Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejarah adalah pengetahuan atau kejadian yang benar-benar terjadi
di masa lampau. Dengan sejarah kita bisa belajar tentang banyak hal yang
ada di masa lampau. Termasuk masa pendudukan Jepang di Indonesia.
Pendudukan Jepang di Indonesia adalah bagian dari sejarah bangsa
indonesia. Untuk itu alangkah baiknya apabila sebagai bangsa Indonesia
sendiri dapat mengetahui dan mempelajari tentang Pendudukan Jepang di
Indonesia sebagai bagian dari sejarah Indonesia.

Oleh sebab itu, kami membuat makalah ini. Makalah ini juga untuk
memenuhi tugas yang diberikan oleh guru sejarah kami dan juga sebagai
bahan diskusi kelas.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana latar belakang Jepang memasuki Republik Indonesia?
2. Apa saja Organisasi bentukan Jepang di Indonesia?
3. Apa saja perjuangan yang telah dilakukan untuk merenut kemerdekaan dari
Jepang?
4. Apa saja dampak penjajahan Jepang dalam berbagai bidang kehidupan?

C. Tujuan Penulisan Makalah


Tujuan khusus :
Untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh guru kami.

Tujuan umum :
1. Mengetahui sejarah yang ada dalam masa pendudukan Jepang di Indonesia.
2. Mempelajari kehidupan saat masa penjajahan.
3. Mengetahuai perjuangan yang telah dilakukan oleh pahlawan untuk
merebut kemerdekaan.
4. Sebagai wawasan tambahan informasi serta menambah pengetahuan para
pembaca.
5. Sebagai latihan untuk memperlancar sastra dan bahasa.
6. Menanamkan rasa Cinta Tanah Air.
7. Untuk berlatih menyusun Karya Tulis secara Sistematis.

D. Manfaat Penulisan Makalah


1. Agar dapat mengetahui tentang sejarah Pendudukan Jepang di Indonesia.
2. Agar dapat mengenang perjuangan para Pahlawan Nusantara.
3. Supaya kita dapat lebih mengahargai dan memaknai kemerdekaan.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Menganalisis Kedatangan “Saudara Tua”

Pada bulan Oktober 1941, Jenderal Hideki Tojo menggantikan


Konoe sebagai Perdana Menteri Jepang. Sebenarnya, sampai akhir tahun
1940, pimpinan militer Jepang tidak menghendaki melawan beberapa
negara sekaligus, namun sejak pertengahan tahun 1941 mereka melihat,
bahwa Amerika Serikat, Inggris dan Belanda harus dihadapi sekaligus,
apabila mereka ingin menguasai sumber daya alam di Asia Tenggara.
Apalagi setelah Amerika melancarkan embargo minyak bumi, yang sangat
mereka butuhkan, baik untuk industri di Jepang, maupun untuk keperluan
perang.

Admiral Isoroku Yamamoto, Panglima Angkatan Laut Jepang,


mengembangkan strategi perang yang sangat berani, yaitu mengerahkan
seluruh kekuatan armadanya untuk dua operasi besar. Seluruh potensi
Angkatan Laut Jepang mencakup 6 kapal induk (pengangkut pesawat
tempur), 10 kapal perang, 18 kapal penjelajah berat, 20 kapal penjelajah
ringan, 4 kapal pengangkut perlengkapan, 112 kapal perusak, 65 kapal
selam serta 2.274 pesawat tempur. Kekuatan pertama, yaitu 6 kapal induk,
2 kapal perang, 11 kapal perusak serta lebih dari 1.400 pesawat tempur,
tanggal 7 Desember 1941, akan menyerang secara mendadak basis Armada
Pasifik Amerika Serikat di Pearl Harbor di kepulauan Hawaii. Sedangkan
kekuatan kedua, sisa kekuatan Angkatan Laut yang mereka miliki,
mendukung Angkatan Darat dalam Operasi Selatan, yaitu penyerangan atas
Filipina dan Malaya/Singapura, yang akan dilanjutkan ke Jawa. Kekuatan
yang dikerahkan ke Asia Tenggara adalah 11 Divisi Infantri yang didukung
oleh 7 resimen tank serta 795 pesawat tempur. Seluruh operasi
direncanakan selesai dalam 150 hari. Admiral Chuichi Nagumo
memimpin armada yang ditugaskan menyerang Pearl Harbor.

Hari minggu pagi tanggal 7 Desember 1941, 360 pesawat terbang


yang terdiri dari pembom pembawa torpedo serta sejumlah pesawat tempur
diberangkatkan dalam dua gelombang. Pengeboman Pearl Harbor ini
berhasil menenggelamkan dua kapal perang besar serta merusak 6 kapal
perang lain. Selain itu pemboman Jepang tesebut juga menghancurkan 180
pesawat tempur Amerika. Lebih dari 2.330 serdadu Amerika tewas dan
lebih dari 1.140 lainnya luka-luka. Namun tiga kapal induk Amerika
selamat, karena pada saat itu tidak berada di Pearl Harbor. Tanggal 8
Desember 1941, Kongres Amerika Serikat menyatakan perang terhadap
Jepang.

2
Perang Pasifik ini berpengaruh besar terhadap gerakan
kemerdekaan negara-negara di Asia Timur, termasuk Indonesia. Tujuan
Jepang menyerang dan menduduki Hndia-Belanda adalah untuk menguasai
sumber-sumber alam, terutama minyak bumi, guna mendukung potensi
perang Jepang serta mendukung industrinya. Jawa dirancang sebagai pusat
penyediaan bagi seluruh operasi militer di Asia Tenggara, dan Sumatera
sebagai sumber minyak utama.

Dalam perang Asia Timur raya, Jepang setelah menyerang Amerika


kemudian memfokuskan serangan militernya untuk menguasai asia pasifik
yang akan dijadikan lebensraum – living space- lahan kehidupan

Jepang dalam Perang dunia menunjukan kehebatannya. Terutama


pada Hari minggu pagi tanggal 7 Desember 1941, 360 pesawat terbang
yang terdiri dari pembom pembawa torpedo serta sejumlah pesawat tempur
diberangkatkan dalam dua gelombang. Pengeboman Pearl harbor ini
berhasil menenggelamkan dua kapal perang besar serta merusak 6 kapal
perang lain. Selain itu pemboman Jepang tesebut juga menghancurkan 180
pesawat tempur Amerika. Lebih dari 2.330 serdadu Amerika tewas dan
lebih dari1.140 lainnya luka-luka. Namun tiga kapal induk Amerika
selamat, karena pada saat itu tidak berada di Pearl Harbor. Tanggal 8
Desember, Kongres Amerika Serikat menyatakan perang terhadap Jepang.

