Anda di halaman 1dari 12

Senin, 6 Mei 2019 (Ke-6)

Nama : Khusnul Khotimah


NIM : 121711433026
Mata Kuliah : Sejarah Indonesia Abad XIX-XX

RESUME BUKU
Identitas Buku
Judul Buku : Masyarakat & Perang Asia Timur Raya: Sejarah dengan Foto yang Tak
Terceritakan
Penulis : Aiko Kurasawa
Penerbit : Komunitas Bambu
Tahun Terbit : 2016
Tebal Buku : 274
BAB I Pecah Perang
1. Mengapa Jepang Mulai Berperang
Tahun 1920-an Jepang berada di zaman Taisho Democracy. Demokrasi
parlementer mulai berkembang pada tahun ini. Namun, pada masa ini seluruh desa
Jepang mengalami kemiskinan karena keadaan ekonomi memburuk yang disebabkan
karena produksi pertanian turun. Akibat dari kondisi tersebut timbul banyak konflik
antara tuan tanah dan petani atau pengusaha dan buruh.
Pada tahun 1932 Jepang memisahkan Mancuria dari Tiongkok dan mendirikan
Kerajaan Manchuquo dan mendatangkan Raja Fugi, raja terakhir Dinasti Chin untuk
membuatnya bertakhta sebagai raja Kerajaan Manchuquo. Kerajaan ini berdiri dibawah
semboyan “Five Races Under One Union”, lima bangsa, Jepang, Han, Korea, Mancuria,
dan Mongilia membangun satu negara. orang Jepang juga ikut mengambil peran dengan
suara terbesar dalam organisasi pemerintah dan Birokrasi. Pemerintahan Jepang
kemudian berganti menjadi pemerintahan militer. Selama itu aksi militer Jepang di
Tiongkok terus berlanjut hingga pada 1937 perang tersebar di seluruh Tiongkok.
Namun beberapa Negara Barat tidak senang dengan serangan Jepang di Tiongkok dan
mereka mulai membantu pemerintah Chiang Kai-Shek. Bantuan- bantuan logistik
dikirimkan melalui perbatasan Asia Tenggara seperti Birma dan Vietnam. Selain itu
negara Barat khususnya Amerika Serikat memberikan sanksi ekonomi terhadap Jepang
dengan cara mengurangi bahkan menghentikan ekspor minyak ke Jepang. Karena itulah
Jepang mencoba mencari sumber minyak di tempat lain, yakni di Hindia Belanda.
Jepang mendapatkan minyak dari Hindia Belanda dengan cara keras karena negosiasi
yang dilakukannya tidak membawa hasil.
Dari perkembangan sebelumnya, dapat dilihat bahwa maksud Jepang
menyerbu wilayah Asia Tenggara adalah untuk mendapatkan sumber daya alam yang
akan digunakan untuk meneruskan perang di Tiongkok. Pada saat menjelang perang
Jepang mulai menegaskan kedudukannya sebagai anggota Asia dan mengklaim bahwa
Jepang adalah pemimpin Asia. Dari hal itulah kemudian Jepang memiliki ide bahwa
Asia harus dipimpin dan dibina oleh bangsa Asia sendiri. Asia yang masih dalam
jajahan bangsa barat harus segera dibebaskan. Ideologi ini berasal dari keinginan egois
bahwa Jepang ingin menguasai negara-negara Asia Tenggara menggantikan negara
Barat.
2. Perang Mulai Bukan dengan Serangan Pearl Harbour
Operasi Militer ke Malaya dan Singapura
Pada 8 Desember 1941 tentara Jepang mendarat di Sinkra dan Patani di
Thailand dan Kotabaru di British Malaya. Di Kotabaru tentara Jepang mendapatkan
perlawanan keras dari Inggris-India. Namun, Jepang menang dan meneruskan serangan
ke wilayah Selatan. Pada 10 Desember tentara Jepang menembak 2 kapal perang utama
Inggris, yaitu Repals (32.000 ton) dan Prince of Wales (35.000 ton) hingga tenggelam.
Jepang menguasai Pulau Penang dan Taipin pada 19 Desember, Ipo pada 3 Januari, dan
Kuala Lumpur pada 12 Januari. Jepang mengalahkan tentara Inggris yang ada di
Singapura pada 15 Februari.
