Anda di halaman 1dari 27

TEOLOGI KRISTEN MODERN DI EROPA

M. Darojat Ariyanto
Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta,
Jl. Ahmad Yani, Tromol Pos I, Pabelan Kartasura, Surakarta 57102
Telp. (0271) 717417, 719483 (Hunting) Faks. (0271) 715448

ABSTRAK

Peristiwa Pencerahan (Aufklarung atau Enlightement) di Eropa pada abad


ke-18. Pada peristiwa tersebut terjadi perubahan dramatis dalam kebu-
dayaan Eropa. Di Eropa orang makin percaya pada terang akal dan
daya pikir. Akal dipandang sebagai terang yang membimbing manusia.
Semua tradisi dalam berbagai bidang kehidupan (termasuk politik dan
ilmu pengetahuan) diteliti secara kritis dalam terang akal budi.
Pencerahan ini di samping mempengaruhi politik, ilmu pengetahuan,
dan pendidikan, juga mempengaruhi gereja. Semua tuntutan terhadap
kekuasaan dikaji dan diteliti dalam terang akal budi. Apa yang sebelum-
nya diterima sebagai hukum ilahi mulai dipertanyakan. Makin banyak
bidang kehidupan yang tidak lagi dikuasai oleh gereja atau didominasi
ajaran agama (proses sekularisasi). Ilmu teologi pun dipengaruhi oleh
paradigma ini.
Kondisi itu menjadikan menarik dikaji oleh penulis. Menurut
penulusuran penulis bahwa perubahan pemikiran teologi Kristen
Pemikiran teologi Kristen modern di Eropa berkaitan erat dengan
perkembangan aliran filsafat, ilmu pengetahuan, teknologi, sosial,
politik, dan seni-budaya yang ada di Eropa pada era modern.
Pemikiran teologi Friederich Schliermacher, Adolf von Harnack, dan
Rudolf Bultmann bercorak liberal. Mereka berusaha menafsirkan Injil
dari perspektif filsafat, science dan teknologi, sosial, politik, seni dan
budaya yang ada pada era modern. Pemikiran teologi Karl Barth
bercorak neo-ortodoks. Ia mengabaikan semua penafsiran yang
dilakukan oleh para teolog liberal. Ia memandang Injil sebagai sesuatu
yang unik yang tidak bisa ditafsirkan model teolog liberal.

Kata Kunci: teologi, modernisme

Teologi Kristen Modern di Eropa (M. Darojat Ariyanto) 157


Pendahuluan Semua tuntutan terhadap kekuasaan
Timbulnya pemikiran teologi dikaji dan diteliti dalam terang akal budi.
modern di Kristen analogi dengan Apa yang sebelumnya diterima sebagai
perkembangan pemikiran modern dalam hukum ilahi mulai dipertanyakan. Makin
Islam. Masing-masing punya latar banyak bidang kehidupan yang tidak lagi
belakang atau konteks yang mendasari dikuasai oleh gereja atau didominasi
pemikirannya. Misalnya di Islam ada latar ajaran agama (proses sekularisasi). Ilmu
belakang perjumpaan dengan budaya teologi pun dipengaruhi oleh paradigma
Barat dan situasi intern yang ada pada ini. Dogma-dogma gereja mulai diperiksa
umat Islam di negara atau daerahnya secara kritis.
masing-masing. Di kalangan Kristenpun Pada masa Reformasi, tradisi
demikian, pemikiran modernnya ber- gerejawi akan ditolak jika tidak sesuai
kaitan dengan situasi atau konteks yang dengan Alkitab, sedang pada masa
terjadi di negara atau daerahnya masing- Pencerahan, Alkitablah yang dikaji
masing. Pemikiran modernnya masing- secara kritis terlepas dari ajaran gere-
masing merupakan jawaban terhadap jawi. Kalau pada abad ke-16 tradisi-
masalah yang timbul di negara atau tradisi Kristen menekankan perbedaan
daerahnya berkaitan dengan perjumpaan antara satu dengan yang lain, sedang pada
dengan budaya atau situasi intern abad ke-17 dan seterusnya terutama
umatnya. bagaimana mempertahankan teologi dan
Timbulnya pemikiran teologi iman Kristen umumnya di tengah ke-
Kristen modern di Eropa tidak lepas dari cenderungan ilmu pengetahuan yang
situasi yang terjadi di Eropa. Situasi hanya mengakui otonomi akal. Banyak
tersebut antara lain peristiwa Pencerahan ahli yang menganut prinsip-prinsip
(Aufklarung atau Enlightement) di pencerahan menentang kekuasaan gereja
Eropa pada abad ke-18. Pada peristiwa dan iman Kristen berdasarkan wahyu
tersebut terjadi perubahan dramatis ilahi. Oleh sebab itu dapat dimengerti jika
dalam kebudayaan Eropa. Di Eropa banyak teolog yang menentang sikap dan
orang makin percaya pada terang akal pandangan tersebut. Meskipun demikian,
dan daya pikir. Akal dipandang sebagai dapat diakui bahwa periode Pencerahan
terang yang membimbing manusia. sangat mempengaruhi metode ilmu
Semua tradisi dalam berbagai bidang teologi hingga kini. Di samping itu
kehidupan (termasuk politik dan ilmu penelitian ilmiah obyektif juga makin
pengetahuan) diteliti secara kritis dalam mempengaruhi dalam studi teologi.
terang akal budi. Namun metode dan pendekatan ini
Pencerahan ini di samping mem- berkembang dalam konteks kebudayaan
pengaruhi politik, ilmu pengetahuan, dan tertentu.
pendidikan, juga mempengaruhi gereja. Ada suatu kenyataan yang tidak

158 SUHUF, Vol. 22, No. 2, Nopember 2010: 157-183


dapat dielakkan, bahwa dalam beberapa bidang ilmu pengetahuan. Hampir setiap
fakultas teologi terjadi pergumulan hebat bidang ilmu berkembang dengan dahsyat
di sekitar pendekatan Pencerahan. bila dibandingkan dengan masa-masa
Banyak pihak tidak menyetujui pen- sebelumnya. Misalnya dalam bidang ilmu
dekatan tersebut dan bertanya: apakah kedokteran, ilmu alam, ilmu hayat,
iman bersifat rasional belaka? Jika tidak, sosiologi, dan seterusnya.
bagaimana hal ini dapat dijelaskan?.1 Pada abad ke-20 juga ada per-
Di samping Pencerahan, ada hal tambahan jumlah penduduk yang sangat
lain yang mempengaruhi teologi modern besar, kemerdekaan bangsa-bangsa
Eropa, yaitu peristiwa-peristiwa yang baru atau dengan kata lain akhir dari
terjadi pada abad ke-20. Beberapa kolonialisme dan imperialsme abad-abad
peristiwa tersebut antara lain pecahnya sebelumnya. Secara singkat dapat
Perang Dunia Pertama pada tahun 1914. dikatakan bahwa pada abad ke-20 ini
Perang Dunia Pertama merupakan memperlihatkan beberapa perkembang-
pengalaman kolektif bagi manusia Eropa an yang sangat besar sehingga meng-
dan Amerika bahwa zaman baru sung- goncangkan struktur, bukan hanya dari
guh-sungguh telah mulai. Mereka ke- salah satu bangsa atau benua tetapi
hilangan nilai-nilai yang dijunjung tinggi struktur seluruh dunia. Tidak mengheran-
sebelumnya. Kebenaran yang dianggap kan bahwa beberapa perkembangan
kebenaran yang tertinggi selama ber- tersebut ikut juga mempengaruhi pe-
abad-abad hancur dengan tiba-tiba. mikiran-pemikiran teologi.2
Di samping pengalaman pahit,
abad ke-20 juga memperlihatkan be- Para Teolog Kristen Modern di
berapa perkembangan yang sangat Eropa.
dahsyat dan luas, yang tidak ada Ada beberapa teolog Kristen
bandingannya dalam seluruh sejarah umat modern di Eropa yang mengungkapkan
manusia. Hal yang sangat menonjol pemikiran- pemikiran teologisnya.
adalah perkembangan di bidang teknik. Mereka berusaha menjawab tantangan
Perkembangan dari kapal terbang zaman dengan mengaitkannya pada Injil.
sampai pesawat ruang angkasa; dari Secara praktis mereka ingin meng-
kereta kuda sampai mobil-mobil paling ungkapkan iman Kristennya dalam
mewah; perkembangan komunikasi konteks zaman modern di Eropa. Tidak
sampai kepada transistor dan TV. semua pemikir teologi Kristen di Eropa
Demikian juga perkembangan dalam dibahas di sini. Hanya beberapa teolog

1
Drewes, B.F. dan Mojau, Julianus. Apa itu Teologi? Pengantar ke dalam Ilmu Teologi. Jakarta:
BPK. Gunung Mulia, 2007.hl. 53-54
2
Oranje, L. Sejarah Ringkas Theologia Abad XX. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2004, hlm. 10-11.

