Anda di halaman 1dari 15

Dampak Pendudukan Jepang Di Indonesia

22/06/2019 Oleh Dosen Pendidikan 2

Masa Pendudukan Jepang Di Indonesia (1942-1945) Secara Lengkap – Untuk


pembahasan kali ini kami akan mengulas mengenai Apresiasi yang dimana dalam hal ini
meliputi masa, organisasi, kebijakan, perlawanan, akhir dan dampak, nah agar dapat lebih
memahami dan dimengerti simak ulasan selengkapnya dibawah ini.

Masa Pendudukan Jepang Di Indonesia


Daftar Isi Artikel Ini :

Bulan Oktober 1941, Jenderal Hideki Tojo menggantikan Konoe Fumimaro  sebagai Perdana


Menteri Jepang. Sebenarnya, sampai akhir tahun 1940, pimpinan militer Jepang tidak
menghendaki melawan beberapa negara sekaligus, namun sejak pertengahan tahun 1941
mereka melihat, bahwa Amerika Serikat, Inggris dan Belanda harus dihadapi sekaligus,
apabila mereka ingin menguasai sumber daya alam di Asia Tenggara. Apalagi setelah
Amerika melancarkan embargo minyak bumi, yang sangat mereka butuhkan, baik untuk
industri di Jepang, maupun untuk keperluan perang.

Admiral Isoroku Yamamoto, Panglima Angkatan Laut Jepang, mengembangkan strategi


perang yang sangat berani, yaitu mengerahkan seluruh kekuatan armadanya untuk dua
operasi besar. Seluruh potensi Angkatan Laut Jepang mencakup 6 kapal induk (pengangkut
pesawat tempur), 10 kapal perang, 18 kapal penjelajah berat, 20 kapal penjelajah ringan, 4
kapal pengangkut perlengkapan, 112 kapal perusak, 65 kapal selam serta 2.274 pesawat
tempur.
Kekuatan pertama, yaitu 6 kapal induk, 2 kapal perang, 11 kapal perusak serta lebih dari
1.400 pesawat tempur, tanggal 7 Desember 1941, akan menyerang secara mendadak basis
Armada Pasifik Amerika Serikat di Pearl Harbor di kepulauan Hawaii.

Sedangkan kekuatan kedua, sisa kekuatan Angkatan Laut yang mereka miliki, mendukung
Angkatan Darat dalam Operasi Selatan, yaitu penyerangan atas Filipina dan
Malaya/Singapura, yang akan dilanjutkan ke Jawa. Kekuatan yang dikerahkan ke Asia
Tenggara adalah 11 Divisi Infantri yang didukung oleh 7 resimen tank serta 795 pesawat
tempur. Seluruh operasi direncanakan selesai dalam 150 hari. Admiral Chuichi Nagumo
memimpin armada yang ditugaskan menyerang Pearl Harbor.

Baca Juga Artikel yang Mungkin Berkaitan : “Romusha” Arti, Pengertian & ( Kerja
Paksa Pada Zaman Jepang )

Hari minggu pagi tanggal 7 Desember 1941, 360 pesawat terbang yang terdiri dari pembom
pembawa torpedo serta sejumlah pesawat tempur diberangkatkan dalam dua
gelombang.Pengeboman Pearl Harbor ini berhasil menenggelamkan dua kapal perang besar
serta merusak 6 kapal perang lain.

Selain itu pemboman Jepang tesebut juga menghancurkan 180 pesawat tempur Amerika.
Lebih dari 2.330 serdadu Amerika tewas dan lebih dari 1.140 lainnya luka-luka. Namun tiga
kapal induk Amerika selamat, karena pada saat itu tidak berada di Pearl Harbor. Tanggal 8
Desember 1941, Kongres Amerika Serikat menyatakan perang terhadap Jepang.

Perang Pasifik ini berpengaruh besar terhadap gerakan kemerdekaan negara-negara di Asia


Timur, termasuk Indonesia. Tujuan Jepang menyerang dan menduduki Hindia-Belanda
adalah untuk menguasai sumber-sumber alam, terutama minyak bumi, guna mendukung
potensi perang Jepang serta mendukung industrinya. Jawa dirancang sebagai pusat
penyediaan bagi seluruh operasi militer di Asia Tenggara, dan Sumatera sebagai sumber
minyak utama.

