Anda di halaman 1dari 17

Review Buku Sejarah Peradaban Islam Dirasah Islamiyah II

Dosen Pengampu : Lestari Dara Cinta Utami Ginting S.S M.A

Disusun Oleh :

JHON FERNANDO SIPAHUTAR

230706078

Kelas B

Fakultas Ilmu Budaya


Program Studi S-1 Ilmu Sejarah
Universitas Sumatera Utara
2023/2024
Kata Pengantar

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Kuasa, karena
berkat dan karunia-Nya review buku ini dapat selesai dengan baik. Review buku ini
merupakan bentuk dari pembelajaran yang ditugaskan kepada mahasiswa.

Tugas Review ini disusun dengan harapan dapat menambah pengetahuan dan
wawasan kita semua. Dan juga menilai sebuah buku dalam segi penampilan penulisan
dan isi.

Saya juga berterima kasih kepada Ibu Lestari Dara Cinta Utami Ginting S.S
M.Aselaku dosen pengampun mata kuliah Sejarah Kebudayaan Islam. Review buku
ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Kebudayaan Islam.

Medan, 19 Februari 2024

Jhon Fernando Sipahutar


230706078
Identitas Buku

Judul Buku : Sejarah Peradaban Islam


Nama :Dr. Badril Yatim,M.A
Judul Buku :Sejarah Peradaban Islam
Tahun Terbit : 2006
Tempat Terbit :Jakarta
Tebal Buku :XIV-338
Penerbit : PT Raja Grafindo Persada
ISBN : 979-421-337-3
Isi Buku
Buku ini mengulas tentang sejarah peradaban Islam yang penjelasannya di
awali dengan penjelasan keadaan negara Arab sebelum datangnya Islam sampai
dengan peradaban Islam di Indonesia.Bangsa Arab yang semulanya terbelakang dan
sering di abaikan oleh bangsa bangsa lain menjadi maju setelah masuknya Islam yang
diwahyukan oleh Nabi Muhammad SAW. Ia terus berkembang dan membina satu
peradaban yang sangat penting dalam sejarah manusia hingga saat ini. Bahkan
kemajuan bangsa bangsa barat pada mulanya bersumber dari peradaban Islam yang
masuk ke Eropa melalu Spanyol.
Sejarah peradaban Islam dibagi menjadi 3 periode, klasik, pertengahan dan
modern. Pada periode klasik peradaban Islam identik dengan kebudayaan dan
peradaban Arab sejalan dengan dominasinya bangsa Arab dalam pemerintahan dan
bahasa.Pada periode berikutnya, yaitu periode pertengahan mulai terjadi perubahan
perubahan signifikan dengan muncul dan berkembangnya beberapa peradaban Islam.
Sampai saat ini, tercatat empat kawasan pengaruh kebudayaan Persia, kawasan
pengaruh kebudayaan Turki dan kawasan pengaruh kebudayaan India-Islam yang
selalu menjadi objek kajian ke-Islaman kontemporer. Pengkajian sejarah Islam di
Indonesia mendapatkan porsi cukup besar dalam buku ini mengingat penyebaran
Islam di Nusantara memiliki corak yang khas.
Untuk lebih sistematisnya saya akan menguraikan kandungan buku ini dari
bab per bab.

Bab I
PENDAHULUAN
Dalam Bab I menjelaskan tentang definisi peradaban Islam yang mana secara
bahasa peradaban Islam diambil dari kata alhadaroh al-islamiyah yangberartikan
“kebudayaan Islam”. Landasan “peradaban Islam” adalah “kebudayaan
Islam”terutama wujud idealnya, sementara landasan “kebudayaan Islam” adalah
agama.Banyak penulis Barat yang mengidentikkan “kebudayaan” dan “peradaban”
Islam dengan “kebudayaan” dan “peradaban” Arab.Semua ungkapan ungkapan
budaya diekspresikan melalui bahasa Arab. Bangsa Arab sangat berperan didalamnya.
Islam di Indonesia sebenarnya sudah berkembang pada periode pertengahan
sejarah Islam (1250-1800 M), tetapi kejiannya terpisah dari pembahasan periode itu.
Pada periode pertengahan, pembahasan yang paling banyak mendapat tempat adalah
percaturan politik di “pusat” Islam dan peradaban yang dibina oleh dinasti dinasti
yang kebetulan berhasil memegang hegemoni politik, serta tiga kerajaan besar Islam
(Usmani, Safawi, dan Mughal) dan peradaban yang dibinanya.
Pembahasan sejarah perkembangan peradaban Islam yang sangat panjang dan
luas tidak bisa di lepaskan dari pembahasan sejarah perkembangan politiknya. Sejarah
politik dunia Islam dibagi menjadi tiga periode, yaitu:
1. Periode klasik (650-1250 M).
2. Periode pertengahan (1250-1800 M).
3. Periode modern (1800 sampai sekarang).
Periodisasi atau pembabakan sejarah Islam dalam buku ini sebagai berikut:
1. Kedatangan Islam di Indonesia
2. Kerajaan kerajaan Islam di Indonesia sebelum penjajahan Belanda.
3. Kerajaan kerajaan Islam di Indonesia zaman penjajahan Belanda.
4. Islam Indonesia zaman Modern dan Kontemporer.

