PENDAHULAN
A. Latar Belakang
1
Brata Diangga, “Makala Historiografi”. Diakses dari
http://bratadiangga.blogspot.com/2017/03/makalah-historiografi.html, pada tanggal 12 Oktober
2018 pukul 19:03 WIB
2
Hari Windscale, “Historiografi Eropa Modern”. Diakses dari Http://Hari-
Sejarah.Blogspot.Com/2014/10/Historiografi-Eropa-Modern.Html, pada tanggal 12 Oktober 2018
pukul 19:00 WIB
1
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Mengetahui yang dimaksud dengan Historiografi masa Renaisans.
2. Mengetahui perkembangan Historiografi Eropa Modern.
3. Mngetahui Tokoh beserta karyanya pada Historiografi Eropa Modern.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Renaisans yang secara harfiah bisa berarti kelahiran kembali adalah salah
satu periodisasi Eropa setelah periode klasik dan pertengahan. Renaisans muncul
sebagai akumulasi dogma-dogma gereja yang membatasi bahkan mengekang pola
pikir masyarakat. Dibandingkan dengan jaman abad pertengahan bisa dikatakan
tidak ada studi yang sungguh-sungguh tentang sejarah kuno. Walaupun
sebenarnya terdapat pengaruh penulisan sejarah Yunani terhadap sejarah abad
pertengahan, namun pengaruhnya hanya berpengaruh kepada beberapa penulis
saja.3
Pada zaman Renaisans untuk menjadi kaya dan tetap kaya diperlukan
standar pendidikan yang cukup tinggi. Pada saat itu dirasakan adanya kebutuhan
yang kian mendesak akan adanya pendidikan yang praktis dari pada pelajaran
teologi pada abad pertengahan. Maka pada zaman Renaisans pendidikan
Humanistik yang berdasarkan kepada karya-karya sastra Antic, termasuk
penulisan sejarah filsafat moral. Berbeda dengan penulis-penulis jaman abad
petengahan, para humanis ingin mempelajari semua pengarang Antic. Gerakan
untuk menemukan kembali dan penghargaan terhadap kebudayaan kuno dengan
melakukan pemeliharaan sumber-sumber lama, sehinga bisa ditata seperti keadaan
semula. Pada awalnya memang hanya terjadi di Italia, namun pada abad ke 15
mulai diikuti oleh negara lain seperti Jerman, Inggris, Belanda dan lainya.4
Dewasa ini humanisme mempunyai arti lain, akan tetapi pada zaman
Renaisans kata itu menyatakan suatu pandangan hidup. Selain mengakui adanya
Tuhan dengan takwa, juga mencakup sikap-sikap intelektual dunia kafir kuno.
Humanisme menaruh minat pada estetika, melihat kegunaan pengetahuan sejarah
dan yakin bahwa tugas utama manusia ialah menikmati kehidupannya secara bijak
dan mengabdi masyarakat secara aktif. Jadi humanisasi memulihkan
keseimbangan neraca yang pada abad pertengahan telah menitik beratkan ke
perhatian pada akhirat. Humanisme lebih menekankan pemenuhan di dunia dari
pada persiapan untuk di surga kelak. Pemahaman ini juga memiliki segi rohani
juga, tetapi mencerminkan suatu masyarakat yang lebih menaruh perhatiannya
kepada masalah dunia, masyarakat yang praktis, cerdik, sadar diri dan berambisi.5
3
Ibid
4
Ibid
5
Ibid
3
Ciri Renaisans ialah bahwa manusia lebih menyadari harga diri pribadinya
dari pada di zaman abad pertengahan. Bertolak belakang dengan masyarakat abad
pertengahan, kebudayaan jaman Renaisans mempunyai ciri sebagai berikut:6
6
Ibid
7
Ibid
8
Ibid
4
menghendaki dan dengan cara belajar juga memiliki kemampuan
membaca Injil. Banyak tokoh yang memprotes monopoli Gereja,
diantaranya M. Luther King, Awingli, Calvin dan lain sebagainya. Mereka
berpendapat dan berjuang bahwa setiap individu boleh membaca dan
menerjemahkan kitab suci (Injil). Disinilah Nampak penonjolan individu
yang dinilai tinggi, sehingga dalam perkembangan selanjutnya
memunculkan faham Induvidualisme.
