Anda di halaman 1dari 8

A.

Kedatangan Bangsa Barat di Asia Selatan

Sebelum Timurlenk menguasai india dan sebelum Babur mendirikan


kesultanan di Mogul di India, para pelaut Portugis telah lebih dahulu menduduki
India. Ketika Vasco da Gama telah melintasi Tanjung Harapan untuk kemudian
mendarat di Calicut dengan armada empat kapalnya pada 1498, India Selatan
berada pada kekuasaan Hindu di bawah Vijayanagar. Sementara India Utara
sedang dikuasai dua kekuatan. Pertama sebuah kesultanan Gujarat yang kaya yang
terletak di pesisir barat India. Kesultanan itu merupakan sebuah konfederasi baru
raja Rajput dibawah mewar yang merupakan bagian kesultanan Delhi yang telah di
bangun kembali oleh Ibrahim Lodi, setelah serbuan Timurlenk. Yang kedua adalah
sebuah kesultanan Benggala yang merdeka. Diantara dua kawasan Utara dan
Selatan penguasa muslim Bahmani di Dekkan telah membaginya menjadi tiga
negara, yang kemudian menjadi lima negara. Yaitu, Bijapur dan ahmadnagar
dibagian barat, Golconda dibagian timur, dan Bidan dan Benar dibagian tengah.

Tekanan mereka ke selatan, ke daerah kekuasaan Vijayanagar menghasilkan


keuntungan harta dan dana, tetapi kekaisaran Hindu telah berhasil membentuk
persekutuan para penguasa Hindu. Pemimpin kekaisaran Hindu itu telah
menghadapi musuh mereka, penguasa Islam yang berada di utara mereka. Tetapi di
Callicut telah datang para petualang dari Portugis, karena terpesona dan iri hati
pada kemakmuran Italia, yang mendapat keuntungan dari perdagangan dengan
India Timur. Ekspedisi yang datang kemudian setelah Da Gama tidak berhasil
dalam usaha ikut membuka pusat dagang disana, dan berhasil membangun sebuah
pangkalan kecil namun kuat didekat Cochin.

Pada tahun 1509 Alfonso Albuquerque memulai usahanya untuk menguasai


perdagangan Portugis di kawasan timur. Dengan bantuan orang-orang Hindu, dia
berhasil menguasai pelabuhan Goa pada 1510. Selanjutnya sultan Gujarat
mempersiapkan untuk membuka pelabuhan Diu untuk mereka, karena tidak
menyukai pedagang arab dan khawatir akan keterlibtan pasukan Turko-Mesir.
Setelah berhasil menaklukkan Malaka dengan susah payah, berarti
Albuquerquetelah menuntaskan ambisinya untuk menguasai jalur perdagangan
rempah-rempah di kawasan Timur. Sebelum itu, dia telah berhasil mengontrol jalur
perdagangan di Teluk Persia setelah berhasil menguasai Ormuz, dan setelah
sebelumnya gagal menduduki kepulauan Sokotra dalam upaya menguasai jalur
perdagangan di laut Merah. Ini berarti seluruh jalur perdagangan rempah-rempah
dari Timur berada dibawah kontrol dari para pelaut Portugis. Setelah menguasai
jalur pelayaran di Laut Arab.

B. Alasan Bangsa Barat ke Asia Selatan

Ada tiga alasan mengapa bangsa-bangsa Eropa yang beragama kristen


beralayar ke negeri-negeri timur, alasan mereka biasa dikenal dengan Gold, Glory,
Gospel. Gold berarti emas, meruapakan simbol kekayaan, yang didapatkan dari
perdagangan rempah-rempah maupun komoditi lain. Glory, merupakan simbol dari
hasrat untuk membalas bangsa-bangsa barat kepada bangsa Islam di masa lalu.
Gospel, yang berarti kitab suci, merupakan semangat untuk menyebarkan agama.