Bab II
RIWAYAT HIDUP NABI MUHAMMAD SAW
Dalam Bab II dijelaskan tentang riwayat hidup nabi Muhammad yang diawali
penjelasan tentang keadaan Arab sebelum Islam. Ketika Nabi Muhammad lahir, kota
mekkah merupakan kota yang sangat penting dan terkenal diantara kota-kota arab
yang lainnya. Kota mekah merupakan kota pusat keagamaan arab. Ka’bah sebagai
tempat penziarahan. Akan tetapi masyarakat mekah pra Islam telah menyimpang dari
ajaran tauhid Nabi Ibrohim. Mereka mempercayai bahwa Tuhan memiliki pembantu
yang diwujudkan oleh masyarakat mekah sebagai berhala yang mereka sembah dan
diletakannya di sekeliling kakbah.
Nabi Muhammad sebagai anggota Bani Hasyim, kabilah yang kurang
berkuasa diantara kabilah-kabilah qurois lainnya lahir pada tahun 570M dan
meninggal pada tanggal 12 robiul awal 11H/8 juni 632M. ketika berumur 40 tahun,
Nabi Muhammad diutus oleh Allah untuk mendakwahkan agama Islam yang
dilakukannya melalui beberapa tahapan. Yakni tahap sembunyi-sembunyi
dilingkungan sendiri dan dikalangan rekan-rekannya dan kebudian dilakukannya
secara terang-terangan. Akan tetapi reaksi kaum qurais tidak seperti yang
dibayangkan. Mereka menolak dakwah rosul bahkan memusuhinya dengan sangat
gencar. Hal itu disebabkan oleh beberapa faktor yang diantaranya adalah pperniagaan
patung, jabatan serta gengsi mereka. Sikap permusuhan kaum qurois terhadap umat
islam yang masih tergolong lemah semakin menjadi-jadi, hingga Rosulullah
menganjurkan pada umatnya untuk berhijrah ke Habsy.
Setelah ditinggal istrinya Khodijah dan pamannya Abi Tholib, kaum qurois
seakan-akan mereka merasa bebas. Dan sikap permusuhan terhadap Rosulullah
semakin menjadi-jadi. Dilatar belakangi dengan perjanjian antara rosulullah dan
masyarakat yastrib (baitul aqobah), Rosulullah beserta uamat muslim melakukan
hijroh ke yastrib yang sekarang dikenal dengan nama madinah. Rosulullah di madinah
diterima sangat baik oleh masyarakat setempat.Di Madinah Rosulullah diangakat
sebagai pemimpin resmi, beliau melakukan beberapa kebijakan untuk mengokohkan
terbentukanya negara madinah.
Dengan terbentukanya negara madinah umat islam semakin kuat. Akan tetapi
sikap permusuhan kaum qurais pun belum berhenti sehingga menyebabkan
terpecahnya beberapa perang yang antara lain adalah perang badar, perang uhud,
perang khondak dan juga perang dengan bangsa lain misalnya perang tabut.
Setelah posisi umat Islam semakin kuat dan telah mapan, umat Islam
melakukan ibadah haji pada tahun 6H, akan tetapi tertahan dengan perjanjian
hudaibiyah yang menguntungkan pihak muslim, akan tetapi perjanjian tersebut
dikhianati oleh pihak kafir Quroys, hingga akhirnya pada tahun 9H terjadilah fathul
makkah dengan damai dan diikuti dengan sikap tunduk dari kabilah-kabilah arab yang
lain.
Pada tahun 10H Rosullah melakukan haji wada’ dan akhirnya beliau wafat
pada tanggal 12 Robiulawal 11H.