Pemboman Pearl harbor ini sangat berpengaruh pada


tentara sekutu lainnya termasuk Belanda.

Jepang mulai berkonsentrasi kepada serangan ke Asia Tenggara


yang digawangi sekutu ABDA (American, British, Dutch dan Australi).
Gambar Serangan Jepang di Pearl Harbor Kepulauan Hawai

Terkhusus ke Indonesia yang saat itu (1942) dijajah Belanda,


Jepang melakukan serangan cepat dan mendadak:

1. 11 Januari pangkalan militer Belanda di hancurkan seperti di Tarakan,


Balikpapan dan Kendari di Sulawesi Tenggara
2. 12 Januari komandan Belanda yang berada di Tarakan menyerah
3. Gabungan empat negara seperti Amerika Serikat, Inggris, Belanda dan
Australia di bawah pimpinan Jenderal Wavell dari Inggris dibentuk untuk
menahan laju pasukan Jepang. Pada tanggal
15 Januari pasukan ini beroperasi untuk mempertahankan dominasi
negara-negara sekutu di kawasan Asia Pasifik
4. Dari Tarakan, Jepang menuju Selatan dan berhasil menduduki kota
minyak Balikpapan pada 24 Januari
5. 29 Januari menduduki Pontianak
6. 3 februari menduduki Samarinda dan Kotabangun
7. 10 Februari menduduki Banjarmasin

3
Dan yang paling berpengaruh adalah serangan 9 hari pada bulan Maret
1942:

- 1 Maret - Pertempuran Selat Sunda: Pasukan invasi Jepang mendarat di


Banten.
- Pasukan invasi Jepang mendarat di sebelah barat Surabaya.
- Serangan udara Jepang atas Medan.
- 5 Maret - Serangan udara Jepang di Cilacap. Jepang masuk ke Batavia.
- 7 Maret - Jepang merebut Cilacap.
- 7 Maret - Rangoon jatuh ke tangan Jepang.
- 8 Maret - Jepang merebut Surabaya.
-
Pada Maret 1942, pasukan-pasukan Sekutu di Jawa diberitahukan
oleh mata-mata bahwa suatu kekuatan Jepang sejumlah 250.000 sedang
mendekati Bandung, sementara kenyataannya kekuatannya hanya
sepersepuluh jumlah itu. Informasi yang keliru itu mungkin merupakan
bagian dari alasan mengapa Sekutu menyerah di Jawa.

Pada 9 Maret 1942, Gubernur Jenderal Jonkheer Tjarda van


Starkenborgh Stachouwer bersama Letnan Jenderal Hein ter Poorten,
Panglima Tertinggi Tentara India-Belanda datang ke Kalijati dan dimulai
perundingan antara Pemerintah Hindia Belanda dengan pihak Tentara
Jepang yang dipimpin langsung oleh Letnan Jenderal Imamura. Imamura
menyatakan, bahwa Belanda harus menandatangani pernyataan menyerah
tanpa syarat. Letnan Jenderal ter Poorten, mewakili Gubernur Jenderal
menanda- tangani pernyataan menyerah tanpa syarat. Dengan demikian
secara de facto dan de jure, seluruh wilayah bekas Hindia-Belanda
(Indonesia, pen) sejak itu berada di bawah kekuasaan dan administrasi
Jepang. Hari itu juga, tanggal 9 Maret Jenderal Hein ter Poorten
memerintahkan kepada seluruh tentara India Belanda untuk juga
menyerahkan diri kepada balatentara Kekaisaran Jepang.

Setelah perjanjian KALIJATI antara Jepang dan Belanda,


perebutan wilayah Nusantara oleh Jepang dari tangan Belanda masih
berlangsung:
• 11 Maret - Perlawanan Aceh terlibat dalam pertempuran dengan
Belanda yang sedang mengundurkan diri.
• 12 Maret - Jepang mendarat di Sabang. Operasi-operasi di Acehselesai
sekitar 15 Maret.
• 12 Maret - Jepang tiba di Medan.
• 18 Maret - Jepang merebut Padang.
• 28 Maret - Pasukan Belanda terakhir di Sumatra menyerah di Kutatjane, di
selatan Aceh.

Tujuan Jepang menyerang dan menduduki Hndia-Belanda


(Indonesia), adalah untuk menguasai sumber-sumber alam, terutama
minyak bumi, guna mendukung potensi perang Jepang serta mendukung
4
industrinya. Jawa dirancang sebagai pusat penyediaan bagi seluruh operasi
militer di Asia Tenggara, dan Sumatera sebagai sumber minyak utama.

Sebaliknya, bangsa Indonesia, menyambut kedatangan jepang


seolah-olah Dewa penolong yang membebaskan bangsa Indonesia dari
jajahan “kulit putih” Eropa. Bangsa Indonesia termakan propaganda
Jepang yang manis mulut itu.

Beberapa propaganda Jepang yang perlu dicatat:

1. Ramalan Jayabaya
Pamflet disebar di seluruh pulau jawa seiring kedatangan Jepang ke
tanah jawa, dan diantara Pamflet itu ada yang berbunyi: “Kami
mempermaklumkan kepada saudara-saudara kedatangan tentara Jepang.
Balatentara Jepang akan mendarat di Indonesia untuk mewujudkan
ramalan Sri Baginda Jayabaya… ingat: Sri baginda Jayabaya telah berkata:
orang-orang berkulit kuning akan datang dari utara untuk membebaskan
rakyat Indonesia dari perbudakan Belanda. Nantikan orang-orang berkulit
kuning”

2. Pengibaran dua bendera


Beribu ribu hinomaru berdampingan dengan sangsaka merah putih
berkibar disepanjang kota serta jalan jalan besar dAn tempat strategis.
Hinomaru juga dibagi-bagikan kepada para pengguna jalan

3. Slogan-slogan yang merakyat


Beberapa hari setelah ada di Jakarta, Jepang mengeluarkan slogan-
slogan untuk mendapatkan kepercayaan rakyat diantaranya yaitu: “Asia
untuk bangsa Asia”, Slogan lain yang juga terkenal adalah 3A: “Nippon
Pemimpin Asia, Nippon Pelindung Asia, Nippon cahaya Asia”… “Nippon
saudara Tua”

4. Siaran radio
Siaran radio juga menjadi alat propaganda Jepang. Shimizu,
seorang Jepang yang pasih bahasa Indonesia berpidato dalam siaran
radio… siaran radio itu disiarkan berulang-ulang dalam bahasa melayu dan
Inggris.