Operasi ke Borneo Utara dan Filipina
Pada 16 Desember wilayah minyak Miri berhasil diduduki oleh Jepang,
kemudian pada tanggal 24 Desember mereka berhasil menduduki wilayah Khucing.
Hingga pada tanggal 31 Desember seluruh Borneo Utara jatuh ke tangan Jepang. Selain
ke Borneo Jepang juga menyerang wilayah Filipina yang dimulai pada hari pecah
perang, yakni 8 Desember. Pada saat itu tentara Jepang mengambil strategi dengan
menyerang melalui udara dulu dan mendarat. Tentara Amerika kemudian melakukan
perlawanan terakhir di Corregidor hingga akhirnya menyerah pada 7 Mei. Di Filipina,
pendudukan dan administrasi ditanggung tentara ke-14 Angkatan Darat Jepang.
Operasi ke Indonesia
Pada 11 Januari 1942 berlangsung serangan pertama ditujukan ke wilayah
Belanda di Pulau Tarakan. Pada 14 Februari pasukan payung angkatan laut Jepang
mendarat di Manado, pada hari yang sama Angkatan Darat juga mendarat di
Palembang. Pendaratan di Jawa dilakukan pada 1 Maret di tiga titik di pantai utara.
Jenderal Imamura juga mendarat di Merak, Banten yang merupakan titik pertama VOC
mendarat saat mulai menjajah Indonesia. Wilayah Indonesia dibagi menjadi 3 yakni
Jawa diduduki Angkatan Darat ke-16, Sumatera oleh Angkatan Darat ke-25 bersama
dengan malaya dan Singapura, sedangkan Indonesia timur diserahkan ke Angkatan
Laut, wilayah ini adalah satu-satunya wilayah yang diduduki oleh Angkatan Laut.
Operasi ke Birma
Tentara Jepang masuk ke Birma melalui Thailand pada 20 Januari 1942.
Sebelum tentara Jepang masuk ke Birma Jepang sudah mengirimkan pasukan Sukarela
Independen Birma terlebih dahulu. Mereka masuk Rangoon (Yangon) pada 8 Maret dan
mengalahkan tentara Inggris, dengan demikan dimulailah pendudukan Jepang di Birma.
Dari seluruh wilayah Asia Tenggara yang berhasil diduduki oleh Jepang, hanya
tersisa satu negara saja yang tidak diduduki oleh Jepang yakni Thailand. Negara
Thailand tidak dikuasai oleh Jepang melainkan bersekutu dengan Jepang dan banyak
pula pasukan Jepang yang tinggal di Thailand.
3. Jepang Sumber Harapan Asia?
Pemimpin Asia mengetahui kemenangan Jepang terhadap Rusia pada 1905.
Jepang terlihat seperti sumber harapan untuk bangsa Asia, sebagian dari kaum Asia
mengharapkan bantuan Jepang untuk berjuang melawan penjajahan. Harapan bangsa
Vietnam terhadap Jepang sudah mulai terbentuk sejak awal abad ke-20. Pada tahun
1905 Phan Boi Chau keluar dari Vietnam dan datang ke Jepang secara sembunyi-
sembunyi dan mulai mendekati kaum nasionalis Jepang melalui seorang pengungsi
politik dari Tiongkok. Ia berharap Jepang memberi senjata dan latihan kepada pemuda
vietnam, dan mengirim mahasiswa ke Jepang.
Selain Vietnam negara Filipina dan Birma juga berharap kepada Jepang. Pada
akhir abad ke-19 pemimpin Filipina, Rikarte melawan penjajahan Spanyol dan berhasil
mengusirnya. Namun, dengan terusirnya bangsa Spanyol memberi kesempatan Amerika
untuk menggantikan Spanyol dan menguasai Filipina. Ia terus melawan hingga dibuang
di Hongkong hingga pada 1915 ia melarikan diri dari Hongkong ke Jepang dan meminta
perlindungan kaum nasionalis Jepang. Sementara itu, Pada tahun 1907 seorang pendeta
muda agama Budha dari Birma, U Ottama, datang ke Jepang dengan membawa cita-cita
membangkitkan rasa nasionalisme Birma seperti Bangsa Jepang.