Bab III
MASA KEMAJUAN ISLAM I
(650-1000 M)
Bab III menjelaskan tentang masa khulafa’ al-rasyidin (Abu Bakar, Umar bin
Khattab, Utsman bin affan, Ali bin Abi Thalib). Setelah Nabi Muhammad wafat Abu
bakar terpilih menjadi pemimpin dengan berbagai macam alasan diantaranya adalah
Abu bakar adalah orang pertama yang masuk islam setelah nabi, serta abu bakar
sangat dekat dengan nabi, serta nabi pernah berkata dalam sebuah hadits yang
menerangkan bahwa “ Kepemimpinan itu berada di tangan kaum Quraisy”. Kemajuan
yang dicapai pada masanya adalah Perbaikan sosial, Perluasan pengembangan
wilayah, Pengumpulan ayat suci al-Qur’an, Meningkatkan kesejahteraan umat.
Saat Abu bakar jatuh sakit dan dikira sudah mendekati ajalnya, Umar bin
Khattab terpilih sebagai pengantinya. Umar berhasil menngkonsolidasikan islam di
Arabia, mengubah anak-anak padang pasir yang liar menjadi bangsa pejuang yang
disiplin, menghancurkan kekaisaran Persia dan Byzantium, membangun imperium
yang snagat kuat seperti Persia, Irak, Kaldea, Syiria, Palestina dan Mesir.
Utsman bin Affan menjadi pengganti Umar bin Khathab, beliau mampu
menambah ekspansi imperium Arabyang lebih jauh di Asia Tengah dan Tripoli.
Pemerintahannya patut dikenang karena terbentuknya angkatan laut Arab, serta beliau
berusaha keras untuk mengatasi kekacauan yang terjadi di dalam negeri.
Setelah Utsman wafat Ali bin Abi Thalib diangkat menjadi penerus Utsman.
Perkembangan pada masa Ali adalah Mengganti gubernur lama karena sudah
melakukan penyelewengan dalam melaksankan tugas, Menarik kembali tanah milik
Negara yang pada masa utsman diberikan pada keluarganya, peningkatan militer,
Pembangunan kota yang merata.