3. Nasionalisme, yaitu gerakan reformasi dari Lethur dan kawan-kawan
menentang Gereja di Roma dengan mempropagandakan penerjamahan
Injil kedalam berbagai bahasa agar dapat dibaca dan dipahami oleh semua
orang. Hasilnya terjadi gerakan penerjemahan Injil kedalam berbagai
bahasa dan ini menyebabkan timbulnya rasa nasionalsme.
4. Ekspansi, yaitu perluasan baik dalam bidang ekonomi, politik, geografis
dan kebudayaan. Hal ini didorong akibat banyak petualang yang berhasil
menemukan tempat-tempat baru dan memiliki peradaban yang luar biasa
yang tidak kalah maju dengan benua Eropa.
1. Aliran Rasionalisme
2. Aliran Positivisme
Pada saat itu juga berkembang positivisme yang dipelopori oleh Agustus
Comte. Positivisme merupakan aliran pemikiran (kejiwaan) yang mengajarkan
bahwa ilmu harus dapat membuat hukum-hukumnya. Dengan demikian, hanya
ilmu yang dilengkapi dengan hukum-hukumlah yang berhak diakui sebagai ilmu
pengetahuan.11
3. Aliran Romantisme
9
Ibid
10
Ibid
11
Ibid
5
Aliran romantisme muncul karena reaksi terhadap aliran positivisme dan
juga karena didorong gerakan nasionalisme. Dalam sejarah penulisan sejarah atau
Historiografi, istilah romantik lebih berkaitan dengan sudut pandang politik.
Romantik, yaitu visi yang konservatif mengenai negara dan masyarakat. Penulisan
sejarah romantik adalah produk dan produsen dari historisme. Sedangkan
romantik adalah berkaitan dengan kesadaran historis dan spirit untuk mempelajari
dan menulis masa lampau miliknya sendiri (daerah, negerinya, sukunya atau
bangsanya sendiri). Memang belum bisa ditemukan definisi Historiografi
romantik secara pasti, namun karena bentuk dari ketidaksepakatan dengan aliran
positivisme dan rasionalime, aliran romantik menyatakan tidak benar jika rasio itu
merupakan prinsip yang menentukan segalanya, karena ada faktor yang
terlupakan oleh rasionalisme yaitu sentimen, emosi atau perasaan.12
12
Ibid
13
Ibid
14
Ibid
6
bertentangan dengan psikologi. Sadar atau tidak, setiap orang yang menulis pasti
mempunyai maksud dan tujuan tertentu. Fakta sejarah bukanlah batu bata yang
tinggal dipasang saja, melainkan fakta yang dipilih dengan sengaja oleh
sejarawan. Seperti dikemukakan oleh Carl L. Becker (1873-1945), pemujaan
terhadap fakta hanyalah ilusi. Sementara itu James Harvey Robinson (1863-1936)
mengatakan bahwa sejarah kritis kita hanya dapat menangkap permukaan, tidak
dapat menangkap realitas dibawah dan tidak dapat memahami perilaku manusia.
Atas dasar pemikiran itu maka muncul gagasan barutentang perlunya sejarah baru
atau 'new perpective on historical writing'. Berbeda dengan historiografi modern
yang dipelopori Ranken yang menekankan kritik, maka sejarah baru menekankan
perlunya penggunaan ilmu-ilmu sosial, sekaligus mendekatkan kembali ilmu
sejarah dengan ilmu-ilmu sosial, sehingga seringkali sejarah baru itu disebut
sebagai sejarah sosial. 15
Perkembangan Histiriografi pada abad ke 20 sangat berkembang pesat
karena perkembangan ilmu pengetahuan dan perkembangan metodelogi sejarah
memperkaya Histiriografi. Pada abad ini sejarah lebih membuat penulis baru dan
memunculkan bidang kajian garapan sejarah tematis karena sejarah dikaji secara
khusus yang berorientasi kepada rakyat kecil, atau penulisan sejarah lokal maupun
sejarah tematis lainya. Sehingga memunculkan aneka ragam histiriografi modern
sehingga penulisan sejarah beraneka ragam tetapi tidak lepas dari metodelogi
penelitian. Ciri-ciri historiografi abad 20:16
1) Muncul ketika dikenalkannya pendekatan-pendekatan baru dalam sejarah
ekonomi dan sejarah intelektual.
2) Menaruh perhatian terhadap studi sejarah sebagai past politics (politik
masa lalu).
3) Penulisan sejarah sudah mulai dilakukan secara mikro.
