Anda di halaman 1dari 12

PENGANTAR SEJARAH PERADABAN ISLAM

MAKALAH

Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Sejarah Peradaban Islam pada
Program Studi Ilmu Komunikasi
Universitas Islam Negri Sultan Syarif Kasim

Oleh

Muhammad hafiz syahuri


Nim 12040317701

M. Taufik ramadhani
Nim 12040317442

Jimmy harieshandy
Nim 12040316168

Vira fadillah
Nim 12040326525

Dosen Pembina

Yupidus M. Pd

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SULTAN SYARIF KASIM


2021

i
1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang
“Pengantar Sejarah Peradaban Islam” ini dengan baik meskipun banyak kekurangan
didalamnya. Dan juga kami berterima kasih pada Bapak Yupidus M. Pd selaku Dosen
mata kuliah “Sejarah Peradaban Islam” yang telah memberikan tugas ini kepada kami.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai Sejarah Peradaban Islam terutama dari hal
paling mendasar. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa dalam makalah ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik,
saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan
datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang


membacanya dan dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya.
Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa
depan.

Pekanbaru,16 Maret 2021

Penyusun

DAFTAR ISI
ii
2
HALAMAN JUDUL ………………………………………………………………... i
KATA PENGANTAR ......................................................................…..................... ii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………....... iii

BAB I : PENDAHULUAN ………………………………………………………. 1

A. Latar Belakang ………………………………………………….......... 1

B. Rumusan Masalah ………………………………………………....… 1

C. Tujuan ................................................................................................... 1

BAB II : PEMBAHASAN ...........………………………………………………...... 2

A. Arti Sejarah Peradaban Islam………………………………………..... 2

B. Diskursus Kebudayaan Dan Peradaban ...........……………………...... 3

1. Pengertian Peradaban ............………………………………....… 3

2. Peranan Kebudayaan dan Peradaban dalam Kejayaan Islam ....… 4

C. Hubungan Al Quran dan Hadits dengan Peradaban .............................. 5

D. Metodologi Penulisah Sejarah .............................................................. 6

BAB III : PENUTUP …………………………………………………………..…… 8

A. Kesimpulan ……………………………………………………..…….. 8

B. Saran ………………………………………………………….....…….. 8

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………… iv

iii

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam sejarah kebudayaan ummat manusia proses tukar-menukar dan
interaksi (intermingling) atau pinjam meminjam konsep antara satu kebudayaan dengan
kebudayaan lain memang senantiasa terjadi, seperti yang terjadi antara kebudayaan barat
dan peradaban islam. Dalam proses ini selalu terdapat sikap resistensi dan akseptansi.
Namun dalam kondisi dimana suatu kebudayaan itu lebih kuat dibanding yang lain yang
tejadi adalah dominasi yang kuat terhadap yang lemah. Istilah ibn khaldun, "masyarakat
yang ditaklukkan, cenderung meniru budaya penakluknya".
Ketika peradaban islam menjadi sangat kuat dan dominan pada abad
pertengahan, masyarakat eropa cenderung meniru atau "berkiblat ke islam". Kini ketika
giliran kebudayaan barat yang kuat dan dominan maka proses peniruan itu juga terjadi.
Terbukti sejak kebangkitan barat dan lemahnya kekuasaan politik islam, para ilmuwan
muslim belajar berbagai disiplin ilmu termasuk islam ke barat dalam rangka meminjam.
Hanya saja karena peradaban islam dalam kondisi terhegemoni maka kemampuan
menfilter konsep-konsep dalam pemikiran dan kebudayaan barat juga lemah.
B. Rumusan Masalah
1. Apa arti sejarah peradaban islam?
2. Bagaimana diskursus kebudayaan dan peradaban?
3. Bagaimana hubungan al-qur’an dan hadist dengan peradaban?
4. Bagaimana Metodologi Penulisan sejarah?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui arti sejarah peradaban
2. Untuk mengetahui diskursus kebudayaan dan peradaban?
3. Untuk mengetahui hubungan al-qur’an dan hadist dengan peradaban?
4. Untuk mengetahui metodologi penulisan sejarah?

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Arti Sejarah Peradaban Islam


Sejarah berasal dari bahasa Arab “syajaratun” artinya pohon. Dalam dunia
barat disebut Histoire (perancis), Historie (Belanda), History (Inggris). Berasal dari
bahasa Yunani Istoria yang artinya ilmu. Dalam pengertian lain, sejarah adalah catatan
berbagai peristiwa yang terjadi pada masa lampau (event in the past).1 Dalam pengertian
lebih seksama sejarah adalah kisah dan peristiwa masa lampau umat manusia.
Menurut Sidi Gazalba, sejarah adalah gambaran masa lalu tentang manusia
dan sekitarnya sebagai makluk social, yang disusun secara ilmiah dan lengkap, meliputi
urutan fakta masa tersebut dengan tafsiran dan penjelasan yang memberi pengertiandan
kepahaman tentang apa yang telah berlalu.2 Sedangkan Menurut Ibn Khaldum, sejarah
ialah menunjuk kepada peristiwa-peristiwa istimewa atau penting pada waktu atau ras
tertentu.
Sejarah adalah riwayat tentang kejadian-kejadian masa lampau yang benar-
benar terjadi (fakta), yang diceritakan atau tertulis dan dapat dibuktikan kebenarannya.
Sejarah juga berarti asal-usul, tempat sebuah kejadian itu bermula. Atau juga berarti
peristiwa masa lampau yang dialami oleh manusia.
Sementara, peradaban adalah cipta, rasa, dan karsa manusia yang berasal dari
akal budi baik lahir atapun bathin. Peradaban berasal dari kebudayaan dan merupakan
hasil pengolahan akal budi manusia. Dimana hasil pikir dan pengolahannya dimaksudkan
untuk kesejahteraan dan kebahagiaan manusia3.
Pengertian sejarah peradaban islam adalah kejadian-kejadian masa lampau
yang merupakan produk budaya yang di hasilkan oleh orang-orang islam di bawah
naugan pemerintah islam. Atau sikap khusus yang berangkat dari dasar dan nilai-nilai
ajaran islam. Sejarah peradaban islam tidak hanya berupa peninggalan-peninggalan masa
lampau. Melainkan juga pemikiran-pemikiran masa lalu yang masih ada dan bisa kita
pelajari saat ini.Peradaban islam bernula ketika agama islam diturunkan kedunia melalui
nabi Muhammad, sejak itulah peradaban islam lahir dan menancapkan diri dalam sejarah
dunia. Nabi muhammad membawa ajaran islam dengan nilai-nilai yang telah

1 Louis Gottschalk, 1986, Mengerti Sejarah, Jakarta: UI Press,h.27


2 Sidi gazalba, 1996, Pengantar Sejarah Sebagai Ilmu, Jakarta: Bharat,h. 11
3 Dedi Supryadi. Sejarah Peradaban Islam. Bandung : Pustaka Setia .2008. h 13

5
disampaikan kepada manusia membawa sepanjang masa kenabiannya. Baik berupa kitab
suci (al-qur’an) atupun melalui tingkah laku dan pentunjuk-petunjuk beliau.
B. Diskursus Kebudayaan Dan Peradaban
1. Pengertian Peradaban
Kata Peradaban seringkali diberi arti yang sama dengan kebudayaan. Tetapi dalam B.
Inggris terdapat perbedaan pengertian antara kedua istilah tersebut. Istilah Civilization
untuk peradaban dan Culture untuk kebudayaan. Demikian pula dalam B. Arab dibedakan
antara kata Tsaqafah (kebudayaan), kata Hadharah (kemajuan), dan Tamaddun
(peradaban).
Peradaban Islam adalah terjemahan dari kata Arab al-Hadharah al-Islamiyah. Kata Arab
ini sering juga diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan kebudayaan Islam.
“Kebudayaan” dalam bahasa Arab adalah al-Tsaqafah. Di Indonesia, sebgaimana juga di
Arab dan Barat, masih banyak orang yang mensinonimkan dua kata “kebudayaan” dan
“peradaban”. Kebudayaan adalah bentuk ungkapan tentang semangat mendalam suatu
masyarakat. Sedangkan manifestasi-manifestasi kemajuan mekanis dan teknologis lebih
berkaitan dengan peradaban. Kalau kebudayaan lebih banyak direfleksikan dalam seni,
sastra, religi dan moral, maka peradaban terrefleksi dalam politik, ekonomi, dan
teknologi.
Menurut Koentjaraningrat, kebudayaan paling tidak mempunyai tiga wujud.
 Wujud Ideal, yaitu wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks ide-ide, gagasan, nilai-
nilai, norma-norma, peraturan-peraturan dan lain-lain.
 Wujud Kelakuan, yaitu wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas kelakuan
berpola dari manusia dalam masyarakat.
 Wujud Benda, yaitu wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya. Sedangkan
istilah peradaban biasanya dipakai untuk bagian-bagian dan unsur-unsur dari
kebudayaan yang halus dan indah.4
Menurut A.A. Fyzee, peradaban (civilization) dapat diartikan dalam hubungannya dengan
kewarganegaraan karena berasal dari kata civies (Latin) atau civil (Inggris) yang berarti
seorang warganegara yang berkemajuan. Dalam hal ini peradaban diartikan dalam dua
cara:
 Proses menjadi berkeadaban, dan
 Suatu masyarakat manusia yang sudah berkembang atau maju.

4 Azyumardi. 2002. Pendidikan Islam.PT Logos Wacana Ilmu: Jakarta. h. 30

6
Suatu peradaban ditunjukkan dalam gejala-gejala lahir, misalnya Memiliki kota-kota
besar, masyarakat telah memiliki keahlian di dalam industri (pertanian, pertambangan,
pembangunan, pengangkutan dsb), memiliki tertib politik dan kekuasaan, dan terdidik
dalam kesenian yang indah-indah. Adapun kebudayaan diartikan bersifat sosiologis di
satu sisi dan antropologis di sisi lain. Istilah kebudayan (culture) pada dasarnya diartikan
sebagai cara mengerjakan tanah, memelihara tumbuh2an, diartikan pula melatih jiwa dan
raga manusia. Dalam latihan ini memerlukan proses dan mengembangkan cipta, karsa,
dan rasa manusia. Maka culture adalah civilization dalam arti perkembangan jiwa.
Peradaban Islam memiliki tiga pengertian yang berbeda. Pertama, kemajuan dan tingkat
kecerdasan akal yang dihasilkan dalam suatu periode kekuasaan Islam mulai dari periode
Nabi Muhammad Saw. sampai perkembangan kekuasaan sekarang; kedua, hasil-hasil
yang dicapai oleh umat Islam dalam lapangan kesusasteraan, ilmu pengetahuan dan
kesenian; ketiga, kemajuan politik atau kekuasaan Islam yang berperan melindungi
pandangan hidup Islam terutama dalam hubungannya dengan ibadah-ibadah, penggunaan
bahasa, dan kebiasaan hidup kemasyarakatan.
2. Peranan Kebudayaan dan Peradaban dalam Kejayaan Islam
Berdasarkan penjelasan Ibnu Khaldun tentang kebangkitan suatu peradaban, jika umat
Islam ingin membangun kembali peradabannya, mereka harus menguasai ilmu
pengetahuan dan teknologi. Tanpa ini, kebangkitan Islam hanya akan menjadi utopia
belaka5.
Menurut Ibnu Khaldun, wujud suatu peradaban merupakan produk dari akumulasi tiga
elemen penting yaitu, kemampuan manusia untuk berfikir yang menghasilkan sains dan
teknologi, kemampuan berorganisasi dalam bentuk kekuatan politik dan militer, dan
kesanggupan berjuang untuk hidup. Jadi kemampuan berfikir merupakan elemen asas
suatu peradaban. Suatu bangsa akan beradab (berbudaya) hanya jika bangsa itu telah
mencapai tingkat kemapuan intelektual tertentu. Sebab kesempurnaan manusia ditentukan
oleh ketinggian pemikirannya. Suatu peradaban hanya akan wujud jika manusia di
dalamnya memiliki pemikiran yang tinggi sehingga mampu meningkatkan taraf
kehidupannya. Suatu pemikiran tidak dapat tumbuh begitu saja tanpa sarana dan
prasarana ataupun supra-struktur dan infra-struktur yang tersedia. Dalam hal ini
pendidikan merupakan sarana penting bagi tumbuhnya pemikiran, namun yang lebih

5 Louis Gottschalk, Mengerti Sejarah, Terj. Nugroho Notosusanto. Jakarta : UI Press, 1986, h.27

7
mendasar lagi dari pemikiran adalah struktur ilmu pengetahuan yang berasal dari
pandangan hidup.
Maka dari itu, pembangunan kembali peradaban Islam harus dimulai dari
pembangunan ilmu pengetahuan Islam. Orang mungkin memprioritaskan pembangunan
ekonomi dari pada ilmu, dan hal itu tidak sepenuhnya salah, sebab ekonomi akan
berperan meningkatkan taraf kehidupan. Namun, sejatinya faktor materi dan ekonomi
menentukan setting kehidupan manusia, sedangkan yang mengarahkan seseorang untuk
memberi respon seseorang terhadap situasi yang sedang dihadapinya adalah faktor ilmu
pengetahuan. Dari sini, kita melihat peran vital pendidikan sebagai jalan kebangkitan
peradaban Islam. Menurut satu versi, peradaban adalah kebudayaan yang sudah
berkembang dan maju. Disisi lain, Effat Sharqawi menjelaskan bahwa kebudayaan adalah
bentuk ungkapan tentang semangat mendalam suatu masyarakat.
C. Hubungan Al-Quran Dan Hadits Dengan Peradaban
Dalam keyakinan ummat islam bahwa Al-Quran adalah firman Allah yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad S.A.W. yang membacanya bernilai ibadah.
Disamping Al-Quran, Hadits adalah sabda (perkataan, Qawl), perbuatan (Fi’li), ketetapan
( taqri), dan sifat yang disandarkan kepada Nabi Muhammad S.A.W. Dalam proses
sejarah, ulama dalam berbagai generasi berusaha menangkapkan maksud Allah yang
terdapat dalam kitab-Nya. Oleh karena itu, ulama menentukan berbagai cara dalam
memahami maksud-maksud Allah. Karena banyaknya cara yang digunakan oleh ulama
dalam memahami Al-Quran, ulama kemudian dikelompokkan kedalam berbagai aliran
sesuai dengan kecenderungan. Dalam memahami Al-Quran, sebagian ulama cenderung
pada pendekatan kualitas keutamaan struktural.
Prosedur penafsiran Al-Quran merupakan produk pemikiran ulama dalam rangka
memahami kandungan makna Al-Quran. Oleh keran itu, ia dapat disebut sebagai
“kebudayaan” karena produk pemikiran ulama (manusia). Disamping itu, ia pun dapat
disebut sebagai peradaban karena prosedur tersebut termasuk maju (terutama dari segi
semangat memahami dan menjalankan kitab suci) dan dilakukan oleh ulama pada
jamannya. Akan tetapi, sebagian umat islam tidak sreg (keberatan) apabila ilmu quran
(ulum quran) disebut sebagai kebudayaan atau peradaban.
Menurut Nuchcolis Madjid, agama dan budaya adalah dua bidang yang dapat
dibedakan tapi tidak dapat dipisahkan. Agama bernilai mutlak, tidak berubah menurut
perubahan waktu dan tempat. Tetapi budaya, sekalipun berdasarkan agama, dapat

8
berubah dari waktu ke waktu dan dari tempat ke tempat. Sementara kebanyakan budaya
berdasarkan agama, namun tidak pernah terjadi sebaliknya, agama berdasarkan budaya.
Oleh karena itu, agam adalh primer, dan budaya adalah sekunder. Budaya dapat berupa
ekspresi hidup keagamaan.
Dalam pandangan Harun Nasution, agama pada hakikatnya mengandung dua
kelompak ajaran. Pertama, ajaran dasar yang diwahyukan Tuhan melalui para Rasul-Nya
kepada masyarakat manusia. Ajaran dasar yang demikian terdapat dalam kitab- kitab
suci. Ajaran – ajaran yang terdapat dalam kitab- kitab suci itu, memerlukan pennjelasan
tentang arti dan cara pelaksanaannya. Penjelasan-penjelasan ini diberikan oleh pemuka-
pemuka atau ahli-ahli agama. Penjelasan-penjelasan mereka terhadap ajaran dasar agama
adalah kelompok kedua dari ajaran agama. Kelompok pertama, karena merupakan
wahyu,dari Tuhan, bersifat absolut, mutlak benar, kekal, tidak berubah dan tidak bisa
diubah. Kelompok kedua, karena merupakan penjelasan dan dengan demikkian hasil
pemikiran pemuka atau ahli agama, pada hakikatnya tidaklah absolut tidak mutlak benar,
dan tidak kekal. Kelompok kedua ini bersifat relatif, nisbi, berubah, dan dapat diubah
sesuai dengan perkembangan zaman6.
D. Metodologi Penulisan Sejarah
Metode sejarah adalah proses menguji dan menganalisa secara kritis rekaman
dan peninggalan masa lampau. Rekontruksi yang imaginative dari masa lampau
berdasarkan data yang diperoleh dengan menempuh prose situ disebut historiografi
(penulisan Sejarah).7
1. Metode Penggalian sejarah.
a. Metode lisan (interview) , yaitu dalam pelacakan suatu obyek sejarah dilakukan
dengan interview.
b. Metode Observasi, dalam metode ini obyek sejarah diamati langsung. Jadi
metode observasi merupakan metode pengumpulan data, yakni penyelidikan
yang dijalankan secara sistematis dan sengaja diadakan dengan menggunakan
alat indera terhadap kejadian yang dapat langsung ditangkap.8

6 Sartono Kartodirjo, Pendekatan Ilmu sosial dalam Metodologi Sejarah. Jakarta: Gramedia


Pustaka Utama, 1993, h. 14 -15
7 Louis Gottschalk, 1986, Mengerti Sejarah, Jakarta: UI Press,,h. 32
8 Bimo walgito,1980, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah,Yogyakarta: fak.psikologi,
UGM,.h.54