Bab IV
MASA DISINTEGRASI
(1000-1250 M)
Bab IV menjelaskan tentang dinasti-dinasti Islam. Yang pertama yaitu Dinasti
Umayyah. Daulah Umayah berasal dari Umayyah bin Abdi Syams bin Abdi Manaf,
merupakan salah satu pemimpin kabilah Quraisy di zaman jahiliyah. Kedaulatan Bani
Umayyah dimulai sejak masa kekuasaan Gubernur Syam yang pada waktu itu tampil
sebagai penguasa Islam yang kuat pasca wafat Ali bin Abi Thalib. Muawiyah bin Abi
Sufyan bin Harb adalah pembangun dinasti Umayyah dan sekaligus menjadi khalifah
pertama. Ia memindahkan ibu kota kekuasaan Islam dari Kufah ke Damaskus.
Kekhalifahannya diperoleh melalui kekerasan, diplomasi, dan tipu daya, tidak
dengan pemilihan atau suara terbanyak. Masa kekhalifahan Bani Umayyah yang
panjang, baik pada Bani Umayyah I ataupun Bani Umayyah II, telah mengalami
pergantian khalifah. Masing-masing khalifah memliki karakteristik kepemimpinan
yang berbeda-beda. Ada beberapa permasalahan yang dibangun pada pembahasan ini,
yaitu bagaimana sejarah Bani Umayyah I dan II serta peradaban yang telah dibangun
pada masa itu.
Pada masa Bani Umayyah, kebudayaan Islam yang mengalami perkembangan
adalah seni sastra, seni rupa, seni bangunan, seni ukir, dan sebagainya. Pada masa
Bani Umayyah, telah banyak bangunan hasil rekayasa umat Islam dengan mengambi
pola Romawi, Persia, dan Arab.
Seni sastra berkembang dengan pesatnya, hingga mampu menerobos ke dalam
jiwa manusia dan berkedudukan tinggi di dalam masyarakat dan Negara. Sehingga
syair yang muncul senantiasa sering menonjol dari sastranya, disamping isinya yang
bermutu tinggi.
Perkembangan seni ukir yang paling menonjol adalah penggunaan khath Arab
sebagai motif ukiran atau pahatan. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya dinding masjid
dan tembok-tembok istana yang diukir dengan khath Arab.
Dalam bidang ilmu pengetahuan, perkembangan tidak hanya meliputi ilmu
pengetahuan agama saja, tetapi juga ilmu pengetahuan umum, seperti ilmu kedokteran,
filsafat, astronomi, ilmu pasti, ilmu bumi, ilmu sejarah, dan lain-lain.
Pada bidang politik telah mengalami kemajuan dan perubahan, sehingga lebih
teratur dibandingkan dengan masa sebelumnya. Kekuatan militer pada masa Bani
Umayyah jauh lebih berkembang dari masa sebelumnya, sebab diberlakukan undang-
undang Wajib Militer. Poltik ketentaraan Bani Umayyah adalah politik Arab, dimana
tentara harus dari orang Arab sendiri atau dari unsur Arab.
Dalam bidang sosial budaya, khalifah pada masa Bani Umayyah juga telah
banyak memberikan kontribusi yang cukup besar. Yakni, dengan dibangunnya rumah
sakit di setiap kota yang pertama oleh Khalifah Walid bin Abdul Malik. Saat itu juga
dibangun rumah singgah bagi anak-anak yatim piatu yang ditinggal oleh orang tua
yang sudah tidak mampu pun dipelihara di rumah-rumah tersebut. Sehingga usaha-
usaha tersebut menimbulkan simpati yang cukup tinggi dari kalangan non-Islam, yang
pada akhirnya mereka berbondong-bondong memeluk Islam.
Walaupun telah mencapai puncak kekuatan dan kejayaan, Daulah Umayyah
tak selamanya dapat bertahan mrnghadapi pergantian waktu yang selalu berjalan.
Kekuasaan merupakan takdir yang menguasai dinasti tersebut, sebagaimana ia juga
menguasai manusia. Faktor-faktor runtuhnya Daulah Umayyah diantaranya,
munculnya sekte-sekte yang bergerak hendak merobohkan khalifah Bani Umayyah,
munculnya rasa kesukuan di kalangan Arab Selatan dan Arab Utara dan perebutan
kekuasaan di kalangan istana. Penguasa daulah Bani Umayyah, terutama pada masa
akhir, lebih dikenal sebagai penguasa yang senang berfoya-foya, bermewah-mewah
dengan minuman keras, wanita dan sebagainya yang membawa daulah ini ke tebing
kehancuran.
Setelah runtuhnya khalifah Bani Umayyah, karena persoalan internal dan
pemberontakan-pemberontakan yang dilakukan oleh Bani Hasyim. Karena Bani
Umayyah menindas pengikut Ali dan Bani Hasyim, merendahkan kaum muslimin dan
melanggar ajaran Islam secara terang-terngan. Muncullah khalifah Bani Abbasiyah,
khalifah yang melanjutkan peradaban Islam. Pada saat itu wilayah kekuasaan daulah
Bani Abbasiyah tidak bertambah, bahkan berkurang, namun wilayah penyebaran
Islam meluas sampai ke pedalaman anak benua India dan lahir daulah-daulah Islam
disana.
Pada masa khalifah Bani Abbasiyah peradaban Islam lebih maju daripada
masa khalifah sebelumnya. Sebelumnya, khalifah hanya memajukan peradaban agama
dan memperluas daerah kekuasaannya. Akan tetapi berbeda dengan masa khalifah
Bani Abbasiyah, pada masa ini bukan saja memajukan peradaban ilmu agama dan
memperluas daerah kekuasaan, tetapi juga memajukan ilmu pengetahuan. Karena
khalifah Bani Abbasiyah mendukung peradaban ilmu pengetahuan, maka pada masa
Bani Abbasiyah bermunculan ilmuwan-ilmuwan yang sangat produktif.
Pada masa khalifah Bani Abbasiyah terbagi menjadi empat periode,
diantaranya adalah, periode pertama yang memakan waktu satu abad lamanya (132-
232H/750-847 M). Periode ini merupakan masa kejayaan Bani Abbasiyah. Periode
kedua dari tahun 232 H/837 M sampai 334 H/945 M. Pada periode ini pengaruh Turki
sangat besar, sedangkan pengaruh Sunni pulih. Periode ketiga dari tahun 334 H
sampai 447 H, pada periode ini pengaruh Buwaihi sangat besar. Periode keempat dari
tahun 447 H/1055 M sampai dengan tahun 656 H/1258 M, nampak besarnya
pengaruh keluarga Bani Saljuk. Disebut juga dengan peradaban perekonomian, pada
masa ini mulai muncul alat transportasi seperti kapal layar, hewan sebagai pengangkut
barang dan sungai sebagai jalan kapal.
Sejarah mencatat bahwa kebangkitan peradaban dan kebudayaan Islam terjadi
pada masa daulah Bani Abbasiyah yang kuat tidak tertandingi. Harun al-Rasyid
merupakan raja yang paling berkuasa dan mencerminkan kebudayaan lebih tinggi.Ia
digantikan oleh anaknya al-Ma’mun yang dikenal sebagai orang yang sangat
mencintai ilmu pengetahuan. Pada masa pemerintahannya, penulisan buku-buku dan
penerjemahan karya-karya berbahasa asing sangat digalakkan, sehingga Baghdad
bagaikan kota ilmu.
Pada masa ini, kesejahteraan sosial, kesehatan, pendidikan, ilmu pengetahuan
dan kebudayaan serta kesusastraan berada pada masa keeemasannya.