Semenjak dikuasainya jalur perdagangan rempah-rempah oleh para


penguasa muslim, bangsa-bangsa di Eropa berbondong-bondong mencari alternatif
baru jalur perdagangan melewati laut. Pelayaran bangsa-bangsa Eropa melewati
samudera Atlantik, Hindia hingga sampai pada kawasan yang sering didengung-
dengungkan sebagai kawasan timur, yaitu kawasan sumber utama rempah-rempah.
Mereka mengesampingkan ketakutan-ketakutan terdahulu seperti bentuk bumi
yang datar dengan ujung yang berjurang, berbagai rintangan selama perjalanan laut
dengan semangat akan mendapatkan rempah-rempah yang berharga selain sebuah
pengabdian terhadap agama Kristen yang mereka anut dalam upaya
penyebarannya. Awalnya orang mengira bila melakukan perjalanan terus menerus
akan terjatuh bila sudah sampai di ujung bumi, karena mereka berpikir bumi itu
datar seperti koin. Penjelajahan pertama (1492) dimulai oleh bangsa Portugis dan
Spanyol atas perintah Ratu Issabella. Penjelajahan tersebut banyak menemukan
daerah baru yang sebelumnya belum pernah terjamah orang Eropa, seperti benua
Amerika. Pelayaran tersebut kemudian diikuti juga oleh Inggris, Belanda, Perancis,
dan Jerman. Selain itu, datangnya Inggris ke India dikarenakan juga oleh faktor
kekosongan kas Negara-negara di Eropa akibat kekalahan pasca perang salib.
Karena perdagangan dari timur jauh melalui timur tengah ditutup akibat jatuhnya
Konstantinopel ke tangan Turki Usmani, maka untuk mencari keuntungan yang
besar, mereka mencari jalan untuk merebut daerah penghasil rempah-rempah yang
bisa dijual di Eropa. Daerah penghasil rempah-rempah, yaitu nusantara telah
dikuasai Pemerintahan Hindia Belanda, maka Inggris menguasai daerah India yaitu
daerah transit komoditas perdagangan sebelum dikirim di Eropa.

Faktor lainnya adalah kemudahan pelayaran yang terjadi setelah dibukanya


Terusan Suez di Mesir oleh Ferdinand de Lessep, membuat singkat rute pelayaran.
Untuk dapat ke wilayah timur jauh tidak perlu lagi mengelilingi benua Afrika.
Sebab lebih lanjut terjadi setelah terjadinya revolusi di Inggris, India dijadikan
daerah sumber bahan baku dan juga daerah pemasaran hasil industri.

Semangat mencari kejayaan bagi negara di Eropa seperti Inggris, Prancis


dan Belanda dalam upaya penyebaran pengaruh di penjuru dunia juga menjadi
penyebab utama pelayaran bangsa-bangsa barat termasuk di dalamnya adalah
upaya penguasaan Asia Selatan. Dalam hal ini, di samping penguasaan teknologi
yang mutakhir dan segala jenis keunggulan di bidang social dan pengetahuan,
bangsa-bangsa di Eropa berusaha untuk menyebarluaskan nama dan pengaruhnya
ke penjuru dunia, tersmasuk Asia Selatan.

Pada tahun 1658 Inggris mendarat di Surate dan Calcutta, disambut baik
oleh jahangir, tetapi Shah Jahan menolaknya dengan keras. Pada tahun 1644
armada dagang Portugis mendarat di Madras. Disusul oleh armada dagang
Denmark yang mendarat di Tranquebar. Kemudian disusul oleh Perancis dan
Belanda tahun 1674 dan 1656. Sejak saat itu Asia Selatan telah menjadi jarahan
bangsa-bangsa Barat dengan semboyan Gold, Glory, Gospel. Niat pertama mereka
saat itu adalah berdagang, kemudian berubah menjadi kolonialisasi dan akhirnya
imperialisme.

Pada abad ke 15 seorang pendeta dari Inggris yang bernama Santo Thomas
datang ke India untuk menyebarkan agama Kristen. Kemudian disusul oleh penyiar
agama Kristen dari portugis yang bernama Santo Francis Xavier, yang tiba di Goa
disekitar masa pemerintahan sultan Akbar. Dengan bangga Da Gama melaporkan
petualangannya demi tujuan “Demi Agama Kristen dan Rempah-rempah”. Selama
berabad-abad Callicut merupakan wilayah dagang yang sangat murah.waktu Da
Gama sampai disana, disana telah hidup warga Kristen dan Islam yang tinggal
dengan damai, tetapi mereka memberikan reaksi keras terhadap keagresifan
pedagang Portugis, sehingga mengancam keselamatan mereka.

