Disusun Oleh:
Tesa (22042333)
Dosen Pengampu :
2023
ZAMAN PENDUDUKAN JEPANG DI INDONESIA
Pada Oktober 1941, Jenderal Hideki Tojo menggantikan Konoe Fumimaro sebagai
Perdana Menteri Jepang. Sebenarnya hingga akhir tahun 1940, pimpinan militer Jepang tidak
mau berperang dengan beberapa negara sekaligus, tetapi sejak pertengahan tahun 1941
mereka menyadari bahwa mereka harus menghadapi Amerika Serikat, Inggris Raya, dan
Belanda secara bersamaan. waktu jika mereka ingin memerintah. . sumber daya alam di Asia
Tenggara. Apalagi setelah AS memberlakukan embargo minyak, yang sangat mereka
butuhkan baik untuk keperluan industri maupun militer Jepang.
Hari minggu pagi tanggal 7 Desember 1941, 360 pesawat terbang yang terdiri dari
pembom pembawa torpedo serta sejumlah pesawat tempur diberangkatkan dalam dua
gelombang.Pengeboman Pearl Harbor ini berhasil menenggelamkan dua kapal perang besar
serta merusak 6 kapal perang lain. Selain itu pemboman Jepang tesebut juga menghancurkan
180 pesawat tempur Amerika. Lebih dari 2.330 serdadu Amerika tewas dan lebih dari 1.140
lainnya luka-luka. Namun tiga kapal induk Amerika selamat, karena pada saat itu tidak
berada di Pearl Harbor. Tanggal 8 Desember 1941, Kongres Amerika Serikat menyatakan
perang terhadap Jepang.
Sebelum meletusnya Perang Asia Timur Raya, Jepang memetakan wilayah Asia
Tenggara menjadi 2 bagian, yaitu :
1. Wilayah A, yaitu beberapa koloni Inggris, Belanda dan Amerika Serikat yang
meliputi wilayah ; Semenanjung Melayu, Kalimantan Utrara, Philipina dan Indonesia
2. Wilayah B, yaitu koloni Perancis yang meliputi Vietnam, Laos dan kamboja
Sebutan resmi pemerintahan milliter Jepang adalah Bala Tentara Nippon memegang
kekuasaan militer dan segala kekuasaan yang dulu dipegang oleh gubernur Jendral (pada
masa kekuasaan Belanda). Dalam pelaksanaan sistem pemerintahan ini, kekuasaan atas
wilayah Indonesia dipegang oleh dua angkatan perang yaitu angkatan darat (Rikugun) dan
angkatan laut (Kaigun). Masing-masing angkatan mempunyai wilayah kekuasaan. Dalam hal
ini Indonesia dibagi menjadi tiga wilayah kekuasaan yaitu:
1. Gerakan Tiga A
Gerakan ini disebut Gerakan Tiga A karena semboyannya adalah Nippon Pelindung
Asia, Nippon Cahaya Asia, Nippon Pemimpin Asia. Gerakan ini dipimpin oleh Syamsuddin
SH. Namun dalam perkembangan selanjutnya gerakan ini tidak dapat menarik simpati rakyat,
sehinnga pada tahun 1943 Gerakan Tiga A dibubarkan dan dibagi dengan Putera.
Organisasi ini dibentuk pada tahun 1943 dibawah pimpinan “Empat Serangkai”, yaitu
Bung Karno, Bung Hatta, Ki Hajar Dewantara, KH Mas Mansyur. Gerakan Putera ini pun
diharapkan dapat menarik perhatian bangsa Indonesia agar membantu pasukan Jepang dalam
setiap peperangan yang dilakunnya. Ternyata Gerakan Putera yang menjadi bentukan Jepang
ini ternyata menjadi bumerang bagi Jepang. Hal ini disebabkan oleh anggota-anggota dari
Putera yang memiliki sifat nasionalisme yang tinggi.
3. Pembela Tanah Air (PETA)
Tujuan awal PETA adalah untuk melayani kepentingan perang Jepang di Pasifik.
Karena PETA bersifat nasional dan dianggap sangat membahayakan kedudukan Jepang di
wilayah Indonesia, maka PETA dibubarkan pada tahun 1944. Selanjutnya Jepang membentuk
organisasi lain yang disebut Perhimpunan Pelayanan Rakyat yang lebih dikenal dengan Jawa
Hokokai. Organisasi ini dipimpin oleh komando militer Jepang.
Selain itu juga akibat pemerintahan kemilliteran Jepang, Kebijakan pemerintah pada
pendudukan Jepang antara lain berupa pengerahan tenaga rakyat untuk melaksanakan kerja
paksa diantaranya yaitu Rumusha (kerja paksa tanpa dibayar pada zaman penduduka Jepang
dan Kinrohosi (kerja paksa tanpa dibayar untuk para pamong desa dan pegawair rendahan).
Selain itu, para pemuda juga diwajibkan untuk masuk menjadi anggota organisasi militer
maupun semi militer yang dibentuk Jepang.