4) Histiriografi sejarah sudah mulai dilakukan secara lokal, mulai
mempedulikan sejarah lisan.
5) Penulisan sejarah tidak hanya fokus pada orang-orang yang berkuasa saja
tetapi juga orang-orang atau rakyat kecil.
6) Sudah bayak dilakukan penulisan sejarah ekonomi, intelektual.
7) Penulisan sejarah berorientasi pada pokok persoalan penelitian tertentu.
8) Menggunakan ilmu – ilmu sosial lain sebagai konsep dan teoritis.
15
Ibid
16
Nandia Fitri, “Perkembangan Historiografi abad 19 dan 20”. Diakses dari
http://nandiapitri.blogspot.com/2015/09/perkembangan-historiografi-abad-19-dan.html pada
tanggal tanggal 12 Oktober 2018 pukul 19:08 WIB
7
Aliran abad ke 20. Pada abad ke 20 lahirlah 2 teori, yaitu:17
a. The New History
Aliran New History berasal dari sekelompok sejarawan Amerika James H.
Robinson, Fredick jackson Turner, Charles Beard dan Vernon L. Parrington. Yang
menyatakan bahwa sejarah tidak lagi hanya berkenaan dengan kegiatan pilitik,
tetapi sejarah mencakup semua bekas dan peninggalannya yang pernah difikirkan
dan dilukiskan manusia sejak ia dilahirkan ke bumi, serta mencakup seluruh
rekonstruksi tentang seluruh aspek kegiatan manusia, terutamaperluasan cakupan
sejarah sosial seperti kebiasaan, emosi, mentalitet dari orang yang tidak di kenal
sekalipun. Aliran ini merupakan sumbangan terpenting dalam penulisan sejarah
kritis abad ke-19, karena selain mengandalkan data dokumen, tetapi juga
memperhatikan fakta-fakta sosial dan ekonomi melalui statistik dan data lapangan
seperti yang dikerjakan oleh ilmuwan sosial pada umumnya, serta lebih
menekankan kepada sejarah tematis.
b. Aliran Annales
Aliran Annales di Perancis yang di pelopori oleh Marc Bloch dan Lucien
le Febvre melalui jurnal ilmiahnya dengan nama Annales. Pada penulisannya
lebih menekankan kepada rangkaian unit-unit yang homogen dengan menguji
koherasi dan ketepatan analisis jangka panjang dengan perhitungan data statistik.
Aliran ini telah memberikan sumbangan yang berarti untuk histiriografi abad 20
yang modern dalam artian sesungguhnya khusus dala bidang kajian ekonomi dan
sosial. Aliran annales lebih bertolak kepada implikasi metodelogis yang membuat
sejarawan lebih bersungguh-sungguh dalam penelitiannya, penelitian sejarah itu
adalah manusia dan waktu yang dikenal dengan istilah “ History is a science of
men in time “ Annales berhasil berhasi mengembangkan studi sejarah sosial yang
menghasilkan cabang-cabang studi sejarah yag dikenal sejarah tematis.
Sumbangan terbesar dari Annales ini adalah kepeloporan dalam mengabunggkan
berbagai pendekatan ilmu-ilmu sosial dalam studi sejarah, sehingga melahirkan
konsep-konsep teoritis, sehingga menghasil garapan tersendiri yang dikenal
dengan “ No Theory, no History” fernand Braundel menegaskan bahwa sudah
saatnya sejarawan harus melengkapi dirinya dengan konsep-konsep teoritis untuk
menggarap bahan studinya.
17
Ibid
8
nantinya lebih bisa memahami mengenai penyebab perbedaan aliran yang ada
pada Historiografi Eropa modern.
1. Voltaire (1694-1778)
Voltaire merupakan nama samaran dari Francois Marie Arouet yang lahir
pada 1694. Dia sempat bersekolah di Louis Le Grand. Ayahnya berharap ia
mampu menjadi ahli hukum, namun ternyata dia tidak tertarik menjadi ahli
hukum, dia lebih memilih bidang sastra. Karya pertamanya merupakan sebuah
puisi yang berjudul Hendiade (1728), puisi ini berisi tentang pandangan mengenai
siksaan berdasarkan agama pada abad 16, ini merupakan bentuk cintanya pada
toleransi dan antipatinya terhadap agama. Secara unik Votaire mewujudkan
suasana pencerahan bagi Prancis. Wataknya sangat militan dan penanya tajam. Ia
melancarkan serangan terhadap Raja Luis XV dan gereja Katolik Perancis.