Sebelum meletusnya Perang Asia Timur Raya, Jepang memetakan wilayah Asia Tenggara
menjadi 2 bagian, yaitu :

1. Wilayah A, yaitu beberapa koloni Inggris, Belanda dan Amerika Serikat yang
meliputi wilayah ; Semenanjung Melayu, Kalimantan Utrara, Philipina dan Indonesia
2. Wilayah B, yaitu koloni Perancis yang meliputi Vietnam, Laos dan kamboja
Jepang menguasai kawasan Asia Tenggara, khususnya wilayah A dengan tujuan ; menjadikan
kawasan Aasia Tenggara sebagai sumber bahan mentah bagi industri perang dan
pertahanannya. Jepang juga berusaha memotong garis perbekalan musuh yang berada di
wilayah ini.

Jepang memperoleh kemenangan mudah untuk menduduki Indonesia yang dikuasai Belanda
pada bulan Januari 1942. Dimulai dari wilayah Tarakan (Kalimantan Timur) sebagai
penghasil minyak bumi terbesar di Indonesia, berturut-turut kemudian wilayah Balikpapan,
Ambon,Kendari, Pontianak dapat dikuasai pada bulan yang sama. Pada bulan Pebruari 1942
Jepang berhasil menguasai Palembang.

Untuk menguasai Indonesia, Jepang menggunakan 2 jalur, yaitu :

1. Lewat Philipina ; Tarakan, Balikpapan, Bali, Rembang Indramayu


2. Lewat Semenanjung Melayu ; Palembang, Pontianak, Tanjung Priok

Pada tanggal 5 Maret 1942 tentara Jepang berhasil menguasai Batavia. Karena semakin
terdesak serta tidak adanya bantuan dari Amerika Serikat akhirnya Belanda terpaksa harus
menyerah tanpa syarat kepada Jepang melalui Perjanjian Kalijati (Subang Jawa barat) pada
tanggal 8 Maret 1942.

Perjanjian ini ditandatangani oaleh Jenderal Teerporten selaku wakil Gubernur Jenderal
Hindia Belanda di Indonesia (Tjarda Van Stackenborg Stackhouwer) dengan Jenderal
Immamura sebagai Pimpinan bala tentara Jepang di Indonesia.

Baca Juga Artikel yang Mungkin Berkaitan : Perjanjian Linggarjati

Pemerintahan Jepang di Indonesia di bidang Milliter

Sebutan resmi pemerintahan milliter Jepang adalah Bala Tentara Nippon memegang
kekuasaan militer dan segala kekuasaan yang dulu dipegang oleh gubernur Jendral (pada
masa kekuasaan Belanda). Dalam pelaksanaan sistem pemerintahan ini, kekuasaan atas
wilayah Indonesia dipegang oleh dua angkatan perang yaitu angkatan darat (Rikugun) dan
angkatan laut (Kaigun). Masing-masing angkatan mempunyai wilayah kekuasaan. Dalam hal
ini Indonesia dibagi menjadi tiga wilayah kekuasaan yaitu:

1. Wilayah I : Daerah Jawa dan Madura dengan pusatnya Batavia berada di bawah
kekuasaan Rikugun.
2. Wilayah II : Daerah Sumatra dan Semenanjung Tanah Melayu dengan pusatnya
Singapura berada di bawah kekuasaan Rikugun.
3. Wilayah III : Daerah Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, Irian berada di
bawah kekuasaan Kaigun.

Organisasi Militer Bentukan Jepang


Selain itu Jepang juga mendirikan berbagai organisasi kemilliteran seperti :

1. Gerakan Tiga A

Gerakan ini disebut Gerakan Tiga A karena semboyannya adalah Nippon Pelindung Asia,
Nippon Cahaya Asia, Nippon Pemimpin Asia. Gerakan ini dipimpin oleh Syamsuddin SH.
Namun dalam perkembangan selanjutnya gerakan ini tidak dapat menarik simpati rakyat,
sehinnga pada tahun 1943 Gerakan Tiga A dibubarkan dan dibagi dengan Putera.

2. Pusat Tenaga Rakyat (PUTERA)

Organisasi ini dibentuk pada tahun 1943 dibawah pimpinan “Empat Serangkai”, yaitu Bung
Karno, Bung Hatta, Ki Hajar Dewantara, KH Mas Mansyur. Gerakan Putera ini pun
diharapkan dapat menarik perhatian bangsa Indonesia agar membantu pasukan Jepang dalam
setiap peperangan yang dilakunnya.