5. Pemutaran Film
Film amerika dan Eropa dilarang beredar, diganti film-film Jepang,
itupun setelah di sortir dahulu sesuai dengan propaganda Jepang.

Jepang juga membentuk badan khusus untuk mengawasi peredaran


Film di Indonesia pada tahun 1942. Badan itu diberi nama Jawa Eiga
Kosha (perusahaan film Jawa). Film-film Jepang yang beredar dalam tema
tema tertentu diantaranya: tentang kejahatan Barat, tentang persahabatan
Asia, tentang kehebatan militer Jepang, serta film budaya dan moral khas
bangsa jepang.
5
Film film itu tidak hanya diputar di bioskop tetapi di lapangan-lapangan
sebelah desa, yang dihadiri banyak penonton

6. Mengangkat tokoh pribumi Kharismatik


Jepang juga mengangkat tinggi-tinggi tokoh pribumi yang
kharismatik sebagai “penyambung lidah Dai Nippon”. Dan yang mendapat
publisitas besar-besaran saat itu adalah Soekarno.

Bahkan dalam film film Jepang disertakan actor Pribumi yaitu


Soekarno yang tampil berpidato berapi api membakar semangat rakyat
untuk membela Jepang.

Kutipan pidato-pidato Soekarno yang menarik untuk ditampilkan


diantaranya:
“Marilah kita bekerjasama agar supaya lekas tercapai cita-cita kita bersama
yaitu ASIA RAYA (Asia untuk Bangsa Asia)” (1942)

“… didalam perang Asia timur raya… harus kita tujukan kepada hancur
leburnya Amerika dan Inggris … Amerika kita setrika, Inggris kita linggis”
(1943)

DR Anwar Harjono, SH, memiliki alasan yang rasional, mengapa


Jepang memilih Soekarno?.
“Sesudah Tjokroaminoto (syarikat Islam, pen) meninggal dunia, ummat
Islam Indonesia ibarat kehilangan figure Pemimpin yang bisa diandalkan.
…mereka (jepang, pen) tidak punya pilihan lain selain menengok kepada
Bung karno dan bung hatta…”

7. Melalui media kesenian


Jepang juga mempropagandakan Nipponisasinya melalui media
media kesenian lainya seperti darama, wayang kulit, wayang golek, dan
kamishibai, sebuah pertunjukan kisah gambar Jepang.

Selain 7 alat propaganda itu, Jepang juga sangat memperhatikan


penganut agama islam sebagai mayoritas di nusantara. Sehingga Jepang
juga memakai politik “bersahabat” dengan ummat islam. “Mereka (Jepang)
memberi kepada pemimpin Islam kesempatan-kesempatan yang tidak
pernah diberikan oleh belanda”
Jepang mengambil KH Mas Mansyur (Muhammadiyyah) sebagai
bagian dari pemimpin PUTERA bikinan Jepang untuk mengambil hati
masyarakat.

6
Jepang juga mempersatukan Ummat islam dalam organisasi
“MASYUMI” (mirip nama gadis jepang) yang merupakan singkatan dari
Majelis Syura Muslimin Indonesia, dengan syarat mau bersama jepang
dalam perang Asia Timur Raya melawan ABCD (America, British, China
dan Dutch).

Walhasil propaganda jepang pada tahap awal penjajahannya


diNusantara ternyata berhasil mengelabui bangsa Indonesia untuk
menerima Jepang sebagai SAUDARA TUA Indonesia yang datang untuk
membebaskan Indonesia (asia) dari penjajahan bangsa Eropa.

Penerimaan bangsa Indonesia itu di tulis dalam biografi Soekarno:


“di Setiap jalanan, Jepang disambut dengan sorak sorai kemenangan. Apa
sebab ini?, Rakyat benci kepada Belanda. Lebih-lebih lagi karena Belanda
lari terbirit-birit dan membiarkan kita tidak berdaya…. Disamping itu,
tuan-tuan kulit putih (Belanda, pen) kita yang sombong dan Maha Kuat itu
bertekuk lutut secara tidak bermalu kepada bangsa Asia. Tidak heran bila
rakyat menyambut Jepang sebagai pembebas mereka”

1. Zaman Pendudukan Jepang di Indonesia

Pendudukan Jepang di Indonesia dengan berlangsungnya perang Dunia


kedua di kawasan Asia Pasifik, (1941-1945) Jepang berambisi untuk
menguasai negara-negara Asia dan merebutnya dari negara- negara
imperalis barat. Tujuannya selain untuk kepentingan supremasi
(keunggulan dan kekuasaan) Jepang juga menjadikan daerah-daerah di asia
sebagai tempat menanamkan modal, serta memasarkan hasil industrinya.
Sejak awal abad 20 Jepang telah menjadi negara industri dan mulai
melaksanakan imperialisme modern saat itu Jepang berhasil menduduki
korea dan cina. Negara raksasa cina didudukinya pada tahun 1937.

Ketika Jepang menduduki indocina, pada juli 1941 AS tidak menyetujui


tindakan tersebut.
Tindakan protes AS dilakukan dengan menghentikan penjualan karet, baja
lemepngan, minyak bumi dan lain-lain yang sangat dibutuhkan jepang.
Jepang memutuskan untuk menyerang daerah-daerah koloni eropa di Asia
Tenggara tujuannya untuk memperoleh barang-barang kebutuhan perang.

Dengan itu Jepang yakin bahwa serangan tersebut menimbulkan


perang dengan as. Jepang mendahului serangan terhadap pearl habour,
7
hawaii. Pada 7-12-1941. setelah menghancurkan pearl harbour, Jepang
meneruskan serangan ke filifina pada 10 Desember 1941 dan berhasil
menduduki luzon dan batoon, lalu pada tanggal 16 Desember berhasil
menduduki burma.

