Puji syukur kami ucapkan kepada Allah Swt. Karena atas segala limpahan
rahmat dan hidayah-nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini
dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat
dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi para
pembaca dalam mata kuliah Sejarah Eropa. Harapan kami, semoga makalah ini dapat
membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan, karena pengalaman yang
kami miliki masih sangat kurang. Oleh karena itu, kami harapkan kepada para
pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini. Akhirnya, hanya kepada Allah kami bersyukur atas
selesainya makalah ini, semoga Allah Swt. Memberikan petunjuk kepada kita semua.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemikiran modern lahir dari konteks sosial, politik, religius, ilmu
pengetahuan dan ekonomi zamannya yang ditandai oleh berbagai fenomena
(berakhirnya dominasi Gereja dan aristokrat dalam berbagai bidang, reformasi dan
kontra-reformasi, emansipasi kelas-kelas sosial, pembaruan tatanan politik,
revolusi ilmu pengetahuan.
Masalah kerancuan dalam pengertian istilah modern bisa membawa
implikasi yang sama seperti penggunaan istilah tradisional . Istilah modern
membicarakan identik dengan pengaruh ide-ide Barat yang besar-besaran dan
dikenakan untuk merasionalkan perkembangan sistem kapitalisme dalam semua
aspek kehidupan masyarakat. Dengan banyaknya ide-ide yang muncul maka
perubahan dalam setiap peristiwa atau kejadian selalu mengalami perubahan
disepanjang masa.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalahnya adalah :
1. Apa itu sejarah pemikiran?
2. Jelaskan peran ide dalam sejarah !
A. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1. untuk mengetahui apa itu sejarah pemikiran;
2. untuk mengetahui peran ide dalam sejarah.
B. Manfaat Penulisan
Penulisan makalah ini bermanfaat menambah pengetahuan bagi penulis
maupun pembaca mengenai apa itu Sejarah Pemikiran dan Peran Ide dalam
Sejarah, serta bisa menjadi bahan rujukan dikemudian hari.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Ada berbagai istilah tentang sejarah pemikiran dalam bahasa Barat. Sejarawan
Amerika dan Eropa menggunakan istilah yang berbeda-beda untuk menyebut
sejarah pemikiran. American Historical Association misalnya, yaitu suatu
organisasi profesi sejarawan Amerika menyebutnya “Sejarah kebudayaan”
(cultural historical) atau “Sejarah ide-ide sosial” (the sosial ideas).
Para sejarawan Eropa menyebut istilah yang berbeda-beda untuk sejarah
pemikiran, dalam bahasa jerman sejarah pemikiran disebut Ideen-Geschicte atau
Geistesgeschichte (Sejarah Ide-ide), dalam bahasa Belanda disebut
Beschavingsgescheiedenis (sejarah peradaban), dalam bahasa Prancis histoire de
la panse, dan di Indonesia sendiri pada umumnya sejarah pemikiran sebagai salah
satu cabang studi sejarah yang relative baru diperkenalkan diperguruan tinggi
yang seringkali juga disebut dengan Sejarah Intelektual (Intellectual History).
Sejarah intelektual adalah benar-benar bagian dari sejarah, bagian dari usaha
untuk memahami pengalaman-pengalaman manusia di masa lampau. Sejarawan
intelektual lebih merupakan seorang pemakai dari pada penghasil metode-metode,
demikian pula ia tak dapat menuntut suatu bukti khusus jenis apapun sebagai
miliknya secara khusus. Perbedaannya pada aspek masa lalu, setelah menyatakan
hal diatas nama sejarawan intelektual tampaknya tidak menarik kesalahpahaman
yang sama-sama tidak dirasakan, dan istilah sejarah pemikiran digunakan sebagai
pengganti. Sejarah pemikiran adalah nama yang pada tahun 1920-an dipilih oleh
filsuf Amerika untuk menunjuk pada pendekatannya sendiri yang aneh terhadap
kehidupa masa lalu. 1
Walaupun istilah sejarah pemikiran mempunyai penekanan arti yang berbeda-
beda menurut tradisi akademik dimasing-masing Negara, namun para ahli
umumnya sepakat dalam satu hal, bahwa sejarah pemikiran atau sejarah
intelektual selalu mengacu pada data sejarah yang berkenaan dengan kegiatan
fikiran manusia sebagai salah satu kekuatan sentral dalam perubahan sejarah dari
1
Gardiner yuliet. 1996. Sejarah dewasa ini. Jakarta : dapatermen pendidikan dan kebudayan. Hal. 143-
150
masa ke masa. Ringkasnya sejarah pemikiran seperti yang dikatakan oleh Barnes
(1963) ialah:
“A review of the transformation of ideas, beliefs, and opinions held by
intellectual closes to primitive times to our own” (suatu tinjauan tentang
transformasi perubahan gagasan, kepercayaan, dan pemikiran yang dihasilkan
oleh kelas intelektual dari masa lampau sampai ke masa sekarang).
