Anda di halaman 1dari 5

SEJARAH PELOPOR KAPAL BESI PERTAMA

Nia Tiarawati/S/E-A
Yi Sun Shin adalah sosok militer dan pahlawan nasional Korea yang menyumbangkan
kontribusiny dalam bidang militer dalam pengunaan kapal perang berlapis baja pertama di dunia
yang berbentuk kura-kura dinamakan Gobukseon. Selain pahlawan Korea yang lahir pada
tanggal 28 April 1958 di Geoncheondong, Hanseong ini adalah sosok yang berjasa menumpas
penyerangan atau serbuan dari Jepang. Dalam perang Tujuh Tahun Yi Sun-Sin memenangkan
pertempuran sebanyak dua puluh tiga kali di laut. Yi Sun Shin mendapat gelar Chung Mu Gong
yang berarti Pahlawan Kesetian dan Pengabdian.
Yi Sun-Sin lahir sebagai anak ketiga dari keluarga bangsawan ini memulai karir
militernya pada usia 22 tahun. Yi Sun-Sin dididik dalam ajaran Konghucu sejak kecil dan
menikah pada usia 21 tahun memiliki tiga orang putera dan satu putri. Kakek Yi Sun-Sin terlibat
dalam pembersihan politik pada masa pemerintahaan Raja Jung Jong, sehingga keluarga AyahYi Sun-Sin mulai berhenti mencari perkerjaan yang berkaitan dengan pemerintahan dan memilih
untuk pindah di Asan tempat dimana keluarga ibu Yi Sun-Sin.
Pada tahun 1572, Yi Sun-Sin menjalani ujian bidang militer dimana ia terjatuh dari kuda
dan kaki kirinya patah. Namun empat tahun kemudian Yi Sun-Sin kembali mengikuti ujian dan
lulus. Berawal dengan tugas menjadi perwira. Yi Sun-Sin dikenal memiliki sifat yang teguh dan
tak kenal kompromi. Sehingga menyebabkan banyaknya ketidaksukaan terhadap dirinya yang
menjadikan tersendatnya karir Yi Sun-Sin. Bahkan Yi Sun-Sin pernah di copot dari posnya saat
menolak ikut berpartisipasi dalam kegiatan yang diadakan atasannya yang ia anggap tidak
pernah. Fitnah pun pernah di dapat Yi Sun-Sin dari perwira lain yang tidak senang dengannya
menyebabkan ia diturunakan menjadi prajurit kelas bawah.
Awal terjadinya perang tujuh tahun dimana Jepang menyerbu Joseon, Yi Sun-Sin atas
rekomendasi Perdana Menteri Ryu Seong-Ryeong yang mana teman semasa kecilnya yang
mengenali bakat kepemimpinan Yi sebagai Komandan Stasiun Angkatan Laut Kiri. Setelah resmi
menjabat, Yi Sun-Sin mulai memperbaiki sistem administrasi, peningkatan mutu dan

persenjataan sekaligus mendidik pelaut. Sekaligus menyelesaikan konstruksi kapal kura-kura