Akhirnya pada 11 januari Jepang mendarat di Indonesia yaitu


dirasakan kalimantan timur dan berhasil menduduki pulau kalimantan. Dari
kalimantan Jepang meneruskan serangannya ke jawa sebagai pusat
bertahan belanda, dan mulai menduduki daerah-daerah lainnya.

a. Masuknya Jepang ke Wilayah Indonesia

Jepang dengan mudah berhasil menguasai daerah-daerah Asia


Timur dan Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Karena:

a. .Jepang telah berhasil menghancurkan pangkalan Angkatan Laut


Amerika Serikat di Pearl Harbour, Hawaii pada tanggal 7 Desember
1941
b. .Negeri-negeri induk (Inggris, Perancis, dan Belanda) sedang
menghadapi peperangan di Eropa melawan Jerman;
c. Bangsa-bangsa di Asia sangat percaya dengan semboyan Jepang
(Jepang pemimpin Asia, Jepang cahaya Asia, dan Jepang pelindung
Asia) sehingga tidak memberi perlawanan. Bahkan, kehadiran
Balatentara Jepang disambut dengan suka cita karena Jepang
dianggap sebagai ‘saudara tua’ yang akan membebaskan bangsa-
bangsa Asia dari belenggu penjajahan negara-negara Barat.

Secara resmi Jepang telah menguasai Indonesia sejak tanggal 8 Maret


1942, ketika Panglima Tertinggi Pemerintah Hindia Belanda menyerah
tanpa syarat di Kalijati, Bandung,. Jepang tanpa banyak menemui
perlawanan yang berarti berhasil menduduki Indonesia. Bahkan, bangsa
Indonesia menyambut
kedatangan balatentara Jepang dengan perasaan senang, perasaan gembira
karena akan membebaskan bangsa Indonesia dari belenggu penjajahan
bangsa Belanda.

Sebenarnya, semboyan Gerakan 3A dan pengakuan sebagai


‘saudara tua’ yang disampaikan Jepang merupakan tipu muslihat agar
bangsa Indonesia dapat menerima kedatangan Balatentara Jepang. Pada
awalnya, kedatangan pasukan Jepang disambut dengan hangat oleh bangsa
Indonesia. Namun dalam kenyataannya, Jepang tidak jauh berbeda dengan
negara imperialis lainnya. Jepang termasuk negara imperialis baru, seperti
Jerman dan Italia. Sebagai negara imperialis baru, Jepang membutuhkan
bahan- bahan mentah untuk memenuhi kebutuhan industrinya dan pasar
bagi barang-barang industrinya. Oleh karena itu, daerah jajahan menjadi
sangat penting artinya bagi kemajuan industri Jepang. Apalah arti
kemajuan industri apabila tidak didukung dengan bahan mentah (baku)
yang cukup dengan harga yang murah dan pasar barang hasil industri yang
luas.

8
Dengan demikian, jelas bahwa tujuan kedatangan Balatentara
Jepang ke Indonesia adalah untuk menanamkan kekuasaannya, untuk
menjajah Indonesia. Artinya, semboyan Gerakan 3A dan pengakuan
sebagai ‘saudara tua’ merupakan semboyan yang penuh kepalsuan. Hal itu
dapat dibuktikan dari beberapa kenyataan yang terjadi selama pendudukan
Balatentara Jepang di Indonesia. Bahkan, perlakuan pasukan Jepang lebih
kejam sehingga bangsa Indonesia mengalami kesengsaraan. Sumber-
sumber ekonomi dikontrol secara ketat oleh pasukan Jepang untuk
kepentingan peperangan dan industri Jepang, melalui berbagai cara berikut:
a. Tidak sedikit para pemuda yang ditangkap dan dijadikan romusha.
Romusha adalah tenaga kerja paksa yang diambil dari para pemuda dan
petani untuk bekerja paksa pada proyek-proyek yang dikembangkan
pemerintah pendudukan Jepang. Banyak rakyat kita yang meninggal ketika
menjalankan romusha, karena umumnya mereka menderita kelaparan dan
berbagai penyakit.
b. Para petani diawasi secara ketat dan hasil-hasil pertanian harus diserahkan
kepada pemerintah Balatentara Jepang
c. Hewan peliharaan penduduk dirampas secara paksa untuk dipotong guna
memenuhi kebutuhan konsumsi perang.

B. Pengerahan dan Penindasan Versus Perlawanan


Menghadapi keadaan yang serba sulit maka para pemimpin bangsa
Indonesia berjuang dengan menyesuaikan situasi dan kondisi. Adapun
bentuk perlawanan terhadap Jepang adalah sebagai berikut :

1. Perjuangan Secara Kooperatif.

a. Memanfaatkan Gerakan PUTERA (Pusat Tenaga Rakyat)

Gerakan ini dibentuk pada tanggal 1 Maret 1943. Tujuan Jepang


membentuk PUTERA adalah agar kaum nasionalis dan intelektual
menyumbangkan tenaga dan pikirannya untuk kepentingan Jepang.
Namun oleh para pemimpin Indonesia, PUTERA justru dimanfaatkan
untuk membela rakyat dari kekejaman Jepang serta menggembleng mental
dan semangat nasionalisme. Jepang memandang PUTERA lebih
bermanfaat bagi kaum Indonesia, maka pada bulan April 1944, PUTERA
dibubarkan oleh Jepang.

b. Memanfaatkan Barisan Pelopor (Syuisyintai)

Barisan Pelopor (Syuisyintai) dimanfaatkan oleh para kamun


nasionalis sebagai penyalur aspirasi nasionalisme dan memperkuat
pertahanan pemuda melalui pidato-pidatonya.

c. Memanfatkan Chuo Sangi In (Badan Penasihat Pusat)

9
Badan ini dibentuk pada tanggal 5 September 1943. Para pemimpin
Indonesia melalui Chuo Sangi In dimanfaatkan untuk menggembleng
kedisiplinan.

2. Perjuangan Melalui Organisasi Islam Majelis Islam A’la Indonesia


(MIAI)

Organisasi ini didirikan pada tanggal 21 September 1937.


