23
Jepang dalam Perang dunia menunjukan kehebatannya. Terutama pada Hari minggu pagi
tanggal 7 Desember 1941, 360 pesawat terbang yang terdiri dari pembom pembawa torpedo
serta sejumlah pesawat tempur diberangkatkan dalam dua gelombang. Pengeboman Pearl
harbor ini berhasil menenggelamkan dua kapal perang besar serta merusak 6 kapal perang
lain. Selain itu pemboman Jepang tesebut juga menghancurkan 180 pesawat tempur Amerika.
Lebih dari 2.330 serdadu Amerika tewas dan lebih dari 1.140 lainnya luka-luka. Namun tiga
kapal induk Amerika selamat, karena pada saat itu tidak berada di Pearl Harbor. Tanggal 8
Desember, Kongres Amerika Serikat menyatakan perang terhadap Jepang.[2]
Pemboman Pearl harbor ini sangat berpengaruh pada tentara sekutu lainnya termasuk
Belanda.
Jepang mulai berkonsentrasi kepada serangan ke Asia Tenggara yang digawangi sekutu
ABDA (American, British, Dutch dan Australi).
Terkhusus ke Indonesia yang saat itu (1942) dijajah Belanda, Jepang melakukan serangan
cepat dan mendadak:
- 11 Januari pangkalan militer Belanda di hancurkan seperti di Tarakan, Balikpapan dan
Kendari di Sulawesi Tenggara
- 12 Januari komandan Belanda yang berada di Tarakan menyerah
- Gabungan empat negara seperti Amerika Serikat, Inggris, Belanda dan Australia di bawah
pimpinan Jenderal Wavell dari Inggris dibentuk untuk menahan laju pasukan Jepang. Pada
tanggal 15 Januari pasukan ini beroperasi untuk mempertahankan dominasi negara-negara
sekutu di kawasan Asia Pasifik
- Dari Tarakan, Jepang menuju Selatan dan berhasil menduduki kota minyak Balikpapan pada
24 Januari
- 29 Januari menduduki Pontianak
- 3 februari menduduki Samarinda dan Kotabangun
- 10 Februari menduduki Banjarmasin
Dan yang paling berpengaruh adalah serangan 9 hari pada bulan Maret 1942:
. 1 Maret - Pertempuran Selat Sunda: Pasukan invasi Jepang mendarat di Banten.
Pasukan invasi Jepang mendarat di sebelah barat Surabaya.
Serangan udara Jepang atas Medan.
5 Maret - Serangan udara Jepang di Cilacap. Jepang masuk ke Batavia.
7 Maret - Jepang merebut Cilacap.
7 Maret - Rangoon jatuh ke tangan Jepang.
8 Maret - Jepang merebut Surabaya.
Pada Maret 1942, pasukan-pasukan Sekutu di Jawa diberitahukan oleh mata-mata bahwa
suatu kekuatan Jepang sejumlah 250.000 sedang mendekati Bandung, sementara
kenyataannya kekuatannya hanya sepersepuluh jumlah itu. Informasi yang keliru itu mungkin
merupakan bagian dari alasan mengapa Sekutu menyerah di Jawa.
Pada 9 Maret 1942, Gubernur Jenderal Jonkheer Tjarda van Starkenborgh Stachouwer
bersama Letnan Jenderal Hein ter Poorten, Panglima Tertinggi Tentara India-Belanda datang
ke Kalijati dan dimulai perundingan antara Pemerintah Hindia Belanda dengan pihak Tentara
Jepang yang dipimpin langsung oleh Letnan Jenderal Imamura. Imamura menyatakan, bahwa
Belanda harus menandatangani pernyataan menyerah tanpa syarat. Letnan Jenderal ter
Poorten, mewakili Gubernur Jenderal menanda-tangani pernyataan menyerah tanpa syarat.
Dengan demikian secara de facto dan de jure, seluruh wilayah bekas Hindia-Belanda
(Indonesia, pen) sejak itu berada di bawah kekuasaan dan administrasi Jepang. Hari itu juga,
tanggal 9 Maret Jenderal Hein ter Poorten memerintahkan kepada seluruh tentara India
Belanda untuk juga menyerahkan diri kepada balatentara Kekaisaran Jepang.[3]
Setelah perjanjian KALIJATI antara Jepang dan Belanda, perebutan wilayah Nusantara oleh
Jepang dari tangan Belanda masih berlangsung:
11 Maret - Perlawanan Aceh terlibat dalam pertempuran dengan Belanda yang sedang
mengundurkan diri.