Karyanya surat filsuf saran dengan kritikan dan penuh pujian untuk toleransi.
Karyanya yang lain seperti Candile (1759) dan Philosophical Dictionary (1764),
merupakan kritik terhadap teologi Kristen. Pada tahun 1778 Voltaire meninggal
dan dikenang sebagai orang yang berpihak pada rakyat. Voltaire merupakan tokoh
rasionalis, ia seorang sejarawan yang berpandangan maju dan sekuler, yang hanya
mengakui akal manusia yang dapat menuju kemajuan proses sejarah manusia
untuk mencapai masa depan gemilang. Karya Voltaire memiliki ciri sebagi
berikut:18
a. Cosmopolitan, yaitu pandangan yang luas dan tidak terikat pada suatu
tempat bangsa atau suku tertentu.
b. Universal, yang berarti membicarakan atau membahas manusia secara
umum.
c. Karyanya tidak disusun secara kronologis melainkat tematis, maksudnya
berisi gambaran gaya hidup sesuai tren dalam historiografi Eropa pada saat
itu.
d. Bahan-bahan yang digunakan untuk menyusun karyanya diperoleh dari
karangan atau tulisan etnografi.
Karya Voltaire:
18
Hari Windscale, Op Cit
9
Auguste Comte juga disebut sebagai bapak ilmu Sosial. Dalam sejarahnya
Comte membuat periodisasi sejarah menjadi tiga jaman yaitu:19
1) Jaman teologi, yaitu suatu jaman ketika masyarakat hanya percaya bahwa
segala sesuatu di dunia ini digerakan oleh kekuasaan super natural.
2) Jaman metafisis, yaitu jaman ketika masyarakat masih percaya adanya
kekuatan diluar fisika yang tidak tampak, sebagai penggerak dinamika
kehidupan ini.
3) Jaman rasionalisme, yaitu jaman ketika masyarakat hanya percaya bahwa
dinamika di dunia ini, termasuk benda benda mati kekuatanya terletak
pada hukum alam itu sendiri.
Ada juga tokoh yang merupakan pengikut Comte yaitu Henry Thomas
Bukle, dengan karyanya yang berjudul 'History of Civilization in England'. Buku
itu berisi sejarah perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi dengan mencari
faktor-faktor pendorongnya. Kemudian juga terdapat karya dari tokoh lain yaitu
N.D.F, de Coulanges dengan bukunya yang berjudul 'The Ancient City', dalam
buku itu menyetakan bahwa penulisan sejarah Yunani dan Romawi sangat
dipengaruhi oleh agama (Kristen abad pertengahan).20
19
Ibid
20
Ibid
21
Ibid
10
1) Sejarah sarwajagat ialah suatu keinginan yang bisa menjadi kenyataan,
tetapi menuntut suatu gabungan diantarapemikiran sejarah tentang
falsafah, fakta-fakta mestinya dipahami dan diceritakan dengan jelas,
dilihat dari dalam bukan dari luar saja.
2) Hendaknya mempunyai sangkaan lebih dahulu terhadap suatu ranacangan.
Apakah ia menunjukan suatu kemajuanatau menunjukan suatu yang
sedang maju menuju kelahirannya.
3) Ada ketidakrasionalan manusia yang lahir akibat hawa nafsu, kejahatan,
dan ketamakan.
