Anda di halaman 1dari 8

Perang Imjin, Kisah Invasi Jepang ke

Semenanjung Korea

Disusun Oleh Kelompok 7 :


Nama Anggota :
1. Septiana Ardhian Wahyuningtyas ( 3111419080 )
2. Mohammad Arif Astadi ( 3111419071 )
3. Putri Laila Rahmawati ( 3111419065 )
4. Oldy Tri Saputra ( 3111419059 )
5. Dina Atiqo ( 3111419050 )
Rombel :B
Program Studi : Ilmu Sejarah
PENDAHULUAN
I. LATAR BELAKANG
Korea adalah nama dari semenanjung yang terletak di Asia bagian timur &
sekarang ditempati oleh negara Korea Utara beserta Korea Selatan. Di sebelah timur
Semenanjung Korea, terdapat negara kepulauan yang tidak lain adalah Jepang.
Sebagai akibat dari lokasinya yang berdekatan, bukan hal yang aneh kalau di masa
lalu kedua daerah yang lokasinya berdekatan tersebut pernah terlibat konflik. Salah
satu konflik yang pernah melibatkan keduanya adalah Perang Imjin yang berlangsung
pada abad ke-16.
Jepang awalnya merupakan negeri kepulauan yang dipenuhi oleh kekacauan &
peperangan, sebagai akibat dari seringnya terjadi konflik antara panglima-panglima
militer setempat (daimyo) karena memperebutkan wilayah kekuasaan. Periode
berdarah tersebut dikenal dengan sebutan periode "Sengoku" (Negara-Negara yang
Berperang). Namun terhitung sejak tahun 1590, para panglima tadi berhasil digandeng
atau dipaksa tunduk pada panglima Toyotomi Hideyoshi. Upaya Hideyoshi untuk
mendapat legitimasi sebagai penguasa seluruh Jepang semakin mudah karena sejak
beberapa tahun sebelumnya, Hideyoshi dipercaya oleh Kaisar Jepang untuk
menempati posisi dajo-daijin (semacam menteri tertinggi).
Sukses mengembalikan stabilitas domestik, Hideyoshi kini mengalihkan fokusnya
ke luar Jepang supaya para daimyo tadi tidak kembali bertikai satu sama lain. Daratan
yang menjadi sasaran Hideyoshi adalah Semenanjung Korea, wilayah Asia yang
berjarak paling dekat dengan Kepulauan Jepang. Hideyoshi berharap jika dia berhasil
menguasai Korea, maka jalan untuk menguasai daratan Cina menjadi terbuka lebar.
Sebagai langkah awal, Hideyoshi mengirim utusan ke Dinasti Joseon / Choson supaya
monarki penguasa Korea tersebut bersedia membiarkan Jepang menggunakan wilayah
Korea untuk menginvasi Cina. Sebagai imbalannya, Jepang & Joseon akan melakukan
normalisasi hubungan dagang.
Tawaran dari Hideyoshi langsung ditolak oleh Raja Seonjo - pemimpin Dinasti
Joseon - karena pada saat itu Joseon berstatus sebagai negara bawahan / vassal dari
Dinasti Ming, monarki penguasa daratan Cina. Alasan lain kenapa Joseon menolak
tawaran dari Hideyoshi adalah karena saat Jepang masih dilanda kekacauan domestik,
kapal-kapal Jepang kerap melakukan pembajakan kepada kapal-kapal dagang Korea.
Begitu mendengar balasan dari Raja Seonjo, Hideyoshi pun langsung memerintahkan
para daimyo di seantero Jepang untuk mengirimkan para samurai & milisinya ke
Kyushu (sekarang bernama Karatsu) yang letaknya berada tepat di seberang pantai
Semenanjung Korea.
Memasuki tahun 1592, jumlah prajurit yang berhasil dikumpulkan oleh Hideyoshi
mencapai 225.000 personil. Mereka merupakan prajurit yang terlatih &
berpengalaman karena sudah makan asam garam selama periode Sengoku. Selain ahli
dalam menggunakan pedang, mereka juga dilengkapi dengan persenjataan modern
pada masanya seperti meriam & senapan. Sejak beberapa tahun sebelumnya,
Hideyoshi juga sudah memerintahkan pembangunan kapal dalam jumlah besar untuk
supaya pasukan darat Jepang bisa diangkut ke daratan Korea. Ketika Hideyoshi
merasa puas dengan pasukan yang sudah terkumpul, ia pun memerintahkan
pasukannya untuk menyerbu Korea.