Ternyata Gerakan Putera yang menjadi bentukan Jepang ini ternyata menjadi bumerang bagi
Jepang. Hal ini disebabkan oleh anggota-anggota dari Putera yang memiliki sifat
nasionalisme yang tinggi.

3. Pembela Tanah Air (PETA)

PETA merupakan sebuah organisasi bentukan Jepang dengan keanggotaanya berisi pemuda-
pemuda Indonesia. Dalam organisasi PETA ini para pemuda bangsa Indonesia dididik atau
mendapatkan latihan kemiliteran dari pasukan Jepang. Pemuda-pemuda inilah yang menjadi
tiang utama perjuangan kemerdekaan bangsa dan negara Indonesia.

Tujuan awalnya pembentuka organisasi PETA ini adalah untuk memenuhi kepentingan
peperangan Jepang di Lautan Pasifik. Namun karena PETA bersifat nasional dan diaanggap
sangat membahayakan kedudukan Jepang atas wilayah Indonesia, maka pada tahun 1944
PETA dibubarkan.
Berikutnya Jepang mendirikan organisasi lainnya yang bernama Perhimpunan Kebaktian
Rakyat yang lebih terkenal dengan nama Jawa Hokokai. Kepemimpinan organisasi ini berada
di bawah Komando Militer Jepang.

Karena Pemerintahan pendudukan Jepang di Indonesia dipegang oleh militer, maka semua
jenis kegiatan diarahkan untuk kepentingan perang. Sumber alam dan bahan makanan diperas
oleh Jepang. Hal ini menyebabkan rakyat sangat menderita  serta kekurangan sandang dan
pangan sehingga terjadi kematian diberbagai tempat.

Selain pemerasan dibidang pertanian, Jepang juga mewaijibkan rakyat untuk menyerahkan
besi-besi tua untuk pembuatan senjata. Jepang juga merampas harta benda rakyat terutama
emas.

Selain itu juga akibat pemerintahan kemilliteran Jepang, Kebijakan pemerintah pada
pendudukan Jepang antara lain berupa pengerahan tenaga rakyat untuk melaksanakan kerja
paksa. Selain itu, para pemuda juga diwajibkan untuk masuk menjadi anggota organisasi
militer maupun semi militer yang dibentuk Jepang.

Kebijakan Jepang Di Indonesia


Berikut ini terdapat beberapa kebijakan jepang di indonesia, diantaranya adalah:

1. Romusha

Romusha adalah kerja paksa (tanpa dibayar) pada zaman penduduka Jepang. Tujuannya
adalah membangun sarana dan prasarana untuk kepentingan rakyat Jepang. Sarana dan
prasarana tersebut antara lain jembatan, lapangan terbang, serta gua-gua tempat
persembunyian.

2. Kinrohosi

Kinrohosi adalah kerja paksa (tanpa dibayar) untuk para pamong desa dan pegawair
rendahan. Mereka diperlakukan sebagai tenaga romusha yang lainnya. Para kinrohosi banyak
yag dikirim ke luar Jawa untuk membantu membuat pertahanan tentara Jepang.

Baca Juga Artikel yang Mungkin Berkaitan : Sidang BPUPKI – Hasil, Anggota,
Pembentukan, Sejarah Dan Ringkasannya
3. Wajib Militer

Berikut ini wajib militer yang dibentuk untuk membantu Jepang menghadapi Sekutu.

1. Seinendan (Barisan Pemuda), dibentuk tanggal 9 Maret 1943 dengan anggota para
pemuda usia 14-22 tahun.
2. Keibodan (Barisan Pembantu Polisi), dibentuk tanggal 29 April 1943 dengan anggota
para pemuda usia 23-25 tahun.
3. Fujinkai (Barisan Wanita), dibentuk pada bulan Agustus 1943, dengan anggota para
wanita usia 15 tahun ke atas.
4. Gakutotai (Barisan Pelajar), anggotanya terdiri dari murid-miridd sekolah lanjutan.
5. Heiho (Pembantu Pranjurit Jepang), dibentuk pada bulan April 1943 dengan anggota
pemuda berusia 18-25 tahun.
6. PETA (Pembela Tanah Air), dibentuk pada tanggal 3 Oktober 1943 dengan tujuan
untuk memoertahankan tanah air Indonesia dari penjajahan bangsa Barat.
7. Jawa Hohokai (Kebaktian Rakyat Jawa), dibentuk pada tanggal 1 Maret 1944 dengan
tujuan untuk mengerahkan rakyat agar mau membantu atau berbakti kepada Jepang.
8. Suisyintai (Barisan Pelopor), dibentuk pada tanggal 24 September 1944 dan
diresmikan pada tanggal 25 September 1944. Tujuannya untuk meningkatkan
kesiapsiagaan rakyat.