Organisasi ini dibentuk atas inisiatif kaum muslim dan perhatiannya
banyak tertuju pada masalah politik dan akan menolak segala bentuk
kolonisasi. Karena organisasi ini dianggap kurang memuaskan Jepang,
maka pada bulan Oktober 1943 dibubarkan oleh Jepang.

Perjuangan bawah tanah adalah perjuangan yang dilakukan secara


tertutup dan rahasia. Perjuang bawah tanah ini dilakukan oleh para tokoh
nasionalis yang bekerja pasa instansi-instansi pemerintahan buatan Jepang.
Jadi, di balik kepatuhannya terhadap Jepang, tersembunyi kegiatan-
kegiatan yang bertujuan menghimpun dan mempersatukan rakyat untuk
meneruskan perjuang untuk mecapai Indonesia merdeka.

Perjuangan bawah tanah ini tersebar di berbagai tempat: Jakarta,


Semarang, Bandung, Surabaya, serta Medan. Di Jakarta terdapat beberapa
kelompok yang melakukan perjuangan model ini. Antara kelompok
perjuangan yang satu dengan kelompok perjuangan yang lain, selalu terjadi
kontak hubungan.

Kelompo kelompok perjuang tersebut, antara lain:

a. Kelompok Sukarni
Sukarni adalah tokoh pergerakan pada zaman Hindia Belanda. Pada
masa pendudukan Jepang, ia bekerja di Sendenbu (Barisan Propaganda
Jepang) bersama-sama dengan Muhammad Yamin. Sukarni menghimpun
tokoh-tokoh pergerakan yang lain, antara lain: Adam Malik, Kusnaeni,
Pandu Wiguna, dan Maruto Nitimiharjo. Gerakan yang dilakukan
kelompok Sukarni adalah menyebarluaskan cita-cita kemerdekaan,
menghimpun orangorang yang berjiwa revolusioner, dan mengungkapkan
kebohongan- kebohongan yang dilakukan oleh Jepang.

Sebagai pegawai Sendenbu, Sukarni bebas mengunjungi asrama


Peta (Pembela Tanah Air) yang tersebar di seluruh Jawa. Karena itu,
Sukarni mengetahui seberapa besar kekuatan revolusioner yang anti-
Jepang. Untuk menutupi gerakannya, kelompok Sukarni mendirikan
asrama politik, yang diberi nama “Angkatan Baru Indonesia” yang
didukung Sendenbu. Di dalam asrama ini terkumpul para tokoh pergerakan
antara lain: Ir. Sukarno, Mohammad Hatta, Ahmad Subarjo, dan Sunarya
yang bertugas mendidik para pemuda tantang masalah politik dan
pengetahuan umum.

b. Kelompok Ahmad Subarjo

10
Ahmad Subarjo pada masa pendudukan Jepang menjabat sebagai
Kepala Biro Riset Kaigun Bukanfu (Kantor Penghubung Angkatan Laut) di
Jakarta. Ahmad Subarjo berusaha menghimpun tokoh- tokoh bangsa
Indonesia yang bekerja dalam Angkatan Laut Jepang. Atas dorongan dari
kelompok Ahmad Subarjo, Angkatan Laut berhasil mendirikan asrama
pemuda yang bernama “Asrama Indonesia Merdeka”. Di asrama Indonesia
Merdeka inilah para pemimpin bangsa Indonesia memberikan pelajaran-
pelajaran guna menanamkan semangat nasionalisme kepada para pemuda
Indonesia.

c. Kelompok Sutan Syahrir


Sutan Syahrir merupakan tokoh besar pergerakan nasional, yang
pada zaman Hindia Belanda tahun 1935 dibuang ke Boven Digul di Irian
Jaya, kemudian dipindahkan ke Banda Neira dan terakhir ke Sukabumi.
Pada masa pendudukan Jepang, Syahrir berjuang diam-diam dengan cara
menghimpun teman- teman sekolahnya dulu dan rekan-rekan seorganisasi
pada zaman Hindia Belanda. Terbentuklah satu kelompok rahasia,
Kelompok Syahrir.

Dalam perjuangannya, Syahrir juga menjalin hubungan dengan


pemimpin-pemimpin bangsa yang terpaksa bekerja sama dengan Jepang.
Di samping itu, hubungan kelompok Syahrir dengan kelompok perjuangan
yang lain berjalan cukup baik. Karena gerak langkah Syahrir dicurigai
Jepang, untuk menghilangkan kecurigaan pihak Jepang Syahrir bersedia
memberi pelajaran di Asrama Indonesia Merdeka milik Angkatan Laut
Jepang (Kaigun), bersama dengan Ir. Sukarno, Mohammad Hatta, Ahmad
Subarjo, dan Iwa Kusumasumantri.

d. Kelompok Pemuda
Kelompok Pemuda pada masa Jepang mendapat perhatian khusus
dari pemerintah Jepang. Jepang berusaha memengaruhi para pemuda
Indoensia dengan propaganda yang menarik. Dengan demikian, nantinya
para pemuda Indonesia merupakan alat yang ampuh guna menjalankan
kepentingan Jepang.

Jepang menanamkan pengaruhnya pada para pemuda Indonesia


melalui kursus-kursus dan lembaga- lembaga yang sudah ada sejak zaman
Hindia Belanda.

Jepang mendukung berdirinya kursus-kursus yang diadakan dalam


asrama-asrama, misalnya di Asrama Angkatan Baru Indonesia yang
terdapat Sendenbu dan Asrama Indonesia Merdeka yang didirikan
Angkatan Laut Jepang. Namun, pemuda Indonesia baik pelajar maupun
mahasiswa tidak gampang termakan oleh propaganda Jepang. Mereka
menyadari bahwa imperialisme yang dilakukan oleh Jepang pada
hakikatnya sama dengan imperialisme bangsa Barat.

Pada masa itu, di Jakarta terdapat 2 kelompok pemuda yang aktif


berjuang, yakni yang terhimpun dalam asrama Ika Daikagu (Sekolah
Tinggi Kedokteran) dan kelompok pemuda yang terhimpun dalam Badan
11
Permusyawaratan/Perwakilan Pelajar Indonesia (Baperpri). Kelompok
terpelajar tersebut mempunyai ikatan organisasi yang bernama Persatuan
Mahasiswa.