Teologi Kristen Modern di Eropa (M. Darojat Ariyanto) 159


saja yang dibahas di sini yaitu Friederich Schliermacher begitu terkenal
Schliermacher, Adolfvon Harnack, pada zamannya. Ia menjadi Dekan
Rudolf Bultmann, dan Karl Bath. pertama di Universitas Berlin dan men-
jadi dosen Etika, Ekesgese Perjanjian
1. Friederich Schliermacher (1768- Baru, Dogmatika dan Filsafat. Ia meni-
1834) kah dengan janda yang bernama Von
a. Riwayat Hidup Willlich. Kemati-an anak laki-laki satu-
Friederich Schliermacher lahir di satunya menimbulkan kesedihan yang
Breslau, di selatan Polandia. Ayahnya sangat mendalam dalam hidupnya.3
seorang pendeta Reformed-calvinisme Ia menulis buku Reden Uber die
di Prassian Army (North Germany) yang religion und die Gebeldeten unter
sangat dipengaruhi Pietisme dari kaum ibren Verachteren. Buku tersebut terbit
Moravian. pada tahun 1799. Pada cetakan pertama
Schliermacher mempunyai per- ia belum berani mencantumkan namanya
jalanan iman yang unik. Ia mengalami dan masih memakai nama samaran.
depresi setelah meninggalkan kelompok Buku ini sangat laku, sampai dicetak tiga
Moravian dan dipengaruhi oleh pemi- kali (tahun 1805, 1821, dan 1831)
kiran Immanuel Kant (ia bertemu dengan semasa ia hidup, dan tetap diterbitkan
Kant pada tahun 1791 di Koningberg) sampai abad ke-20 baik dalam bahasa
yang menekankan bahwa “man’s god is aslinya maupun terjemahannya. Ia pun
simply to fulfil his moral duty here and menulis buku yang lebih tebal dan lebih
now without reference either to God or sistematis yang bejudul Dar Christliche
a here-after.” Selanjutnya imannya hidup Galeube atau Akidah Kristen, terbit
lagi karena pengaruh temannya yang pada tahun 1821.4
saleh, Count Dohna, yang mengajar
privat anaknya. Tetapi ia meninggalkan b. Pemikiran Teologinya
pengalaman imannya yang indah tersebut 1) Doktrin tentang Allah
dan kembali terpengaruh oleh Kant dan Pemikiran teologi Schliermacher
Spinoza, selanjutnya karena pengaruh didasarkan pada persangkaan bahwa
mereka Schlier-macher mengembangkan antara manusia dengan Allah ada jurang
Phantheisme sepanjang sisa hidupnya. pemisah yang tidak mungkin dijembatani
Ia dua kali mengambil ujian untuk oleh manusia. Manusia yang pem-
menjadi pendeta Gereja Reformed dan bawaannya tidak berbeda dengan
selanjutnya melayani di Berlin. binatang tidak mungkin bisa mempunyai

3
Susabda, Yakub B. Teologi Modern I. Jakarta: Lembaga Reformed Injili Indonesia, 1999, hlm. 14-19.
4
Steenbrink, Karel A. Perkembangan Teologi dalam Dunia Kristen Modern. Yogyakarta: IAIN
Sunan Kalijaga Press, 2000, hlm. 21.

160 SUHUF, Vol. 22, No. 2, Nopember 2010: 157-183


pengetahuan (knowledge) mengenai hal- benar mengasihi sesama manusia, orang
hal yang supranatural. Ia juga percaya Kristen akan merasa bahagia dan saat-
bahwaAllah tidak mungkin menjadi Allah saat seperti ini tidak lain adalah mo-
yang dikenal manusia bila Allah menya- ments of enco-untering with God yang
takan diri-Nya melalui hal-hal yang kalau disadari akan memberikan feeling
supranatural, misalnya melalui miracles of absolute dependency atau perasaan
(keajaiban-keajaiban). ketergantungan mutlak kepada Allah.
Schliermacher percaya bahwa Dalam hal ini ia menyatakan
Allah tidak mungkin dapat dikenal oleh bahwa untuk menerima kehidupan dunia
manusia bila kehadiran dan penyataan Spirit di dalam dirinya sendiri dan dengan
diri-Nya berada di seberang daya demikian menjadi beragama, seseorang
kemampuan pemahaman dan persepsi pertama harus mengerti kemanusiaan,
manusia. Pemikiran ini tampaknya ingin dan ini hanya dapat dia lakukan di dalam
melepaskan sama sekali iman Kristen cinta dan melalui cinta. Inilah mengapa
mengenai supra-natural God yang antara kemanusiaan dan agama sangat
disaksikan Alkitab. Baginya realitas dekat kaitannya. Kerinduan untuk cinta,
adanya pengetahuan tentang Allah dalam sungguh-sungguh memenuhi dan ber-
diri manusia terjadi karena knowledge ulang, membawa seseorang tak terelak-
of God itu sendiri menyatu di dalam kan menjadi beragama.5 Selanjutnya ia
perkembangan pengetahuan dan penga- mengatakan bahwa Allah dapat dikenal
laman manusia dengan dunia di luar manusia melalui perenungan atau kon-
dirinya. Dengan pemikiran seperti itu ia templasi.6
akhirnya sampai pada konsep Allah yang
pantheistik. 2) Doktrin tentang Gereja dan Kristus
Menurut Schliermacher penga- Gereja bagi Schliermacher hanya-
laman dengan Allah selalu ditandai lah merupakan wujud dari salah satu
dengan munculnya perasaan kehangatan agama yang mempunyai keunikan ter-
kasih spontanitas atau tidak dibuat-buat sendiri, sama seperti agama-agama lain
dan keterlibatan pribadi secara penuh. di dunia ini. Keunikan Gereja terletak
Bagaimana mungkin hal itu dapat dialami dalam semangatnya mendemonstrasikan
manusia? Schliermacher menyatakan persekutuan dan kesatuan antar anggota-
bahwa pengalaman agama hanya dapat nya secara murni. Suatu manifestasi yang
dialami bila manusia mengasihi se- hanya terjadi karena gereja merupakan
samanya. Pada saat orang Kristen benar- bagian dari agama yang positif (benar).

5
Schleiermacher, Friedrich. dalam T.N. Tice (ed). On Religion: Speeches to Its Cultural Despisers.
Richmond, VA: John Knox Press, 1969, hlm. 121
6
Schleiermacher, dalam T.N. Tice (ed). On Religion, hlm. 78.

Teologi Kristen Modern di Eropa (M. Darojat Ariyanto) 161


Menurut Schliermacher ada dua laman dari kenyataan bahwa daging
macam agama. Pertama, agama yang tersebut merupakan realitas yang sangat
positif (benar) seperti agama Yahudi dan kuat lama sebelum kesanggupan ke-
agama Kristen. Kedua, agama yang sadaran spiritual manusia berkembang.
negatif (palsu). Agama yang benar Kondisi dosa asal manusia menjadikan
menurut Schliermacher adalah agama kesadaran manusia terhadap Tuhan
yang menerima bentuknya (identitasnya, dimanapun rusak, dan kehidupan spiritual
tradisinya, hukum-hukumnya, dsb.) manusia cenderung didominasi oleh
hanya dari inti agama yaitu Allah bagai- daging. Kondisi manusia yang seperti
mana secara essensial dan manusia dapat inilah yang perlu penebusan Kristus.9
bersekutu. Segala sesuatu yang ada Kristus bebas dari segala sesuatu
dalam agama tersebut haruslah merupa- yang timbul dari dosa di dalam dirinya.
kan ekspresi dari the essensial nature Berhubung dengan terbebasnya dari dosa
of Divine-human lations tersebut.7 warisan kesadaran Kristus terhadap
Pandangan Schleiermacher ten- Tuhan berkembang sejak masa kanak-
tang Kristus adalah sebagai berikut. kanak dan tidak terganggu untuk menge-
Kristus aslinya adalah manusia dan tahui Tuhan.
seperti semua manusia dalam kebaikan
kemanusiaannya, tetapi kemanusiaannya 3) Pandangannya tentang Yesus.
sama sekali super dalam memiliki Schliermacher dalam bukunya
kesadaran yang jelas terhadap Tuhan.8 Reden Uber die Religion and die
Kristus berbeda dengan manusia lainnya Gebeldeten unter ibren Verachtern
karena manusia biasa aslinya sem-purna menyatakan bahwa di dalam agama tentu
sekaligus penuh dosa. Dengan ke- ditemukan guru dan murid. Akan tetapi
sempurnaannya manusia memahami para murid tidak terikat kepada gurunya
kecenderungan asli dan kecenderungan dengan ikatan yang buta saja. Bukan
yang masih universal terhadap kesadaran gurunya yang yang mengambil muridnya,
terhadap Tuhan, dan kemampuan untuk tetapi seseorang baru dapat menjadi
menkomunikasikan kesadaran tersebut guru, karena dia dipilih oleh muridnya.
dalam persahabatan dengan manusia lain. Pernyataan ini memang dapat me-
Dengan penuh dosanya manusia, dia nimbulkan kesan, seakan-akan ber-
memahami ketidakmampuannya yang tentangan dengan Injil Yoh. 15, 15 di
natural untuk kebaikan yang timbul dari mana Yesus menyatakan bahwa “Bukan
eksistensi daging manusia, dan penga- kalian yang memilih saya. Sayalah yang

7
Susabda, Yakub B. Teologi Modern I. hlm. 134
8
Schleiermacher, Friedrich. Christian Faith. New York: Harper Torch Book, 1963, hlm. 425.
9
Schleiermacher, Christian Faith. hlm. 244

162 SUHUF, Vol. 22, No. 2, Nopember 2010: 157-183


memilih kalian.” Tetapi setelah itu para yang pernah hidup di bumi ini, sedang
murid menyatakan bahwa mereka istilah Kristus digunakan untuk menun-
bersedia mengikuti Yesus, sehingga jukkan Yesus yang sudah “diisi”, yang
mereka juga membuktikan bahwa sudah secara menyeluruh dipenuhi oleh
mereka mengambil Yesus sebagai guru- Ketuhanan. Hanya istilah yang kedua ini
nya. Apalagi Yesus bertanya kepada yang penting untuk kesadaran beriman
mereka, apakah mereka juga kecewa dan yang akan dibicarakan. Schlier-
terhadapnya, sebagaimana beberapa macher kadang-kadang memberikan
murid lain dikemudian hari pergi begitu gelar Anak Allah kepada Kristus, seba-
saja. Tetapi mereka tetap mengakui gaimana Injil Yohannes juga memberikan
Yesus sebagai guru. Dengan demikian gelar kepadanya Anak Allah. Tetapi
jelaslah bahwa ketaatan mereka meru- menurutnya Anak Allah tidak merupakan
pakan tingkah laku yang diambil dengan wujud yang secara abadi sudah berada
bebas dan sadar. di pihak Tuhan. Kristus sebagai Anak
Adapun di dalam bukunya Dar Allah baru muncul pada saat manusia
Christliche Gleube (Akidah Kristen) yang hidup pada suatu saat tertentu itu
ajaran tentang Yesus dikemukakan (Yesus) dipenuhi oleh Ketuhanan.10
secara lebih mendalam dan sistematis.
Menurut Schliermacher istilah Yesus c. Bagan dan Analisis Pemikiran Teologi
digunakan untuk menunjukkan manusia Friederich Schliermacher