11
Febvre dihabiskan dengan belajar di Lycee louis – le – Grand dan ketika sudah
menanjak remaja, pada umur 20 tahun dia pindah ke paris untuk masuk di Ecole
Normale Supreiure. Ketika di sana, Febvre memfokuskan diri belajar mengenai
sejarah dan geografi. Febvre telah menelorkan pandangan modernisme yang itu di
luar pandangan sejarah yang kolot dan kuno.23
Dia tidak menyukai penggabungan – penggabungan dan rekonstruksi
sejarah hanya berdasarkan pada peletakan fakta – fakta yang sistematis dan
monoton. Lucien Febvre lebih menyelaraskan rekonstruksi fakta – fakta sejarah
dengan dibumbui oleh teori – teori sosial seperti antropologi, sosiologi, ekonomi,
geografi, filologi dan lainnya. Ini terlihat pada karya tesisnya yang berjudul Philip
the Second’ dan ‘France-Comte’ yang diterbitkan tahun 1911 . Tesis ini
menggambarkan apa yang Febvre katakan sebagai pendekatan sosial dalam
penulisan sejarah. Febvre merekonstruksi kehidupan penduduk desa dan kota
dalam sebuah provinsi tradisional kecil di Prancis dengan cara menyelaraskan
fakta-fakta dengan keadaan geografi dan lingkungan dalam masa itu. Pemikiran
yang mempengaruhi Febvre pada saat kemudian adalah mengenai Teologi atau
lebih spesifiknya mengenai protestanisme. Ada beberapa penelitian yang
dilakukan Febvre untuk studi mengenai teologi ini. Dia berusaha mengungkap
bagaimana agama diterjemahkan oleh para biarawan dan pendeta – pendeta yang
kemudian disampaikan ke masyarakat umum. Febvre sendiri menolak anggapan
bahwa ada kekuatan – kekuatan di luar manusia. Dia sangat tidak setuju dengan
terkekangnya manusia dengan agama dan cara berpikir kuno. Hal ini akan sangat
berbahaya jika diterapkan pada kondisi masyarakat modern. 24
Febvre semakin terjebak dalam periode abad renaisans dan reformasi. Lalu
muncullah biografi mengenai Martin Luther. Buku ini berjudul Martin Luther : A
Destiny. Luther dikenal sebagai tokoh reformasi agama Kristen dari dikotomi
religiusitas. Pendukungnya memang banyak tetapi musunya juga banyak.
Nietzsche pun sebagai kritikus moralitas terkejam mengakui bahwa karya-karya
Luther merupakan karya-karya pedoman sekaligus karya sastra terbaik. Orang-
orang berpendapat bahwa karya terbaik Febvre sekaligus terkontroversial adalah
The Problem of Unbelief in The Sixteenth Century yang mencermati bahwa
tuduhan Abel Lefrance terhadap Gargantua dan Pantagruel karya Francois
Rebelais sebagai serangan terhadap Kristen adalah tak berdasar. Dia menunjukkan
bahwa tuduhan yang ditunjukkan kepada Rebelais adalah ambigu setelah
menjelaskan ide-ide para penerbit kecil, teolog, kontroversialis dan penyair.
“Ateis” dijelaskan hanya sebagai rasa ngawur untuk menibulkan pelbagai
kontroversi seputar itu. Febvre menolak alasan bahwa krya itu adalah karya
seorang ateis. Menurutnya karya itu merupakan karya seseorang yang dipengaruhi
oleh tradisi umum abad pertengahan memparodikan yang sakral. Akibat
tanggapannya ini Febvre mendapat kritik tajam sekaligus membangun diskusi
23
Nandia Fitri, Op CIt
24
Ibid
12
lebih lanjut mengenai masalah ini. Ada satu karya Febvre yang tidak dibahas oleh
Marnie Hughes Warrington yaitu The Coming Of the Books. Buku ini dibuat
berdua dengan Henri Jean Martin. Buku ini menarik karena membahas tentang
perkembangan peredaran buku yang menjadi awal mula kapitalisme cetak
berkuasa di dunia. Ada yang membuat buku-buku meledak dalam kurun waktu
1500-1600. Ini disebabkan pada saat itu Eropa sedang berada dalam ledakan
kesejahteraan. Sehingga usaha percetakan menjadi alat komoditas para borjuis
untuk mengendalikan kapitalisasi. Penulis terlaris dalam kurun waktu 1500-1550
adalah Martin Luther. Di antara selutuh buku berbahasa Jerman yang terjual
antara tahun 1518-1525 buku Luther mencapai sepertiganya. Anderson
mengungkapkan 3 fakta menarik tentang bahasa cetak. 25
1) mereka menciptakan ajang pertukaran dan komunikasi terunifikasi di
bawah bahasa Latin dan di atas bahasa ibu-ibu lisan.
2) Kapitalisme cetak memberikan kepastian baru kepada bahasa, membentuk
membangun bangsa.
3) Kapitelisme cetak menciptakan bahasa kekuasaan yang jenisnya berlainan
dengan bahasa ibu yang dipakai dalam urusan administratif.
Tidak dapat dipungkiri bahwa Febvre memberikan sumbangsih yang besar
dalam perkembangan substansial sejarah. Sekilas kalau kita melihat Febvre kita
menampilkan sosok Sartono Kartodirjo. Dua-duanya tidak selalu mengkultuskan
seseorang dan selalu terlibat dalam substansi politik. Terakhir, Kant menjelaskan
bahwa melihat sejarah perlu memenuhi 2 persyaratan, sebagai filsuf : memahami
apa yang penting dalam kehidupan manusia, sebagai sejarawan : dapat
menggabungkan sejarah dari semua zaman dan semua manusia dalam arti
keseluruhan.
