1646-1716, ia melawan ortodoksi gereja luteran dan
atheism yang berkembang di dalam kalangan kaum intelektual di jerman, ia
tetap berusaha untuk menharmonisasikan filsafatnya dengan iman Kristen ia
mengakui bahwa adanya wahyu dari Allah dan menolak kritik Jhon toland.
 Panteisme, merupakan satu aliran dalam protestanisme, dan merupakan satu gerekan
penyegaran Rohani dalam gereja-gereja luteran, yang mempunyai pelbagai akar dan
mempengaruhi banyak gereja. Bereasal dari kata Latin “pius” bererti “sale”, kata benda
latin pietas/pietatis yang berarti kesalehan, namun pietas mempunyai pengertian yang
luas. Hingga pietisme itu muncul pada akhir abad 17 dan merupakan nama julukan
dengan tujuan untuk menyindir dan menghina, orang peitis adalah seorang yang takut
akan Tuhan dan mencintai firmanya, nama peitis di ganti menjadi sebuah panji
kehormatan.
 Tema yang menjadi focus kaum pietis: realita dan karya Roh Kudus melalui Firman
Tuhan, penyataan iman, perwujudan jemaat, penerapan iman,pendewasaan orang
Kristen, penelitian Alkitab, kesucian hidup, doa, pekabaran injil, diakonia,
pelayanansosial, misi, pendistribusian alkitab sangat ketat.
 Masalah yang di hadapi:
1. Relasi Firman Tuhan dengan karya Roh Kudus.
2. relasiRoh Kudus dengan peranan dan fungsi akal budi manusia
3. relasi antara wibawa pengkhotbah dan kehidupan pribadinya.
4. Relasi antara pembenaran oleh iman , kelahiran baru, dan pertobatan.
5. Bagaimana cara membangun jemaat Tuhan menurut perjanjian baru.
6. Pembaruan dan penyegaran gereja
7. Oikumene
8. Misi sedunia.
 Peitisme mempengaruhi khususnya gereja reformed di belanda dan daerah-daerah
jerman yang berdekatan dengan belanda.
 Peiitisme Reformed atau peitisme Calvin di belanda dan jerman terjadi dalam arah
rumusan Robert G. Clouse.
 Tokoh utama peitisme Calvin:
1. Johannes Cocceus 1603-1669, Ia berusaha mengalihkan tekanan teologis dari
pengutamaan sitematika kepada pengutamaan teologia Alkitabiah, yang
berkisar pada perjanjian-perjanjian Allah di sebut dengan Teologia Perjanjian.
Dalam teologianya ia mengutamakan sejarah keselamatan, eskatologi dan misi.
2. Gerhard Tersteegen 1697-1769, ia mnjadi alat dalam tangan Tuhan untuk
mencetuskan suatu Revival atau Awkening di daerah perbatasan Jerman dan
Belanda.
3. Jean de lebadie 1610-1674, lebih cenderung kepada mistik katolik dan
yansenisme serta berusaha newujudkan persekutuan-persekutuan menurut
pola perjanjian baru.
 Pietisme radikal
Lebih dekat pada mistis Kristen, penteisme radikal menolak gereja yang di identikkan
dengan sardes dan laodekia (wah 3).
 Neo-Pietisme Abad 19 dan 20
Perbedaan mendasar antara pietisme dan Neo pietisme yang sangat berbeda yang di
sebabkan oleh lingkungan hidup neo pietisme yang sangat berbeda dengan zaman
pietisme. Gerakan pietisme yang tadinya bersifat progresif dan bahkan revolusioner,
sekarang semakin bersifat apologetic, bahkan semakin mengundurkan diri ke dalam
privacy dan social.
 Dampak pietisme dalam bidang politik dan kemasyarakatan:
1. Kesetiaan penuh terhadap raja yang seharusnya menganggap diri sebagai
hamba utama negaranya, kerajinan, ketelitian dan efisien para pekerja
pemerintahan yang menganggap diri bertanggung jawab langsung terhadap
Tuhanucapan raja Friedrich Wilhelm.
2. Usaha menghemat sedapat-dapatnya dengan tendensi menjadi kikir.
3. Ketelitian menjalankan tugas dan tanggung jawab penolakan segala bentuk
korupsi.
 Dampak dan pengaruh pietisme dalam gereja
1. Menimbulkan gerakan Alkitab, pendirian lembaga Alkitab, pengutamaan
bidang biblika dalam study teologi: menjunjung tinggi penelitian Alkitab dalam
kelompok kecil, waktu teduh pribadi dan ibadah keluarga.
2. Mempelopori gerakan misi sedunia.
3. Memperbaharui diakonat gereja pada abad ke 19
4. Mempengaruhi metodisme.
5. Mempengaruhi penginjilan dalam kalangan Yahudi di jerman
6. Mempengaruhi gereja katolik roma dan mengakibatkan pertobatan beberapa
otrang kunci.
7. Mempengaruhi pendidikan dan peranan gereja
Dll

Anda mungkin juga menyukai