Immanuel Kant

Pietisme Doktrin tentang Allah


Schliermacher Doktrin tentang Gereja dan Kristus
Moravian Pandangan tentang Yesus

Spinoza
Para Cendikiawan

10
Steenbrink, Karel A. Perkembangan Teologi, hlm. 22-23

Teologi Kristen Modern di Eropa (M. Darojat Ariyanto) 163


Berdasarkan pemaparan di atas disenangi oleh pemerintah sehingga pada
tampaklah bahwa Scliermacher lebih tahun 1914 Kaisar Wilhelm II meng-
memusatkan pembahasan teologinya angkatnya menjadi bangsawan Adolf
pada bidang Teologi Dogma, yaitu von Harnack.
menguraikan ajaran-ajaran pokok dalam Adolf von Harnack terutama ahli
iman Kristen, khususnya di cabang di bidang sejarah dogma. Karya ung-
Kristologi, yaitu tentang siapa Allah dan gulannya adalah Sejarah Dogma, terdiri
siapa Yesus Kristus, dan cabang Ekle- dari tiga jilid (1886-1889). Di dalam
siologi, yaitu tentang Gereja. karyanya ia menulis sampai sesudah
Scliermacher membahas masalah Luther, tetapi ia mengkhususkan diri
doktrin tentang Allah, Gereja dan pada gereja purba. Ia merupakan pakar
Kristus, dan Yesus. Konteks yang terkemuka pada zamannya mengenai
dihadapi Schliermacher adalah para Bapa-bapa gereja purba. Bersama
cendekiawan yang tidak percaya pada dengan Ritschl ia berpendapat bahwa
ajaran-ajaran Kristen. Jawaban-jawaban Injil telah dirusak karena pengaruh filsafat
teologisnya pada para cendekiawan Yunani yang asing itu. Ia mencoba
tersebut banyak dipengaruhi oleh menelusuri proses “pe-Yunani-an” atau
Immanuel Kant dan Spinoza, meskipun “helenisasi” ini. Agama sederhana yang
ia berlatar belakang Pietisme dan dianut oleh Yesus telah diubah, khususnya
Moravian. oleh Paulus, menjadi agama mengenai
Yesus. Hal ini pada gilirannya diubah
2. Adolf von Harnack (1851-1930) menjadi dogma penjelmaan Allah Anak.
a. Riwayat Hidup Adolf von Harnack menyatakan
Adolf Harnack lahir di Dorpat pandangan-pandangannya dalam be-
(kini Estonia) pada tahun 1851. Ia anak berapa ceramahnya yang diberikan pada
seorang professor teologi Jerman. Ia musim dingin tahun 1899/1900. Seorang
mengikuti jejak ayahnya dan menjadi dari para hadirin membuat catatan
professor di Leipzig (1876), Giessen steno dari ceramah-cerahmnya tersebut
(1879), Marburg (1886) dan akhirnya yang kemudian diterbitkan dengan judul
di Berlin (1888-1921). Tetapi ia tidak Apakah Agama Kristen itu ? Harnack
lagi didukung oleh penguasa gereja mencoba menjawab pertanyaan ini
karena pandangannya yang liberal dan bukan sebagai pembela atau filsuf, tetapi
mereka berusaha menghalang-halangi sebagai sejarawan. Sumber-sumbernya
penempatannya di Berlin. Tetapi ia terutama dari Yesus dan Injilnya.11

11
Lane, Tony. Runtut Pijar Sejarah Pemikiran Kristiani. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2005, hlm.
2011-2001

164 SUHUF, Vol. 22, No. 2, Nopember 2010: 157-183


b. Pemikiran Teologinya pengetahuan tentang Allah adalah unsur
Karel A. Steenbrink menganalisis yang menentukan pengertian istilah Anak
pemikiran teologi Adolf von Harnack Allah. Kalau Yesus mempunyai ke-
sebagai berikut: sadaran, bahwa dia adalah anak Allah,
hal itu tidak penting untuk mengenal
1) Pengertian Yesus sebagai Anak Allah Yesus, tetapi khusus memberikan in-
Hal ini Adolf von Harnack mene- formasi tentang Allah sebagai Bapa.
gaskan bahwa ia tidak akan menyelidiki
bagaimana pendapat murid-murid Yesus 2) Pengertian tentang Hari Kiamat
dan perkembangan gereja kemudian, Yesus dan dunia sekitarnya pada
tetapi bagaimana rasa-diri Yesus sendiri. saat itu mempunyai banyak fikiran tentang
Menurut von Harnack Yesus tidak juru selamat yang akan datang menjelang
meminta pengikutnya supaya percaya hari kiamat. Ada yang mengharapkan
kepadanya. Dia hanya meminta agar Nabi Musa atau Elia. Lainnya ber-
mereka ikut perintahnya (Yoh. 15, 10; pendapat Yohannes Pembaptis akan
Mat. 7, 21). datang kembali. Ada juga yang ber-
Yesus menggambarkan Bapanya pendapat bahwa Yesus merupakan
lebih besar dari pada dia sendiri. Yesus reinkarnasi mereka (Markus 8, 27-31).
berdoa kepada-Nya antara lain dengan Ada beberapa penafsiran tentang
doa Bapa kami, dan menyerahkan diri Yesus melarang pengikutnya meng-
kepada-Nya sebelum penyaliban (Lukas umumkan tentang dia. Salah satu penafsir
22, 42). Di dalam perasaan, doa, dan menyatakan bahwa Yesus membenarkan
penderitaan ini, Yesus menyamakan diri bahwa dia adalah messias. Kalau hal itu
dengan manusia lain. diumumkan, Yesus pasti akan dicari-cari
Istilah Anak Allah, di dalam dunia oleh tentara Romawi dan akan dibunuh-
Yahudi, memang mempunyai pengertian nya. Penafsir yang lain menyatakan
sebagai mahdi atau ‘ratu adil’, yaitu bahwa Yesus sama sekali tidak menye-
juru selamat yang akan datang menjelang tujui pendapat murid-muridnya, menegur
hari kiamat. Dunia Yahudi pada zaman mereka, agar mereka tidak boleh
itu mempunyai banyak gelar untuk tokoh mengatakan hal yang kurang benar
ini, antara lain Messias, Nabi Elia, Anak tentang dirinya.
Manusia, Anak Daud. Sebenarnya Yesus Dalam hal ini von Harnack mene-
tidak memakai gelar Anak Allah dalam kankan bahwa pikiran tentang messias
arti yang biasa berlaku pada saat itu, yaitu dan lain-lain mempunyai variasi. Ada yang
dalam pengertian eschatologis, tetapi dia sangat bercorak politik, yaitu dengan
hanya memakai gelar ini untuk menunjuk pengharapan seseorang yang datang dari
hubungan dia (dan manusia lain) dengan langit, lengkap dengan tentara malaikat
Allah Bapanya (Matius. 11, 27). Jadi, dan senjata yang paling hebat, sehingga

Teologi Kristen Modern di Eropa (M. Darojat Ariyanto) 165


bangsa dan tentara Romawi cepat disunatkan atau mengikuti peraturan
dihancurkan dan kerajaan Yahudi seperti Yahudi atau Taurat Nabi Musa.
di bawah raja Daud dapat ditegakkan Menurut von Harnack perbedaan ini
kembali. Golongan ini menerapkan gelar tidak begitu penting, sebab Yesus
Anak Daud bagi Yesus. Sebaliknya ada memberikan inti ajarannya, sedang
juga yang berpendapat, bahwa ke- kulit atau konsekuensinya (seperti,
datangan kerajaan Ilahi tidak akan terjadi bahwa sebenarnya Taurat Musa tidak
begitu spektakuler. Golongan ini ber- berlaku lagi) boleh saja diambil oleh
pendapat bahwa Messias adalah tokoh Paulus.
agama dan bukan tokoh politik. Messias c) Pandangan Kristen terhadap orang
sebenarnya hanyalah seorang guru yang di luar bangsa Yahudi
menunjukkan jalan untuk menemui Tuhan Yesus sebenarnya tidak akan men-
di dalam hati nurani dan keyakinan dirikan agama atau syariat baru. Dia
manusia. hanya merupakan gerakan reformis-
me di dalam agama Yahudi. Agama
3) Perbedaan antara Yesus dan Paulus Yahudi menganggap dirinya agama
a) Yesus mengajarkan tentang kerajaan yang secara otomatis dapat disama-
Ilahi yang akan datang, sedang kan dengan suatu bangsa, yaitu
Paulus mengajarkan tentang kese- bangsa Yahudi, rakyat pilihan Tuhan
lamatan yang sudah jadi dan sudah (Matius 15, 24).
bisa dinikmati. Yesus memperingat-
kan manusia tentang hukuman ter- Berbeda dengan Yesus, Paulus
akhir yang akan datang kelak, tetapi mengabarkan Injil Yesus kepada orang-
Paulus mengajarkan bahwa hukuman orang Yunani dan Romawi. Menurut
itu sudah selesai, bahwa manusia Paulus “tidak ada bedanya antara orang
sudah selamat dengan penyaliban dan Yahudi dengan orang-orang bangsa lain.
kebangkitan Yesus (1 kor. 1, 20-25). Allah yang satu itu adalah Tuhan untuk
b) Sikap terhadap Taurat Nabi Musa semua orang. Ia memberikan berlimpah-
Yesus menekankan agar manusia limpah kepada semua orang yang
hidup menurut jiwa atau maksud dari meminta tolong kepadanya . . . “(Roma
Taurat (Matius 5, 17-18). 10, 12).
Berbeda dengan Yesus, Paulus Menurut Adolf von Harnack
menjelaskan bahwa sesudah Yesus, perbedaan ini tidak begitu penting, di
Taurat Nabi Musa tidak diperlukan mana Paulus mengambil konsekuensi
lagi, sehingga orang-orang Yunani terakhir dari inti agaran Yesus.12
yang mau masuk Kristen, tidak wajib

