Anda di halaman 1dari 27

KEHIDUPAN BANGSA

INDONESIA DI BIDANG SOSIAL,


EKONOMI, BUDAYA, MILITER,
DAN PENDIDIKAN PADA MASA
PEMERINTAHAN JEPANG
Masa Pendudukan Jepang di Indonesia

1.) Latar belakang pendudukan Jepang di


Indonesia
a. Restorasi Meiji
Restorasi Meiji merupakan pembaruan besar-besaran(pemerintahan,
pendidikan, ekonomi, militer) yang dilakukan Jepang pada masa pemerintahan
Tenno Meiji yang menempatkan Jepang sebagai negara industri modern yang
sejajar dengan bangsa barat.

b. Paham Hakko Ichiu


Hakko Ichiu merupakan semboyan yang dipakai oleh Jepang untuk
membujuk negara-negara lain untuk bekerjasama pada jaman dahulu.
Berdasarkan kebijakan imperialis Hakko Ichiu, Jepang bermaksud menjadikan
Asia sebagai kesatuan wilayah dibawah pimpinannya dan kemudian menguasai
dunia. Dengan paham tersebut, Jepang melegitimasi keberadaannya di
c. Jepang menyebut dirinya sebagai saudara tua
Indonesia
Jepang memiliki berbagai cara untuk melegitimasi kekuasaan di
Indonesia dengan menyebut dirinya sebagai saudara tua bagi
Indonesia.Legitimasi bertujuan agar pemerintah jepang dapat berkuasa di
Indonesia lebih lama.

d. Faktor Ekonomi
Restorasi Meiji berhasil menjadikan jepang sebagai negara Industri
terbesar di Asia, dengan keberhasilan ini jepang melakukan exspansi
dengan tujuan untuk mendapatkan sumber daya alam sebagai bahan baku
industri untuk mendukung sektor ekonomi. Jepang menyerbu Indonesia
karena untuk mendapatkan sumber alam yang ada di Indonesia seperti
minyak tanah,timah, karet,kina,dan bahan lapis baja.
e. Keberhasilan Jepang dalam Bidang Militer
Didukung oleh semangat juang yang tinggi dan
persenjataan yang modern,keberhasilan jepang dibidang militer
jepang berhasil melakukan exspansi bergabung dengan inggris
dalam persiapan untuk menyerang exspansi rusia.

f. Pendudukan Indonesia Oleh Belanda


Sentimen terhadap imperialisme Barat di kawasan Asia
turut mendorong Jepang untuk segera menduduki Indonesia yang
dikuasai oleh Belanda. Setelah menguasai Indonesia, Jepang
bermaksud membendung pengaruh imperialisme Barat di Asia .
2.) Tujuan Pendudukan Jepang di Indonesia

a. Menjadikan Indonesia sebagai pemasok bahan mentah untuk industri dan


mesin perang
Oleh karena itu, Jepang mengincar wilayah yang kaya minyak bumi,
seperti Tarakan & Balikpapan (Kalimantan Timur) serta Palembang (Sumatera
Selatan).

b. Menggalang rakyat Indonesia menjadi bagian dari kekuatan untuk


membendung gempuran pasukan sekutu yang identik dengan Imperialisme
Barat
Untuk itu, Jepang memberlakukan kerja paksa dalam membangun
kubu pertahanan dan jaringan kereta api. Jepang juga melatih penduduk
Indonesia dengan keterampilan militer.

c. Posisi Indonesia yang sangat strategis dan jumlah penduduk Indonesia


yang banyak dimanfaatkan sebagai tempat pemasaran hasil industri
Jepang.
3.) Pemerintahan Jepang di Indonesia

