Anda di halaman 1dari 6

TUGAS KLIPING

PENGANTAR SEJARAH INDONESIA

“ZAMAN PENDUDUKAN JEPANG DI INDONESIA”

Disusun Oleh:

Melati Ningsih (22042252)

Tesa (22042333)

Dosen Pengampu :

Yelda Syafrina, S.Pd., M.A.

JURUSAN ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2023
ZAMAN PENDUDUKAN JEPANG DI INDONESIA

Pada Oktober 1941, Jenderal Hideki Tojo menggantikan Konoe Fumimaro sebagai
Perdana Menteri Jepang. Sebenarnya hingga akhir tahun 1940, pimpinan militer Jepang tidak
mau berperang dengan beberapa negara sekaligus, tetapi sejak pertengahan tahun 1941
mereka menyadari bahwa mereka harus menghadapi Amerika Serikat, Inggris Raya, dan
Belanda secara bersamaan. waktu jika mereka ingin memerintah. . sumber daya alam di Asia
Tenggara. Apalagi setelah AS memberlakukan embargo minyak, yang sangat mereka
butuhkan baik untuk keperluan industri maupun militer Jepang.

Gambar : Rakyat yang bekerja sebagai Romusha

Admiral Isoroku Yamamoto, Panglima Angkatan Laut Jepang, mengembangkan


strategi perang yang sangat berani, yaitu mengerahkan seluruh kekuatan armadanya untuk
dua operasi besar. Seluruh potensi Angkatan Laut Jepang mencakup 6 kapal induk
(pengangkut pesawat tempur), 10 kapal perang, 18 kapal penjelajah berat, 20 kapal penjelajah
ringan, 4 kapal pengangkut perlengkapan, 112 kapal perusak, 65 kapal selam serta 2.274
pesawat tempur. Kekuatan pertama, yaitu 6 kapal induk, 2 kapal perang, 11 kapal perusak
serta lebih dari 1.400 pesawat tempur, tanggal 7 Desember 1941, akan menyerang secara
mendadak basis Armada Pasifik Amerika Serikat di Pearl Harbor di kepulauan Hawaii.
Sedangkan kekuatan kedua, sisa kekuatan Angkatan Laut yang mereka miliki, mendukung
Angkatan Darat dalam Operasi Selatan, yaitu penyerangan atas Filipina dan
Malaya/Singapura, yang akan dilanjutkan ke Jawa. Kekuatan yang dikerahkan ke Asia
Tenggara adalah 11 Divisi Infantri yang didukung oleh 7 resimen tank serta 795 pesawat
tempur. Seluruh operasi direncanakan selesai dalam 150 hari. Admiral Chuichi Nagumo
memimpin armada yang ditugaskan menyerang Pearl Harbor.

Hari minggu pagi tanggal 7 Desember 1941, 360 pesawat terbang yang terdiri dari
pembom pembawa torpedo serta sejumlah pesawat tempur diberangkatkan dalam dua
gelombang.Pengeboman Pearl Harbor ini berhasil menenggelamkan dua kapal perang besar
serta merusak 6 kapal perang lain. Selain itu pemboman Jepang tesebut juga menghancurkan
180 pesawat tempur Amerika. Lebih dari 2.330 serdadu Amerika tewas dan lebih dari 1.140
lainnya luka-luka. Namun tiga kapal induk Amerika selamat, karena pada saat itu tidak
berada di Pearl Harbor. Tanggal 8 Desember 1941, Kongres Amerika Serikat menyatakan
perang terhadap Jepang.

Perang Pasifik ini berpengaruh besar terhadap gerakan kemerdekaan negara-negara di


Asia Timur, termasuk Indonesia. Tujuan Jepang menyerang dan menduduki Hindia-Belanda
adalah untuk menguasai sumber-sumber alam, terutama minyak bumi, guna mendukung
potensi perang Jepang serta mendukung industrinya. Jawa dirancang sebagai pusat
penyediaan bagi seluruh operasi militer di Asia Tenggara, dan Sumatera sebagai sumber
minyak utama.

Sebelum meletusnya Perang Asia Timur Raya, Jepang memetakan wilayah Asia
Tenggara menjadi 2 bagian, yaitu :

1. Wilayah A, yaitu beberapa koloni Inggris, Belanda dan Amerika Serikat yang
meliputi wilayah ; Semenanjung Melayu, Kalimantan Utrara, Philipina dan Indonesia

2. Wilayah B, yaitu koloni Perancis yang meliputi Vietnam, Laos dan kamboja

Jepang menguasai kawasan Asia Tenggara, khususnya wilayah A dengan tujuan ;


menjadikan kawasan Aasia Tenggara sebagai sumber bahan mentah bagi industri perang dan
pertahanannya. Jepang juga berusaha memotong garis perbekalan musuh yang berada di
wilayah ini.