12
Steenbrink, Karel A. Perkembangan Teologi, hlm. 30-36

166 SUHUF, Vol. 22, No. 2, Nopember 2010: 157-183


c. Bagan dan Analisis Pemikiran Teologi Adolf von Harnack

Adolf von Harnack Sejarawan Yesus sebagai Anak Allah


Sejarah gereja Purba Hari Kiamat
Perbedaan Yesus dg Paulus
Sumber dari Yesus dan Injilnya

Berdasarkan uraian di atas tam- Wilhelm Herman yang teologinya men-


paklah bahwa Adolf von Harnack lebih jadi dasar dari seluruh pemikiran teologi
memfokuskan teologinya di bidang Tafsir Bultmann. Ia memilih bidang Perjanjian
Kitab Suci atau Eksegese, yaitu me- Baru karena terpengaruh oleh Johannes
nafsirkan secara ilmiah iman Kristiani Weiss yang juga berasal dari Universitas
sejauh terungkap di dalam Alkitab. Marburg.
Khususnya Tafsir Perjanjian Baru. Pada tahun 1908 Rudolf Bultmann
Dengan kajiannya tersebut ia menjadi guru besar di Marburg, dimana
mengemukakan pandangannya tentang dia berkenalan dengan Wilhelm
Yesus sebagai Anak Allah, Hari Kiamat, Heitmuller yang mendorongnya untuk
dan Perbedaan antara Yesus dengan melakukan spesialisasi di bidang History
Paulus. Penafsirannya dibantu dengan of Religions School. Secara khusus, ia
keahliannya sebagai ahli sejarah, khusus- kemudian mempelajari tiulisan-tulisan
nya sejarah gereja purba. dari Perjanjian Baru kemudian diper-
bandingkan dengan catatan-catatan
3. Rudolf Bultmann tentang agama-agama yang ada pada
a. Riwayat Hidup zaman gereja mula-mula, antara lain
Rudolf Bultman lahir pada tahun dengan Hellenistic Gnosticism, Jewish
1884 di Jerman, dari keluarga pendeta Apokalyptic, dan agama-agama rahasia
Lutheran (German Evangelical Church). atau mystery religions.13
Ia belajar teologi di Universitas Tubingen, Pada tahun 1916 ia diangkat
kemudian di Berlin, dan terakhir di menjadi guru besar luar biasa di Breslau.
Universitas Marburg. Di Universitas Empat tahun kemudian, tahun 1920, ia
Marburg dia belajar di bawah bimbingan pindah ke Giessen sebagai pengganti

13
Susabda, Yakub B. Teologi, hlm. 126.

Teologi Kristen Modern di Eropa (M. Darojat Ariyanto) 167


Professor Wilhelm Bousset dan pada dari jemaah-jemaah Palestinian yang
tahun 1921 ia pindah ke Marburg sebagai justru termasuk dalam sekte-sekte agama
guru besar di bidang Perjanjian Baru dan Yahudi, dan mereka tidak dikenal
Sejarah Agama Kristen Kuno.14 sebagai gereja-gereja atau jemaat
Beberapa tulisannya yang terkenal Kristen pada jaman itu. Segala sesuatu
mulai ditulis pada tahun dua-puluhan, yang dikenal sebagai agama Kristen
antara lain The History of the Synoptic sebenarnya mulai dari gereja-gereja
Tradition (1921). Di dalam buku ini ia Yunani yang mula-mula atau Primitive
membuat analisis yang baru yang disebut Hellenistic Christianity.15
dengan istilah Form History atau Form Pada tahun 1924-1925, di
Criticism. Di dalam analisis ini ia Marburg, ia bertemu dengan Paul Tillich
membedakan antara ketiga lapisan dan Martin Heidegger yang sedang
tradisi oral atau lisan yang ada di menulis bukunya Sein und Zeit. Ia sangat
belakang injil-injil sinoptis. Ia menyim- tertarik pada filsafat Heidegger. Filsafat
pulkan bahwa cerita tentang kehidupan ini kemudian mempunyai arti yang
Yesus (yang mula-mula ada di Markus) menentukan. Bundel pertama dari
sebenarnya karangan dari jemaat Helle- bukunya Glauben und Verstehen ia
nistic (dengan latar belakang Greek persembahkan kepada Heidegger seba-
speaking church). Kumpulan mitos ini gai peringatan waktu, di mana mereka
berbeda sekali baik dalam waktu, bersama-sama di Marburg. Persaha-
bahasa, maupun kebudayaan dengan batannya dengan Heidegger putus ketika
Palestinian Origin di mana Yesus hidup. Heidegger pada tahun 1933 menjadi
Dengan demikian dapat disimpulkan penganut sosialisme-nasionalis Jerman
bahwa melalui injil-injil Sinoptis saja, dan diangkat sebagai rektor Universitas
orang Kristen tidak dapat mengenal di Freiburg. Pada saat itu Bultmann
tentang historical Jesus atau kehidupan dekat sekali dengan Karl Barth dalam
Yesus dari Nazareth yang sesungguhnya. kalangan ahli-ahli teologi dalam majalah
Dengan dasar historical Studies “Zwischen den Zeiten.” Di dalam majalah
ini pulalah ia menyimpulkan bahwa “iman tersebut ada beberapa karangan dari
Kristen” yang disaksikan dalam Alkitab, Bultmann. Kemudian hubungan antara
baru mulai dikenal setelah munculnya Barth dengan Bultmann semakin lama
Gereja-gereja yang berbahasa dan semakin renggang. Sebab Barth melihat
berkebudayaan Yunani. Sedangkan Entmythologisierung dari Bultmann
orang-orang yang benar-benar mengenal sebagai lanjutan dari teologi liberal abad
historical Jesus adalah angota-anggota ke-19. Sesudah perpisahan tersebut

14
Abineno, JLCh. Rudolf Bultmann dan Theologinya. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2000, hlm. 3.
15
Susabda, Yakub B. Teologi, hlm. 126-127.

168 SUHUF, Vol. 22, No. 2, Nopember 2010: 157-183


hidup Bultmann seperti biasa, tanpa abad duapuluh yang tidak lagi berpikir
kejadian-kejadian yang mengejutkan. dalam konsep-konsep mitos.19
Sungguhpun ia menentang “Kerajaan Adapun pandangan Bultmann
Ketiga” dari Hitler, ia dapat melanjutkan tentang demitologisasi (Demytolo-
pekerjaannya di Marburg sampai pensiun gizing atau Entmythologisierung)
(1954). Ia merupakan salah satu wakil adalah sebagai berikut:
yang paling penting dari penelitian-historis 1) Pusat dari konsep demitologisasi
yang ilmiah dan radikal tentang Alkitab adalah pendirian Bultmann yang
di Jerman.16 menemukan dua hal di dalam Per-
janjian Baru, yaitu: a) Injil Kristen,
b. Pemikiran Teologinya dan b) pandangan orang pada abad
1) Pandangannya tentang Entmytholo- pertama yang bercirikan mitos.
gisierung (Demythologizing atau Hakekat Injil, oleh Bultmann disebut
Demitologisasi). dengan kerugma (Yunani = isi yang
Kata entmythologisierung ber- dikhotbahkan), merupakan inti yang
asal dari bahasa Jerman, yang berarti tidak dapat dipersempit lagi. Orang
bahwa mitologi (kumpulan mitos-mitos) jaman modern ini harus dihadapkan
perlu dihilangkan (ent). Mitos adalah dengan inti tersebut dan harus
suatu cerita kuno, yang di dalamnya mempercayainya. Namun orang
pertanyaan-pertanyaan dan jawaban- modern tidak dapat menerima ke-
jawaban tentang hal-hal yang pokok rangka yang bersifat mitos yang
tentang hidup dan mati, tentang Allah dan membungkus hakekat Injil. Oleh
manusia dan lain-lain dipikirkan dan karena itu teologia harus berusaha
diteruskan dalam bentuk cerita. Per- untuk melepaskan berita kerugma
janjian Baru pada pokoknya terdiri dari dari kerangka yang bersifat mitos.
cerita-cerita semacam itu.17 Menurutnya kerangka yang bersifat
Demythologizing menurut Bult- mitos tidak selalu berkaitan dengan
mann merupakan metode hermeneutik Kekristenan.
yang berusaha menyingkapkan rahasia di Demitologisasi Bultmann berpusat
belakang mitos-mitos yang digunakan di pada dua hal dalam Perjanjian Baru,
dalam Perjanjian Baru.18 Hal ini dilaku- yaitu Injil Kristus dan pandangan
kan untuk dapat memberikan suatu orang pada abad pertama yang
pemahaman pada pikiran manusia pada bersifat mitos. Hakikat Injil (kerugma

16
Abineno, JLCh. Rudolf Bultmann, hlm. 3.
17
Oranje, L. Sejarah Ringkas, hlm. 16-17.
18
Bultmann, Rudolf. Jesus Christ and Mythology. New York: Scribner’s, 1958, hlm. 18.
19
Bultmann, Jesus Christ, hlm. 36.