Ratu Elizabeth dari Inggris sudah berusaha menjalin hubungan baik dengan
India sejak pemerintahan Akbar. Ratu tersebut pernah meminta kepada Akbar agar
Inggris mendapat kesempatan yang sebanyak-banyaknya untuk berdagang di
India.1) Akhirnya pada tahun 1600 Inggris berhasil mendirikan English East India
Company (EIC) kemudian menyusul Prancis mendirikan Compaignie des Indes
juga VOC Belanda. Mereka makin bersaing dengan ketat, tidak hanya berdagang
tetapi mereka juga meperluas daerah kekuasaannya. Namun Belanda dan Perancis
mengundurkan diri, sehingga situasi tersebut memperkokoh kekuatan Inggris di
India.
Beberapa faktor yang mempermudah Inggris menguasai India yaitu satu
peristiwa penting yang paling menentukan adalah perang tujuh tahun (1756-1763)
antara Inggris dan Perancis yang menjalar sampai ke Amerika dan India akhirnya
dimenangkan oleh Inggris. Dengan kemenangan ini Inggris memperkuat daerah
jajahannya yang dipimpin oleh Robert Clive. Nama Robert Clive makin harum
ketika ia berhasil mengatasi “The Tragedy of The Black Hole” di India. Peristiwa
itu terjadi karena Raja Benggala yang menyerang tentara Inggris di
daerahnya.dalam waktu 6 hari Inggris berhasil dikalahkan dan 140 orang tawanan
disekap dalam satu kamar penjara yang kecil.

C. Bangsa Barat di Asia Selatan

Sejak tahun 1500-an, Inggris mulai melakukan perluasan wilayahnya untuk


mencari daerah koloni agar mendapatkan rempah-rempah dan dapat menyediakan
bahan industri dan dapat menjual produknya ke pasaran dunia. Dengan
menggunakan semboyan Imperialisme kuno yaitu gold, gospel, dan glory inggris
mulai mengontrol daerah koloni di bawah kekuasaannya. Pada saat Inggris datang
ke India, di sana telah dikuasai oleh sebuah dinasti Islam, yaitu dinasti Mughal.

Britania raya yang mempunyai wilayah-wilayah koloni hampir di seluruh


belahan dunia memiliki sebuah ungkapan yang digunakan untuk menjulukinya “
the sun never sets on the British Empire ”. India sendiri dijuluki sebagai mahkota
emas Inggris karena memberikan keuntungan yang sangat besar bagi Inggris.

British Empire yang pertama masih bermotifkan ekonomi (merkantilisme)


demi kepentingan monopoli ekonomi. Untuk melancarkan kegiatan tersebut, maka
pada tahun 1600 Inggris membentuk kongsi dagang untuk India yaitu EIC (East
India Company) ketika Ratu Elizabeth I berkuasa. EIC membangun pos-pos niaga
di sebagian wilayah perkotaan India.

Pada pertengahan tahun 1700-an Dinasti Mughal di India yang berada di


bawah kekuasaan Sultan Ahmad mulai melemah pengaruhnya. Sehingga pada
tahun 1830, EIC mengambil keuntungan dari melemahnya Dinasti Mughal dengan
mengambil alih kekuatan politik dan militer. Pengambilalihan kekuasaan oleh
inggris ini, terutama EIC, yang meliputi kekuasaan ekonomi, keamanan, dan
pemerintahan menimbulkan pemberontakan yang dilakukan oleh tentara India
dalam kemiliteran Inggri s pada tahun 1857, yang disebut pemberontakan Sepoy
atau Great Indian Mutiny.
Faktor yang menyebabkan pemberontakan Sepoy pemberontakan sepoy
disebabkan oleh faktor secara tidak langsung dan faktor langsung. Faktor tidak
langsungnya adalah karena penerapan kebijakan pemerintahan EIC yang
berdampak pada perubahan-perubahan struktur sosial, ekonomi dan politik dalam
masyarakat India yang memunculkannya benih-benih kebencian terhadap Inggris
atas kontrol dan kelakuan mereka di tanah India, sehingga pemberontakan-
pemberontakan kecil mulai muncul secara bertahap. Sedangkan faktor secara
langsung adalah dibubarkannya satu pasukan sepoy yaitu pasukan kavalery ke 3
secara tidak hormat. Isu agama yang menyangkut orang Hindu adalah kebijakan
penempatan pasukan di luar daerah terutama kebijakan General Enlisment Act
1856 yang mewajibkan pasukan sepoy yang sebagian besar berasal dari kalangan
kasta tinggi, untuk menyebrangi lautan, dianggap sebagai penghinaan
penghormatan nilai dan norma masyarakat India. Isu agama yang berkenaan
dengan keyakinan penganut agama Islam maupun Hindu mampu memobilisasi
massa, adalah beredarnya kabar minyak babi dan sapi yang digunakan untuk
mengfungsikan senjata baru yang akan digunakan pasukan sepoy. Pemberontakan
meluas disebabkan karena pemberontakan didukung oleh para pemimpin feodal
dan ulama-ulama yang mampu memberikan spirit kepada massa. Pemberontakan
sepoy berubah dari pemberontakan tentara menjadi pemberontakan politik.
Penanganan pemberontakan tidak dapat dilakukan dengan cepat akibat terputusnya
jaringan komunikasi untuk meminta bantuan kepada pasukan Inggris.