Perlawanan Rakyat Indonesia Terhadap Jepang


Karena rakyat Indonesia tidak terima terhadap pemerintahan Jepang dan merasa tersiksa,
banyak sekali terjadi perlawanan-perlawanan di berbagai daerah di Indonesia, antara lain
adalah :

1. Perlawanan koreri di biak

Perlawanan ini dipimpin oleh L. Rumkorem, pimpinan Gerakan “Koreri” yang berpusat di
Biak. Perlawanan ini dilatarbelakangi oleh penderitaan rakyat yang diperlakukan sebagai
budak belian, dipukuli, dan dianiaya. Dalam perlawanan tersebut rakyat banyak jatuh korban,
tetapi rakyat melawan dengan gigih. Akhirnya Jepang meninggalkan Pulau Biak.

2. Perlawanan Pang Suma

Perlawanan Rakyat yg dipimpin oleh Pang Suma berkobar di Kalimantan Selatan. Pang Suma
adalah pemimpin suku Dayak yg besar pengaruhnya dikalangan suku-suku di daerah Tayan
dan Meliau. Perlawanan ini bersifat gerilya untuk mengganggu aktivitas Jepang di
Kalimantan.
Momentum perlawanan Pang Suma diawali dengan pemukulan seorang tenaga kerja Dayak
oleh pengawas Jepang, satu di antara sekitar 130 pekerja pada sebuah perusahaan kayu
Jepang. Kejadian ini kemudian memulai sebuah rangkaian perlawanan yang mencapai
puncak dalam sebuah serangan balasan Dayak yang dikenal dengan Perang Majang Desa,
dari April hingga Agustus 1944 di daerah Tayan-Meliau-Batang Tarang (Kab. Sanggau).
Sekitar 600 pejuang kemerdekaan dibunuh oleh Jepang, termasuk Pang Suma.

3. Peristiwa Singaparna

Perlawanan fisik ini terjadi di pesantren Sukamanah Jawa Barat (Singaparna) di bawah
pimpinan KH. Zainal Mustafa, tahun 1943. Beliau menolak dengan tegas ajaran yang berbau
Jepang, khususnya kewajiban untuk melakukan Seikerei setiap pagi, yaitu memberi
penghormatan kepada Kaisar Jepang dengan cara membungkukkan badan ke arah matahari
terbit. Kewajiban Seikerei ini jelas menyinggung perasaan umat Islam Indonesia karena
termasuk perbuatan syirik/menyekutukan Tuhan. Selain itu beliaupun tidak tahan melihat
penderitaan rakyat akibat tanam paksa.

Saat utusan Jepang akan menangkap, KH. Zainal Mustafa telah mempersiapkan para
santrinya yang telah dibekali ilmu beladiri untuk mengepung dan mengeroyok tentara Jepang,
yang akhirnya mundur ke Tasikmalaya. Jepang memutuskan untuk menggunakan kekerasan
sebagai upaya untuk mengakhiri pembangkangan ulama tersebut.

Pada tanggal 25 Februari 1944, terjadilah pertempuran sengit antara rakyat dengan pasukan
Jepang setelah salat Jumat. Meskipun berbagai upaya perlawanan telah dilakukan, namun
KH. Zainal Mustafa berhasil juga ditangkap dan dibawa ke Tasikmalaya kemudian dibawah
ke Jakarta untuk menerima hukuman mati dan dimakamkan di Ancol.

4. Peristiwa Indramayu, April 1944

Peristiwa Indramayu terjadi bulan April 1944 disebabkan adanya pemaksaan kewajiban
menyetorkan sebagian hasil padi dan pelaksanaan kerja rodi/kerja paksa/Romusha yang telah
mengakibatkan penderitaan rakyat yang berkepanjangan.