Pada tanggal 8 Maret 1942, Letnan Jenderal Poorten, Panglima Perang


Hindia-Belanda, menyerah tanpa syarat kepada pasukan Jepang di bawah
pimpinan Letnan Jenderal Imamura. Perjanjian penyerahan berlangsung di
Kalijati, Subang, Jawa Barat. Peristiwa ini menandai dimulainya pendudukan
Jepang di Indonesia. Setelah jatuh ke tangan Jepang, Indonesia dibawah
pemerintahan militer Jepang.
Pemerintahan militer Jepang di Indonesia terbagi dalam tiga daerah
pemerintahan sebagai berikut:
1. Pemerintahan Militer Angkatan Darat (Tentara ke-25) untuk Sumatera
dengan pusatnya di Bukittinggi
2. Pemerintahan Militer Angkatan Darat (Tentara ke-16) untuk Jawa dan
Madura dengan pusatnya di Jakarta
3. Pemerintahan Militer Angkatan Laut (Armada Selatan ke-2) untuk
Sulawesi, Kalimantan, dan Maluku dengan pusatnya di Makassar.
Pemerintahan di ketiga wilayah tersebut di pimpin oleh kepala staf
tentara/armada dengan sebutan gunseikan dan kantornya disebut
gunseikanbu. Tugas pemerintahan militer tersebut adalah memulihkan
1.) Eksploitasi di Bidang Sumber
Daya Alam
Eksploitasi
Usaha perkebunan yang dijalankan oleh
di Bidang Jepang harus menunjang usaha perang.
Sosial dan Misalnya, tanaman pangan yang amat
dibutuhkan untuk perbekalan perang dan
Ekonomi tanaman jarak yang dibuat sebagai bahan
minyak pelumas mesin perang memperoleh
prioritas utama. Akibatnya, banyak perkebunan
tembakau di Sumatera di musnahkan untuk di
tanam jarak.
2.)Eksploitasi di Bidang Sumber
Daya Manusia

Eksploitasi Rakyat indonesia dipekerjakan paksa untuk


membangun lapangan terbang,kubu
di Bidang pertahanan,dan jalan kereta. Tenaga romusha
Sosial dan kebanyakan diambil dari desa,terutama pulau
jawa. Banyak juga romusha yang dikirim ke luar
Ekonomi negeri. kesehatan yang tidak terjamin,kurang
pangan, dan pekerjaan yang terlampau berat
menyebabkan banyak romusha yan mati
ditempat. 1943,Jepang berkampanye bahwa
romusha adalah prajurit ekonomi atau pahlawan
bekerja. Romusha juga menyebabkan banyak
pemuda yang hilang dari desanya.
a. Seinendan (Barisan Pemuda)
Tujuannya untuk mendidik dan melatih para
pemuda agar dapat mempertahankan tanah airnya
dengan kekuatan sendiri.

Organisasi b. Keibodan (Barisan Pembantu polisi)


Semimiliter Di Sumatera, dikenal dengan nama Bogo. Dan
di Kalimantan terkenal dengan nama Borneo Konen
Bentukan Hokokudan.

Jepang c. Fujinkai (Barisan Wanita)


Dibentuk pada Agustus 1943 dengan tujuan
membantu Jepang menghadapi sekutu

d. Gokutai (Pembentukan barisan pelajar)


Untuk pelajar SD-SLTA
e. Jibakutai (Barisan berani mati)
Dibentuk 8 Desember 1944. terinspirasi
dari pilot kamikaze yang menabrakan pesawatnya
ke kapal musuh

Organisasi f. Heiho (Pembantu prajurit Jepang)


Semimiliter Di bentuk April 1943. Awalnya untuk
membantu pekerjaan kasar militer, namun
Bentukan berkembang dengan dipersenjatai dan dilatih untuk
terjun ke medan perang.
Jepang
g. PETA(Pembela Tanah Air)
Dibentuk atas prakarsa Gatot Mangkupraja
dan di sahkan melalui Osamu Seirei no.44 pada
tanggal 3 Oktober 1943
1.) Memanfaatkan Organisasi
Bentukan Jepang

Perlawanan a. Putera (Pusat Tenaga Rakyat)