hanaya dalam satu hari sebelum kedatangan Jepang.
Perang Tujuh Tahun atau juga dikenal sebagai perang Imjin adalah serangkaian perang
yang terjadi selama tujuh tahun pada abad ke-6 di semenanjung Korea yang disebabkan invasi
Jepang yang berniat menyerbu Cina melalui Korea. Keadaan ekonomi dan kegoncangan politi
pada zaman dinasti Joseon juga berpengaruh terhadap bidang militer sehingga keamanan Negara
dalam keadaan bahaya.
Toyotomi Hideyoshi yang mempersatukan Jepang memiliki rencana untuk menginvasi
Negara-negara tetangga agar memiliki kekuatan untuk mengendalikan kekuatan daimyo.
Meminta izin kepada Joseon agar memberi jalur tentaranya kepada Dinasti Ming yang mana di
tolak oleh Istana Joseon. Sehingga pada bulan April 1592, Toyotomi Hideyeosi mengirim
160.000 tentaranya, yang menyebabkan kekalahan pada pihak Joseon dan dalam waktu dua
bulan dapat dikuasai oleh Jepang.
Yi Sun-Sin sebagai Komandan angkatan laut pun memimpin anggotanya untuk
mengarahkan wilayah perairan dan memutuskan jalur persediaan dan komunikasi tentara Jepang.
Yi Sun-Sin beserta pasukkannya berhasil mengalahkan Jepang dengan pertempuran di laut.
Pertempuran Hansan terjadi pada 14 Agustus 1592 adalah pertempuran terbesar yang
dimenangkan oleh Laksamana Yi Sun-Sin. Yi Sun-Sin menyusun startegi untuk mengumpan
Jepang agar berperang di Pulau Hansan yang berada jauh dari daratan yang mengecilkan
kemungkinan tentara Jepang melarikan diri. Dalam perperangan ini Yi Sun-Sin di bantu oleh Yi
Ok-Ki dan Won Gyun. Kemenangan pasukan Yi Sun Sin di laut membuat penyerbu du daratan
terisolasi dalam mendapatkan bantuan dari negaranya. Pyeongyang berhasil direbut kembali tak
lama setelah perang dengan bantuan Dinasti Ming. Yi Sun-Sin diberikan penghargaan dengan
menduduki posisi sebagai Tongjesa, pangkat tertinggi dalam angkatan kelautan Joseon.
Desember 1596, Laksamana Yi mendapatkan masalah karena tuduhan Jendral Won Gyun
dan mata-mata Jepang yang bernama Yoshira. Keirian Jendral Won Gyun terhadap keberhasian
Yi Sun-Sin terlihat dari sikap Won Gyun mengabaikan perintah Laksamana Yi dan memberika
laporan palsu terhadapa keadaan angkatan laut yang membuat spekulasi di Istana. Di tambah

Jepang yang mengirimkan mata-mata bernama Yoshira kedalam sebuah pangkalan militer yang
dipimpin oleh jendral Kim Eung Su dengan melaporkan kedatangan Jendral Kato Kiyomasa
yang mana Yoshira meminta Yi Sun-Sin untuk menghadapi armada Jepang tersebut.
Atas permintaan Jendral Kim Eung So kepada Raja Seonjo, raja memerintahkan Yi SunSin beserta pasukan untuk bergerak yang di tolak oleh Laksamana Yi Sun-Sin. Karena
mengetahui lokasi adalah daerah yang berbahaya. Penolakan tersebut membuat Raja marah,
memasukan Yi Sun-Sin ke penjara dan disiksa. Raja menginginkan hukuman mati kepada Yi Sun
Sin yan mana gagal karena pendukung Yi Sun-Sin di istana memohon agar Laksamana Yi
dibebaskan dengan mempertimbangkan jasa masa lalunya, Sebagai hukuman Laksamana Yi di
turunkan dari pangkat Tongseja nebhadu prajurit bawahan. Pangkat Tongseja kemudian diambil
alih oleh Won Gyun.
Yi Sun-Sin kembali diangakat Tongseja akibat kekalahan Won Gyun dalam melawan
penyerbuan Jepang. Pada tanggal 16 Desember 1597, armada Jepang datang. Yi Sun-Sin dengan
ketiga belas kapalnya mengahadapi musuh dengan menggunakan formasi satu garis. Daerah
perperangan yang sempit membuat kapal angkatan Laut Yi Sun-Sin tidak dapat melakukan
perlawanan dengan gerakan bervariasi. Di dalam perperangan, Yi Sun-sin melihat mayat Matashi
Kurushima, jendaral pasukan Jepang mengapung yang. Mengaman mayat tersebut dengan
menarik dan memperlihatkan kearah musuh dari haluan yang menyebabkan kegemparan. Pada
saat itu arus menjadi deras dan berganti arag yang menyebabkan kappa-kapal mulai bergoyang
dan mengacaukan posisi mereka. Kapal pasukan Yi Sun-Sin mengencangkan tali besi di bawah
air dan mulai memutar kapstan. Saat Lambung kapal mereka mulai tersangkut dan bertabrakan
satu sama lain. Kondisi ini di manfaatkan Yi Sun-Sin berserta pasukan untuk menyerang dengan
hasil kemenangan di pihak Yi Sun-sin.
Invasi kedua terjadi pada tahun 1597 namun dapat di patahkan oleh pasukan Yi Sun-Sin.
Bantuan Cina berperan besar dalam menentukan akhir perang, selain pesan Hideyoshi untuk
menari pasukan Jepang dari Korea. Pada pertempuran tersebut Laksamana Yi Sun-Sin
menghadang kepulangan Jepang dengan bantuan angkatan laut Ming yang dipimpin Chen Liu.