Berbeda dengan negara Asia lainnya, kaum nasionalis Indonesia tidak adayang
tinggal di Jepang sejak awal abad ke-20. Setelah tahun 1930-an mulai datang pemuda-
pemuda indonesia ke Jepang. Pada tahun tersebutlah pemerintah Hindia Belanda mulai
mencurigai motif politik Jepang karena ekspansi Jepang ke Asia sudah sangat terlihat
dengan menguasi mancuria pada 1932. Ketika pecah perang mereka ditangkap bersama-
sama dengan bangsa Jepang. Sementara yang masih ada di Jepang saat itu tidak sempat
pulang ke Tanah Air dan terpaksa mencari nafkah di Jepang. Terdapat sebagian dari
mereka yang direkrut oleh Radio Tokyo, siaran internasional sebagai penyiar berita
untuk Indonesia.
Menjelang pecah perang, sasaran siaran ke daerah-daerah diperluas. Setiap hari
akan diadakan siaran selama 2 jam 5 menit masing-masing ke Batavia, Singapura,
Bangkok, Saigon, Kantong, dan Rangoon. Siaran tersebut menitik beratkan tema
propaganda yang beragam sesuai daerah nya, seperti di Hindia Belanda (Batavia) yang
siarannya berupa mengajak rayat agar mencari kemakmuran bersama Jepang. Melalui
Radio Tokyo Jepang melakukan propaganda terhadap masyarakan Hindia Belanda,
bahkan seruan untuk melakukan kerja sama dengan Jepang untuk pembangunan Asia
Timur Raya juga di siarkan dalam Radio Tokyo. Pada siaran 14 Januari 1942 dalam
bahasa Belanda, Jepang mengajak bangsa Indonesia menyanyikan lagu Indonesia Raya
dengan lantang. Pada masa itu lagu Indonesia Raya selalu dikumandangkan menjadi
lagu pembuka dan penutup siaran radio untuk siaran ke Indonesia.
Masyarakat Indonesia pada saat itu banyak yang menaruh harapan serta
kepercayaan kepada kebaikan hati Jepang. Bahkan terdapat tokoh yang dipergunakan
Jepang untuk kepentingan Jepang sendiri. Seperti mereka akan ditugaskan terlebih
dahulu untuk mendatangi negaranya sebagai perintis kemudian tentara Jepang akan
menyusul. Seperti yang dialami oleh Sudjono pada akhir Desember 1041, Taniguchi
Goro, wartawan To Indo Nippo yang terbit di Batavia mendatangi Sudjono atas perintah
Kolonel Nakayama Neito dari Angkatan Darat Jepang untuk menanyaan apakah ia
bersedia ikut pasukan Jepang dalam operasi militer menyerang Jawa dengan dalih untuk
membebaskan Indonesia. Pada 5 februari 1942 Sudjono dan tentara Jepang berangkat ke
Jawa dari Taiwan dan mendarat pada 1 Maret di Merak bersama komandan jenderal
Imamura. Tugas pertama Sudjono pada saat itu ialah menerjemhkan maklumat tentara
Jepang ke dalam bahasa Indonesia dan diumumkan di surat kabar serta ditempelkan di
tembok dan juga dimuat di berita pemerintahan militer Kan Po.
BAB II Orang Yang Mendukung Lingkungan Kemakmuran
Bersama Asia Timur Raya
Pada awalnya Jepang sangat bingung bagaimana cara menduduki Asia
Tenggara karena Jepang tidak memiliki pengetahuan mengenai Asia Tenggara. Jepang
akhirnya menemukan solusi supaya berhasil menduduki wilayah Asia Tenggara yakni
dengan cara mencari pemimpin yang paling besar pengaruhnya untuk membantu
menggerakan rakyatnya. Pada awalnya Jepang akan menggunakan tenaga dan jasa dari
orang yang sudah memelihara hubungan deengan Jepang seperti Sudjono dari
Indonesia. Namun setelah administrasi militer dimulai peranan Sudjono relatif
berkurang. Pemimpin yang paling besar pengaruhnya pada saat itu adalah Sukarno.