Pada masa Bani Abbasiyah inilah lahir para fuqoha, mufasir, filsuf dan ahli
tarekat (sufi) dan ilmuwan ulung yang membuka cakrawala dunia seperti al-Farabi, al-
Kindi, al-Ghazali, al-Razi, dan sebagainya. Peradaban dan kemajuan Islam seakan-
akan lenyap dari muka bumi sejalan dengan hancurnya kekuasaan Abbasiyah,
peradaban baru muncul dari Eropa Barat, kemudian dunia pun berkiblat kepadanya.
Secara umum munculnya peradaban Islam telah dimulai sejak lahirnya agama itu
sendiri kemudian mengalami perkembangan pada saat Daulah Umayyah berkuasa dan
mencapai puncak kejayaan pada masa Bani Abbasiyah. Daulah Fatimiyah lahir pada
abad kesepuluh akhir masa Daulah Abbasiyah bersamaan dengan daulah-daulah kecil
lainnya yang mulai melepaskan diri dari kekuasaan Daulah Abbasiyah.
Daulah Fatimiyah lahir dari gerakan-gerakan keagamaan yang dikembangkan
oleh kelompok Syi’ah Ismailiyah. Lebih dari satu setengah abad kelompok Syi’ah
Ismailiyah mengembangkan dakwah dan membangun kekuatan hingga lahirnya
Daulah Fatimiyah.
Di penghujung masa khalifah Bani Abbasiyah, sebuah kekuatan baru bangkit
menantang kekaisaran Bizanthium (Romawi) dan Khalifah Fatimiyah. Suku Saljuk
dari Turki Oghuz menghantarkan Islam memasuki pemerintahan fase baru.
Kekuasaan Dinasti Saljuk di Irak pada nantinya berakhir di tangan Khawarizm Syah,
yaitu pada 590 H/1199 M, dimana Perang Salib telah terjadi.
Menjelang Perang Salib, meskipun peradaban Islam diwarnai kemelut konflik
politik internal antar dinasti dan khalifah, namun sinar pemikiran Muslim tetap
gemilang. Namun sayangnya, pemimpin Islam terjebak dalam godaan hiruk-pikuk
dan gemerlap duniawi. Kemewahan dan pesta pora di istana dan harem tidaklah asing
pada masa kejayaan ini. Kemewahan dan foya-foya menjadi gaya hidup yang
mewarnai peradaban Muslim hingga menjelang pasukan Perang Salib menyerbu dan
memutar balik arah peradaban.
Perang Salib adalah serangkaian gambaran tindakan atas dorongan keagamaan
yang intens yang merebak pada akhir abad ke-11 M pada masyarakat Kristen. Tanda
salib yang digunakan sebagai identitas pasukan perang gereja itulah yang kemudian
dijadikan dasar penyebutan perang ini dengan sebutan Perang Salib. Hasilnya adalah
kebangkitan semangat Kristen dan ketertarikan publik pada masalah-masalah
keagamaan dan perang untuk Tuhan. Tapi pada kenyataannya, Perang Salib bukan
saja merupakan perang agama (holy war) ataupun perang keadilan (just war), tetapi ia
juga perang antar-kekuasaan dan perang antar-peradaban. Itu sebabnya, Perang Salib
hanya akan mendapatkan maknanya melalui tiga sudut pandang kajian; agama, politik,
serta peradaban secara bersama-sama. Pembacaan atas Perang Salib dengan
mengandalkan satu sudut pandang saja hanya akan membentuk ”ingatan sejarah”
yang terpisah-pisah, tidak utuh, dan seringkali tumpang tindih.
Kendati demikian, sejarah mencatat dengan penuh kesediahan bahwa
perpecahan, pertentangan dan bahkan pertumpahan darah dalam tubuh umat Islam
terjadi karena persoalan politik.
Peradaban politik Islam adalah terjadinya perjanjian Aqabah I dan II,
penyepakatan Perjanjian Hudaibiyah menunjukkan bahwa pada saat itu ada peradaban
politik yang diletakkan oleh Nabi Muhammad berupa musyawarah dengan
masyarakat luar Mekkah. Ini dapat diartikan sebagai diplomasi yang dilakukan oleh
Nabi Muhammad dengan suku Aus dan Khazraj yang pada saat itu menjalankan
ibadah haji. Pada perkembangannya, diplomasi juga dilakukan oleh Nabi Muhammad
dengan cara mengirim surat dan urusan kepada penguasa-penguasa di sekitar jazirah
Arab dan menerima urusan dari negara lain. Kemudian tersepakatinya Shahifah atau
Piagam Madinah. Menurut para ahli politik ketatanegaraan, dianggap sebagai
konstitusi yang disepakati oleh masyarakat Madinah. Dengan Piagam Madinah
tersebut bagi para ahli kenegaraan, Madinah dapat disebut sebagai negara yang di
dalamnya terdapat pemimpin, wilayah, masyarakat dan konstitusi yang disepakati
dengan menggunakan prinsip-prinsip keadilan, persamaan, musyawarah dan ketaatan
pada pemimpin.
Perang merupakan salah satu langkah politik yang juga dilakukan oleh Nabi
Muhammad. Perang ini biasa dilakukan sebagai jalan akhir dikarenakan pihak
Muslim mengalami keterancaman dalam menjalankan dakwah. Pada masa Khulafaur
Rasyidin, Bani Umayyah, dan Bani Abbasiyah juga menjalani peperangan.
Jalannya pemerintahan pada awalnya sentralistik, dari masa Nabi Muhammad
hingga Khalifah Abu Bakar As-Shidiq, kemudian sejak Khalifah Umar bin Khattab
pemerintahan mulai desentralistik. Selanjutnya pada masa Umayyah dan Abbasiyah
pendistribusian kewenangan dalam penyelanggaraan pemerintahan semakin
profesional, dengan membentuk wazir, hajib, diwan, dan sekretaris diwan.
Bab V
ISLAM DI SPANYOL DAN PENGARUHNYA TERHADAP RENAISANS DI
EROPA
Awal masuknya Islam di spanyol pada masa kekhalifahan Ummayah dengan
tokohnya Toriq bin Ziyad beserta kawan-kawan yang menggulingkan kekuasaan
Gothic yang semena-mena. Pada awal pemerintahan Islam di Spanyol masih gonjang
ganjing dalam artian belum stabil, masih banyak terjadi pemberontakan-
pemberontakan yang terjadi dari pihak kaum nasrani dan juga persaingan politik dari
intern hingga datanglah yang masuk (Ad-Dakhil) di Spanyol yang lari dari kejaran
Bani Abbas yang telah menggulingkan kekuasaan bani ummayyah.
Ad-Dakhil merebut kekuasaan pemerintah spanyol yang di pegang oleh kaki
tangan kholifah bani abbas dan akhirnya dapat diraihnya dan membentuk daulat bani
umayyah 2 di Spanyol. Peradaban Spanyol yang di pegang oleh umat islam
berkembang pesat dalam bidang intelektual, sains, fikih, musik, kesenian, bahasa dan
sastra serta arsitektur-arsitektur dan bangunan-bangunan dikota. Kemajuan tersebut
mempengaruhi peradaban bangsa Eropa hingga terjadinnya Renaissance di Eropa . Di
cordova didirikan universitas cordova, Perpustakaan-perpustakkan banyak dibangun
dan masyarakat hidup sejahterah. Seperti halnya manusia akhirnya kekuasaan umat
islam di spanyol mulai melemah disebabkan oleh konflik antara islam dan kristen,
tidak ada ideologi pemersatu, kesulitan ekonomi, tidak jelasnya sistem peralihan
kekuasaan, hinnga akhirnya dapat di taklukkan oleh raja Federick dan ratu Elisabet.

