Anda di halaman 1dari 5

SEJARAH PERKEMBANGAN ISLAM DI RUSIA

NIA TIARAWATI/S/EA
Islam adalah agama terbesar kedua setelah Kristen Ortodoks, yakni sekitar 21-28 juta jiwa
atau setara dengan 15 sampai 20 persen dari total 142 juta jiwa. Kehidupan Islam juga mulai
membaik dibanding dengan masa komunis dulu. Untuk pertama kalinya pemimpin Rusia
memasukkan menteri Muslim di dalam kabinetnya dan mengakui eksistensi Muslim di Rusia.
Di Rusia Islam masuk pada tahun 992 masehi, ketika sekelompok etnis Rusia yang hidup
didaerah Siberia yang disebut Bulgar memeluk agama Islam dan menyebarkannya ke seluruh
Rusia. Muslim pertama di wilayah Rusia kini adalah masyarakat Dagestani di selepas
penaklukan Arab (pada abad ke-8). Negeri Muslim yang pertama adalah Volga Bulgaria pada
tahun 992 dimana kaum Tatar yang mewarisi agama Islam di negeri itu. Kemudia kebanyakan
kaum Turki Eropa dan Kaukasia memeluk agama Islam. Kaum Muslimin di Rusia dibagi
menjadi empat wilayah administartif, terletak di dua wilayah geografis politis Rusia yang sangat
rawan konflik. Enam republik dan satu wilayah administrative berada di Rusia Tengah,
berbatasan dengan Kazakhstan, dan tujuh republic lain di Kakasus Utara berbatasan dengan
Georgia, Azerbaijan, Turki dan Iran.
Islam Masuk ke Rusia melalui jalur perdagangan, seperti penyebaran agama Islam di tempat
lainnya. Islam di bawa oleh pedagang Muslim Arab dari wilayah Kaukasus dan tiba di Mosko
dari utara bukan dari selatan seperti anggapan beberapa sejarawan. Mereka berpendapat bahwa
Islam datang ke Moskow melalui selatan karena jalur tersebut paling mudah dilewati untuk
gerekan kafilah berdagang. Karena pada masa itu suku-suku Cossack Rusia yang terlatih
berperang, menentang masuk dan menyebarnya Islam di Rusia. Hal tersebut membuat para
pedangang Muslim dan para dai untuk melintasi stapa Asia Tengah menuju Siberia dengan
bantuan kaum Tatar Muslim.
Kehadiran Islam di Moskow sekitar 1200 Masehi, dimana ketika itu ibukota Islam berada di
Kazan. Sampai tahun 1552 Kazan menjadi ibukota Muslimin sampai Tsar Rusia Ivan The
Teribble berhasil menduduki dan menghancurkan Kazan, membakar masjid, memindahkan
qubah-qubah indah ke Kremlin Moskow dab Red Square. Kemudian Ia menduduki kota
Astrakhan pada tahun 1556, Siberia Barat pada tahun 1598 dan pada akhir abad ke-enam belas

tiba di daerah-daerah muslim di Karbordino dan Chechnya. Sejak saat itu perperangan di mulai
anatara mereka dank kaum muslimin. Baik menyiksa maupun dengan merampas harta benda
yang dimiliki oleh kaum Muslimin.
Mayoritas Mulimin tetap mengikuti ajaran agama mereka, membuktikan bahwa kekejaman
Rusia tidak mampu menghentikan penyebaran islam dan sungguh sebuah paradoks yang aneh,
Islam mencapai kemajuan baru di paruh abad ke-18, pada masa pemerintahan Ratu Rusia,
Catherine II, dengan berubahnya kebijakan terhadap umat islam yang hidup dalam
perbatasannya. Saat itu, kaum Muslimin dapat mencicipi kebebasannya. Pada Tahun 1974,
Propaganda kebebasan untuk beragama pun menguat. Pada tahun 1767, pengusiran kaum Tatar
dari Kazan pun dicabut. Pemerintahan menuju tahap baru pada tahun 1773 memberikan Tatar
Volga kebebasan beragama pun terlihat dengan dimulainya kembbali membangun masjid dan
sekolah Quran. Pedagang Volga pun menjadi mediator yang baik antar kaum Tsar Rusia dan
Asia Tengah. Mereka juga bertindak sebagai DaI dan Mubaligh.
Kebijakan Tsar Rusia ini didasari oleh kepentingan Rusia untuk memperluas pengarauh dan
kontrol atas daerah tetangga, dengan memanfaatkan masyarakat muslim di Rusia. Sehingga
kehadiran Rusia dapat diterima di wiliayah Asia Tengah. Hal tersebut medorong para penguasa
Rusia untuk memperhatikan politik umat Islam yang tinggal di Tsar Rusia pada saat itu, mencari
dukungan dari mereka, didirikannya nya pusat lembaga Fatwa di Renburg (kemudian pindah ke
Ufa) pada tahun 1788. Setelah itu, mereka kembali membentuk atau membangun lembaga pada
tahun 1831 dan 1872.
Ketika perang dunia pertama pecah, Kaum Muslimin menduduki posisi yang terhormat di
kekaisaran Rusia, atas apa yang telah mereka persembahkan dalam perang demi kepentingan
Negara mereka. Namun kondisi segara berubah setalah paratai komunis mengkudetakan
pemerintahan. Kondisi umat Islam sangat berbeda dengan kondisi akhir era kekaisaran Rusia.
Para penguasa Komunis Soviet sangat berbeda siap, karena tujuan komunis adalah memberantas
segala bentuk agama, yang dianggap candu masyarakat menurut istilah salah seorang pemimpin
mereka. Berbagai penidasan terhadapa kaum Mulimin pun dilakukan untuk memerangi Islam di
Rusia. Dapat dikata era Soviet, Isam telah menelan berbagai bentuk permusuhan Komunis secara
umum. Dengan berubahnya fungsi Masjid menjadi tempat hiburan seperti caf, bioskpop atau
lainnya pada tahun 1912.