Teologi Kristen Modern di Eropa (M. Darojat Ariyanto) 169


atau isi yang dikhotbahkan) dalam Pribadi Yesus yang ada di dalam
Perjanjian Baru dibungkus dengan sejarah diubah menjadi suatu mitos
mitos yang merupakan ciri berpikir dalam kekristenan yang mula-mula.
orang pada abad pertama. Agar Oleh karena itu Bultman menyatakan
orang modern dapat memahami bahwa pengenalan historis tentang
hakikat Injil, maka hakikat Injil manusia Yesus tidak relevan lagi
(kerugma) harus dilepaskan dari untuk iman Kristen. Mitos inilah yang
kerangka berpikir mitos. dihadapkan pada orang Kristen
a) Menurut Bultmann, mitos merupakan dalam gambaran Perjanjian Baru
cerita yang tidak membedakan fakta tentang Yesus. Fakta-fakta sejarah
dari yang bukan fakta dalam isinya, tentang Yesus telah diubah menjadi
dan yang berasal dari suatu jaman cerita mitos tentang suatu oknum ilahi
pra-ilmiah. Tujuan mitos adalah yang berpraeksistensi yang ber-
untuk menyatakan pengertian ma- inkarnasi dan dengan darah-Nya
nusia tentang dirinya sendiri, bukan menebus dosa-dosa manusia, bang-
untuk menyatakan gambaran obyek- kit dari kematian, naik ke surga, dan
tif tentang dunia. Mitos menggunakan menurut kepercayaan mereka ia
perumpamaan dan istilah-istilah yang akan segera kembali untuk meng-
diambil dari dunia ini untuk menya- hakimi dunia dan memulai jaman
takan keyakinan-keyakinan tentang baru. Cerita utama ini juga telah
pengertian manusia akan dirinya dibumbui dengan cerita-cerita muk-
sendiri. Pada abad pertama, orang jizat, cerita-cerita tentang suara dari
Yahudi memahami dunia ini sebagai surga, kemenangan-kemenangan
suatu sistem terbuka kepada Allah atas setan dan lain-lainnya.
dan kuasa-kuasa supranautral. Menurut Bultmann semua peng-
Alam semesta pada abad pertama gambaran tentang Yesus dalam
dinyatakan dalam tiga tingkat, yaitu Perjanjian Baru bukanlah sejarah
surga di atas, bumi, dan neraka di melainkan hanya mitos, yaitu pemi-
bawah bumi. Bultmann berpendapat kiran dari orang-orang yang
bahwa gambaran dunia seperti ini menciptakan mitos-mitos tersebut
merupakan pandangan semesta yang untuk mengerti diri sendiri dengan
terdapat di dalam Alkitab. Dalam hal lebih baik. Itu semua merupakan
ini sistem hukum alam seringkali mitos-mitos yang tidak cocok lagi
diganggu oleh intervensi supra- bagi manusia abad ke-20, yang
natural. percaya kepada rumah sakit dan
b) Menurut Bultmann perubahan dunia bukan mukjizat, pinisilin dan bukan
yang bersifat mitos tersebut juga telah doa. Untuk mengkomunikasikan Injil
digunakan untuk merubah Yesus. secara efektif kepada manusia

170 SUHUF, Vol. 22, No. 2, Nopember 2010: 157-183


modern, kita harus mengupas mitos melakukan proses ini dengan meng-
dari Perjanjian Baru dan mencoba gunakan konsep-konsep eksisten-
untuk menyingkap tujuan mula-mula sialis Jerman, Martin Heidegger.
di balik mitos tersebut. Proses Contohnya, yang disebut mitos
penyingkapan ini disebut demi- mengenai kelahiran Kristus dari anak
tologisasi. dara dikatakan sebagai suatu usaha
Penggambaran yang bersifat mitos untuk menjelaskan arti Yesus bagi
bukan hanya berlaku pada dunia, orang beriman. Mereka mengatakan
tetapi juga kepada pribadi Yesus. bahwa Kristus datang kepada manu-
Penggambaran Yesus dalam Per- sia sebagai tindakan Allah. Salib
janjian Baru bukanlah sejarah tetapi Kristus tidak mempunyai arti yang
bersifat mitos, yaitu pemikiran orang- menunjukkan Yesus menanggung
orang yang menciptakan mitos-mitos dosa bagi orang lain. Hal itu hanya
untuk mengerti diri sendiri dengan mempunyai pemenjelaskan penger-
lebih baik. Cerita praeksistensi Yesus tian sebagai suatu symbol dari
yang berinkarnasi dan menebus manusia yang mengambil suatu hidup
dosa-dosa manusia dengan darah- yang baru, yaitu menyerahkan semua
nya, bangkit dari kematian, naik ke rasa aman duniawi untuk mendapat-
surga, kembali ke dunia menghakimi kan suatu hidup baru yang ber-
manusia dan memulai zaman baru, gantung pada yang transenden.
merupakan mitos bukan sejarah. Demitologisasi bukanlah menyang-
Mitos tersebut tidak cocok bagi kal mitologinya, tetapi melakukan
manusia abad duapuluh. Untuk penafsiran eksistensialis, yaitu
menkomunikasikan Injil secara menurut pengetian manusia dalam
efektif pada manusia modern, mitos keberadaannya sendiri dan dengan
dalam Perjanjian Baru harus dikupas istilah-istilah yang dapat difahami oleh
sehingga tersingkap tujuan mula-mula orang modern. Proses ini dilakukan
di balik mitos tersebut. Proses dengan menggunakan konsep-
penyingkapan inilah yang disebut konsep filsafat eksistensialis Martin
demitologisasi. Heidegger. Misalnya mitos kelahiran
c) Proses ini, menurut Bultman, bukan Yesus dari anaka dara, maknanya
berarti menyangkal mitologinya. sebagai usaha untuk menjelaskan arti
Demitologisasi ini berarti penafsiran yesus bagi orang beriman. Selanjut-
secara eksistensial, yaitu menurut nya penyaliban Kristus tidak berarti
pengertian manusia terhadap keber- Yesus menanggung dosa manusia
adaannya sendiri, dan dengan istilah- lain. Ini hanya menjelaskan symbol
istilah yang dapat dipahami oleh dari manusia yang mengambil hidup
orang modern sendiri. Bultman

Teologi Kristen Modern di Eropa (M. Darojat Ariyanto) 171


yang baru,yaitu hidup yang bergan- Kristen tidak hanya memberitakan
tung kepada suatu yang transenden. Injil tetapi juga menerapkannya
d) Bultman pada dasarnya menyatakan dengan tepat dan teliti pada pen-
bahwa gambaran dasar dari mitologi dengar.20
Perjanjian Baru berpusat pada dua
macam pengertian diri. Pertama, 2) Pandangan tentang Allah.
hidup di luar iman, dan yang lain hidup Allah memperlihatkan kepada
di dalam iman. Istilah-istilah dosa, orang yang percaya selalu sebagai yang
daging, ketakutan dan kematian tak dikenal, dalam hubungan jarak dan
merupakan penjelasan-penjelasan ketegangan. Allah paling baik di-
mitologis tentang hidup di luar iman. identifikasikan sebagai Wholly Other.21
Dalam istilah-istilah eksistensial, hal Jadi menurutnya, secara eksistensial ada
itu berarti hidup di dalam keterikatan jurang yang memisahkan secara mutlak
pada realitas yang nyata, yang antara Allah dengan manusia. Allah yang
nampak dan akan binasa. Sebalik- hidup selalu berada di luar penangkapan
nya, hidup di dalam iman berarti persepsi dan akal manusia. Dengan
meninggalkan ketergantungan pada pemahaman Allah seperti ini Bultmann
realitas yang dapat dilihat dan nyata. punya corak Pantheistik. Menurut dia
Ini berarti melepaskan diri dari masa Allah hadir dalam segala sesuatu, tetapi
lalu dan membuka diri pada masa berada di luar daya persepsi manusia.
depan Allah. Menurut Bultmann, ini Allah tidak dapat dikekang dengan
merupakan satu-satunya arti eska- rumusan-rumusan doktrin para teolog
tologi yang sebenarnya. Kehidupan ataupun gereja. Manusia yang terbatas
eskatologis yang benar dikatakannya tidak dapat merumuskan Allah yang tidak
sebagai hidup dalam pembaharuan terbatas.
yang terus menerus melalui keputusan Pemahaman Allah seperti di atas
dan ketaatan Bultmann juga menafikan adanya mi-
Dalam konsep demitologisasi ini racle. Ia menyatakan bahwa rangkaian
Bultmann membantu mengingatkan kejadian yang terjadi di dalam sejarah
kaum Kristen tentang pentingnya tidak berkaitan dengan campur tangan
memahami orang modern, pen- supranatural maupun kekuatan yang
dengar khotbahnya. Ia juga meng- transenden. Oleh karena itu tidak ada
ingatkan bahwa kepentingan orang miracle di dalam kejadian sejarah.22

20
Conn, Harvie M. Teologia Kontemporer. Malang: Seminari Alkitab Asia Tenggara, 1988, hlm. 49-52.
21
Bultmann, Kerygma and Myth dalam Hans W. bartsch (ed). New York: Harper & Row, 1961.
hlm. 234.
22
Bultmann, Kerygma, hlm. 292.