Pemberontakan ini dipimpin oleh Haji Madriyan dan kawan-kawan di desa Karang Ampel,
Sindang Kabupaten Indramayu. Pasukan Jepang sengaja bertindak kejam terhadap rakyat di
kedua wilayah (Lohbener dan Sindang) agar daerah lain tidak ikut memberontak setelah
mengetahi kekejaman yang dilakukan pada setiap pemberontakan.
5. Pemberontakan Teuku Hamid

Teuku Hamid adalah seorang perwira Giyugun, bersama dengan satu pleton pasukannya
melarikan diri ke hutan untuk melakukan perlawanan. Ini terjadi pada bulan November 1944.
Menghadapi kondisi tersebut, pemerintah Jepang melakukan ancaman akan membunuh para
keluarga pemberontak jika tidak mau menyerah.

Kondisi tersebut memaksa sebagian pasukan pemberontak menyerah, sehingga akhirnya


dapat ditumpas. Di daerah Aceh lainnya timbul pula upaya perlawanan rakyat seperti di
Kabupaten Berenaih yang dipimpin oleh kepala kampung dan dibantu oleh satu regu Giyugun
(perwira tentara sukarela), namun semua berakhir dengan kondisi yang sama yakni berhasil
ditumpas oleh kekuatan militer Jepang dengan sangat kejam.

6. Peristiwa Cot Plieng, Aceh 10 November 1942

Pemberontakan dipimpin seorang ulama muda Tengku Abdul Jalil, guru mengaji di Cot
Plieng Lok Seumawe. Usaha Jepang untuk membujuk sang ulama tidak berhasil, sehingga
Jepang melakukan serangan mendadak di pagi buta sewaktu rakyat sedang melaksanakan
salat Subuh.

Dengan persenjataan sederhana/seadanya rakyat berusaha menahan serangan dan berhasil


memukul mundur pasukan Jepang untuk kembali ke Lhokseumawe. Begitu juga dengan
serangan kedua, berhasil digagalkan oleh rakyat. Baru pada serangan terakhir (ketiga) Jepang
berhasil membakar masjid sementara pemimpin pemberontakan (Teuku Abdul Jalil) berhasil
meloloskan diri dari kepungan musuh, namun akhirnya tertembak saat sedang salat.

Baca Juga Artikel yang Mungkin Berkaitan : “Pelayaran Vasco Da Gama” Sejarah &
( Pertama – Kedua – Ketiga )

7. Pemberontakan PETA

Perlawanan PETA terjadi hingga 3 kali yaitu :

 Perlawanan PETA (pusat tenaga rakyat) di Blitar (29 Februari 1945)

Perlawanan ini dipimpin oleh Syodanco Supriyadi, Syodanco Muradi, dan Dr. Ismail.
Perlawanan ini disebabkan karena persoalan pengumpulan padi, Romusha maupun Heiho
yang dilakukan secara paksa dan di luar batas perikemanusiaan. Sebagai putera rakyat para
pejuang tidak tega melihat penderitaan rakyat.
Di samping itu sikap para pelatih militer Jepang yang angkuh dan merendahkan prajurit-
prajurit Indonesia. Perlawanan PETA di Blitar merupakan perlawanan yang terbesar di Jawa.
Tetapi dengan tipu muslihat Jepang melalui Kolonel Katagiri (Komandan pasukan Jepang),
pasukan PETA berhasil ditipu dengan pura-pura diajak berunding. Empat perwira PETA
dihukum mati dan tiga lainnya disiksa sampai mati. Sedangkan Syodanco Supriyadi berhasil
meloloskan diri.

 Perlawanan PETA di Meureudu, Aceh (November 1944)

Perlawanan ini dipimpin oleh Perwira Gyugun T. Hamid. Latar belakang perlawanan ini
karena sikap Jepang yang angkuh dan kejam terhadap rakyat pada umumnya dan prajurit
Indonesia pada khususnya.

 Perlawanan PETA di Gumilir, Cilacap (April 1945)

Perlawanan ini dipimpin oleh pemimpin regu (Bundanco) Kusaeri bersama rekan-rekannya.
Perlawanan yang direncanakan dimulai tanggal 21 April 1945 diketahui Jepang sehingga
Kusaeri ditangkap pada tanggal 25 April 1945. Kusaeri divonis hukuman mati tetapi tidak
terlaksana karena Jepang terdesak oleh Sekutu.