Dampak dari pemberontakan sepoy adalah dengan dibubarkannya EIC


melalui maklumat Victoria 1858, dihapuskannya Dinasti Moghul, dan India berada
langsung dibawah kekuasaan kerajaan Inggris. Maka dari sinilah British Empire II
dimulai.

British Empire kedua ini mempunyai motif politik, kontrol Inggris atas
kehidupan politik di seluruh wilayah India. Misalnya saja penerapan nilai asli dan
penggunaan lembaga Inggris sebagai peraturan untuk pribumi, campur tangan
dalam permasalahan lokal, mengurusi militer yang kuat, melibatkan dominasi
kolonial, serta membawa sistem hukum dan hubungan sosial dalam kolonisasinya.

British Empire yang kedua ini selanjutnya akan disebut British Raj
(kemaharajaan Britania). British Raj (1858-1942) mempengaruhi perubahan atau
tatanan sosial, ekonomi, politik, serta kebudayaan di India yang sebelumnya
dikuasai oleh Dinasti Kerajaan Mughal.
Pemerintahan India diatur pemerintah imperial yang berpusat di London,
Britania Raya. Pemerintahan pusat di Calcutta (pada tahun 1930-an berubah nama
menjadi New Delhi) diwakili oleh Viceroy-Raja Muda.

Batas wilayah India semakin meluas setelah Pemerintah Inggris mengambil


alih dari EIC pada 1858. Kawasan British India ini dalam perkembangannya
menjadi Negara merdeka. Mereka meliputi Pakistan, Bangladesh, Myanmar, dan
Burma.

Pada tahun 1850-an mekanisasi industry rami di Bengal dan tekstil di barat
India dikelola firma-firma Inggris. Kedua industri ini terus berkembang bahkan
sampai pada tahun 1914, namun ekonomi India tetap bertopang pada agraria yang
menganut sistem ekonomi subsisten (komoditas yang dihasilkan untuk kebutuhan
sendiri), sehingga sering terjadinya kelaparan karena rakyat belum siap untuk
industrialisasi (sistem ekonomi uang atau monetasy). Dampak revolusi Industri
Inggris bagi India memengaruhi jalinan ekonomi keduanya. Untuk memudahkan
pendistribusian bahan mentah, katun, untuk dikirim ke Inggris maka dibangun rel
kereta api, kanal-kanal, dan jembatan, serta jaringan telegraf.

Hal tersebut memengaruhi India di bidang sosial politik di antaranya adalah,


Inggris menempati hampir seluruh posisi tinggi dalam pemerintahan dan
masyarakat (government act), Orang Inggris menempatkan orang India sebagai
inferior secara moral, politik, dan budaya, Inggris tidak memperbolehkan orang
India menjalankan pemerintahan sendiri, dan nilar-nilai serta tradisi bangsa India
diabaikan.

1861 berlaku Indian Council Act, orang India melalui penunjukan dapat
terlibat dalam dewan tapi tetap tidak secara menyeluruh. 1885 muncul gerakan
nasional India, prinsip liberal berpolitik, menuntut terlibat dalam pemerintah di
bawah kendali Inggris, yaitu mengirim petisi. Sehingga pada 1825-1917 Dadabhai
Naoroji menjadi presiden kongres sebanyak tiga kali.

Bal Gangadar Tilak (1856-1920) melakukan gerakan ekstremis reformasi


Hindu , gagasan diskriminasi gender dan kasta yang memboikot dengan gerakan
swadesi terhadap viceroy George Nathaniel Curzon pada 1905 yang memecah
Bengal menjadi dua, Bengal timur & Assam (Islam) serta Bengal, Bihar, & Orissa
(Hindu).