172 SUHUF, Vol. 22, No. 2, Nopember 2010: 157-183


c. Bagan dan Analisis Pemikiran Teologi Rudolf Bultmann

Paul Tillich
Martin Heidegger

Rudolf Bultmann

Guru Besar Perjanjian Baru &


Sejarah Agama Kristen Kuno

Penelitian Historis ilmiah Entmytologisierung/


dan radikal pd Perjanjian Baru Demythologizing/
Demitologisasi

Wilhelm Herman
Johannes Weiss
Wilhelm Heitmuller

Berdasarkan penjelasan di atas dalam menafsirkan Perjanjian Baru


tampaklah bahwa Rudolf Bultmann dengan analisis form history ini dikenal
memfokuskan pemikiran teologisnya dengan istilah Entmytologisierung atau
pada bidang Tafsir, khususnya Tafsir Demithologizing atau Demitologisasi.
Perjanjian Baru. Berbeda dengan Selanjutnya penafsirannya dikemas
Adolf von Harnack, Bultmann dengan dengan bantuan filsafat eksistensialis dari
keahliannya di bidang Sejarah Kristen Martin Heidegger. Di samping itu ada
Kuno, dia menafsirkan Perjanjian Baru beberapa tokoh di Universitas Marburgh
dengan analisis historical studies, atau yang mempengaruhi pemikirannya,
lebih khasnya dengan istilah analisis form misalnya Wilhelm Herman, Yohannes
history atau form criticism. Usaha dia Weiss, Wilhelm Hertmuller, dan PaulTillich.

Teologi Kristen Modern di Eropa (M. Darojat Ariyanto) 173


4. Karl Barth (1886-1968) kesempurnaan manusia ditantang. Barth
a. Riwayat Hidup sangat terkejut, karena hampir semua
Karl Barth lahir pada tanggal 10 mantan gurunya pada awal bulan Agustus
Mei 1886 di Basel. Ayahnya, Fritz Barth 1914 telah menandatangani proklamasi
(1856-1912) adalah seorang pendeta yang mendukung politik perang dari
dan dosen di Sekolah Pendidikan kaisar Jerman. Oleh sebab itu ia ber-
Pendeta di Basel.23 Setelah belajar di pendapat bahwa teologi abad ke-19
Universitas Bern, Berlin, Tubingen dan tidak lagi mempunyai masa depan. Barth
Marburg ia menjadi pendeta Calvinis di terpengaruh teman-temannya, yaitu
Swis. Sewaktu melayani gereja di Christoph Blumhart dan Edward Thur-
Safenwil, dekat Aarau, ia menulis tafsiran neysen, di samping karya Kierkegaard
Surat Paulus kepada Jemaat Roma, dan Dostoyevski, dan khususnya dengan
terbit pada tahun 1919. Buku ini menurut membaca Alkitab sendiri. Ia sampai
seorang Katolik dampaknya bagaikan pada suatu pendapat bahwa liberalisme
ledakan bom di tempat bermain para sudah bangkrut. Liberalisme yang
teolog. Barth menjadi pemimpin reaksi menyanjung manusia dengan mengor-
Ortodoksi Baru terhadap liberalisme bankan Allah, yang lebih mempelajari
abad ke-19. Ia menjadi guru besar agama manusia dari pada penyataan
teologi di Universitas Gottingen, Munster Allah. Ia mengatakan bahwa kapal
dan Bonn. Bersamaan dengan me- hampir kandas, sudah tiba saatnya untuk
nanjaknya bintang Adolf Hitler ia menjadi banting stir 180 derajat. Hal inipun
pemimpin Gereja yang Mengaku dan dilakukan oleh Barth dalam karyanya
pemrakarsa utama dari Deklarasi Bre- Surat kepada Jemaat Roma. Ia mene-
men pada tahun 1934. Pada tahun 1935 kankan keilahian Allah, “Allah sama
ia diberhentikan oleh Hitler dan di- sekali lain,” “perbedaan kualitatif yang tak
kembalikan ke Swis. Di sana ia menjadi terbatas” antara Allah dan manusia. Kita
guru besar teologi di Basel sampai ia tidak akan mengatakan “Allah” dengan
pensiun pada tahun 1962. Ia meninggal mengatakan “manusia” dengan suara
pada tahun 1968. nyaring. Teologi bukan penyelidikan
Barth dididik oleh banyak teolog filsafat atau pengalaman keagamaan
liberal terkemuka dari awal abad ke-20. manusia, tetapi pelajaran firman Allah.
Namun selama Perang Dunia I ia mulai Pada tahun 1927 Barth mener-
mempertanyakan ajaran mereka. Ke- bitkan jilid pertama dari serial buku
kejaman perang menyebabkan opti- mengenai Dogmatika Kristen. Tetapi
misme liberal tentang kemajuan dan buku ini dicela karena berdasarkan pada

23
Abineno, Karl Barth Hidup, Pekerjaan dan Theologinya. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2000,
hlm. 1

174 SUHUF, Vol. 22, No. 2, Nopember 2010: 157-183


filsafat eksistensialis. Oleh karena itu b. Pandangan Teologinya
Barth memutuskan untuk mulai kembali 1). Kritik terhadap teologi Liberal
dan pada tahun 1932 muncullah jilid Salah satu ciri pemikiran awal
pertama dari Dogmatika Gerejawi. Barth yang menyolok adalah pem-
Selama hidupnya tidak kurang dari 12 berontakan neo-ortodoks terhadap
jilid yang tebal dari Dogmatika Gere- liberalisme. Barth pernah belajar pada
jawi telah diterbitkan, yang secara kasar beberapa teolog liberal yang terkenal,
kurang lebih 6 juta kata. Bagian-bagian misalnya Harnack dan Hermann. Bahkan
dari jilid ke-13 yang tidak lengkap sebelum terbit buku tafsirannya tam-
kemudian diterbitkan oleh Barth dan paknya Barth juga mengikuti cara
kawan-kawannya. Dogmatika Gereja- pemikiran mereka. Yesus yang digam-
wi tidak ada bandingannya dalam hal barkan oleh Harnack bukanlah Anak
panjang dan ketelitiannya. Bahkan Allah yang unik supranatural, tetapi hanya
Ikhtisar Teologi karya Thomas Aquino personifikasi kasih dan cita-cita manusia
kelihatan kecil bila dibandingkan karya yang paling ideal. Alkitab, menurut
ini. Paus Pius XII, yang membuat Hermann, bukanlah Firman Allah yang
rumusan “yang tidak dapat salah” dari tanpa salah, tetapi kitab biasa saja, penuh
kenaikan Maria ke Surga dalam kesalahan, sehingga apabila hendak
tulisannya Munificentissimus Deus, menemukan kebenaran di dalamnya
menyebut Barth sebagai teolog terbesar harus dilakukan keritik-kritik yang
setelah Santo Thomas Aquino, suatu radikal. Ukuran untuk kebenaran adalah
penghormatan yang luar biasa. Sungguh pengalaman, perasaan. Teologi Harnack
menarik, meskipun Barth sangat kritis dan Hermann adalah Idealisme, yang
terhadap Katolisisme-Roma, tulisan- ditandai oleh garis pietisme yang dalam
tulisannya mendapat perhatian dan dan mementingkan pengalaman Kristen
penilaian positif dari banyak sarjana yang praktis.
Katolik, seperti Hans Kung. Barth sendiri Pada tahun 1919 (dan lebih kuat
memberi komentar bahwa uraian yang lagi dalam revisi tahun 1921), Barth
paling komprehensif, analisis yang paling mencoba menolak sebagian besar
mendalam, bahkan evaluasi yang paling liberalisme klasik. Perasaan ngeri dalam
menarik dari Dogmatika Gerejawi dan Perang Dunia I telah menolong meng-
karya lainnya sampai sekarang (1958) hancurkan dunia mimpinya. Ia menyadari
datang dari kubu Katolik, memang ada bahwa Jerman yang berbudaya, Inggris
beberapa pengecualian misalnya yang liberal, dan Perancis yang beradab,
Berkouwer.24 saling bertempur bagaikan binatang gila.

24
Lane, Tony. Runtut Pijar Sejarah Pemikiran Kristiani. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2005, hlm.
215-216.

Teologi Kristen Modern di Eropa (M. Darojat Ariyanto) 175


Ketika perang mulai meletus, para dosen dari identifikasi mutlak dengan Firman
Barth mengikuti orang-orang yang Allah. Hal ini merupakan warisan dari
mendukung Jerman. Guru-guru Barth Kant. Menurut Barth seorang bisa saja
yang liberal tersebut telah dibuka membaca Alkitab tanpa mendengar
kedoknya sebagai guru agama dari suatu Firman Allah. Alkitab hanyalah suatu
kebudayaan dan terikat pada kebu- tanda atau symbol, tetapi paling tidak
dayaan tersebut. merupakan symbol dan melalui symbol
Melalui tafsiran surat Roma tersebut Firman Allah datang kepada
tersebut Barth mencoba menolak ajaran manusia. Hubungan antara Allah dengan
mantan gurunya. Dalam liberalisme,Allah Alkitab tetap nyata, tetapi tidak langsung.
dianggap imanen (hadir) di dalam dunia. Menurut Barth, Alkitab adalah Firman
Sebaliknya Barth menunjukkan Allah Allah sejauh Allah berbicara melaluinya.
hanya sebagai “Yang Mutlak Berbeda” Alkitab dengan demikian menjadi Firman
dari manusia (the Wholly Other). Allah di dalam peristiwa ini. Sebelum
Subyektivitas liberalisme pada abad ke- menjadi nyata bagi manusia, sebelum
19 telah menempatkan manusia sebagai terpancar di dalam kehidupan manusia,
pengganti Allah. Barth menyatakan sebelum berbicara kepada manusia
bahwa biarlah Allah tetap sebagai Allah dalam situasi eksistensial, Alkitab
dan bukan manusia. Liberalisme telah bukanlah Firman Allah. Oleh sebab itu,
meninggikan penggunaan agama yang menurut Barth, Allah merupakan suatu
berbudaya, sedangkan Barth mengutuk catatan penyataan masa lalu, dan janji
agama sebagai dosa yang utama. Libe- untuk penyataan masa yang akan datang.
ralisme membangun teologi di atas dasar
etika. Sebaliknya Barth membangun etika 3) Metode Dialektika dalam Teologi
di atas dasar teologi. Tafsiran Barth memperkenalkan
suatu metode baru untuk menjelaskan
2). Pandangan tentang Wahyu teologi, yaitu dialektika. Istilah ini segera
Tafsiran Barth pada tahun 1921 dihubungkan dengan pemikiran Barth,
mencanangkan suatu pandangan baru meskipun metode tersebut dipinjam dari
tentang penyataan atau wahyu yang beberapa tulisan filsuf Eksistensialis
masih dominan pada masa itu. Ber- Kierkegaard. Kierkegaard pernah
lawanan dengan liberalisme sebelumnya, menyatakan bahwa semua penyataan
ia menekankan bahwa manusia memer- teologi berciri paradoks dan tidak dapat
lukan wahyu. Oleh karena itu ia memilih dipadukan. Manusia hanya dapat meme-
istilah “teologia Firman Allah” untuk ide- gang kedua unsur paradoks ini dalam
ide barunya. Meskipun demikian, dalam keadaan tetap berlawanan, dan meme-
tekanannya pada penyataan tersebut, ia gangnya secara demikian dilakukan
sangat hati-hati membedakan Alkitab melalui iman (yang didefinisikan sebagai

