Anda di halaman 1dari 6

PERIODESASI PERKEMBANGAN FILSAFAT MASA PERTENGAHAN

(MASA PRATRISTIK,SKOLASTIK DAN PERALIHAN)

DISUSUN OLEH :
Nama : Pocut Intan Cahyana (210303057)
Inda Baihaqi (210303005)
Nasrul Efendi (210303103)
Program Studi : Filsafat umum
Dosen Pengampu :

ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR


FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY
BANDA ACEH
2022
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Filsafat barat Abad Pertengahan (479-1492 M) juga dapat dikatakan sebagai “Abad Gelap”,
karena pendapat ini didasarkan pada pendekatan sejarah gereja. Memang saat itu, tindakan
gereja sangat membelenggu kehidupan manusia. Para ahli fikir saat itu tidak lagi memiliki
kebebasan untuk berfikir. Apabila terdapat pemikiran-pemikiran yang bertentangan dengan
ajaran gereja orang yang mengemukakannya akan mendapatkan hukuman berat. Pihak gereja
melarang diadakannya penyelidikan berdasarkan rasio terhadap agama.

Karena itu, kajian terhadap agama/teologi yang tidak berdasarkan larangan yang ketat. Yang
berhak melaksanakan penyelidikan terhadap agama hanyalah pihak gereja. Walaupun
demikian, ada juga yang melanggar larangan tersebut dan mereka dianggap orang murtad dan
kemudian diadakan pengejaran (inkuisisi). Pengejaran terhadap orang-orang murtad ini
mencapai puncaknya pada saat Paus Innocentius III di akhir XII, dan yang paling berhasil
dalam pengajaran orang-orang murtad ini di Spanyol.

Masa abad pertengahan in juga dapat dikatakan sebagai suatu masa yang penuh dengan upaya
menggiring manusia kedalam kehidupan atau sistem kepercayaan yang fanatik, dengan
menerima ajaran gereja secara membabi buta. Karena itu perkembangan ilmu pengatahuan
terhambat.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah Filsafat Abad Pertengahan?
2. Bagaimana sejarah Filsafat pada masa Pratristik?
3. Bagaimana sejarah Filsafat pada masa Skolatik?
4. Bagaimana sejarah filsafat pada masa Peralihan?

C. Tujuan Makalah
1. Mengetahui sejarah pada Abad pertengahan
2. Mengetahui sejarah pada masa patristik
3. Mengetahui sejarah pada masa skolastik
4. Mengetahui sejarah pada masa peralihan
Sejarah Filsafat Abad Pertengahan
Sejarah filsafat Abad Pertengahan dimulai kira-kira pada abad ke-5 sampai
awal abad ke-17. Para sejarawan umumnya menentukan tahun 476, yakni masa
berakhirnya Kerajaan Romawi Barat yang berpusat di kota Roma dan munculnya
Kerajaan Romawi Timur yang kelak berpusat di Konstantinopel (sekarang Istambul),
sebagai data awal zaman Abad Pertengahan dan tahun 1492 (penemuan benua
Amerika oleh Columbus) sebagai data akhirnya.
Periode abad pertengahan mempunyai perbedaan yang mencolok dengan abad
sebelumnya. Perbedaan ini terletak pada dominasi agama. Timbulnya agama kristen
pada permulaan abad masehi membawa perubahan besar terhadap kepercayaan
agama. Zaman pertengahan adalah zaman keemasan bagi kekristenan. Disinilah yang
menjadi persoalannya, karena agama kristen itu mengajarkan bahwa wahyu tuhanlah
yang merupakan kebenaran sejati. Hal ini berbeda dengan pandangan yunani kuno
mengatakan bahwa kebenaran dapat di capai oleh kemampuan akal.

B. Sejarah Pada Masa Patristik


Istilah Patristik berasal dari kata latin patres (bentuk plural dari pater) yang
berarti bapak-bapak dalam lingkungan gereja, yang dimaksudkan adalah para
pujangga Kristen (Gereja) dan tokoh-tokoh Gereja yang sangat berperan sebagai
peletak dasar intelektual kekristenan. Di dunia Barat agama Katolik mulai tersebar
dengan ajarannya tentang Tuhan, manusia, dunia, dan etikanya. Untuk
mempertahankan dan menyebarkanya maka mereka menggunakan filsafat Yunani dan
menderivasi lebih lanjut, khususnya mengenai soal-soal yang berhubungan dengan
manusia, kepribadian, kesusilaan, juga sifat Tuhan.
Para pemikir Kristen pada zaman Patristik mempunyai sikap yang berbeda-
beda terhadap filsafat Yunani. Ada yang menolak sama sekali filsafat Yunani, karena
dipandang sebagai hasil pemikiran manusia semata, sehingga setelah ada wahyu
Tuhan dianggap tidak diperlukan lagi dan berbahaya bagi “keimanan” umat Kristen.
Akan tetapi ada juga yang menerima filsafat Yunani, karena perkembangan pemikiran
Yunani itu dipandang sebagai persiapan bagi Injil. Kedua macam sikap ini yang
mewarnai di zaman pertengahan itu.
Menurut para sejarawan, filsafat Patristik mengalami kemunduran sejak abad
V hingga abad VIII. Selanjutnya di barat dan timur muncul tokoh-tokoh dan pemikir-
pemikir baru dengan corak pemikiran yang mulai berbeda dengan masa Patristik.
https://galihbazhari.blogspot.com/2015/05/makalah-filsafat-abad-
pertengahan.html
https://kuliahpemikiran.wordpress.com/2011/04/13/filsafat-zaman-patristik-
analisis-dan-kritik/
Masa Peralihan

