Nim:220604019
ABAD PERTENGAHAN ABAD KEGELAPAN
ABAD SKOLASTIK DAN PATRISTIK
Pendahuluan
A.Latar Belakang
Keruntuhan kekaisaran Romawi Barat pada tahun 476 menyetujui para sejarah sebagai
permulaan dari abad pertengahan. Tidak ada satupun imperium yang mampu menggantikan
Romawi yang pernah menguasai seluruh Laut Tengah. pemerintahan Bizantium yang masih
bertahan pun hanya bisa mengendalikan kekuasaannya di Balkan dan Anatolia.
Munculnya kekuatan baru seperti Orang Islam di selatan berbanding terbalik dengan
Eropa yang tidak memiliki kiblat kekuasaan besar. Bangsa Eropa memasuki masa transisi yang
diisi dengan instabilitas, absolutisme feodal dan gereja, serta kualitas hidup yang rendah.
Abad pertengahan sering disebut sebagai "Abad Kegelapan Filsafat" dalam sejarah
pemikiran Barat. Sebutan ini sering kali Merujuk pada periode sekitar abad ke-5 hingga ke-15
Masehi, yang ditandai dengan tidak adanya kemajuan signifikan dalam pemikiran filosofis,
terutama jika dibandingkan dengan masa Yunani Kuno dan Renaisans yang akan datang. Namun
penting untuk dipahami bahwa Abad pertengahan juga merupakan periode penting dalam sejarah
perkembangan pemikiran dan filsafat, dengan periode Abad Skolastik dan Patristik yang
memiliki kontribusi yang signifikan. Makalah ini akan menjelaskan mengapa Abad pertengahan
disebut Abad Kegelapan Filsafat dan bagaimana periode Abad Skolastik dan Patristik
mempengaruhi pemikiran filosofis.
B.Ciri-Ciri Abad pertengahan
Abad pertengahan merupakan peralihan Eropa dari zaman klasik masa yang baru.
Sehingga terdapat beberapa perubahan dan karakteristik unik yang berubah seiring dengan
perkembangan zaman pertengahan. Beberapa ciri-ciri penting yang dimiliki oleh peradaban
Eropa pada masa ini adalah :
2) skolastik Puncak
Masa ini merupakan masa kejayaan skolastik yang berlangsung dari tahun 1200 – 1300
dan masa ini juga disebut masa berbunga. Masa itu Ran–dai dengan munculnya universitas-
universitas dan ordo-ordo, yang secara bersama . -sama ikut menyelenggarakan atau memajukan
ilmu pengetahuan, di samping juga peran universitas sebagai sumber atau pusat ilmu
pengetahuan dan kebudayaan.
3)Skolastik Akhir
Masa ini ditandai dengan adanya rasa jemu terhadap segala macampemikiran filsafat
yang menjadi kiblatnya sehingga menampilkan stagnasi (kemandegan). Di antara tokoh-
tokohnya adalah William Ockham (1285 – 1349), Nicolas Cusasus (1401-1464).
1) William Ockham. (1285 – 1349)
Ia merupakan ahli pikir Inggris yang beraliran skolastik. Karena terlibat dalam
perselisihan umum dengan Paus John XXII, ia dipenjara di Avignon, tetapi ia dapat melarikan
diri dan mencari perlindungan pada Kaisar Louis IV. Ia menolak ajaran Thomas dan mendalilkan
bahwa kenyataan itu hanya terdapat pada benda-benda satu demi satu, dan hal-hal yang umum
itu hanya tanda-tanda abstrak.
Menurut pendapatnya, pikiran manusia hanya dapat mengetahui barang-barang atau
kejadian-kejadian individu. Konsep-konsep atau kesimpulan-kesimpulan umum tentang alam
hanya merupakan abstraksi buatan tanpa kenyataan. Pemikiran seperti ini, dapat dilalui hanya
melalui intuisi, bukan melalui logika. Dalam ramping itu, ia membantah anggapan skolastik
bahwa logika dapat membuktikan doktrin teologis. Hal ini akan membawa kesulitan dirinya pada
saat itu sebagai penguasanya Paus Yohanes XXII.
Tokoh-tokoh yang termasuk para ahli pikir Islam (pemikir Arab atau,Islam-,Rrabi, Ibnu
Sina, Al-Kindi,pada masa skolastik). yaitu Al Ibnu Rusyd. Peranan para ahli pikir tersebut besar
sekali, yaitu sebagai berikut,
1)Sampai pertengahan abad ke-12 orang-orang Barat belum pernah mengenal filsafat Aristoteles
sehingga‘ yang dikenal hanya bukuLogtka Aristoteles.
2)Orang-orang Barat itu mengenal Aristoteles berkat tulisan dari para ahli pikir Islam,
terutamaJari Ibnu Rusyd’ sehingga. Ibnu Rusyd dikatakan sebagai guru terbesar para ahli pikir
Skolastik Latin.
Tidak hanya dalam pemikiran filsafat saja, tetapi para ahli piker Islam tersebut
memberikan sumbangan yang tidak kecil bagi Eropa yaitu dalam bidang ilmu pengetahuan. Para
ahli pikir Islam sebagian menganggap bahwa filsafat Aristoteles benar, Plato dan Alquran benar,
mereka mengadakan perpaduan dan sinkretisme antara agama dan filsafat. Pemikiran-pemikiran
tersebut kemudian masuk ke Eropa yang merupakan sumbangan Islam paling besar.11
Dengan demikian, dalam pernbahasan skolastik Islam terbagi menjadi dua periode, yaitu: