Anda di halaman 1dari 3

Anggota kelompok :

 Indri Eka Herdinansyah


 Rahmat Ramadhan
 Rosalinda Nur Evridianti
 Syafira Aulia Putri Diana

"Tirani Matahari Terbit"


 Kedatangan Jepang ke Indonesia
Sejak pengeboman Pearl Harbour oleh angkatan udara Jepang pada 8 Desember 1941, serangan
terus dilancarkan ke angkatan laut Amerika Serikat di Pasifik. Kemenangan pasukan Jepang seolah-
olah tak dapat dikendalikan dan pasukan itu berturut-turut menghancurkan basis militer Amerika.
Selain itu, serangan Jepang juga diarahkan ke Indonesia. Serangan terhadap Indonesia tersebut
bertujuan untuk mendapatkan cadangan logistik dan bahan industri perang, seperti minyak tanah,
timah, dan aluminium. Sebab, persediaan minyak di Indonesia diperkirakan dapat mencukupi
kebutuhan Jepang selama Perang Pasifik.

Di seluruh Kepulauan Indonesia bekas Hindia Belanda itu wilayahnya dibagi menjadi tiga wilayah
pemerintahan militer

 Pemerintahan militer Angkatan Darat, yaitu Tentara ke-25 (Tomi Shudan) untuk
Sumatera, berpusat di Bukittinggi.
 Pemerintahan militer Angkatan Darat, yaitu Tentara ke-16 (Asamu Shudan) untuk Jawa
dan Madura, berpusat di Jakarta. Kekuatan pemerintah militer ini ditambah Angkatan
Laut (Dai ni Nankenkantai).
 Pemerintahan militer Angkatan Laut, yaitu Armada Selatan Kedua untuk daerah
Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku, berpusat di Makassar.

Adapun susunan pemerintahan militer Jepang tersebut adalah sebagai berikut.

 Gunshirekan (panglima tentara) yang kemudian disebut dengan Seiko Shikikan (panglima
tertinggi) sebagai pucuk pimpinan. Panglima tentara yang pertama dijabat oleh Jenderal
Hitoshi Imamura.
 Gunseikan (kepala pemerintahan militer) yang dirangkap oleh kepala staf. Kepala staf
perangkap, karena dari tempat-tempat yang gelap pasukan Jepang telah mengepung mereka.
Mereka kemudian dilucuti senjatanya dan ditawan, diangkut ke Markas Kempetai Blitar. Tokoh-
tokoh dan anggota Peta yang ditangkap kemudian diadili di depan Mahkamah Militer Jepang di
Jakarta.

 Drama Akhir Sang Tirani


1. Akibat Pendudukan Jepang di Indonesia

a. Bidang Politik

Dalam bidang politik, Jepang melakukan kebijakan dengan melarang penggunaan bahasa
Belanda dan mewajibkan penggunaan Bahasa Jepang. Struktur pemerintahan dibuat sesuai dengan
keinginan Jepang, misalnya desa dengan Ku, kecamatan dengan So, kawedanan dengan Gun,
kotapraja dengan Syi, kabupaten dengan Ken, dan karesidenan dengan Syu. Jepang juga membentuk
pemerintahan militer dengan angkatan darat dan angkatan laut.

b. Keadaan Sosial-Budaya dan Ekonomi

Jepang mengerahkan semua tenaga kerja dari Indonesia. Mula-mula tenaga kerja dikerahkan
dari Pulau Jawa yang padat penduduknya. Kemudian di kota-kota dibentuk barisan romusa sebagai
sarana propaganda. Saat itu kondisi masyarakat menyedihkan. Bahan makanan sulit didapat akibat
banyak petani yang menjadi pekerja romusa. Tidak jarang mereka mati kelaparan di jalanan atau di
bawah jembatan.

c. Pendidikan

ada masa pendudukan Jepang, keadaan pendidikan di Indonesia semakin memburuk.


Pendidikan tingkat dasar hanya satu, yaitu pendidikan enam tahun. Perguruan tinggi di tutup pada
tahun 1943. Para pelajar dianjurkan untuk masuk militer dan masuk barisan Seinendan dan Keibodan
(pembantu polisi).

d. Birokrasi dan Militer

Pembentukan provinsi yang dilakukan Belanda diganti dan disesuaikan dengan struktur Jepang,
daerah pemerintahan yang tertinggi, yaitu Syu. Perbedaan antara masa penjajahan sebelumnya
dengan masa pendudukan Jepang yaitu rakyat Indonesia mendapatkan manfaat pengalaman dan
bidang ketentaraan, bidang pertahanan, dan keamanan.

2. Janji kemerdekaan

Pada tahun 1944, Jepang terdesak, Angkatan Laut Amerika Serikat berhasil merebut kedudukan
penting Kepulauan Mariana, sehingga jalan menuju Jepang semakin terbuka. Rakyat mulai
kehilangan kepercayaannya terhadap Jepang dalam melawan Sekutu. Sementara itu. Jenderal
Kuniaki Kaiso memberikan janji kemerdekaan (September 1944). Sejak itulah Jepang memberikan
izin kepada rakyat Indonesia untuk mengibarkan bendera Merah Putih di samping bendera Jepang
Hinomaru.
Selanjutnya, Letnan Jenderal Kumakici Harada mengumumkan dibentuknya Badan Penyelidik Usaha-
Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) pada Maret 1945 untuk menyelidiki dan
mengumpulkan bahan-bahan penting tentang ekonomi, politik, dan tatanan pemerintahan sebagai
persiapan kemerdekaan Indonesia. Sidang BPUPKI dilakukan dua tahap, tahap pertama berlangsung
pada 28 Mei 1945 sampai 1 Juni 1945. Dalam pidatonya, Sukarno mengusulkan dasar-dasar negara.
Pada sidang tahap kedua yang berlangsung dari tanggal 10-11 Juni 1945, dibahas dan dirumuskan
tentang Undang-Undang Dasar.

sebelum sidang pertama berakhir BPUPKI membentuk panitia yang terdiri dari sembilan orang.
Pembentukan panitia kecil sembilan itu bertujuan untuk merumuskan tujuan dan maksud
didirikannya Negara Indonesia, Panitia kecil itu terdiri atas, Ir. Sukarno, Muh. Yamin, Mr. Ahmad
Subardjo, Mr. A.A Maramis, Abdul Kahar Muzakkar, Wahid Hasyim, H. Agus Salim, dan Abikusno
Cokrosuyoso. Kemudian disusunlah rumusan bersama dasar negara Indonesia Merdeka yang kita
kenal dengan Piagam Jakarta.

3. Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI)

BPUKPI kemudian dibubarkan setelah tugas-tugasnya selesai. Selanjutnya dibentuklah Panitia


Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada 7 Agustus 1945. Badan itu beranggotakan 21 orang.
Panitia inilah yang kemudian mengesahkan Piagam Jakarta sebagai pendahuluan dalam pembukaan
Undang-Undang Dasar 1945, 18 Agustus 1945.

Anda mungkin juga menyukai