Rakyat Terdiri dari kalangan nasionalis yang
Indonesia dibentuk untuk mempropagandakan politik
Hakko Ichiu kepada rakyat Indonesia. Nasionalis
Terhadap ini dikenal dengan nama empat serangkai
(Ir.Soekarno, Moh.Hatta, K.H Dewantara, K.H
Jepang Mas Mansyur). Empat serangkai, memanfaatkan
kesempatan dalam rapat raksasa dan siaran
radio untuk mengumpulkan masa yang lebih
besar untuk menyiapkan kemerdekaan
Indonesia. 1944, Putera di bubarkan karena
Jepang menyadari bahwa Putera lebih
bermanfaat bagi Indonesia daripada Jepang.
b. Barisan Pelopor
Perlawanan Panglima Bala Tentara Jepang di Jawa
Rakyat mengumumkan pembentukan Jawa Hokokai
sebagai pengganti Putera. Salah satu bagian
Indonesia dari Jawa Hokokai adalah gerakan pemuda
Terhadap yang dikenal sebagai barisan pelopor yang
dipimpin oleh Ir. Soekarno dibantu beberapa
Jepang tokoh nasionalis lainnya.
2.) Mengadakan Gerakan Bawah
Tanah

Semua partai politik pada zaman pendudukan


Jepang dibubarkan. Kemudian para tokoh nasionalis
Perlawanan tersebut mengadakan gerakan bawah tanah. Tokohnya
Rakyat yaitu Sutan Syahrir, Ahmad Subarjo, Sukarni, Chairul
Saleh, Wikana, dan Amir Syarifuddin. Kegiatan yang
Indonesia dilakukan dalam gerakan bawah tanah dilakukan secara
sembunyi-sembunyi antara lain:
Terhadap  Menjalin komunikasi untuk memelihara semangat
Jepang nasionalisme
 Menyiapkan kekuatan yang diperlukan untuk
menyambut kemerdekaan Indonesia
 Mempropagandakan semangat dan kesiapan untuk
merdeka di kalangan rakyat
 Memantau perkembangan Perang Asia Timur Raya
melalui radio luar negeri
3.) Mengadakan Perlawanan Bersenjata

a. Perlawanan di Aceh
1942, awal pendudukan Jepang di Aceh terjadi pemberontakan di Cot Plieng,
Lhokseumawe yang dipimpin oleh Tengku Abdul Jalil. Pemberontakan ini dapat
dipadamkan. Namun dua tahun kemudian muncul lagi pemberontakan di meureu
dibawah pimpinan Teuku Hamid dan juga dapat dipadamkan.

b. Perlawanan di Singaparna
Perlawanan di Singaparna (Tasikmalaya, Jawa Barat) dipimpin oleh K.H Zainal
Mustafa. Ia tidak bersedia melakukan seikerei, yaitu pemberian penghormatan
kepada kaisar Jepang (yang dianggap keturunan Dewa Matahari) dengan
membungkukan badan ke arah matahari terbit.

c. Perlawanan Peta di Blitar (14 Februari 1945)


Pemberontakan ini dibawah pimpinan Supriyadi (putra bupati Blitar). Penyebabnya
adalah anggota PETA tidak tahan lagi melihat kesengsaraan rakyat di daerahnya,
terutama sanak keluarga prajurit Batalyon PETA Blitar dan para pekerja Romusha.
1. Dampak Positif Pendudukan
Jepang
a. Bidang Politik
 Melarang penggunaan Bahasa Belanda dan
Dampak memperbolehkan Bahasa Indonesia sebagai bahasa
Pendudukan pengantar.
 Dibentuknya badan persiapan kemerdekaan
Jepang bagi Indonesia, yaitu BPUPKI dan PPKI. Dengan
Indonesia kemunculan badan persiapan ini, muncullah ide
Pancasila.
 Mendukung semangat Anti-Belanda, sehingga
secara tidak langsung Jepang ikut mendukung
semangat jiwa nasionalisme Indonesia.
 Memberi kesempatan bagi rakyat Indonesia untuk
ikut serta dalam pemerintahan politik.
b. Bidang Ekonomi
 Didirikannya koperasi yang bertujuan untuk kepentingan
bersama.
 Diperkenalkannya sistem baru bagi pertanian yaitu line
system. Sistem ini akan memberikan pengaturan
bercocok tanam yang efisien sehingga akan
Dampak meningkatkan produksi pangan.