Akhir Pendudukan Jepang Di Indonesia


Berikut ini terdapat beberapa akhir pendudukan jepang di indonesia, diantaranya adalah:

1. Pada bulan April 1944 Sekutu mendarat di Irian Barat, Jepang semakin terdesak.
2. Jepang kembali terdesak karena pulau Saipan pada gugusan pulau Mariana jatuh dan
dikuasai oleh Sekutu
3. Akhir 1944, Jepang semakin terdesak dan beberapa pusat pertahanan Jepang jatuh ke
tangan Amerika
4. Persediaan senjata dan amunisi terus berkurang dan banyak kapal perang yang hilang
dan diperburuk lagi dengan perlawanan rakyat Indonesia yang semakin
5. Jepang mengalami kerugian dengan rusaknya kapal induk pada Pertempuran Laut
Karang atau Laut Koral (1942) dengan Amerika
6. Amerika menyadap semua pusat informasi Jepang. Dengan mudahnya Amerika
Serikat mengalahkan Jepang
7. Dengan keterpurukan ini, banyak peluang besar Indonesia agar segera
8. Keterpurukan Jepang juga berdampak pada pemerintahannya, 17 Juli 1944, Jenderal
Nideki Tojo diganti oleh Jenderal Koniaki Koiso.
9. 7 September 1944 Jenderal Koiso memberikan janji kemerdekaan kepada
10. 1 Maret 1945, Panglima Jepang Letnan Jenderal kuakici Harada mengumumkan
pembentukan BPUPKI. Dengan jumlah anggota 67 orang dari Indonesia dan 7 orang
dari
11. BPUPKI mengadakan sidang sebanyak 2 kali, 29-1 Juni 1945 tentang rumusan dasar
negara, dan kedua 10-16 Juli 1945 membahas batang tubuh UUD negara indonesia
merdeka
12. Tanggal 6 Agustus 1945 kota Hirosima dibom atom oleh
13. 7 Agustus 1945 BPUPKI dibubarkan dan digantikan oleh PPKI
14. 9 Agustus 1945 sekutu membom Nagasaki, alasan membom kedua kota tersebut
dikarenakan 2 kota tersebut merupakan pusat industri
15. Tanggal 11 Agustus 1945 Soekarno, Moh. Hatta, dan Radjiman Wedyodiningrat pergi
ke Dalat, menemui Panglima Tertinggi Terauchi untuk membicarakan kemerdekaan
yang sudah dijanjikan.
16. Tanggal 14 Agustus 1945 Jepang menyerah kepada Sekutu dan juga berakhirnya
pendudukan Jepang di Indonesia.
17. Jepang tetap menjaga status quo sebelum kedatangan Sekutu.
18. Pada saat ini Bangsa Indonesia memanfaatkan kondisi yang demikian itu dengan
memproklamirkan Indonesia pada 17 Agustus 1945.

Dampak Pendudukan Jepang Di Indoensia


Diantaranya adalah:

1. Dampak Positif

 Diperbolehkannya bahasa Indonesia untuk menjadi bahasa komunikasi nasional dan


menyebabkan bahasa Indonesia mengukuhkan diri sebagai bahasa nasional.
 Jepang mendukung semangat anti Belanda, sehingga mau tak mau ikut mendukung
semangat nasionalisme Indonesia, antara lain menolak pengaruh-pengaruh Belanda,
misalnya perubahan nama Batavia menjadi Jakarta.
 Untuk mendapatkan dukungan rakyat Indonesia, Jepang mendekati pemimpin
nasional Indonesia seperti Soekarno dengan harapan agar Soekarno mau membantu
Jepang memobilisasi rakyat Indonesia. Pengakuan Jepang ini mengukuhkan posisi
para pemimpin nasional Indonesia dan memberikan mereka kesempatan memimpin
rakyatnya.
 Dalam bidang ekonomi didirikannya kumyai yakni koperasi yang bertujuan untuk
kepentingan bersama, mendirikan sekolah-sekolah seperti SD 6 tahun, SMP 9 tahun
dan SLTA.
 Pembentukan stara masyarakat hingga tingkat paling bawah yakni rukun tetangga
“RT” atau Tonarigumi.
 Diperkenalkan suatu sistem baru bagi pertanian yakni line system “sistem pengaturan
bercocok tanam secara efisien” yang bertujuan untuk meningkatkan produksi pangan.
 Dibentuknya BPUPKI dan PPKI untuk mempersiapkan kemerdekaan Indonesia, dari
sini muncullah ide Pancasila.
 Jepang dengan teprogram melatih dan mempersenjatai pemuda-pemuda Indonesia
demi kepentingan Jepang pada awalnya, namun oleh pemuda hal ini dijadikan modal
untuk berperang yang dikemudian hari digunakan untuk menghadapi kembalinya
pemerintah kolonial Belanda.
 Dalam pendidikan dikenalkan sistem Nipon-sentris dan diperkenalkannya kegiatan
upacara dalam sekolah.