Pengertian umum dari sejarah pemikiran ialah sejarah ide-ide atau pemikiran
besar yang berpengaruh pada suatu zaman karena mendorong terjadinya
perubahan sejarah umat manusia dari masa ke masa. Bisa dalam perubahan dalam
level budaya pola pikir atau minset dan prilaku.
5. Cita-cita versus Kenyataan ― Ideals versus Ralities; Das Sollen v.s. das Sein.
Mirip dengan butir di atas, kenyataan tak selalu sesuai dengan yang dicita-
citakan, sehingga orang memutar otak mencarikan solusi terbaru. Ide-ide
Marxisme lahir dari kondisi semacam ini. Perlombaan kapitalisme
mengumpulkan kekayaan ternyata hanya menguntungkan orang kaya, kaum
pemodal (kapitalis), dan menekan kaum pekerja atau buruh atau petani.
Marxisme hadir membela mereka. Begitu juga konsep ekonomi Merkantilisme
(peran negara/ pemerintah dalam ekonomi) yang semula didukung dan dipuja
jadi bergeser kepada tangan swasta. Sejak itu lahir gagasan kapitalisme,
kebebasan pada pasar yang kemudian mengukuhkan jalan kapitalisme.
6. Gagasan sebagai Mode― Ideas as Fads.
Ada gagasan-gagasan yang beredar hanya sekedar gaya hidup atau “mode”
sezaman lalu hilang, seringkali disebabkan ide itu sekedar gaya dan
pemahaman yang dangkal. Paling umum dalam hal ini adalah ide tentang mode
penampilan (pakaian, rambut atau arsitektur rumah dll). Juga ide-ide hanya
sekedar slogan, tetapi dalam kenyataanya tidak ditemukan. Maka ada zaman di
mana orang mengelu-elukan “sifat ketuhanan” (agama) sebagai pandangan
hidup untuk segala-galanya seperti Abad Tengah, tetapi kemudian karena
disalahgunakan, orang meninggalkannya. Lalu muncul Proetstan. Bukan
agama, tetapi menurut kaum pembaharu “akal” lebih unggul dari Tuhan Abad
Pencerahan. Itulah terjadi saat lahirnya Renaisans Eropa. Ada zaman dimana
semua bicara “modernisasi” “pembangunan”, serba “Pancasila” dan sekarang
“globalisasi”, dll. Tapi itu kemudian dikritik dan perlahan-lahan ditinggalkan.
7. Suasana Hati Orang Banyak ― Popular Mood.
Ada zaman di mana toleransi dan tenggang rasa terhadap orang lain
dianggap pantangan dan memalukan. Mereka yang terlalu memikirkan orang
lain itu dosa. Sikap egoistis lebih menonjol karena minimnya stadar moral
universal. Rezim kolonial dan pengusaha tidak mengenal belas kasihan
terhadap kaum pribumi (“inlander”). Kaum penjajah memliki fasilitas istimewa
dan pribumi tak boleh ada disana. Ketika Multatuli (pejabat Belanda yang
legendaris) itu membela pribumi, ia dikucilkan oleh pemerintah dan
dipulangkan ke negerinya. Banyak orang yang sulit menerima kenyataan
perbedaan. Itu sering terjadi pada sikap penguasa gereja terhadap umatnya dan
terhadap umat non Nasrani. Tiga aliran besar totaliterian di Eropa seperti:
Fasisme Itali, Nazisme Jerman dan Komunisme Rusia, sangat kejam dan
memusuhi semua orang di luar aliran mereka. Di Indonesia ada zaman di mana
orang mengucapkan “assalamu’alaikum” dan berjilbab dihina dan dicemooh. Di
zaman reformasi sekarang mood orang banyak lebih kuat dari kebijakan
pemerintah, sehingga sering terjadi pembangkangan umum terhadap peraturan
atau aksi protes karena pelayanan publik dan sarana umum tidak diperhatikan
oleh pemerintah. Karena jalan sudah rusak parah dan orang sudah muak, maka
menanam pohon pisang atau apa saja di tengah jalan becek di di pinggir kota
atau menyegel gedung pemerintah yang mereka anggap kebijakannya tidak
peduli dengan kepentingan publik, seperti jalan rusak.
DAFTAR PUSTAKA
Bernard Noling, “The Role of Ideas in History”, Chap. 6 dari bukunya Toward
A Better Understanding of History (Notre Dame, Indiana: University of
Notre Dame Press, Cetakan ke-4, 1967).
Munir, Misnal. 2012. Ide-Ide Pokok dalam Filsafat Sejarah. Jurnal Filsafat. Vol. 22
No. 3. Hal. 273-299.