Organisasi ini merupakan wadah untuk menyusun aksi-aksi terhadap


penguasa Jepang dan menyusun pertemuan-pertemuan dengan para
pemimpin bangsa. Dalam perjuangannya, kelompok pemuda juga selalu
berhubungan dengan kelompok-kelompok yang lain, yaitu kelompok
Sukarni, kelompok Ahmad Subarjo, dan Kelompok Syahrir. Tokoh-tokoh
Kelompok Pemuda yang terkenal antara lain: Chaerul Saleh, Darwis. Johar
Nur, Eri Sadewo, E.A. Ratulangi, dan Syarif Thayeb.

3. Perlawanan Angkat Senjata

Perlakuan Jepang yang tak berperikemanusian menimbulkan reaksi


dan perlawanan dari rakyat Indonesia di berbagai wilayah. Kebencian ini
bertambah ketika di beberapa tempat, Jepang menghina aspek-aspek
keagamaan. Berikut ini beberapa perlawanan rakyat pada masa penjajahan
Jepang.

a. Perlawanan di Cot Plieng, Aceh

Perlawanan di Aceh ini dipimpin oleh Tengku Abdul Djalil, seorang


ulama pemuda. Pada 10 November 1942, tentara Jepang menyerang Cot
Plieng pada saat rakyat sedang melaksanakan shalat subuh. Penyerangan
pagi buta ini akhirnya dapat digagalkan oleh rakyat dengan menggunakan
senjata kelewang, pedang, dan rencong.Begitupun dengan dengan serangan
kedua, tentara Jepang berhasil dipukul mundur. Namun pada serangan
yang ketiga, pasukan Teungku Abdul Jalil dapat dikalahkan Jepang.
Peperangan ini telah merenggut 90 tentara Jepang dan sekitar 3.000
masyarakat Cot Plieng.

b. Perlawanan di Tasikmalaya, Jawa Barat


Perlawanan di Singaparna, Tasikmalaya, ini dipimpin oleh Kyai
Haji Zaenal Mustofa. Perlawanan ini terkait dengan tidak bersedianya K.H.
Zaenal Mustofa untuk melakukan Seikeirei, memberikan penghormatan
kepada Kaisar Jepang. Dalam pandangan Zaenal Mustofa, membungkuk
seperti itu sama saja dengan memberikan penghormatan lebih kepada
matahari, sementara dalam hukum Islam hal tersebut terkarang karena
dianggap menyekutukan Tuhan.

Pemerintahan Jepang kemudian mengutus seseorang untuk


menangkapnya. Namun utusan tersebut tidak berhasil karena dihadang
rakyat. Dalam keadaan luka, perwakilan Jepang tersebut memberitahukan
peristiwa tersebut kepada pimpinannya di Tasiklamalaya. Karena
tersinggung, Jepang pada 25 Februari 1944 menyerang Singaparna pada
siang hari setelah shalat Jumat. Dalam pertempuran tersebut Zaenal
Mustofa berhasil ditangkap dan kemudian diasingkan ke Jakarta hingga
wafatnya. Jenazahnya dikuburkan di daerah Ancol, dan kemudian
dipindahkan ke Tasikmalaya.
12
c. Perlawanan Sejumlah Perwira Pembela Tanah Air di Blitar, Buana
dan Paudrah (Aceh), dan Cilacap

Perlawanan sejumlah perwira Pembela Tanah Air (Peta) di Blitar


terjadi pada 14 Februari 1945 yang dipimpin oleh Syudanco Supriyadi. Ia
adalah seorang syodanco (komandan peleton) Peta. Perlawanan Supriyadi
ini disebabkan karena tidak tahan lagi melihat kesengsaraan rakyat yang
mati karena romusha. Namun perlawanan tersebut dapat diredam oleh
Jepang.

Perlawanan ini tampaknya tidak direncanakan dengan matang


sehingga mudah untuk digagalkan. Akhirnya para anggota Peta yang
terrlibat perlawanan diadili di Mahkamah Militer Jepang. Orang yang
berhasil membunuh Jepang langsung dijatuhi hukuman mati, antara lain:
dr. Ismangil, Muradi, Suparyono, Halir Mangkudidjaya, Sunanto, dan
Sudarmo.

Dalam persidangan tersebut, Supriyadi sendiri sebagai pemimpin


perlawanan tidak diikutsertakan. Beberapa pihak mengatakan bahwa
Supriyadi sesungguhnya sudah ditangkap dan dibunuh secara diam- diam,
ada pula pihak yang percaya bahwa Supriyadi mokswa alias
menghilangkan diri tanpa jejak Selain di Blitar, perlawanan pemuda Peta
juga meletus di dua daerah di Aceh, yaitu Buana dan Paudrah.

Pemimpinnya adalah Guguyun Teuku Hamid; ia bersama 20


peleton pasukan melarikan diri dari asrama pada November 1944 untuk
merencanakan pemberontakan. Namun Jepang berhasil mengancam
keluarga Teuku Hamid sehingga Teuku Hamid kembali lagi. Tampaknya
rencana perlawanan Teuku Hamid menambah simpati dan semangat
masyarakat sehingga kemudian muncul kembali perlawanan.

Lahirlah perlawanan Padrah di daerah Bireun, Aceh Utara, yang


dipimpin oleh seorang kepala kampung yang dibantu oleh regu Guguyun.
Perlawanan tersebut menelan banyak korban dari pihak Aceh karena semua
yang tertawan akhirnya dibunuh oleh Jepang.Di Gumilir, Cilacap
perlawanan dipimpin oleh seorang komandan regu bernama Khusaeri.
Serangan pertama tentara Jepang terdesak, namun setelah bala bantuan
datang Khusaeri mampu dikalahkan. Di Pangalengan, Jawa Barat, pun
meletus perlawanan dari para personil

C. Dampak Kedatangan Saudara Tua dalam Berbagai Bidang


Kehidupan

a. Bidang Politik

Kebijakan pertama yang dilakukan Dai Nippon (pemerintah militer


13
Jepang) adalah melarang semua rapat dan kegiatan politik. Pada tanggal 20
Maret 1942, dikeluarkan peraturan yang membubarkan semua organisasi
politik dan semua bentuk perkumpulan. Pada tanggal 8 September 1942
dikeluarkan UU no. 2 Jepang mengendalikan seluruh organisasi nasional.