Menjelang serangan tentara Jepang, pemerintah Belanda mencoba memindahkannya ke
Padang karena takut jika Bung Karno dipergunakan oleh Jepang. Ketika Tentara Jepang
memasuki daerah Sumatera Seorang Kolonel Jepang, Sakaguchi datang untuk mencari
Bung karno yang tertinggal di Padang. Hingga kemudian mereka berhasil bertemu dan
berkomunikasi sampai akhirnya datang perintah dari Jakarta untuk memanggil Bung
Karno. Di Jakarta Bung Karno mendapat tawaran dari Jenderal Imamura seperti berikut
“ Bapak boleh memilih kerja sama dengan Jepang atau mempertahankan netral”. Dan ia
berkata akan memperbaiki kesejahteraan bangsa Indonesia dibandingkan dengan zaman
Belanda. Bung Karno tidak langsung menjawab melainkan berdiskusi terlebih dahulu
dengan rekannya. Setelah itu, beliau memutuskan menerima tawaran Jepang untuk
bekerja sama. Kebanyakan tokoh nasionalis pada saat itu mengikuti pilihan Bung Karno
meskipun terdapat beberapa tokoh yang menolak bekerja sama seperti Syahrir.
Asia Untuk Asia
Usaha menempatkan negara-negara Asia dalam beberapa kebijakan simbolik
Jepang. Seperti di Indonesia diwajibkan untuk memakai kalender Jepang yang disebut
koki. Selain itu bangsa Indonesia juga diwajibkan mengakui Hinomaru sebagai bendera
dan Kimigayo sebagai lagu negara. Bangsa Asia juga diwajibkan melakukan kyujo
yuhai, yaitu sembayang ke arah Istana Tokyo. Kemudian pada bidang ekonomi uang
militer Jepang dicetak dan diedarkan di seluruh daerah pendudukan Jepang. Hal itu
dimaksudkan untuk mempermudah sirkulasi barang di seluruh Asia Timur Raya. Uang
militer yang tersebar di Malaya bergambar pisang sehingga disebut dengan uang pisang.
Sedangkan di Jawa bergambar warang orang sehingga disebut dengan uang wayang.
Prajurit Ekonomi Jepang
Di bidang ekonomi, Jepang menyita semua perusahaan dimiliki musuh. Karena
hampir semua perusahaan besar yang beroperasi sebelum perang di daerah pendudukan
Jepang dimiliki oleh orang Amerika, Inggris dan Belanda. Usaha perniagaan melalui
perusahaan yang disita biasanyasangat menguntungkan karena dilindungi oleh tentara
dan tanpa saingan. Rombongan pekerja ekonomi pertama ke Asia Tenggara terdiri atas
1300 karyawan berbagai perusahaan pada 5 Mei 1942, namun tiga hari berikutnya
kapal yang mengangkut rombongan tersebut ditenggelamkan menyebabkan sebanyak
817 orang meninggal. Dari beberapa karyawan tersebut tidak hanya karyawan laki-laki
yang dikirim melainkan juga karyawan wanita, seperti Sakumuto Teruko yang dikirim
ke Jakarta. Karyawan wanita yang dikirim tersebut ditempatkan di beberapa profesi
seperti tukang ketik, guru sekolah pengajar bahasa Jepang. Selain itu juga ada yang
ditempatkan sebagai pelayan di restoran atau hotel dan banyak pula yang dikirim
menjadi jugun ianfu. Menjelang peperangan tentara Jepang pada 1945 wanita Jepang di
Indonesia dari berbagai jenis pekerjaan dikumpulkan dan secara mendadak diberi
latihan sebagai perawat.
BAB III Penjajahan Jepang
Seruan Romusha
Jepang sesungguhnya punya ide untuk menghubungkan seluruh Asia Timur
Raya dari Mancuria ke Singapura dengan rel kereta Api. Di Benua Asia cukup banyak
rel kereta tetapi terpotong-potong. Kemudian Jepang berpikir untuk menyambungkan
rel-rel itu dan membangun jaringan rel kereta yang meliputi seluruh Asia Timur Raya.
Penanganan pembangunan rel kereta api ditangani oleh Pasukan Rel Kereta Angkatan
Darat Jepang. Karena pembangunan tersebut dilakukan secara manual tanpa bantuan
mesin berat maka dibutuhkan tenaga kerja yang banyak, pekerja tersebut disebut
Romusha. Romusha secara teori adalah tenaga kerja sukarela. Kenyataannya banyak
orang yang diambil dengan ditipu dan secara paksa.
Di Jawa untuk mengumpulakn Romusha kantor pemerintah daerah bekerja
sama dengan romu kyokai di masing-masing daerah pengumpulan calon romusha.