2. Dampak Negatif

 Penghapusan semua organisasi politik dan pranata sosial warisan Hindia Belanda
yang sebenarnya banyak diantaranya yang bermanfaat bagi kemajuan ilmu
pengetahuan, sosial, ekonomi dan kesejahteraan warga.
 Romusha, mobilisasi rakyat Indonesia “terutama warga Jawa” untuk kerja paksa
dalam kondisi yang tidak menusiawi.
 Penghimpunan segala sumber daya seperti sandang, pangan, logam dan minyak demi
kepentingan perang. Akibatnya berasa dan berbagai bahan pangan petani dirampas
Jepang sehingga banyak rakyat yang menderita kelaparan.
 Krisis ekonomi yang sangat parah, hal ini karena dicetaknmya uang pendudukan
secara besar-besaran sehingga menyebabkan terjadinya inflasi.
 Kebijakan self sufficiency “kawasan mandiri” yang menyebabkan terputusnya
hubungan ekonomi antar daerah.
 Kebijakan fasis pemerintah militer Jepang yang menyebar polisi khusus dan intelijen
di kalangan rakyat sehingga menimbulkan ketakutan. Pemerintah Jepang bebas
melanggar hak asasi manusia dengan menginterogasi, menangkap, bahkan
menghukum mati siapa saja yang dicurigai atau dituduh sebagai mata-mata atau anti-
Jepang tanpa proses pengadilan.
 Pembatasa pers sehingga tidak ada pers yang idependen semuanya dibawah
pengawasan Jepang.
 Terjadinya kekacuan sistuasi dan kondisi keamanan yang parah seperti maraknya
perampokan, pemerkosaan dan lain-lain.
 Pelarangan terhadap buku-buku berbahasa Belanda dan Inggris yang menyebabkan
pendidikan yang lebih tinggi terasa mustahil.
 Banyak guru-guru yang dipekerjakan sebagai pejabat-pejabat pada masa itu yang
menyebabkan kemunduran standar pendidikan secara tajam.

3. Bidang Ekonomi

Dampak Positif

 Didirikannya koperasi yang bertujuan untuk kepentingan


 Diperkenalkannya sistem baru bagi pertanian yaitu line system. Sistem ini akan
memberikan pengaturan bercocok tanam yang efisien sehingga akan meningkatkan
produksi

Dampak Negatif
 Menyusun kembali struktur ekonomi wilayah indonesia dalam rangka memenuhi
kebutuhan perang
 Kerja paksa
 Mengeksploitasi seluruh kekayaan alam di indonesia untuk keperluan perang

4. Bidang Sosial Budaya

Dampak Positif

 Mulai berkembangnya tradisi kerja bakti massal melalui kinrohosi.


 Munculnya sikap persatuan dan kesatuan dalam mengusir penjajah di
 Bangsa Indonesia mengalami berbagai pembaharuan akibat didikkan Jepang yang
menumbuhkan kesadaran dan keyakinan yang tinggi akan harga dirinya.
 Pembentukan strata masyarakat hingga tingkat paling bawah yaitu Tonarigami atau
Rukun Tetangga (RT).

5. Bidang Pendidikan

 Dalam pendidikan diperkenalkannya sistem Nippon Sentris dan diperkenalkannya


kegiatan upacara dalam
 Mendirikan sekolah seperti SD 6 tahun, SLTP/SMP 9 tahun dan SLTA/SMA.
 Bahasa Indonesia mulai digunakan dalam komunikasi sehingga bahasa Indonesia
berkembang

Baca Juga Artikel yang Mungkin Berkaitan : “Pelayaran Magelhaens” Sejarah &
( Latar Belakang )

6. Bidang Birokrasi dan Militer

Jepang memberikan pelatihan militer-semimiliter kepada pemuda Indonesia dan


mempersenjatai pemuda demi keperluan perang Jepang. Seperti mengikutsertakan pemuda ke
organisasi keibodan, heiho, suisintai dan sebagainya.