II. RUMUSAN MASALAH


1. Apa yang dimaksud dengan Perang Imjin ?
2. Apa yang menyebabkan gagalnya perundingan damai Korea dan Jepang ?
3. Bagaimana kondisi pasca perang imjin ?

III. TUJUAN PEMBAHASAN


1. Untuk mengetahui maksud dari perang imjin.
2. Untuk mengetahui apa yang menyebabkan gagalnya perundingan damai
Antara Korea dan Jepang.
3. Untuk mengetahui bagaimana kondisi pasca perang imjin.

PEMBAHASAN

 Pengertian Perang Imjin


Perang Imjin adalah sebutan untuk konflik bersenjata yang mengambil tempat di
Semenanjung Korea pada tahun 1592 hingga 1598. Dalam perang ini, pasukan Jepang
terlibat kontak senjata dengan pasukan Dinasti Joseon (Korea) & Dinasti Ming (Cina).
Nama "Imjin" pada perang ini diambil dari tahun Imjin (bahasa Korea untuk "naga
air") dalam siklus penanggalan tradisional Korea yang juga merupakan tahun
dimulainya perang. Dan karena dalam perang ini yang bertindak sebagai pihak
agresor adalah Jepang, perang ini juga populer dengan nama "Invasi Jepang ke
Korea".
Perang Imjin terjadi pada bulan Mei 1592, sekitar 700 kapal Jepang yang
mengangkut ratusan ribu tentara berhasil mendarat di Pusan / Busan, Korea selatan.
Karena pasukan Jepang lebih unggul dalam hal jumlah, persenjataan, & pengalaman
tempur, mereka berhasil mengalahkan pasukan Joseon yang ditempatkan di kota
tersebut dengan mudah. Sesudah berhasil menguasai Pusan, pasukan Jepang lalu
dipecah ke dalam 3 divisi & bergerak sendiri-sendiri ke arah ibukota Seoul sambil
menjarah desa-desa di sepanjang rute yang mereka lewati. Namun sebelum berhasil
mencapai Seoul, mereka keburu dicegat oleh pasukan Joseon di Chungju / Chongju,
Korea tengah. Lagi-lagi pasukan Jepang berhasil mengalahkan pasukan Joseon &
mereka pun terus melanjutkan perjalanannya ke utara.
Ketika Raja Seonjo mendengar berita mengenai kekalahan pasukan Joseon di
Chungju, ia menjadi panik & kemudian mengungsi ke kota Uiju, Korea barat laut.
Hanya dalam waktu kurang lebih 3 minggu sejak invasi dimulai, pasukan Jepang
berhasil menduduki ibukota Seoul. Namun militer Joseon sendiri bukannya sama
sekali tidak bertaji. Karena selama bertahun-tahun perairan Korea kerap menjadi
sasaran penyerang kapal-kapal bajak laut Jepang, Joseon pun memperkuat angkatan
lautnya di bawah pimpinan Admiral Yi Sun Shin. Salah satu inovasi terpenting dari
Admiral Yi adalah "kobukson" (kapal kura-kura; turtle ship), kapal perang yang
aslinya merupakan hasil modifikasi dari kapal perang panokseon.
Bukan tanpa alasan kobukson memperoleh nama demikian. Kobukson dilengkapi
dengan perisai berbentuk setengah lingkaran di bagian atasnya sehingga terlihat
seperti tempurung kura-kura. Perisai itu sendiri aslinya adalah lambung kapal yang
dipasang terbalik. Bagian luar tempurung kapal dilengkapi dengan duri-duri logam
sehingga jika awak kapal Jepang nekat melompat ke kobukson untuk membunuh para
awaknya, mereka akan mati tertancap duri. Sementara untuk urusan persenjataan,
kobukson dilengkapi dengan deretan meriam di bagian depan & sisi kapalnya. Haluan
kobukson berbentuk rata & tebal sehingga kapal tersebut juga bisa digunakan untuk
menabrak kapal musuh & membuatnya oleng hingga terbalik.
Kembali ke medan perang. Karena pasukan Jepang lebih unggul dalam
pertempuran darat, pasukan Joseon lalu memilih untuk fokus menyerang kapal-kapal
laut Jepang. Harapannya, suplai logistik untuk pasukan Jepang di Korea jadi terputus
sehingga mereka jadi lebih mudah untuk dikalahkan. Pertempuran laut pertama antara
armada Joseon & Jepang adalah Pertempuran Okpo pada bulan Juni 1592 di mana
dalam pertempuran tersebut, armada Joseon berhasil menenggelamkan 31 kapal
Jepang tanpa kehilangan 1 kapal pun. Sesudah itu, amada Joseon terus mencatatkan
serentetan kemenangan penting atas armada Jepang. Superiotas armada Joseon tidak
lepas dari fakta bahwa kapal-kapal armada Jepang aslinya adalah kapal dagang &
nelayan yang dimodifikasi untuk mengangkut tentara.
Sementara itu di darat, pasukan Jepang terus melanjutkan pergerakannya ke utara
& bahkan sudah berhasil menguasai Pyongyang di akhir tahun 1592. Namun pasukan
Jepang sama sekali tidak bisa bersantai karena di wilayah yang sudah mereka
taklukkan, penduduk setempat membentuk kelompok-kelompok milisi untuk
melakoni perang gerilya melawan Jepang. Di luar Korea, Dinasti Ming juga
mengirimkan pasukannya untuk membantu pasukan Joseon. Pertempuran antara
pasukan Jepang melawan pasukan gabungan Joseon & Cina akhirnya pecah pada
bulan Januari 1593 di Pyongyang. Kepayahan karena harus berperang dengan
persediaan logistik yang semakin menipis, pasukan Jepang memutuskan untuk
mundur ke Seoul & membiarkan Pyongyang direbut oleh pasukan lawannya. Berikut
ringkasan tentnag perang imjin :
1. Waktu & Lokasi Pertempuran
- Waktu : 1592 – 1598
- Lokasi : Semenanjung Korea
2. Pihak yang Bertempur
(Negara) - Dinasti Joseon, Dinasti Ming melawan (Negara) - Jepang
3. Hasil Akhir
Kemenangan pihak Joseon & Ming
4. Korban Jiwa
Sekitar 1 juta jiwa