Mereka dipekerjakan bukan hanya untuk rel kereta api, tetapi juga membangun
lapangan terbang dan benteng pertahanan serta pabrik industri militer. Mereka
mengambil pekerja romusha dengan janji akan dibayar dua kalii gaji. Mereka diberikan
makanan namun hanya nasi dan sayur sangat buruk, kebersihan tempat kerja pun juga
sangat buruk maka tidak heran banyak penyakit malaria dan disentri menyebar. Ketika
itu mereka juga banyak yang terkena serangan udara dari tentara Sekutu dan meninggal
di pinggir rel.
Ketika tersiar berita bahwa Jepang telah menyerah terhadap sekutu romusha
dipulangkan dengan kapal palang merah melalui Singapura. Namun diantara mereka
masih ada pekerja yang tidak bisa pulang ke tanah air. Orang Indonesia yang terlantar di
luar negeri tidak hanya para romusha tetapi juga para heiho yang dibawa bersama
pasukan Jepang. Setelah selesai perang tentara asli Jepang akan dideportasi ke
negerinya sendiri. Namun, para heiho diabaikan dan tidak diberikan fasilitas pulang ke
Indonesia.
Beras
Sebelum perang, produksi padi di Jawa pas-pasan untuk konsumsi lokal.
Tentara Jepang mengambil hasil panen padi untuk kebutuhan pasukan Jepang yang
tinggal di Jawa dan pasukan Jepang yang tersebar di Indonesia Timur dan pulau-pulau
di Laut Pasifik Selatan. Jawa merupakan daerah penghasil padi yang cukup banyak di
Asia Tenggara, oleh karena itu pemerintah militer Jepang mewajibkan petani di Jawa
untuk menyerahkan sebagian hasil panen padi. Dalam usaha mengumpulkan hasil panen
padi pemerintah Jepang mendirikan badan Tonarigumi di seluruh Jawa pada awal 1944.
Peranan Tonarigumi yang didirikan Jepang antara lain mempertahankan
keamanan lingkungan seperti mencegah bahaya udara, memadamkan api kebakaran,
dan mencegah mata-mata. Selain itu juga berperan untuk menyampaikan pesan dan
program pemerintah ke penduduk di akar rumput, mrnggerakkan kebaktian rakyat, serta
mengadakan gotong royong warga. Namun, yang paling utama adalah mengawasi
penduduk agar tidak ada anggotanya yang melanggar aturan. Contohnya jika ada yang
panen tengah malam semua anggota tonarigumi dari yang bersangkutan akan kena
hukuman.
Sebagai akibat dari kekurangan beras untuk dikonsumsi penduduk mengalami
kekurangan gizi dan menurun kondisi kesehatannya. Penduduk didorong untuk makan
bahan makanan alternatif, seperti singkong, jagung, dan ubi. Perkumpulan wanita juga
memperkenalkan resep bubur campuran yang dinamakan “bubur perjuangan”, “bubur
Asia Timur Raya” namun hal tersebut belum mampu untuk mencukupi kebutuhan gizi
masyarakat Indonesia.
Jugun Ianfu
Pada awalnya wanita penghibur di Indonesia yang melayani prajurit Jepang
diambil dari para pekerja seks komersial. Namun, karena jumlahnya tidak mencukupi
akhirnya rakyat biasa juga bisa menjadi sasaran. Kepala desa dan ketua Tonarigumi
sering diwajibkan mengumpulkan wanita dalam jumlah tertentu. Kebanyakan mereka
yang diajak oleh kepala desa atau ketua tonarigumi diberikan iming-iming akan
disekolahkan, dan diberi pekerjaan dengan gaji tinggi. Karena jugun ianfu harus yang
belum memiliki suami dan usia kawin di masyarakat desa Jawa zaman dulu sangat
muda, jadi yang diambil sebagai calon jugun ianfu rata-rata masih sangat muda, sekitar
14-15 tahun.