Bab VI
MASA KEMUNDURAN
(1250-1500M)
Setelah khilafah Abassiyah di Baghdad runtuh akibat serangan tentara mongol,
kekuatan politik Islam mengalami kemunduran secara drastis. Wilayah kekuasaannya
tercabik-cabik dalam beberapa kerajaan kecil yang satu sama lain bahkan saling
memerangi. Beberapa peninggalan kebudayaan dan peradaban Islam banyak yang
hancur akibat dari serangan mongol . namun kemalangan tidak terhenti sampai situ.
Serangan timur lenk berperan dalam penghancuran pusat-pusat kekuasaan Islam. Dan
Umat Islam berusaha dangan tertatih-tatih untuk bangkit kembali.

Bab VII-VIII
Tentang 3 kerajaan besar. Yaitu kerajaan usmani, safawi dan mughol. Setelah
kejatuhan daulat Bani Abbasiyah, umat Islam berusaha untuk bangkit dari tidur
selama 1,5 abad-an. Dan pada masa ini kekuatan dan kemajuan umat Islam masih
dapat dirasakan perkembangan perdaban pun terus meningkat.
Kerajaan usmani didirikan Usman I yang menyatakan merdeka dari
pemerintahan turki seljuk setelah kematian sultan Alaudin II. Ia menaklukkan wilayah
sekitarnya setapak dmi setapak dan diteruskan perjuangannya oleh penerusnya. Ketika
masa Murad I ia memantapkan keamanan dalam negri dan melakukan perluasan ke
arah barat. Dan ekspansi kerajaan Turki sempat berhenti beberapa saat dikarenakan
serangan tentara mongol dibawah kepemimpinan Timur Lenk yang menewaskan
sultan Bayazid beserta putranya dalam tawanan tahun 1403M. kejadian ini memicu
kegoncangan di wilayah turki usmani. Banyak wiayah yang ingin memerdekakan diri,
akan tetapi dapat disatukan kembali oleh Sultan Muhammad I.
Setelah kematian timur lenk yang berakibat terpecah belahnya mereka,
dimanfaatkan oleh pengusa Turki Usmani dari cengkraman mongol. Puncak kemajuan
dicapai pada masa Muhammad II, beliau dapat menaklukan bizantium sehingga
melancarkan ekspansi kerjaan turki ke wilayah Eropa. Adapun kemajuan peradabanya
terjadi dalm bidang militer, ilmu pengetahuan dan tekhnologi, serta agama. Hingga
akhirnya mengalami kemunduran, akan tetapi masih dipandang oleh Eropa.
Kemunduran kerajaan Turki Usmani dilatarbelakangi dengan wilayah
kekuasaan yang sangat luas yang berusaha untuk melepaskan diri dari pemerintah
pusat, heterogenitas penduduk, kelemahan penguasa, budaya pungli, pemberntakan
negara jenissari, ersotnya ekonomi, dan terjadinya stagnasi dalam lapangan ilmu dan
tekhnologi. Dan akhirnya Turki Usmani hancur setelah kekalahannya dalam PD I dan
kekuasaan sultan di rebut oleh Mustafa Kamal Pasha yang membentuk turki sebagai
negara yang sekuler.
Kerajaan Safawi berasal dari Thoriqot syi’ah yang didirikan oleh syafi’ Ad-
Din yang mana lama kelamaan pengikut dari toriqot ini bersikap fanatik dan menolak
semua madzahab di luar syiah. Keterlibatan toriqoh ini dalam bidang politik mewujud
kongkrit pada masa kepemimpinan Juneid (1447-1460M). perluasan kegiatan politik
pada kegiatan keagamaan ini menimbulkan konflik dengan klan AK Koyunlu dan
juneid mengalami kekalahan dan diasingkan. Dalam pengasingan ia menghimpun
kekuatan dan melakukan koalisi dengan uzun Hazan dan menikahkan putranya
dengan putri uzun Hasan. Dari pernikahan itu lahirlah Ismail sebagai pendiri dan raja
pertama kerajaan Safawi.
Dibawah pimpinan Ismail, pasukan Qizilbash menyerang dan mengalahkan
AK keyounlu dan merebut wilayah-wilayahna hingga seluruh persia dan bagian timur
bulan sabit subur di bawah kekuasaannya. Ambisinya yang tak terbendung
menguasainya untuk menaklukan turki Usmani, akan tetapi mereka mengalami
kekalahan, dan raja Ismail mengalami depresi yang berdampak buruk pada stabilitas
kerajaan. Baru pada masa raja ke-5 raja Abbas I mampu mengendalikan stabilitas
negaranya dengan cara menghilangkan dominasi tentara Qizilbash dan
membentukpasukan baru yang terdiri dari budak-bidak, mengadakan perjanjian
dengan turki Usmani. Usaha-usaha tersebut berhasil dan membawa kerajaan safawi
pada masa puncak kejayaannya.
Pemerintahan setelah Abbas I membawa kerajaan Safawi mengalami
kemunduran. Hal ini disebabkan karena konflik yang berkepanjangan dengan Turki
usmani, dekadensi moral yang melanda sebagian para pemimpin kerajaan safawi dan
kemerosotan semangat berperang pada tentara militer.
Kerajaan Mughol didirikan oleh Babur, salah satu cucu dari Timur Lenk. Ia
berambisi untuk menaklukan samarkand sebagai kota terpenting di asia tengah pada
masa itu. Awalnya ia mengalami kekalahan dan berkat bantuan dari kerajaan safawi ia
mampu menguasainya yang kemudian diteruskan ke arah India dan berdirilah
kerajaan Mughol. Kerajaan ini megalam puncak kejayaan pada masa pemerintahan
Akbar yang dapat meredam dari pemberontakan-pemberontakan serta merebut
wilayah wilayah lain. Ia menerapkan toleransi unversal untuk kesetabilan politik.
Adapun kemajuan ini dapat dipertahankan oleh 3 raja sesudahnya. Sedangkan raja
setelah itu merupakan raja yang lemah dan membawa kerajaan Mughol di ambang
kehancuran. Adapun faktor yang melatar belakangi kemunduran kerajaan mughol
adalah terjadinya stagnansi dalam pembinaan kekuatan militer, dekadensi moral para
pejabat, pendekatan aurangzeb yang terkesan kasar yang menimbulkan benih
pemberontakan, seranan dari imperialisme inggris serta pemberontakan dari kaum
sikh-hindu.