9
c. Metode Dokumenter, metode ini berusaha mempelajari secara cermat dan
mendalam segala catatan atau dokumen tertulis.
d. Biografi, Merupakan sejarah tentang perjalanan hidup seseorang. Misalnya
biografi Ki Hajar Dewantoro, Soeharto dan lain sebagainya9.
2. Metode Penulisan Sejarah.
Adapun dalam penulisan sejarah, metode yang dapat digunakan adalah
metode
a. Metode Deskriptif, dengan metode ini digunakan untuk menggambarkan
adanya peradaban Islam tersebut, maksudnya ajaran Islam sebagai agama
samawi yang dibawa Nabi Muhammad yang berhubungan dengan peradaban
diuraikan sebagaimana adanya dengan tujuan untuk memahami yang
terkandung dalam sejarah tersebut.
b. Metode Komparatif, metode ini merupakan metode yang berusaha
membandingankan sebuah perkembangan peradaban Islam dengan peradaban
Islam lainya. Dalam metode ini dimaksudkan bahwa ajaran-ajaran Islam
dikomparasikan dengan fakta-fakta yang terjadi dan berkembang dalam
waktu serta tempat-tempat tertentu untuk mengetahui adanya persamaan dan
perbedaan dalam suatu permasalahan tertentu.
c. Metode Analisis Sintesis, metode ini melihat sosok peradaban Islam lebih
kritis, ada analisis bahasan yang lebih luas serta kesimpulan yang spesifik.

9 Effat Ash-Sharqawi, Filsafat Kebudayaan Islam. Bandung: Penerbit Pustaka, 1986, h.5

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pada uraian-uraian di atas, maka dapatlah ditarik beberapa
kesimpulan, yakni sebagai berikut :
1. Sejarah peradaban islam adalah kejadian-kejadian masa lampau yang merupakan
produk budaya yang di hasilkan oleh orang-orang islam di bawah naugan
pemerintah islam.
2. Peradaban islam bernula ketika agama islam diturunkan kedunia melalui nabi
Muhammad, sejak itulah peradaban islam lahir dan menancapkan diri dalam
sejarah dunia. Nabi muhammad membawa ajaran islam dengan nilai-nilai yang
telah disampaikan kepada manusia membawa sepanjang masa kenabiannya. Baik
berupa kitab suci (al-qur’an) atupun melalui tingkah laku dan pentunjuk-petunjuk
beliau.
3. Membangun suatu peradaban harus menguasai Ilmu pengetahuan dan teknologi,
hal itu harus berawal dari diri pribadi Islam itu sendiri
4. Adanya Prosedur penafsiran Al-Quran dari produk pemikiran ulama memberikan
pemahaman bahwa al Quran dan Hadits memberikan motivasi kepada umat Islam
untuk melakukan pengembangan dan kemajuan peradaban.
5. Sejarah merupakan rekaman peninggalan masa lalu sehingga Islam harus
mengetahui dan menuliskan secara terinci dan sistematis dengan menggunakan
metodologi penulisan sejarah.

B. Saran
Setelah menguraikan permasalahan demi permasalahan, maka penulis
menyadari masih banyak kesalahan dan kekeliruan yang terdapat dalam penyusuanan
makalah ini, baik dari segi penulisan maupun dalam pembasannya. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan saran dan kritikan yang bersifat membangun sehingga dalam
penyusunan makalah-makalah selanjutnya dapat lebih sempurna

11
DAFTAR PUSTAKA

William , dkk. 1982. Pemahaman Sejarah Indonesia, Sebelum dan Sesudah Revolusi,
Jakarta: LP3ES
Gottschalk, Louis. 1986. Mengerti Sejarah, Jakarta: UI Press

Gazalba, Sidi. 1996, Pengantar Sejarah Sebagai Ilmu, Jakarta: Bharat

Supryadi, Dedi. 2008. Sejarah Peradaban Islam. Bandung : Pustaka Setia

Azyumardi. 2002. Pendidikan Islam.PT Logos Wacana Ilmu: Jakarta

Gottschalk , Louis. 1986 Mengerti Sejarah, Terj. Nugroho Notosusanto. Jakarta : UI


Press

Kartodirjo, Sartono. 1993. Pendekatan Ilmu sosial dalam Metodologi Sejarah. Jakarta:


Gramedia Pustaka Utama

Walgito, Bimo. 1980. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah,Yogyakarta: fak.psikologi,


UGM

Ash-Sharqawi, Effat. 1986.  Filsafat Kebudayaan Islam. Bandung: Penerbit Pustaka

iv

12

Anda mungkin juga menyukai