Agama
Jepang mengizinkan penduduk di Asia Tenggara memeluk agamanya sendiri.
di lain pihak Jepang juga menggunakan agama penduduk lokal sebagai alat propaganda
untuk menarik hati mereka. Untuk negara yang mayoritas beragama Buddha seperti
Vietnam dan Birma, Jepang mengatakan bahwa agama yang sama dianut oleh orang
Jepang dan menekankan rasa solidaritas. Di daerah yang penduduknya mayoritas
beragama katolik, Jepang mencoba memancing hati penduduk dengan mengangkat
pastor lokal untuk menduduki posisi tinggi menggantikan orang asing. Sementara di
daerah yang penduduknya beragama Islam, Jepang menekankan bahwa Perang Asia
Timur Raya merupakan perang terhadap kafir (orang kristen), dan karena itu perang ini
disa dianggap sebagai jihad.
Sikap Jepang terhadap agama Islam di Malaya, Indonesia dan bagian selatan
Filipina sangat ramah. Jepang pertama kali mengenal agama Islam secara mrndalam
pada awal abad ke-20. Di Jawa, Kantor Urusan Agama (Shumubu) sebagai kantor
setingkat departemen didirikan dalam gunseikanbu untuk menangani masalah Islam.
kegiatan yang pertama kali dilaksanakan oleh muslim Jepang di Shumubu adalah
bersafari ke tempat kiai-kiai terkenal. Berdasarkan safari, petugas Shumubu
menyimpulkan karena pengaruh guru agama terhadap penduduk sangat kuat, maka lebih
baik mengambil hati mereka. Pemerintah militer Jepang mencoba menarik hati kiai
dengan cara sebagai berikut: pertama, Jepang memakai logika bahwa perang ini perang
suci dan jihad terhadap kafir yaitu negara-negara sekutu. Dalam pernyataan tersebut
berarti bahwa Jepang menggunakan kiai untuk melakukan propaganda kepada rakyat.
Pendidikan
Ketika Jepang hendak menguasai Asia Tenggara, hampir semua sekolah tutup
karena guru dari bangsa musuh lari. Sesudah Jepang menguasai Asia Tenggara Jepang
berupaya membuka sekolah kembali dan mengorganisasinya sesuai dengan kebijakan
nya sendiri. Jepang berinisiatif untuk menanamkan semangat Jepang kepada rakyat Asia
dalam pendidikan, maka visi sekolah harus sesuai ideologi Kaisar Jepang. Bahasa
musuh seperti Inggris dan Belanda dilarang dan dibatasi penggunaannya, Jepang
mewajibkan untuk menggunakan bahasa setempat dalam beraktivitas terutama dalam
hal pendidikan seperti bahasa Melayu, Tagalog, Birma, Indonesia, dsb.
Di Jawa terdapat dua sistem sekolah dasar pada masa kolonial Belanda yakni,
pertama HIS yang berbahasa Belanda dengan masa belajar 7 tahun serta sekolah desa
yang berbahasa daerah dengan masa belajar tiga hingga lima tahun. ketika pendidikan
digalakkan lagi pada masa pendudukan Jepang, perbedaan sistem itu dihapuskan. Status
kedua sekolah tersebut disamakan dengan nama kokumin gakko dengan masa belajar
menjadi 6 tahun dan bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia. Di kokomin
gakko setiap pagi diadakan apel yang didalamnya terdapat taiso (Senam), penaikan
bendera Jepang, menyanyikan lagu kebangsaan Jepang (Kimigayo), sumpah pelajar, dan
juga diadakan kyujo yohai (sembahyang ke arah istana kaisar di Tokyo). Kurikuum
yang diajarkan di sekolah mengikuti kurikulum di Jepang yakni pelajaran bahasa
Jepang, sejarah Jepang, shunshin (moral), sagyo (pekerjaan) dan gunji kyoren (latihan
militer untuk SMP keatas). Meskipun bahasa Jepang diajarkan di sekolah tetapi bahasa
Jepang tidak dijadikan bahasa pengantar pada saat itu
Film sebagai Alat Propaganda
Di Asia Tenggara Jepang mengadakan Departemen Propaganda (Sedenbu) di
dalam Gunseikanbu. Banyak budayawan Jepang (bunkajin) yang terkenal, seperti,
penulis, pelukis, penyair, juru foto, sutradara, penata musik, penulis komik, dll yang
dikirim ke Asia Tenggara dan ditempatkan di Sedenbu. Mereka semua diberikan tugas
membuat materi propaganda untuk penduduk di daerah jajahan. Selain itu juga
ditugaskan untuk memberi informasi kepada warga Jepang perihal kehidupan dan
perkembangan daerah jajahan.