Jepang memperoleh kemenangan mudah untuk menduduki Indonesia yang dikuasai


Belanda pada bulan Januari 1942. Dimulai dari wilayah Tarakan (Kalimantan Timur) sebagai
penghasil minyak bumi terbesar di Indonesia, berturut-turut kemudian wilayah Balikpapan,
Ambon,Kendari, Pontianak dapat dikuasai pada bulan yang sama. Pada bulan Pebruari 1942
Jepang berhasil menguasai Palembang.

Sebutan resmi pemerintahan milliter Jepang adalah Bala Tentara Nippon memegang
kekuasaan militer dan segala kekuasaan yang dulu dipegang oleh gubernur Jendral (pada
masa kekuasaan Belanda). Dalam pelaksanaan sistem pemerintahan ini, kekuasaan atas
wilayah Indonesia dipegang oleh dua angkatan perang yaitu angkatan darat (Rikugun) dan
angkatan laut (Kaigun). Masing-masing angkatan mempunyai wilayah kekuasaan. Dalam hal
ini Indonesia dibagi menjadi tiga wilayah kekuasaan yaitu:

1. Wilayah I : Daerah Jawa dan Madura dengan pusatnya Batavia berada di


bawah kekuasaan Rikugun.

2. Wilayah II : Daerah Sumatra dan Semenanjung Tanah Melayu dengan


pusatnya Singapura berada di bawah kekuasaan Rikugun.

3. Wilayah III : Daerah Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, Irian


berada di bawah kekuasaan Kaigun.
Selain itu Jepang juga mendirikan berbagai organisasi kemilliteran seperti :

1. Gerakan Tiga A

Gerakan ini disebut Gerakan Tiga A karena semboyannya adalah Nippon Pelindung
Asia, Nippon Cahaya Asia, Nippon Pemimpin Asia. Gerakan ini dipimpin oleh Syamsuddin
SH. Namun dalam perkembangan selanjutnya gerakan ini tidak dapat menarik simpati rakyat,
sehinnga pada tahun 1943 Gerakan Tiga A dibubarkan dan dibagi dengan Putera.

2. Pusat Tenaga Rakyat (PUTERA)

Organisasi ini dibentuk pada tahun 1943 dibawah pimpinan “Empat Serangkai”, yaitu
Bung Karno, Bung Hatta, Ki Hajar Dewantara, KH Mas Mansyur. Gerakan Putera ini pun
diharapkan dapat menarik perhatian bangsa Indonesia agar membantu pasukan Jepang dalam
setiap peperangan yang dilakunnya. Ternyata Gerakan Putera yang menjadi bentukan Jepang
ini ternyata menjadi bumerang bagi Jepang. Hal ini disebabkan oleh anggota-anggota dari
Putera yang memiliki sifat nasionalisme yang tinggi.
3. Pembela Tanah Air (PETA)

PETA merupakan sebuah organisasi bentukan Jepang dengan keanggotaanya berisi


pemuda-pemuda Indonesia. Dalam organisasi PETA ini para pemuda bangsa Indonesia
dididik atau mendapatkan latihan kemiliteran dari pasukan Jepang. Pemuda-pemuda inilah
yang menjadi tiang utama perjuangan kemerdekaan bangsa dan negara Indonesia.

Tujuan awal PETA adalah untuk melayani kepentingan perang Jepang di Pasifik.
Karena PETA bersifat nasional dan dianggap sangat membahayakan kedudukan Jepang di
wilayah Indonesia, maka PETA dibubarkan pada tahun 1944. Selanjutnya Jepang membentuk
organisasi lain yang disebut Perhimpunan Pelayanan Rakyat yang lebih dikenal dengan Jawa
Hokokai. Organisasi ini dipimpin oleh komando militer Jepang.

Sejak pemerintahan pendudukan Jepang di Indonesia dikuasai oleh militer, maka


segala kegiatan disesuaikan dengan kepentingan perang. Sumber daya alam dan bahan
makanan berada di bawah tekanan dari Jepang. Hal ini menyebabkan penderitaan besar bagi
rakyat dan kekurangan pakaian dan makanan yang menyebabkan kematian di berbagai
tempat. Selain memeras sektor pertanian, Jepang menyuruh orang menyerahkan besi tua
untuk pembuatan senjata. Jepang juga menyita harta benda rakyat, terutama emas.

Selain itu juga akibat pemerintahan kemilliteran Jepang, Kebijakan pemerintah pada
pendudukan Jepang antara lain berupa pengerahan tenaga rakyat untuk melaksanakan kerja
paksa diantaranya yaitu Rumusha (kerja paksa tanpa dibayar pada zaman penduduka Jepang
dan Kinrohosi (kerja paksa tanpa dibayar untuk para pamong desa dan pegawair rendahan).
Selain itu, para pemuda juga diwajibkan untuk masuk menjadi anggota organisasi militer
maupun semi militer yang dibentuk Jepang.

Anda mungkin juga menyukai