176 SUHUF, Vol. 22, No. 2, Nopember 2010: 157-183


emosi manusia yang tertinggi). Pene- mutlak. Sesungguhnya, metode di-
rimaan paradoks itulah yang disebut alektika Barth ini tampaknya ber-
sebagai loncatan iman. hubungan dengan pemikirannya bahwa
Barth sangat dipengaruhi oleh Allah itu senantiasa Subyek, tidak
konsep ini ketika ia menyiapkan revisi pernah Obyek. Bagi Barth, Allah bukan-
untuk edisi kedua tafsiran surat Roma. lah satu bagian di dalam dunia benda-
Barth menyatakan bahwa selama ada di benda. Allah adalah Yang Mutlak
dunia ini, para teolog tidak dapat Berbeda (Wholly Other) yang tidak
melakukan hal lain dalam teologi kecuali terbatas dan juga berdaulat, yang dapat
dengan menggunakan metode “per- dikenal hanya apabila Ia berbicara
nyataan dan lawan pernyataan.” Para kepada manusia. Ia tidak dapat di-
teolog tidak berani mengucapkan secara jelaskan sebagaimana suatu benda dapat
mutlak kata akhirnya. Paradoks bukan- dijelaskan, manusia hanya dapat ber-
lah suatu kebetulan dalam teologi Kristen. bicara kepada-Nya. Oleh karena itu,
Paling tidak hal itu termasuk salah satu teologi dilarang mengukur-Nya melalui
bagian inti pemikiran teologi. pemikiran yang langsung atau sempit.
Menurut Barth, sifat penyataan Manusia tidak dapat berbicara tentang
yang sebenarnya berlanjut melalui Allah, manusia hanya dapat berbicara
pradoks: Allah yang tersembunyi namun kepada Allah. Menurut Barth, sifat Allah
dinyatakan, pengenalan manusia akan menuntut supaya peryataan manusia
Allah dan pengenalan manusia akan dosa, kepada-Nya harus selalu berselubungkan
setiap orang dipilih tetapi juga ditolak kontradiksi. Manusia tidak dapat me-
sebab berdosa di dalam Kristus, Yesus nyebut Dia dekat, kecuali menyebutnya
sekaligus sebagai Ya dan Tidaknya Allah, jauh.
manusia dibenarkan oleh Allah, tetapi Tema utama Barth yang diduga
pada saat yang sama dia adalah sorang berlawanan dengan liberalisme adalah
yang berdosa. Salah seorang pengamat perbedaan kwalitatif yang tak terbatas
pernah berkata dengan tepat bahwa antara kekekalan dan waktu, surga dan
menurut teologi dialektika Barth, penya- bumi, Allah dan manusia. Allah tidak
taan yang datang dari atas kepada boleh diidentifikasikan dengan apapun di
manusia di dalam kontradiksi dosa dan dalam dunia, bahkan tidak juga dengan
di dalam keterbatasan hanya dapat perkataan-perkataan Alkitab. Allah
mengena pada pikiran manusia sebagai mengunjungi manusia seumpama garis
serangkain paradoks. singgung yang tampaknya menyentuh
lingkaran, namun sesungguhnya tidak
4) Transendensi Allah Yang Mutlak menyentuhnya. Allah berbicara kepada
Tafsiran Barth mencoba memu- manusia seperti sebuah bom yang
lihkan konsep transendensi Allah yang meledak di bumi. Sesudah meledak, yang

Teologi Kristen Modern di Eropa (M. Darojat Ariyanto) 177


tertinggal adalah kawah hangus di tanah. termasuk dalam lingkup Geschichte,
Kawah itu adalah Gereja. bukan Historie. Barth menganggap
lingkup Historie tidak bernilai bagi orang
5) Historie dan Geschichte Kristen, Yesus harus ditemui dalam
Tafsiran Barth juga menekankan lingkup Geschichte.25
suatu sikap baru yang tidak peduli
terhadap sejarah dalam dunia teologi. 6) Iman dan Religi
Tologi abad ke-19 telah mencoba Di dalam bukunya Romerbrief,
menemukan Yesus Historis di belakang Barth menyatakan bahwa iman ialah
Kristus Supranatural di dalam Alkitab. ketakjuban manusia terhadap incognito
Teolog-teolog liberal klasik seperti Ilahi. Iman ialah kasih kepada Allah
Harnack telah mencoba menemukan inti- berdasarkan kesadaran akan perbedaan
inti yang bersifat fakta sejarah tentang manusia secara kualitatif dengan Allah.
Yesus di dalam Injil-injil yang mereka Iman merupakan pengaminan (peng-ia-
anggap tidak dapat dipercaya. Barth an) manusia akan penolakan Allah
mencela penyelidikan tersebut sebagai terhadap manusia yang dilakukan di
suatu yang tidak penting. Penyataan tidak dalam Kristus. Iman berarti bahwa orang
memasuki sejarah. Penyataan hanya secara terharu berhenti di hadapan Allah
menyentuh sejarah seperti sebuah garis dan menyadari akan kehinaaannya. Iman
singgung menyinggung lingkaran. Di berarti berakhirnya segala penyerbuan
dalam sejarah tidak ada sesuatu apapun yang idealistis terhadap Allah, akhir
yang dapat menjadi dasar iman. Iman segala pretensi yang menganggap telah
adalah ruang kosong yang diisi, tidak dari melihat dan mengerti Allah. Iman bersifat
sejarah yang di bawah, melainkan dari paradoksal. Pengalaman keagamaan
penyataan yang dari atas. Barth, tidak memberi kepastian iman. Siapa saja
sebagaimana Kierkegaard dan Franz yang beriman, ia menanti di ambang, ia
Overbeck, membagi sejarah menjadi dua bahkan tidak boleh menentukan bahwa
tingkat, yaitu Historie dan Geschichte. ia beriman, ia hanya percaya bahwa ia
Historie merupakan kumpulan seluruh beriman.
fakta historis masa lalu, yang secara Berdasarkan uraian di atas,
obyektif dapat dibuktikan benar. Sedang Barth menentang apa yang disebut religi.
Geschichte berhubungan dengan hal-hal Menurut Barth, religi merupakan ke-
yang menyentuh saya secara eksistensial, balikan dari pada iman, sebab religi
menuntut sesuatu dan menghendaki janji merupakan usaha manusia untuk meng-
setia dari saya. Kebangkitan Yesus hampiri Allah. Di dalam religi manusia

25
Conn. Teologia, hlm. 24-28.

178 SUHUF, Vol. 22, No. 2, Nopember 2010: 157-183


melanggar garis batas yang mematikan, menyalurkan karya-Nya kepada ma-
yang memisahkan Allah dengan manusia. nusia. Maka orang Kristen tidak boleh
Di dalam religi segala jarak dikaburkan, keluar dari Gereja. Ia harus tetap di
karena manusia bermaksud mendahului Gereja, tetapi dengan kesadaran bahwa
untuk memiliki apa yang seharusnya ada perbedaan yang sangat besar antara
ditunggu datangnya dari Allah. Oleh Injil dan Gereja.
karena itu religi merupakan pem- Gereja berdiri di tengah-tengah
berontakan manusia terhadap Allah. Di bencana yang tidak dapat dielakkan.
dalam religi manusia ingin menjadi seperti Pendeta di dalam Gereja harus berfungsi
Allah. Gejala religi berlaku juga bagi sebagai komandan yang berdiri di pos
agama Kristen, bahkan di dalam agama yang sebenarnya tidak dapat diper-
Kristen ada jurang yang menganga, yang tahankan lagi. Ia tidak boleh mengo-
memisahkan Allah dengan manusia. kohkan posnya, ia harus membiarkan
Gereja sebenarnya merupakan religi posnya tetap menjadi pos yang tidak
yang diorganisasikan untuk memper- dapat dipertahankan lagi. Hal ini sama
hatikan beberapa kepentingan manusia kedudukannya dengan kemah per-
terhadap Allah. Gereja merupakan alat janjian di padang gurun. Kemah terus
manusia manusia untuk mengatur mem- bergerak dari satu tempat ke tempat lain.
pertahankan dan memperjuangkan Kemah tidak boleh dijadikan Bait Allah,
hubungan manusia dengan Allah. Gereja tidak dapat dijadikan kuil seperti yang
dalam kenyataannya tidak mau menjadi terjadi pada bangsa-bangsa kafir.26
orang asing di dunia ini, bahkan senan-
tiasa mencoba menarik perhatian dunia. 7) Ajaran tentang Trinitas (Allah Tri-
Gereja lapar dan dahaga terhadap hasil- tunggal)
hasil yang positif di dalam dunia, takut Sebelum menulis bukunya Kirch-
kesepian di padang gurun dunia ini. Oleh liche Dogmatik, Barth terinspirasi oleh
karena itu, Gereja sebenarnya ateis. Anselmus dari Canterbury melalui
Meskipun demikian, menurut bukunya Cur Deus (Mencari Penge-
Barth, Gereja memang harus ada. Sebab tahuan). Anselmus mengajarkan bahwa
bagaimanapun juga di dalam Gereja ada “Fides quaerit intellectum” (Iman mencari
Injil. Padahal Injil itu harus diberitakan pengetahuan). Terutama dengan ajaran-
kepada manusia. Gereja sebagai suatu nya ini telah mempengaruhi pikiran-
kemungkinan yang bersifat religius pikiran teologis Barth dalam bukunya
gerejawi tidak dapat dihindari, tetapi Kirchliche Dogmatik. Di dalam buku
Gereja juga merupakan tempat Allah tersebut Barth berbicara panjang lebar