Saat sedang berperang Laksamana Yi tertembus peluru dari kapal musuh dan terluka
parah. Ia meminta anak buahnya menutupi tubuhnya dengan perisai dan merahasiakan
kematiannya yang menyaksikan kematian Yi Sun-Sin adalah anak sulungnya, Hoe dan
keponakannya, Wan. Yi Sun-Sin menghembuskan nafas terakhirnya pada 16 Desember 1598 saat
usianya 54 tahun. Kemenangan Armada Laut di Noryang ditandai dengan hancurnya 450 kapal
Jepang. Ini menjadi akhir perperangan Tujuh Tahun.
Banyak tokoh yang menganggumi sosok Yi Sun-Sin akan kepiawaiannya mengatur
strategi dalam perang. Salah satu kutipan yang berasal dari George Alexander Ballard (1862
1948) seorang wakil laksamana kerjaaan Inggris di dalam bukunya The Influence of the Sea on
the Political History of Japan. Pertempuran [Hansan] ini adalah puncak kehebatan seorang
laksamana dari Korea. Dalam jangka waktu pendek selama 6 minggu, ia telah meraih rangkaian
kemenangan tak terkalahkan dalam seluruh babad perang bahari, dengan menghancurkan armada
perang musuh, memutuskan jalur komunikasinya, menyapu bersih iring-iringannya,dan
menjadikan niat ambisiusnya benar-benar runtuh. Bahkan Nelson, Blake, atau Jean Bart tidak
pula dapat melakukan yang lebih daripada seseorang wakil yang kurang dikenal dari negeri kecil
dan tertindas ini; dan sangat disayangkan bahwa ingatan akan dirinya tidak terdengar melainkan
hanya di negerinya sendiri dan sesungguhnya hukuman yang tidak adil tidak akan dapat
mengingkari haknya untuk dapat dihitung sebagai salah seseorang yang dilahirkan sebagai
pemimpin. (hal. 57)
Sebagai bentuk penghargaan kepada Laksamana Yi Sun-Sin atas perjuangan dan
kesetiaannya kepada Negara dibangunlah monumen berbentuk patung di alun-alun daerah
Gwanghamun, Seoul.

Daftar Pustaka :
http://kananundkiri.blogspot.com/2012/05/kisah-admiral-yi-sun-sin.html. Diakses pada tanggal
20 Mei 2015.
http://id.wikipedia.org/wiki/yi_sun-sin. Diakses pada tangga. 21 Mei 2015.
Rengganis,

Ratna.

2013.

Sosok

Di

Balik

Perang.

Jakarta:Raih

Daftar Pustaka:
Rengganis, Ratna. 2013. Sosok di Balik Perang. Jakarta: Raih Asa Sukses.
id.wikipedia.org/wiki/yi_sun-sin/ diakses pada tanggal 22 Mei 2015.
kananudkiri.blogspot.com diakses pada tanggal 21 Mei 2015
Biografi Laksamana Angkatan Laut Yi Sun-Sin

Asa

Sukses.

Anda mungkin juga menyukai