Setelah abad petengahan berakhir sampailah pada masa peralihan yang diisi dengan
gerakan kerohanian yang bersifat pembaharuan. Zaman peralihan ini merupakan embrio masa
modern. Masa peralihan ini ditandai munculnya renaissance, humanisme, dan reformasi yang
berlangsung antara abad ke-14 hingga ke-16.

Renaissance

            Renaissance ialah zaman peralihan ketika kebudayaan abad pertengahan mulai


berubah menjadi suatu kebudayaan modern. Manusia pada zaman ini adalah manusia yang
merindukan pemikiran yang bebas.  Manusia ingin mencapai kemajuan atas usaha sendiri,
tidak didasarkan atas campur tangan ilahi. Pada zaman ini penemuan ilmu pengetahuan mulai
dirintis, adapun ilmu pengetahuan yang berkembang maju pada saat ini adalah bidang
astronomi.[9]

            Renaissance atau kelahiran kembali di eropa ini merupakan suatu gelombang


kebudayaandan pemikiran yang dimulai di italia, kemudian di prancis, spanyol, dan
selanjutnya hingga menyebar ke seluruh eropa. Diantara tokoh-tokohnya adalah Leonardo Da
Vinci, Michelangelo, Machiavelli, dan Giodarno Bruno

Humanisme

            Humanisme pada mulanya dipakai suatu pendirian dikalangan ahli pikir renaissance
yang mencurahkan perhatiannya tehadap pengajaran kesusastraan yunani dan romawi, serta
peri kemanusiaan. Kemudian humanisme berubah fungsinya menjadi gerakan untuk kembali
melepaskan ikatan dari gereja dan berusaha menemukan kembali sastra yunani atau romawi.
Diantara para tokohnya adalah Bocaccio, Petrarcus, Lorenco Vallia, Erasmus, Dan Thomas
More.

Reformasi

            Reformasi merupakan revolusi keagamaan di eropa barat pada abad ke-16. Revolusi
tersebut dimulai dari gerakan terhadap perbaikan keadaan gereja khatolik. Kemudian
berkembang menjadi asas-asas protestanisme. Para tokohnya antara lain jean calvin dan
martin luther.[10]
Masa Peralihan
Setelah abad petengahan berakhir sampailah pada masa peralihan yang diisi
dengan gerakan kerohanian yang bersifat pembaharuan. Zaman peralihan ini
merupakan embrio masa modern. Masa peralihan ini ditandai munculnya renaissance,
humanisme, dan reformasi yang berlangsung antara abad ke-14 hingga ke-16.
Renaissance
Renaissance ialah zaman peralihan ketika kebudayaan abad pertengahan mulai
berubah menjadi suatu kebudayaan modern. Manusia pada zaman ini adalah manusia
yang merindukan pemikiran yang bebas.  Manusia ingin mencapai kemajuan atas
usaha sendiri, tidak didasarkan atas campur tangan ilahi. Pada zaman ini penemuan
ilmu pengetahuan mulai dirintis, adapun ilmu pengetahuan yang berkembang maju
pada saat ini adalah bidang astronomi.[9]
Renaissance atau kelahiran kembali di eropa ini merupakan suatu gelombang
kebudayaandan pemikiran yang dimulai di italia, kemudian di prancis, spanyol, dan
selanjutnya hingga menyebar ke seluruh eropa. Diantara tokoh-tokohnya adalah
Leonardo Da Vinci, Michelangelo, Machiavelli, dan Giodarno Bruno
Humanisme
 Humanisme pada mulanya dipakai suatu pendirian dikalangan ahli pikir renaissance
yang mencurahkan perhatiannya tehadap pengajaran kesusastraan yunani dan romawi, serta
peri kemanusiaan. Kemudian humanisme berubah fungsinya menjadi gerakan untuk kembali
melepaskan ikatan dari gereja dan berusaha menemukan kembali sastra yunani atau romawi.
Diantara para tokohnya adalah Bocaccio, Petrarcus, Lorenco Vallia, Erasmus, Dan Thomas
More.
Reformasi
            Reformasi merupakan revolusi keagamaan di eropa barat pada abad
ke-16. Revolusi tersebut dimulai dari gerakan terhadap perbaikan keadaan gereja
khatolik. Kemudian berkembang menjadi asas-asas protestanisme. Para tokohnya
antara lain jean calvin dan martin luther.[10]

Anda mungkin juga menyukai