26
Hadiwijono, Harun. Teologi Reformatoris Abad ke 20. Jakarta: BPK Guung Mulia, 2004, hlm.
27-28.

Teologi Kristen Modern di Eropa (M. Darojat Ariyanto) 179


tentang Trinitas (Allah Tritunggal). ngasihi-Nya dan mempersembahkan
Pertanyaan pokok dalam pembahasan- puji-pujian kepada-Nya.
nya ialah “Apakah ajaran tentang Trinitas
yang dahulu dianggap benar, sekarang 8) Ajaran tentang Predestinasi
tidak berlaku lagi? Apakah manusia pada Ajaran predestinasi anugerah
waktu ini hidup –dan terus hidup- tanpa Allah menjadi ajaran sentral Barth.
Allah? Bagaimanakah manusia dapat Berbicara tentang predestinasi Kristen,
memenuhi perintah untuk mengasihiAllah, adalah berbicara tentang kemuliaan kasih
kalau ia tidak mengetahui apa-apa dan anugerah Allah dalam Yesus Kristus
tentang Allah? bagi manusia. Barth dengan keras
Menurut Barth, ajaran tentang mengkritik ajaran tradisioanal tentang
Trinitas bukanlah produk atau hasil dari predestinasi, sebab ajaran tersebut lebih
kesombongan manusia -juga bukan dekat pada ajaran tentang takdir. Kalau
bentuk pemikiran metafisis, yang pada predestinasi Kristen dipahami sebagai
waktu itu telah usang- tetapi berdasar takdir, maka Allah digambarkan sebagai
dari Injil. Ajaran ini mau mengatakan kuasa yang menakutkan. Padahal Allah
kepada manusia bahwa Allah tidak sama adalah Allah yang Mahakasih. Bukan
dengan manusia. Allah tidak sepi atau saja dalam Yesus Kristus Ia menyatakan
sunyi dalam diri-Nya sendiri, seperti diri-Nya, juga di dalam Dia Ia telah
manusia. Allah tidak tergantung pada mempredestinasikan (telah memilih)
sesuatu yang berhadapan dengan Dia, manusia. Karena itu manusia tidak boleh
seperti manusia. Allah juga tidak mem- bimbang. Yesus Kristus adalah jaminan
butuhkan manusia (sebagai ciptaan). manusia. Di Golgota Ia menanggung
Sungguhpun demikian Ia menghendaki- hukuman Allah, sambil menjadi manusia
nya, seperti yang diucapkan oleh Ange- yang ditolak oleh Allah. Ia bukan saja
lus Silesius bahwa “saya tahu, bahwa telah mati, tetapi Ia juga telah dibang-
Allah tanpa saya sama-sekali tidak dapat kitkan Allah dan dimuliakan. Sebagai
hidup, kalau seandainya saya tidak ada, wakil manusia Ia dipilih oleh Allah untuk
Ia akan mati.” Itu berarti bahwa Allah, menerima kemuliaan. Bersama-sama
karena kasih dan kebaikan-Nya yang dengan Dia semua orang turut di-
berlimpah-limpah, memberikan juga selamatkan. Di dalam Dia mereka dipilih
kehidupan kepada manusia sebagai (dipredestinasi) oleh Allah untuk me-
ciptaan. Karena itu ajaran tentang Trinitas nerima kemuliaan dan keselamatan yang
menurut Barth harus merupakan alasan kekal. Barth berusaha membangkitkan
bagi manusia untuk merasa kagum orang Kristen untuk mengagumi kasih
terhadap kasih Allah dan untuk me- Allah yang tidak terbatas itu dan untuk

27
Abineno, Karl Barth Hidup, hlm. 63-64.

180 SUHUF, Vol. 22, No. 2, Nopember 2010: 157-183


memuji nama-Nya. Menurut banyak hentinya memuji Allah dan bersaksi
komentator, usaha ini menjadi motif melalui beberapa khotbah dan karya
utama dalam karyanya yang begitu besar. dogmatisnya, tentang perbuatan-per-
Karena Barth tidak henti-hentinya buatan-Nya yang besar.27
merasa kagum, selanjutnya tidak henti-

c. Bagan dan Analisis Pemikiran Teologi Karl Barth

Bagan Pemikiran Teologi Karl Barth

Al Kitab

Teolog Liberal
Von Harnack
Hermann Kritik thd Teolog Liberal

Pandangan ttg Wahyu

Karl Barth Metode Dialektika dlm Teologi

Transendensi Allah yg Mutlak


Christoph Blumhart
Teologi Kristen Modern diHistorie
Eropa (M.danDarojat
Geschichte
Ariyanto) 181
Edward Thurneysen
Iman dan Religi

Kierkegaard Ajaran ttg Trinitas


(Allah Tri Tunggal)
Berdasarkan uraian di atas tam- tetapi terutama karena membaca Alkitab
paklah bahwa Karl Barth dalam pemi- itu sendiri.
kiran teologinya lebih memfokuskan
pada bidang Teologi Dogma, yaitu Penutup
menguraikan ajaran-ajaran pokok dalam 1. Pemikiran teologi Kristen modern di
iman Kristen. Ia membahas masalah Eropa berkaitan erat dengan per-
metode dialektika dalam teologi, tran- kembangan aliran filsafat, ilmu
sendensi Allah yang Mutlak, historie dan pengetahuan, teknologi, sosial,
gesschichte, iman dan religi, Trinitas, dan politik, dan seni-budaya yang ada di
predestinasi. Meskipun ia belajar pada Eropa pada era modern.
beberapa teolog liberal seperti Harnack 2. Pemikiran teologi Friederich Schlier-
dan Hermann, tetapi ia justru menentang macher, Adolf von Harnack, dan
pemikiran guru-gurunya tersebut. Ia Rudolf Bultmann bercorak liberal.
menekankan pendekatan dialektika Mereka berusaha menafsirkan Injil
dalam mempelajari Alkitab. Ia mengkritik dari perspektif filsafat, science dan
para teolog liberal lebih banyak menem- teknologi, sosial, politik, seni dan
bangkan pendekatan monolog, bukan budaya yang ada pada era modern.
dialog dengan Alkitab. Aliran Karl Barth 3. Pemikiran teologi Karl Barth bercorak
dikenal sebagai neo-ortodoks. Pemi- neo-ortodoks. Ia mengabaikan semua
kiran Karl Barth dipengaruhi oleh penafsiran yang dilakukan oleh para
beberapa temannya misalnya Cristoph teolog liberal. Ia memandang Injil
Blumhart dan Edward Thurneysen dan sebagai sesuatu yang unik yang tidak
karangan Kierkegaard dan Dostoyevski, bisa ditafsirkan model teolog liberal.

DAFTAR PUSTAKA

Abineno, JLCh. Rudolf Bultmann dan Theologinya. Jakarta: BPK Gunung Mulia,
2000.
________. Karl Barth Hidup, Pekerjaan dan Theologinya. Jakarta: BPK Gunung
Mulia, 2000.
Bultmann, Rudolf. Jesus Christ and Mythology. New York: Scribner’s, 1958.
________. Kerygma and Myth dalam Hans W. bartsch (ed). New York: Harper
& Row, 1961.

182 SUHUF, Vol. 22, No. 2, Nopember 2010: 157-183


Conn, Harvie M. Teologia Kontemporer. Malang: Seminari Alkitab Asia Tenggara,
1988.
Drewes, B.F. dan Mojau, Julianus. Apa itu Teologi? Pengantar ke dalam Ilmu
Teologi. Jakarta: BPK. Gunung Mulia, 2007.
Hadiwijono, Harun. Teologi Reformatoris Abad ke 20. Jakarta: BPK Guung Mulia,
2004.
Lane, Tony. Runtut Pijar Sejarah Pemikiran Kristiani. Jakarta: BPK Gunung
Mulia, 2005.
Oranje, L. Sejarah Ringkas Theologia Abad XX. Jakarta: BPK Gunung Mulia,
2004.
Schleiermacher, Friedrich. Christian Faith. New York: Harper Torch Book, 1963.
________. dalam T.N. Tice (ed). On Religion: Speeches to Its Cultural Despisers.
Richmond, VA: John Knox Press, 1969.
Steenbrink, Karel A. Perkembangan Teologi dalam Dunia Kristen Modern.
Yogyakarta: IAIN Sunan Kalijaga Press, 2000.
Susabda, Yakub B. Teologi Modern I. Jakarta: Lembaga Reformed Injili Indonesia,
1999.

Teologi Kristen Modern di Eropa (M. Darojat Ariyanto) 183

Anda mungkin juga menyukai