12 Maret - Jepang mendarat di Sabang. Operasi-operasi di Acehselesai sekitar 15 Maret.
12 Maret - Jepang tiba di Medan.
18 Maret - Jepang merebut Padang.
28 Maret - Pasukan Belanda terakhir di Sumatra menyerah di Kutatjane, di selatan Aceh.
1. Ramalan Jayabaya
Pamflet disebar di seluruh pulau jawa seiring kedatangan Jepang ke tanah jawa, dan diantara
Pamflet itu ada yang berbunyi : Kami mempermaklumkan kepada saudara-saudara
kedatangan tentara Jepang. Balatentara Jepang akan mendarat di
Indonesia untuk mewujudkan ramalan Sri Baginda Jayabaya ingat: Sri
baginda Jayabaya telah berkata: orang-orang berkulit kuning akan
datang dari utara untuk membebaskan rakyat Indonesia dari perbudakan
Belanda. Nantikan orang-orang berkulit kuning
4. Siaran radio
Siaran radio juga menjadi alat propaganda Jepang. Shimizu, seorang Jepang yang pasih
bahasa Indonesia berpidato dalam siaran radio siaran radio itu disiarkan berulang-ulang
dalam bahasa melayu dan Inggris.
5. Pemutaran Film
Film amerika dan Eropa dilarang beredar, diganti film-film Jepang, itupun setelah di sortir
dahulu sesuai dengan propaganda Jepang.
Jepang juga membentuk badan khusus untuk mengawasi peredaran Film di Indonesia pada
tahun 1942. Badan itu diberi nama Jawa Eiga Kosha (perusahaan film Jawa). Film-film
Jepang yang beredar dalam tema tema tertentu diantaranya: tentang kejahatan Barat, tentang
persahabatan Asia, tentang kehebatan militer Jepang, serta film budaya dan moral khas
bangsa jepang.
Film film itu tidak hanya diputar di bioskop tetapi di lapangan-lapangan sebelah desa, yang
dihadiri banyak penonton
6. Mengangkat tokoh pribumi Kharismatik
Jepang juga mengangkat tinggi-tinggi tokoh pribumi yang kharismatik sebagai penyambung
lidah Dai Nippon. Dan yang mendapat publisitas besar-besaran saat itu adalah Soekarno.
Bahkan dalam film film Jepang disertakan actor Pribumi yaitu Soekarno yang tampil
berpidato berapi api membakar semangat rakyat untuk membela Jepang.
DR Anwar Harjono, SH, memiliki alasan yang rasional, mengapa Jepang memilih
Soekarno?.
Sesudah Tjokroaminoto (syarikat Islam, pen) meninggal dunia,
ummat Islam Indonesia ibarat kehilangan figure Pemimpin yang
bisa diandalkan. mereka (jepang, pen) tidak punya pilihan
lain selain menengok kepada Bung karno dan bung hatta[6]
Selain 7 alat propaganda itu, Jepang juga sangat memperhatikan penganut agama islam
sebagai mayoritas di nusantara. Sehingga Jepang juga memakai politik bersahabat dengan
ummat islam.
Mereka (Jepang,pen) memberi kepada pemimpin Islam kesempatan-kesempatan yang tidak
pernah diberikan oleh belanda[7]
Jepang mengambil KH Mas Mansyur (Muhammadiyyah) sebagai bagian dari pemimpin
PUTERA bikinan Jepang untuk mengambil hati masyarakat.
Jepang juga mempersatukan Ummat islam dalam organisasi MASYUMI (mirip nama gadis
jepang) yang merupakan singkatan dari Majelis Syura Muslimin Indonesia, dengan syarat
mau bersama jepang dalam perang Asia Timur Raya melawan ABCD (America, British,
China dan Dutch).
Walhasil propaganda jepang pada tahap awal penjajahannya diNusantara ternyata berhasil
mengelabui bangsa Indonesia untuk menerima Jepang sebagai SAUDARA TUA Indonesia
yang datang untuk membebaskan Indonesia (asia) dari penjajahan bangsa Eropa.
[1] Ahmad Mansur Suryanegara, Api Sejarah 2, Salamadani Pustaka Semesta Bandung,
cetakan pertama maret 2010, hal 11
[2] http://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_Nusantara_%281942-1945%29
[3] http://serbasejarah.wordpress.com/2009/06/06/jepang-saudara-tua-datang-ke-indonesia-
film-dokumenter/
[4] http://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_Nusantara_%281942-1945%29
[5] Arifin Suryo Nugroho dan Ipong Jazimah, Detik detik Proklamasi, Penerbit NARASI
Jogjakarta, cetakan pertama tahun 2011, hlm. 3-7
[6] DR Anwar Harjono, Perjalanan Politik bangsa, Gema Insani Press Jakarta, cetakan 1
tahun 1997, hal. 34
[7] M.C Riclefs, Sejarah Indonesia Modern, Indonesian editions, Gadjah mada Universuty
Press Jogjakarta, cetakan kesembilan- tahun 2007, hal. 299
[8] Cindy Adam, Bung karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia, terjemahan Abdul Bar
Salim, Gunung Agung Jakarta, tahun 1966, hal 18