6. Marc Bloch
March Bloch lahir di Perancis pada tahun 1886. Dia adalah putra dari
Gustave Bloch, seorang Profesor bidang sejarah kuno keturunan Yahudi.
Walaupun seorang sejarawan, Bloch juga memberikan kontribusinya pada Prancis
ketika Perang Dunia II sebagai tentara berpangkat Sersa. Ketika belajar di Ecole
Normale, Bloch menyelenggarakan debat antara sejarawan Belgia dan Prancis
tentang hakikat dan natur sejarah. Ketika dia memformulasikan pandangan-
pandangannya sendiri tentang sejarah, Bloch mulainya dengan membandingkan
antara sejarah (ilmu sosial) dengan sains (ilmu alam). Menurutnya, sejarah dan
sains memiliki perbedaan dalam menyelesaikan suatu fenomena. Dia berpendapat
bahwa sains hanya mempersepsi fenomena yang ada hanya dengan kesadarannya,
sedangkan sejarah mempersepsi fenomena yang terjadi dengan kesadarannya
maupun kesadaran para agen sejarah. Ini berarti bahwa menurutnya, keragaman
interpretasi terhadap kejadian atau fenomena yang telah terjadi dimungkinkan.
25
Ibid
13
Melalui penelitian terhadap catatan milik gereja di Paris, Bloch mencoba
menghasilkan laporan sistematis tentang aspek sosial, legal, dan ekonomi dari
seseorang yang terbebas terhadap jerat feodalisme di daerah tertentu. Selama
setahun dia membuat peta yang menggambarkan lenyapnya perbudakan di Ile-de-
France dan mengamati hakikat dan natur perbudakan di sana. Setelah itu, karya-
karya Bloch semakin banyak diantaranya adalah: ladang-ladang terbuka dan
tertutup di pedesaan Prancis, pembukaan tanah di sekitar Paris abad XI dan XII,
peran pendeta dalam masyarakat dan ekonomi, kaitan antara monarki dan kaum
tani, bentuk-bentuk peradilan feodal, dll. Dalam artikel pertamanya Blanche de
Castille et les serfs du chaptire de Paris, dia mengemukakan bahwa ordonansi
kerajaan tahunn 1251-1252 yang membebaskan beberapa petani, adalah
merupakan tindakan monarki yang lemah. Dalam artikel-artikel yang dibuatnya,
Bloch memberikan bukti-bukti yang mengagumkan hasil dari studi kritisnya. 26
Dalam karyanya yang berjudul Les forms de la rupture de l’hommage dans
l’ncien droit feiodal, dia memberikan sudut pandang yang berbeda dalam
menyajikan masalah dalam sejarah. Melalui karyanya tersebut, Bloch berpendapat
bahwa beragamnya tata cara masyarakat menentang jerat feodal menjadikan bukti
bahwa peraturan dan praktek feodal tidak sama antara satu daerah dengan daerah
lainya. dia juga menulis karya yang berjudul Les rois thaumaturges. Dalam
karyanya ini, Bloch menilik dari kedokteran, psikologi, ikonografi, dan
antropologi. Dia menganalisis asal usul, perkembangan, dan lenyapnya
kepercayaan di Inggris dan Prancis pada kekuatan mukjizat kerajaan dalam
mengobati penyakit radang kelenjar (Scrofula, seperti TBC). 27
Bloch juga menulis tentang peran perbandingan dalam sejarah. Meskipun
dia bukan pencetus metode perbandingan, Dalam Pour une histoirie compareie
des societies europeienes, bahwa masa depan sejarah tergantung pada pemakain
metode perbandingan. Dalam karyanya ini terdapat 2 cara perbandingan. Pertama,
mereka bisa mencari fenomena universal dalam budaya-budaya yang jauh masa
ruangnya. Kedua, mereka bisa melakukan studi paralel terhadap masyarakat-
masyarakat yang semasa. Bloch lebih memilih cara yang kedua, karena
menurutnya itu lebih memberikan hasil yang lebih banyak dan lebih jelas.28
26
Ibid
27
Ibid
28
Ibid
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
15
DAFTAR PUSTAKA
16