7. Bidang Budaya

Dampak Positif

 Jepang mendirikan Keimin Bunka Shidosho (Pusat Kebudayaan) tanggal 1 April 1943
di Jakarta. Fungsi lembaga ini mewadahi aktivitas kebudayaan Indonesia
 Pembentukan Persatuan Aktris Film Indonesia (PERSAFI) yang bertujuan mendorong
aktris- aktris profesional dan amatir Indonesia untuk bereksperimen dengan
mengubah lakon terjemahan bahasa asing ke Bahasa Indonesia

Dampak Negatif 

 Pemaksaan pemerintah Jepang agar masyarakat Indonesia terbiasa melakukan


penghormatan kepada Tenno ( Kaisar) yang dipercayai sebagai keturunan dewa
matahari ( Omiterasi Omikami).

Demikianlah pembahasan mengenai Masa Pendudukan Jepang Di Indonesia (1942-1945)


Secara Lengkap semoga dengan adanya ulasan tersebut dapat menambah wawasan dan
pengetahuan anda semua, terima kasih banyak atas kunjungannya.

 4shares
 Facebook
 Twitter
 Print
 Email
 WhatsApp
 Yahoo Mail
 Gmail
 Evernote
 Line
 SMS
 Telegram
 Facebook Messenger

Posting terkait:

Humas adalah
Pengertian Animasi

Perlawanan Rakyat Maluku

Kategori IPS, Sejarah Tag akhir pendudukan jepang di indonesia, akibat pendudukan jepang
dalam bidang politik, akibat pendudukan jepang di indonesia di bidang ekonomi, artikel masa
pendudukan jepang di indonesia, bekas tentara jepang di indonesia, berakhirnya penjajahan
jepang di indonesia, birokrasi pada masa pendudukan jepang, dampak pendudukan jepang
dalam bidang pendidikan, dampak pendudukan jepang di bidang sosial, dampak pendudukan
jepang di indonesia, dampak positif dan negatif pendudukan jepang dalam bidang politik,
dampak positif dan negatif pendudukan jepang di indonesia, deskripsi masa meraih
kemerdekaan, deskripsi masa penjajahan jepang, evolusi bank sentral, fakta penjajahan
jepang di indonesia, gambar tentang pendudukan jepang, geisha pada masa penjajahan
jepang, gerakan 3a dipimpin oleh, gerakan koreri, inti dari perjanjian kalijati, jelaskan latar
belakang pembentukan hizbullah, jelaskan masa pendudukan jepang di indonesia, jelaskan
sifat pendudukan jepang di indonesia, jurnal sejarah bank indonesia, jurnal sejarah jepang,
kebijakan jepang di indonesia, kedatangan jepang ke indonesia, kedudukan jepang di
indonesia, kegagalan gerakan 3a, kehidupan bangsa indonesia pada masa pendudukan jepang,
kejamnya penjajahan jepang, kekejaman belanda terhadap indonesia, kisah kekejaman
jepang, kronologi pendudukan jepang di indonesia, latar belakang pendudukan jepang di
indonesia, makalah pendudukan jepang di indonesia, makalah pendudukan jepang di
indonesia doc, makalah pendudukan jepang di indonesia pdf, masa meraih kemerdekaan
indonesia, masa pendudukan jepang di indonesia, masa pendudukan jepang di indonesia dan
dampaknya bagi rakyat indonesia, masa pendudukan jepang di indonesia ppt, masa
penjajahan belanda, materi pendudukan jepang di indonesia, mengapa jepang menerapkan
romusha, mengapa jepang menutup perguruan tinggi, mind map masa pendudukan jepang di
indonesia, muda bersama saudara tua, museum bank indonesia, organisasi islam yang
dibentuk oleh jepang, pendidikan pada masa jepang brainly, pendidikan pada masa
penjajahan jepang pdf, pendudukan jepang di indonesia secara singkat, penyakit yang
mewabah pada masa pendudukan jepang, penyebab perlawanan peta di blitar yaitu, periode
bank indonesia, periode proklamasi dan perang kemerdekaan, perjuangan menuju indonesia
merdeka, perlawanan rakyat indonesia terhadap jepang, rangkuman kedatangan jepang ke
indonesia, rangkuman masa penjajahan jepang di indonesia, rangkuman pendudukan jepang
di indonesia, revolusi bank indonesia, ringkasan materi sejarah indonesia masa pendudukan
jepang, sebutkan kekejaman jepang terhadap indonesia, sejarah guru pada masa kolonial,
struktur kepemimpinan heiho, the javasche bank, tujuan kedatangan jepang ke indonesia
Navigasi Tulisan
Kromosom Adalah
Organel Sel

Anda mungkin juga menyukai