Selain itu, Jepangpun melakukan propaganda untuk menarik simpati


bangsa Indonesia dengan cara:

 Menganggap Jepang sebagai saudara tua bangsa Asia (Hakko Ichiu)

 Melancarkan semboyan 3A (Jepang pemimpin, Jepang cahaya dan Jepang


pelindung Asia)

 Melancarkan simpati lewat pendidikan berbentuk beasiswa pelajar.

 Menarik simpati umat Islam untuk pergi Haji

 Menarik simpati organisasi Islam MIAI.

 Melancarkan politik dumping

b. Bidang Ekonomi

Hal-hal yang diberlakukan dalam sistem pengaturan ekonomi pemerintah


Jepang adalah sebagai berikut:

 Kegiatan ekonomi diarahkan untuk kepentingan perang maka seluruh


potensi sumber daya alam dan bahan mentah digunakan untuk industri
yang mendukung mesin perang. Jepang menyita seluruh hasil perkebunan,
pabrik, Bank dan perusahaan penting. Banyak lahan pertanian yang
terbengkelai akibat titik berat kebijakan difokuskan pada ekonomi dan
industri perang. Kondisi tersebut menyebabkan produksi pangan menurun
dan kelaparan serta kemiskinan meningkat drastis.

 Jepang menerapkan sistem pengawasan ekonomi secara ketat dengan


sanksi pelanggaran yang sangat berat. Pengawasan tersebut diterapkan
pada penggunaan dan peredaran sisa-sisa persediaan barang. Pengendalian
harga untuk mencegah meningkatnya harga barang. Pengawasan
perkebunan teh, kopi, karet, tebu dan sekaligus memonopoli penjualannya.
Pembatasan teh, kopi dan tembakau, karena tidak langsung berkaitan dengan
kebutuhan perang. Monopoli tebu dan gula, pemaksaan menanam pohon jarak dan

14
kapas pada lahan pertanian dan perkebunan merusak tanah.

 Menerapkan sistem ekonomi perang dan sistem autarki (memenuhi


kebutuhan daerah sendiri dan menunjang kegiatan perang).
Konsekuensinya tugas rakyat beserta semua kekayaan dikorbankan untuk
kepentingan perang. Hal ini jelas amat menyengsarakan rakyat baik fisik
maupun material.

c. Bidang Pendidikan

Pada zaman kolonial pemerintah Belanda menyediakan sekolah


yang beraneka ragam bagi orang Indonesia untuk memenuhi kebutuhan
berbagai lapisan masyarakat. Ciri yang khas dari sekolah-sekolah ini ialah
tidak adanya hubungan berbagai ragam sekolah itu. Namun lambat laun,
dalam berbagai macam sekolah yang terpisah-pisah itu terbentuklah
hubungan-hubungan sehingga terdapat suatu sistem yang menunjukkan
kebulatan. Pendidikan bagi anak-anak Indonesia semula terbatas pada
pendidikan rendah, akan tetapi kemudian berkembang secara vertical
sehingga anak-anak Indonesia, melalui pendidikan menengah dapat
mencapai pendidikan tinggi, sekalipun melalui jalan yang sulit dan sempit.

Lahirnya suatu sistem pendidikan bukanlah hasil suatu


perencanaan menyeluruh melainkan langkah demi langkah melalui
eksperimentasi dan didorong oleh kebutuhan praktis di bawah pengaruh
kondisi sosial, ekonomi, dan politik di Nederland maupun di Hindia
Belanda. Selain itu kejadian-kejadian di dunia luar, khususnya yang terjadi
di Asia, mendorong dipercepatnya pengembangan sistem pendidikan yang
lengkap yang akhirnya, setidaknya dalam teori, memberikan kesempatan
kepada setiap anak desa yang terpencil untuk memasuki perguruan tinggi.
Dalam kenyataan hanya anak-anak yang mendapat pelajaran di sekolah
berorientasi Barat saja yang dapat melanjutkan pelajarannya, sekalipun
hanya terbatas pada segelintir orang saja.

d. Bidang Kebudayaan

Pada masa pendudukan Jepang Indonesia tertutup ke dunia luar


maupunke dalam wilayah Indonesia, sehingga pada masa itu Indonesia
sangat terisolasidari hubungan dengan dunia luar dan dapat dikatakan,
bahwa seluruh komunikasidikendalikan oleh pemerintah. Demikian juga
komunikasi di dalam Indonesiasendiri tertutup, misalnya antarpulau
Sumatra, Jawa, Kalimantan dan lain-lain.Maka untuk menyebarluaskan
pemakaian bahasa Indonesia dilakukan melaluisurat kabar-surat kabar dan
radio.

Pada masa pendudukan Jepang bahasaIndonesia mengalami


perkembangan yang cukup pesat akibat kebijakan Jepangpada masa itu,
15
diantaranya adalah

a. Pelarangan penggunaan bahasa Belanda dari dunia perguruan


tinggimaupun sekolah- sekolah, maupun perkantoran dan dari pergaulan
sehari-hari memberikan kesempatan yang baik bagi pemakaian dan
pengem-bangan bahasa Indonesia.

b. Pelarangan bagi orang Belanda memakai bahasanya sendiri.


Yangmelanggar dapat dituduh membantu musuh (Belanda, Amerika
Serikat danInggris). Seperti diketahui, pada masa penjajahan Belanda,
bahasa Belanda menjadi bahasa resmi di bidang pemerintahan. Larangan
pemakaian bahasaBelanda yang dilakukan oleh pemerintah Jepang sangat
keras, sehinggaboleh dikatakan di semua toko, rumah makan, perusahaan,
perkumpulandan lain-lainnya papan nama atau papan iklan yang Berbahasa
Belanda diganti dengan yang berbahasa Indonesia atau berbahasa Jepang.