Partai Komunis di Rusia melihat Islam sebagai kekuatan yang bersebrangan, Agama dan
Iman adalah hambatan menuju Komunisme. Karena itulah partai Komunisme mulai memerangi
Islam. Serangan Komunis terhadap agama islam membentang sejak tahun 1928 samapi mulainya
perang dunia ke dua. Umat Islam terus mengalamai penindasan, mulai dari terorisme,
pengintaian dan pelecehan, sampai pada perang dunia kedua, dimanan terjalin kesepakatan
antara pemerintah Rusia dan Institusi Islam, keadaan ini berlanjut pada era Stalinis pasca perang.
Juli 1942, Mufti Rusia dan Eropa, Abdul Rahman Rasulev, menjalin hubungan dengan Stalin ,
menguatkan kesepakatan dengan berjaji Islam akan mendukung upaya perang. Sejak saat itulah
propaganda melawan kaum Muslimin di Rusia mereda. Situasi ini berlanjut sampai akhir hayat
Stalin.
Kemudian pada Era Krushchev, prinsip Back To Lenin mengakhiri era rekonsilasi. Ia
memunculkan propaganda baru melawan Islam yang berlangsung dari tahun 1954 sampai
dengan tahun 1964. Perbedaan antara era Lennis, Stalinis dan era lainnya hanyalah metode yang
di gunakan oleh pemerintah Rusia untuk menghapus agama dan menghancurkannya, Berbagai
propaganda yang di lakukan pemerintah Rusia terhadap Islam gagal. Bahkan sebaliknya malah
memunculkan femomena lain. Sebagai contoh sebuah penelitian yang dilakuakan pada tahun
1978 di Republik Chechnya, Rusia. Al-Quran pertama yang dicetak dan diterbitkan di Kazan,
Rusia pada tahun 1801 dan satu lagi fenomena yang terjadi adalah gerakan Waisi. Pada era 1990an, jumlah percetakan risalah Islam meningkat. Warga Muslim di Rusia adalah bagian dari
Muslim Soviet Rusia, terdiri dari kelompok yang heterogen, berasal dari etnis, bahasa, budaya
bahkan interaksi dengan Islam yang berbeda. Di sekolah dasar dan Madrasah di ajarkan bahasa
Arab yang tujuannya agar dapat membaca dan memahami Al-Quran.
Pada saat ini secara resmi jumlah masjid di Rusia mencapai 6790 masjid yang di perkirakan
jumlahnya lebih banyak lagi dan terus bertambah. Di Dagestan jumlah masjid terdapat antara
2000-3000 Masjid. Sedangkan di Tartan jumlah masjid sendiri sudah mencapai 2500 masjid
dalam waktu sepuluh tahun terakhir. Di Ibukota Rusia jumlah pemeluk agama Islam sudah
melebih 6 juta orang dan 20 komunitas Islam serta 5 Masjid. Menurut data Register, tercatat
4831 oraganisasi keagamaan Mulim Lokal. Mayoritas Muslim di Rusia adalah Sunni. Terdapat
dua Mazhab di Rusia, yaitu Mazhab Syafii di Kaukasus Utara dan Mazhab Hanafi di wilayah
Negara lainnya.

Tiga organisi muslim menurut status dewan faderal pusat yakni:

Dewan Mufti Rusia (berbasis di Moskwa), pemimpin Mufti Ravil Gainutdin, dengan

komunitas 1.686.
Administarsi Keagamaan pusat dari Muslim Rusia (berbasis di Ufa). Dipimpin oleh

Mufti Talgat Tadzhuddin dan mempersatukan 552 komunitas.


Pusat Koordinasi Mulim di Kaukasus Utara yang dipimpin Ismail Berdiyev, Mufti
Karachai-Cherkassia dan wilayah Starvropol dan terdiri dari 830 komunitas.

Daftar Pustaka :
http://id.wikipedia.org/wiki/islam-di-usia (diakses pada tanggal 4 Juni 2015)
http://al-fatih703.blogspot.com
/2013/07/sejarah-perkembangan-islam-di-rusia.html/
(diakses pada tanggal 5 Juni 2015)
http://kota-islam
.blogspot.com/2014/06/sejarah-masuk-dan-berkembangnya-islamrusia.html (diakses pada tanggal 5 Juni 2015)
Hamzah, Zulhedi. 2007. Gairah Muslim di Rusia. Center For Modarate Muslim
Indonesia.

Surya, M. Aji dan Frasminggi Kamasa. 2012.Geliat Islam di Rusia : Catatan Diplomat
Indonesia. Jakarta:Kompas.

Anda mungkin juga menyukai