 Penyebabnya gagalnya perundingan damai Korea dan Jepang


Pertengahan tahun 1593, Jenderal Konishi yang memimpin pasukan Jepang di
Korea terlibat perundingan damai dengan komandan Cina & Joseon. Hasilnya,
berdasarkan perundingan tersebut, Jepang setuju untuk menarik mundur pasukannya
ke Pusan & tetap berada di sana. Sesudah itu, barulah pemerintah pusat Cina &
Jepang saling mengirim utusan untuk melakukan perundingan damai susulan yang
berlangsung hingga tahun 1596. Akhir dari perundingan damai tersebut sama sekali
tidak baik karena alih-alih mengabulkan tawaran Jepang supaya Jepang diperbolehkan
menguasai ujung selatan Semenanjung Korea, Cina justru berencana menjadikan
Jepang sebagai negara bawahannya. Merasa marah & tersinggung, Hideyoshi lalu
mengumpulkan 140.000 prajurit tambahan untuk dikirim ke Korea.
Karena Hideyoshi sadar akan kejeniusan Admiral Yi Sun Shin dalam memimpin
armada laut Joseon, Hideyoshi lalu mengutus bawahannya untuk menyamar menjadi
mata-mata Joseon & membuat informasi palsu kalau pasukan Jepang akan mendarat
di suatu lokasi. Percaya dengan cerita tersebut, pemerintah Joseon lalu
memerintahkan Admiral Yi untuk mengirim pasukannya ke lokasi yang dimaksud.
Namun Admiral Yi menolak karena ia mencium ada yang tidak beres dari info
tersebut. Akibatnya, Admiral Yi langsung dijebloskan ke dalam penjara atas tuduhan
pembangkangan. Merasa senang karena rencananya berjalan sesuai dengan
keinginannya, Hideyoshi lalu mengirimkan pasukan yang sudah dikumpulkannya
untuk bergabung dengan pasukan Jepang yang masih bermukim di Pusan.
Ketiadaan Admiral Yi membuat armada laut Jepang berhasil mencapai pesisir
Korea & kemudian bergerak menuju Seoul. Alih-alih sukses menaklukkan Seoul
seperti saat invasi di tahun 1592, baru setengah perjalanan laju pasukan Jepang sudah
harus terhenti karena mereka gagal mengalahkan pasukan Joseon yang kini berada
dalam kondisi jauh lebih siap & dibantu oleh pasukan Dinasti Ming. Sebagai
akibatnya, pasukan Jepang terpaksa mundur kembali ke Pusan. Nasib pasukan Jepang
di Korea semakin runyam setelah Admiral Yi dibebaskan dari penjara & kembali
memimpin armada laut Joseon. Pasukan Jepang kini hanya bisa bertahan di benteng-
benteng yang ada di sepanjang pantai selatan Korea sambil menahan gempuran dari
pasukan darat & laut Joseon.
Tanggal 18 September 1598, Hideyoshi menghembuskan napas terakhirnya.
Meninggalnya Hideyoshi lalu diikuti dengan munculnya perintah dari Jepang supaya
pasukan Jepang di Korea segera kembali ke negaranya. Ketika kontingen terakhir
pasukan Jepang sedang berlayar untuk pulang kembali ke negaranya, mereka
langsung dicegat oleh armada Joseon di Selat Noryang. Dalam pertempuran tersebut,
armada Joseon berhasil menenggelamkan lebih dari 200 kapal Jepang. Namun
kemenangan gemilang tersebut harus dibayar mahal dengan gugurnya Admiral Yi
akibat terkena peluru tentara Jepang. Dengan berakhirnya Pertempuran Noryang,
berakhir pula Perang Imjin dengan kegagalan Jepang menaklukkan Semenanjung
Korea.