Bab IX
PENJAJAHAN BARAT ATAS DUNIA ISLAM DAN PERJUANGAN
KEMERDEKAAN NEGARA NEGARA ISLAM
Bermula dari peristiwa renaissance yang terjadi di Eropa mendorong bangsa
Eropa mengadakan perjalanan untuk mencari lahan untuk pemasaran barang
produksinya dan mencari rempah-rempah. Dilatar belakangi oleh perang salib, bangsa
eropa mulai mengadakan ekspansi kewilayah-wilayah negara Islam.
Negara-negara Islam yang menyadari kemundurannya serta kelamaan masa
jajahan kaum imperialism berusaha untuk meraih kemerdekaannya dengan berbagai
cara yang akhirnya di awali dengan kemerdekaan Indonesia yang terus kemudian
diikuti oleh negara-negara Islam lainnya.
Bab X-XV
Bab ini menjelaskan tentang Islam di Indonesia. Pada awal masuknya Islam di
Indonesia di bawa oleh pedagang-pedagang gujarat pada abad ke 13H dan terus
berkembang pesat hingga terbentukanya kerajaan-kerajaan Islam yang tersebar di
nusantara. Akan tetapi perkembangan Islam di Indonesia sempat terganggu oleh
masuknya kolonial eropa baik dari portugis, inggris dan akhirnya belanda yang
mampu menjajah indonesia selama kurang lebih 3,5 abad. Kolonial belanda terus
menekan perkembangan Islam dengan berbagai cara yang salah satunya adalah
menyebarkan agama nasrani di tanah indonesia ini. Melalui waktu yang panjang dan
berbagai proses telah di lakukan, perjuangan umat islam khususnya di indonesia tak
akan pernah berhenti. Baik dari zaman islam kerajaan hingga islam di ujung
kekuasaan kolonial terus melakukan berbagai upaya untuk merebut kemerdekaan
Indonesia yang akhirnya didapatnya pada tanggal 17 agustus 1945.
Pada zaman pasca kemerdekaan yang mana pemerintahan dipegang oleh Ir.
Soekarno yang lebih condong ke PKI, antara umat Islam dan PKI terjadi disintegrasi.
Pada zaman orde baru keadaan umat islam pun semakin dipojokkan walaupun musuh
bebuyutannya PKI telah di tumpas. Umat Islam di batasi oleh kebijakan-kebijakan
yang menyudutkan umat Islam hingga umat Islam pun berusaha bangkit dan
melawan penindasan yang telah dipraktekkan di zaman orde baru ini.
Kelebihan :
1. Bahasa yang mudah dipahami, Badri Yatim menggunakan bahasa yang lugas
dan mudah dipahami, sehingga buku ini cocok bagi pembaca awam yang ingin
mempelajari sejarah peradaban Islam.
2. Sumber referensi yang terpercaya, Penulis menggunakan sumber referensi
yang terpercaya dan kredibel, sehingga informasi yang disajikan akurat dan
dapat dipertanggungjawabkan.
3. Menjelaskan setiap kejadian-kejadian penyebaran peradaban islam di dunia.
4. Adanya Glossary, yang membantu orang awam terhadap istilah istilah khusus
di dalam buku.
5. Gaya penulisan yang objektif dan menggunakan metode narasi untuk
menjelaskan sejarah peradaban Islam secara gamblang