Bahkan pemerintah pendudukan Jepang melakukan langkah-


langkah untuk pemakaian bahasa Jepang untuk menggantikan bahasa
Belanda diantaranya :

a. Semua sekolah yang dibuka kembali oleh Jepang, diberi mata

pelajaranbahasa Jepang.

b. Terdapat sekolah-sekolah khusus untuk pengajaran bahasa Jepang.

c. Pelajaran bahasa Jepang juga disiarkan melalui radio-radio


pemerintahpendudukan Jepang.

d. Jepang juga menerbitkan Kana Jawa Shinbun, yang memakai bahasa


Jepang dengan mempergunakan huruf katakana. Disebutkan bahwa tujuan
utama daripada surat kabar itu adalah untuk menyebarluaskan bahasa
Jepangdan meningkatkan pengetahuan membaca dan menulis bagi rakyat
Jawa.

e. . Bidang Sosial

Pendudukan Jepang di Indonesia telah merobek-robek sendi-sendi


nilai ekonomi, sosial dan budaya dalam kehidupan masyarakat Indonesia
karena menguras harta dan tenaga rakyat Indonesia. Rakyat Indonesia
merasakan malapetaka baru dengan merasakan penderitaan dan
kesengsaraan yang luar biasa bagi rakyat Indonesia. Rakyat Indonesia
merasakan kekurangan pangan dan sandang yang kemudian mengakibatkan
kelaparan dan kematian serta penderitaan moral .

· Kebijakan Jepang terhadap rakyat Indonesia mempunyai dua prioritas yaitu


16
:

1. Menghapuskan pengaruh Barat dikalangan rakyat Indonesia

2. Memobilisasi rakyat Indonesia demi kemenangan Jepang dalam perang


Asia Timur Raya

Pada awal pendudukan Jepang , mengambil dua langkah penting ,


yaitu pertama menstabilkan kondisi ekonomi yang terlihat dari upayanya
untuk menguasai inflasi ekonomi dengan menetapkan patokan harga bagi
sebagian besar barang dan menangani dengan keras penimbun barang.
Kedua Jepang mengeluarkan aturan produk hukum baru sesuai dengan
kepentingan pendudukan Jepang di Indonesia. Selama pendudukan Jepang
mengekang berbagai organisasi di Indonesia. Dengan kaum nasionalis
diadakan kerjasama dengan tujuan bersatu dan berdiri sepenuhnya
dibelakang Jepang serta memperlancar pekerjaan pemerintahan militer.
Jepang menyuruh kaum nasionalis untuk turut aktif didalam pemerintahan
Gunsei. Dalam pemerintahan Gusei ini muncul tokoh seperti Ir. Soekarno.

f. Bidang Birokrasi

· Kekuasaan Jepang di Indonesia di pegang oleh kalangan militer yaitu


Angkatan Darat (Rikugun) dan Angkatan Laut (Kaigun)

· Sistem pemerintahan diatur berdasar aturan militer

· Orang-orang Indonesia mendapat kesempatan untuk menduduki


jabatan yang lebih penting dari sebelumnya yang hanya dipegang oleh
orang Belanda, dengan masih dalam pengawasan Jepang.

g. Bidang Militer

Sesudah pendudukan militer Jepang mulai berkuasa, ada beberapa


kebijakan yang dikeluarkan dan berlaku terhadap bekas jajahan Hindia-
Belanda. Pertama, Jepang berusaha menghapuskan semua pengaruh Barat
di dalam masyarakat Indonesia.

Pada awalnya, pemerintah militer Jepang bersikap baik terhadap


bangsa Indonesia. Tetapi akhirnya sikap baik itu berubah sedikit demi
sedikit menampakkan wajah aslinya. Apa yang ditetapkan pemerintah
Jepang sebenarnya bukan untuk mencapai kemakmuran dan kemerdekaan
Indonesia, melainkan demi kepentingan dan tujuan perang Jepang semata.
Tetapi setelah pemerintah Jepang mengetahui betapa besarnya hasrat
bangsa Indonesia terhadap kemerdekaan, maka dimulailah propaganda-
propaganda tersebut seolah-olah demi kepentingan bangsa Indonesia.

17
Oleh karena para pemimpin bangsa semakin hari semakin tidak
tahan menyaksikan penderitaan rakyat, maka mereka mulai menentang
Jepang. Di antara mereka ada yang berani mengobarkan perlawanan
bersenjata. Perlawanan bersenjata melawan Jepang terjadi di berbagai
daerah antara lain di daerah Aceh yang dipimpin oleh Tengku Abdul Jalil
dan Tengku Abdul Hamid, di daerah Jawa Barat yang dipimpin oleh K.H.
Zaenal Mustafa dan H. Madriyas.

18
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian dalam makalah ini maka penulis dapat mengambil


beberapa kesimpulan yaitu :

1. Tujuan Jepang dating ke Indonesia adalah untuk mendapatkan dukungan


dan memanfaatkan Indonesia dalam menghadapi sekutu.
2. Jepang membentuk BPUPKI dan PPKI sebagai realisasi janjinya pada
Indonesia.
3. Indonesia melalui PPKI membentuk sebuah pemerintah sementara
dengan Soekarno sebagai presiden dan Hatta sebagai wakil presidennya.

B. Saran

Dari makalah ini pembaca telah mengetahui tentang betapa berat


perjuangan bangsa Indonesia dalam mendapat kemerdekaan, jadi sebagai
generasi penerus bangsa kita harus menghargai perjuangan pahlawan kita
yang dengan susah payah merebut kemerdekaan dari penjajah.

19
DAFTAR PUSTAKA

http://www.geocities.com/dutcheastindies/fall_sumatra.html
http://www.geocities.com/dutcheastindies/lesser_sunda.html
http://www.geocities.com/dutcheastindies/java.html
http://www.geocities.com/dutcheastindies/palembang.html
http://www.geocities.com/dutcheastindies/north_sumatra.html
http://www.geocities.com/dutcheastindies/riouw.html
http://www.geocities.com/dutcheastindies/sarawak.html
http://www.geocities.com/dutcheastindies/sandakan.html
http://www.geocities.com/dutcheastindies/tarakan.html
http://www.geocities.com/dutcheastindies/balikpapan.html
http://www.geocities.com/dutcheastindies/bandjermasin.html
http://www.geocities.com/dutcheastindies/borneo.html
http://www.geocities.com/dutcheastindies/makassar.html
http://www.geocities.com/dutcheastindies/menado.html
http://www.geocities.com/dutcheastindies/kendari.html
http://www.geocities.com/dutcheastindies/timor_dutch.html
http://www.geocities.com/dutcheastindies/timor_port.html
http://www.geocities.com/dutcheastindies/ambon.html
http://www.geocities.com/dutcheastindies/banda_sea.html
http://www.geocities.com/dutcheastindies/new_guinea.html

20

Anda mungkin juga menyukai