 Kondisi Pasca Perang Imjin


Perang Imjin merupakan perang yang menguras tenaga kedua belah pihak.
Dalam perang tersebut, Jepang harus kehilangan 100.000 prajuritnya. Seolah itu
belum cukup, Perang Imjin juga berkontribusi atas melemahnya kekuasaan klan
Hideyoshi & sekutunya di Jepang. Situasi tersebut lalu berhasil dimanfaatkan oleh
klan Tokugawa untuk mengalahkan klan-klan rivalnya & mendirikan Keshogunan
Tokugawa pada tahun 1603. Keshogunan tersebut sukses bertahan selama berabad-
abad melalui kebijakan isolasionisme & sistem pengkastaan masyarakat yang sangat
ketat, namun pada akhirnya riwayat Keshogunan Tokugawa harus berakhir pada
tahun 1867 akibat peristiwa Restorasi Meiji.
Di pihak Joseon, mereka juga harus menanggung kerugian yang sama sekali tidak
sedikit. Ratusan ribu penduduknya tewas di mana selain tewas akibat dibunuh
prajurit Jepang, mereka juga harus kehilangan nyawa akibat kelaparan & wabah
penyakit. Fenomena yang timbul karena saat pasukan Jepang masih menguasai
wilayah Korea bagian selatan, mereka merusak lahan pertanian & menjarah rumah-
rumah penduduk. Selain korban jiwa, Perang Imjin juga membuat daratan Korea
porak poranda. Untuk memulihkan perekonomian negara sesegera mungkin, Dinasti
Joseon pun melakukan perubahan pada sistem penarikan pajaknya. Para petani
Joseon juga mulai menanam barley - sejenis tanaman berbiji mirip gandum - supaya
lahan pertaniannya tetap produktif ketika sedang tidak bisa ditanami padi.
Kekalahan dalam Perang Imjin tidak serta merta mengubur impian Jepang
untuk menaklukkan Korea. Mereka tetap menyimpan ambisi untuk menguasai Korea
sebagai batu loncatan untuk menguasai daratan Cina & Siberia timur. Ambisi
tersebut akhirnya terwujud pada tahun 1910 di mana setelah Jepang berhasil
memenangkan Perang Rusia-Jepang yang berakhir di tahun 1905, Jepang
diperbolehkan menguasai Semenanjung Korea. Selama menguasai Korea, Jepang
menerapkan gaya pemerintahan tangan besi sehingga banyak rakyat Korea yang
menyimpan dendam berkepanjangan kepada Jepang. Tak terkecuali hingga sekarang.
PENUTUPAN
I. KESIMPULAN
Perang Imjin adalah sebutan untuk konflik bersenjata yang mengambil tempat di
Semenanjung Korea pada tahun 1592 hingga 1598. Dalam perang ini, pasukan Jepang
terlibat kontak senjata dengan pasukan Dinasti Joseon (Korea) & Dinasti Ming (Cina).
Nama "Imjin" pada perang ini diambil dari tahun Imjin (bahasa Korea untuk "naga air")
dalam siklus penanggalan tradisional Korea yang juga merupakan tahun dimulainya
perang.
Perang Imjin merupakan perang yang menguras tenaga kedua belah pihak. Dalam perang
tersebut, Jepang harus kehilangan 100.000 prajuritnya. Seolah itu belum cukup, Perang Imjin
juga berkontribusi atas melemahnya kekuasaan klan Hideyoshi & sekutunya di Jepang. Situasi
tersebut lalu berhasil dimanfaatkan oleh klan Tokugawa untuk mengalahkan klan-klan rivalnya
& mendirikan Keshogunan Tokugawa pada tahun 1603. Kekalahan dalam Perang Imjin tidak
serta merta mengubur impian Jepang untuk menaklukkan Korea. Mereka tetap menyimpan
ambisi untuk menguasai Korea sebagai batu loncatan untuk menguasai daratan Cina & Siberia
timur.

Anda mungkin juga menyukai