Pendudukan
Jepang bagi c. Bidang Sosial
Indonesia  Mulai berkembangnya tradisi kerja bakti massal melalui
kinrohosi.
 Munculnya sikap persatuan dan kesatuan dalam
mengusir penjajah di Indonesia.
 Bangsa Indonesia mengalami berbagai pembaharuan
akibat didikkan Jepang yang menumbuhkan kesadaran
dan keyakinan yang tinggi akan harga dirinya.
 Pembentukan strata masyarakat hingga tingkat paling
bawah yaitu Tonarigami atau Rukun Tetangga (RT).
d. Bidang Budaya
 Jepang mendirikan Keimin Bunka Shidosho (Pusat Kebudayaan)
tanggal 1 April 1943 di Jakarta. Fungsi lembaga ini mewadahi
aktivitas kebudayaan Indonesia.
 Pembentukan Persatuan Aktris Film Indonesia (PERSAFI) yang
bertujuan mendorong aktris-aktris profesional dan amatir
Indonesia untuk bereksperimen dengan mengubah lakon
Dampak terjemahan bahasa asing ke Bahasa Indonesia.

Pendudukan
e. Bidang Pendidikan
Jepang bagi  Dalam pendidikan diperkenalkannya sistem Nippon Sentris dan
Indonesia diperkenalkannya kegiatan upacara dalam sekolah.
 Mendirikan sekolah seperti SD 6 tahun, SLTP/SMP 9 tahun dan
SLTA/SMA.

f. Bidang Birokrasi dan Militer


 Jepang memberikan pelatihan militer-semimiliter kepada
pemuda Indonesia dan mempersenjatai pemuda demi keperluan
perang Jepang. Seperti mengikutsertakan pemuda ke organisasi
keibodan, heiho, suisintai dan sebagainya.
2. Dampak Negatif Pendudukan
Jepang di Indonesia
a. Bidang Politik
 Dilarangnya kegiatan politik dan dibubarkannya organisasi
politik yang ada.
 Dilarangnya segala jenis rapat dan kegiatan politik.
Dampak
b. Bidang Ekonomi
Pendudukan  Jepang mengeksploitasi SDA dan SDM untuk kepentingan

Jepang bagi perang.


 Jepang mengmbil secara paksa makanan, pakaian dan
Indonesia pembekalan lainnya dari rakyat Indonesia tanpa kompensasi.
 Terjadinya inflasi dan krisis ekonomi yang sangat
menyengsarakan rakyat.
 Terputusnya hubungan antar daerah akibat dari self sufficiency.
 Kegiatan ekonomi diarahkan untuk kepentingan perang sehingga
seluruh potensi SDA dan bahan mentah lainnya digunakan untuk
mendukung industri perang.
 Penerapan sanksi yang berat oleh Jepang dengan menerapkan
sistem ekonomi secara ketat.
 Menerapkan sistem ekonomi perang dan sistem autarki
(memenuhi kebutuhan daerah sendiri dan menunjang kegiatan
c. Bidang Sosial
 Adanya praktik perbudakan wanita (yugun ianfu). Banyak wanita
muda Indonesia yang digunakan sebagai wanita penghibur bagi
perang Jepang.
 Kegiatan romusha yang menyengsarakan dan memiskinkan rakyat.
 Pembatasan pers sehingga tidak ada pers yang independent dan
Dampak pengawasan berada di bawah pengawasan Jepang.
 Terjadinya kondisi yang parah dan maraknya tindak kriminal seperti
Pendudukan perampokan, pemerkosaan dan lain-lain.