D. Pengaruh dan Dampak Barat di Asia Selatan


Negara-negara barat yang pernah singgah dan menancapkan kekuasannya di
Asia Selatan telah membawa begitu banyak dampak dan pengaruh yang begitu
banyak di Asia Selatan. Pembentukan British Empire semakin menajamkan
pengaruh barat terutama Inggris di tanah jajahannya termasuk India dan Asia
Selatan. Dengan adanya British Empire ini, maka:

1. Dominasi politik mengenalkan budaya Barat, bahasa, dan cara-cara


pemerintahan yang berarah ke teknologi yang akan menjadi pusat urban. Di
wilayah india sendiri pusat dari British Empire adalah di kawasan Calcutta yang
diwakili oleh Viceroy-raja muda dan pemerintahan propinsi, akan tetapi pusat dari
semua pemerintaha Britis Empire adalah di London. Dan Inggris mengakui kalau
India adalah mahkotanya dari British Empire, karena komuditas bahan-bahan
mentah untuk keperluan Industri Inggris dapat di penuhi dengan mengambil semua
kekayaan alam di India itu sendiri. Dan pada tahun 1876 Ratu Victoria
memproklamirkan dirinya sebagai ratu india (empress india)

2. Dominasi Inggris menguasai seluruh tanah jajahan dan di sekitarnya yang belum
terjajah. Pada umumnya seluruh wilayah india hingga daerah-daerah yang
sekarang memisahkan diri dari India adalah suatu lingkup koloni dari Inggris,
kekuasaan Inggris hampir mendominasi seluruh Asia selatan. Tidak hanya letak
geografis yang dapat dikuasai Inggris, melainkan seluruh alur pemerintahan dan
politik telah didominasi oleh pihak penjajah, hingga akhirnya rakyat menderita dan
tidak bisa apa-apa, dah hal seperti inilah yang akan menimbulkan sebuah
nasionalisme sebagai jalan untuk kebebsan bernegara. 

3. Diadakannya sebuah politik/ Imperium Brits Empire juga bertujuan ingin


memikat seluruh wilayah-wilayah koloni agar satu presepsi dengan Negara induk,
yang intinya semua aturan Inggris dan ideologi-ideologi di Inggris haraus
disamakan dan mau tidak mau rakyat India harus takluk, tidak jauh memandang
dari situ maka otomatis seluruh tumpuk kekuasaan politik dan pemerintahan India
semuanya dikuasai Inggris dan tanpa campur tangan penduduk pribumi itu sendiri. 

Pengaruh Inggris di India (Asia Selatan) dapat dikategorikan sebagai berikut:

a. Ekonomi

India adalah negera yang kaya akan sumber daya alamnya walaupun tidak sekaya
dengan Indonesia, tetapi ketika bangsa Inggris mulai menanamkan
Kolonialismenya di India bangs india yang waktu itu masih mengalami kurangnya
peradaban yang maju maka dengan mudah Inggris menguasai ekonomi India.
Ditambah dengan perekonomian India yang watu itu masih menggunakan ekonomi
subsisten. 

Komuditas penghasil dari India itu sendiri adalah kain suri, dan india hanyalah
menyediakan bahan mentahnya saja, dan bahan jadinya dikelola di negara Inggris
itu sendiri, Maka dari situ timbullah persaingan dari burjois-burjois India karena
mereka merka sendiri hendak tumbuh dari penjualan-penjualan produk mereka
sendiri dan Inggris pun mendapat saingan dagang dari situ.

b. Sosial 

Dari segi ini penjajahan Inggris di India terdapat sebuah pelanggaran-pelanggaran


kemanusiaan, diantaranya Inggris menempati hampir seluruh posisi tinggi dalam
masayarakat, dan tidak hanya itu orang-orang Inggris pun memperlakukan orang-
orang India sebagai interior secara moral, politik dan juga budaya, dan inggris
tidak memperbolehkan para penduduk pribuminya untuk menjalankan
pemerintahannya itu sendiri. Suatu nilai-nilai tradisi India pun diabaikan oleh oleh
pemerintahan Inggris itu sendiri dan kesemuanya itu lahir sebuah gerakan
nasionalisme India yang dimulai oleh kaum-kaum liberal India yang menjungjung
tinggi Equality. 

c.Politik

Dalam segi ini sebetulnya banyak disinggung dalam bagian-bagian yang diatas tadi
tetapi dalam politik kemiliteran Inggris, bangsa Inggris membuat sebuah tentara
India yaitu Gurka dan sepoy. Dan dari gurka itu sendiri sebetulnya sama fungsinya
yaitu ikut berperang membela Negara Britania Raya untuk kepentingan Britania itu
sendiri. Dalam penjajahan Inggris tersebut pernah terjadi pula sebau
pemberontakan yang dinamakan Pemberontakan Sepoy, pemberontakan itu sendiri
dipicu karena kekesalan tentara sepoy yang dalam persenjataannya menggunakan
hewan-hewan yang dikrematkan dan yang dilarang oleh penduduk India menurut
kepercayaan agamanya, adapun sebab timbulnya pemberontakan ini adalah ketidak
merataannya orang-orang Inggris dalam menjajah wilayah koloninya.

Anda mungkin juga menyukai