Kekurangan:
1. Buku ini belum memberikan data-data yang lebih sepesifik untuk menguatkan
kebenaran, sehingga masih menimbulkan pertanyaan.
2. Spesifik dalam setiap pembahasan perlu dipertegas dalam setiap pembahasan.
3. Pembahasan dalam buku ini hanya sampai pada masa kemerdekaan negara-
negara Islam, sehingga tidak termasuk perkembangan Islam di negara-negara
modern.

PENUTUP
Kesimpulan:
Buku ini adalah salah satu kajian yang mengupas tentang peradaban Islam Dunia yang
meliputi sejarah politik, pemikiran, dan awal mula islam muncul dari era Nabi
Muhammad, Khulafaur Rasyidin, Daulah Umayah, Daulah Abbasiyah hingga Abad
Modern.

Buku ini dibagi menjadi empat bagian. Bagian pertama membahas peradaban Islam
masa Rasulullah da Khulafaur Rasyidin, bagian kedua memaparkan peradaban yang
dihasilkan ketika Islam sudah menyebar ke berbagai wilayah di benua Eropa, Afrika
dan Asia. Bagian ketiga mengulas secara khusus peradaban Islam sebelum masa
penjajahan Indonesia dan sesudahnya. Dan pada bagian keempat, merupakan bagian
inti yang memuat terkait bagaimana kontribusi para akademika dan sarjana muslim
terhadap perkembangan sains dalam peradaban dunia.

Saran:
Buku ini memang layak menjadi pegangan mahasiswa untuk mempelajari Sejarah
Peradaban Islam. Materi buku ini dengan uraian sejarah peradaban Islam-nya yang
sangat berguna dan penting, terutama bagi mereka yang berminat pada studi
keIslaman.

Anda mungkin juga menyukai