Jepang bagi
Indonesia d. Bidang Pendidikan
 Banyak guru-guru yang dipekerjakan sebagai pejabat pada masa
itu yang menyebabkan kemunduran standar pendidikan secara
tajam.

e. Bidang Birokrasi dan Militer


 Pelanggaran HAM yang dilakukan oleh tentara Jepang karena
menghukum keras orang-orang yang menyimpang/menentang dari
Jepang.
Akhir Kekuasaan Jepang di Indonesia
 Menjelang berakhirnya tahun 1944, posisi Jepang semakin
terjepit akibat kekalahan-kekalahan yang dialami dalam setiap
medan pertempuran melawan Sekutu. Oleh karena itu, untuk
mempertahankan pengaruh Jepang di negara-negara yang
didudukinya, Perdana Menteri Koiso mengeluarkan Janji
Kemerdekaan pada tanggal 7 September 1944 dalam sidang
Parlemen Jepang di Tokyo. Sebagai bukti dan tindak lanjut janji
tersebut, pada tanggal 1 Maret 1945, Letnan Jenderal Kumakici
Harada (pemimpin militer di Jawa) mengumumkan
dibentuknya Dokuritsu Junbi Cosakai atau Badan Penyelidik
Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI)
dengan ketuanya Dr. K.R.T. Rajiman Wedyodiningrat. BPUPKI
bertugas untuk mempelajari dan menyelidiki hal-hal yang
penting dan perlu bagi pembentukan negara Indonesia,
misalnya saja hal-hal yang menyangkut segi ekonomi dan
politik.
 BPUPKI ternyata tidak bertahan lama. Dalam perkembangan
berikutnya, BPUPKI dibubarkan, lalu diganti dengan Dokuritsu Junbi
Inkai atau Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Badan
ini diresmikan sesuai dengan keputusan Jenderal Terauchi, yaitu
seorang panglima tentara umum selatan, yang membawahi semua
tentara Jepang di Asia Tenggara pada tanggal 7 Agustus 1945.
Setelah itu, diadakanlah pertemuan antara Soekarno, M. Hatta, dan
Rajiman Wedyodiningrat dengan Jenderal Terauchi di Dalat. Di
dalam pertemuan itu, Jenderal Terauchi menyampaikan bahwa
Pemerintah Jepang telah memutuskan akan memberikan
kemerdekaan kepada Indonesia yang wilayahnya meliputi seluruh
bekas wilayah Hindia-Belanda. Akan tetapi, setelah mendengar
berita penyerahan tanpa syarat Jepang terhadap Sekutu pada
tanggal 15 Agustus 1945, kemerdekaan yang dicita-citakan oleh
bangsa Indonesia terwujud bukan atas nama PPKI, melainkan atas
nama Bangsa Indonesia itu sendiri.
KESIMPULAN
Ketika Jepang mengambil alih Indonesia dari kekuasaan Belanda,
banyak kehidupan-kehidupan di Indonesia yang berubah. Rakyat Indonesia
menjadi semakin miskin dan menderita karena adanya eksploitasi sumber
daya alam besar-besaran dengan diterapkannya penanaman wajib serta
adanya romusha dan kerja paksa yang bertujuan membantu Jepang untuk
membangun sarana dan prasarana perang ( jalan raya, benteng, pelabuhan,
dsb. ). Karena posisi Jepang semakin terdesak dalam perang Asia Timur
Raya, Jepang mengeluarkan kebijakan di bidang militer dengan
membentuk badan-badan semimiliter dan militer. Meskipun begitu, Jepang
juga mendirikan pusat kebudayaan yang berfungsi sebagai sarana untuk
menanamkan dan menyebarkan kebudayaan Jepang bagi bangsa Indonesia
serta penggunaan bahasa Indonesia menjadi berkembang pada masa itu.
Namun, rakyat Indonesia juga menentang akan budaya Jepang yang
menyuruh untuk membungkukkan badan menghadap ke arah matahari
terbit guna menghormati kaisar (Tenno) Jepang yang dipercaya sebagai
keturunan dewa matahari.

Anda mungkin juga menyukai