Petugas Sedenbu memilih film sebagai alat propaganda karena film memiliki
dampak yang paling besar di masyarakat. Pembuatan film propaganda untuk daerah
pendudukan militer di Asia Tenggara hanya dilakukan di Jakarta, karena terdapat
fasilitas pembuatan film disana seperti perusahaan Nippon Eigasa sebuah perusahaan
film Jepang yang ditugaskan menangani produksi film di Jakarta, fasilitas yang
digunakan pada saat itu adalah fasilitas perusahaan film Belanda yang sudah disita oleh
Tentara Jepang. Film yang diproduksi pada saat itu sangat kental dengan nuansa
propaganda. Terdapat tema yang digunakan untuk menggiatkan bekerja seperti
“Bekerdja”, “Romusha”, “Kerja Gembira”. Selain itu juga ada film yang bertema
mempertahankan tanah air dan menjaga kesehatan, seperti, “Pendjagaan Rakjat oentoek
Membela Tanah Air”, dan “ Kesehatan Badan”. Ada pula yang bernuansa politik seperti
“ Menoejoe ke Arah Mengambil Bagian Pemerintahan Dalam Negeri”. Film-film yang
diterbitkan Jepang tidak hanya dipertontonkan di bioskop tetapi juga diputar oleh tim
keliling. Tim tersebut akan membawa film dan alatnya didalam truk dan keliling.
Propaganda yang dilakukan Jepang tersebut digunakan untuk membangkitkan
kebencian terhadap penjajahan negara Barat dan meyakinkan penduduk atas keunggulan
bangsa Asia.
BAB IV Era Baru
Perlucutan Senjata dan Repatriasi Tentara Jepang
Tentara Sekutu mendarat di daerah pendudukan Jepang di Asia Tenggara untuk
melaksanakan berbagai usaha sehubungan dengan penyelesaian perang, seperti
menerima kapitulasi, pelucutan senjata tentara Jepang, pembebasan tahanan perang
Sekutu, dll. Wilayah Asia Tenggara yang sebelumnya diduduki oleh Jepang setelah
Jepang menyerah kepada sekutu wilayah tersebut diduduki kembali oleh koloni
sebelumnya, namun pengecualian untuk wilayah Indonesia karena Tentara Belanda
belum siap datang.
Pembebasan tahanan perang Sekutu yang berjulah 122.700 orang di seluruh
Asia Tenggara berlangsung lancar, kecuali di Indonesia. Indonesia sudah
mendeklarasikan kemerdekaan dan takut tahanan sekutu akan menghalangi negara yang
baru merdeka ini. Selain itu repatriasi tentara Jepang juga sulit. Warga negara Jepang
baik tentara maupun sipil harus repatriasi. Repatriasi dari Asia Tenggara dilaksanakan
antara 1946-1948, namun sebagian orang Jepang yang menolak repatriasi dan memilih
untuk tinggal di Asia Tenggara. orang Jepang memilih untuk tinggal di Indonesia
dengan berbagai alasan, seperti, mereka hampir semua masuk tentara Indonesia, ada
juga yang membantu menerjemahkan buku tentara Jepang ke dalam bahasa Indonesia.
Interprestasi Kemerdekaan Indonesia
Di Indonesia pada 17 Agustus 1945, dua hari sesudah Jepang menyerah kepada
tentara Sekutu, Soekarno dan Hatta yang pada saat itu bekerja sama dengan Jepang,
mendeklarasikan kemerdekaan Indonesia. meskipun pada awalya Jepang masih enggan
bergerak ke arah kemerdekaan, atas desakan kaum nasionalis akhirnya dibentuklah
Panitia Penyelidikan Persiapan Kemerdekaan pada juni 1945. Berdasarkan hasil kerja
panitia ini telah segala hal-hal penting untuk dasar sebuah negara yang merdeka,
termasuk naskah UUD 1945 dan ideologi negara dasaar Indonesia, pancasila.
Kemudian pada 15 Agustus Jepang telah menyerah kepada Sekutu. Terdapat
perintah dari Tokyo untuk panglima di Jawa agar tidak memberitahukan berita
kekalahan Jepang. Namun rumor kekalahan Jepang sudah mulai bocor dari mulut ke
mulut orang yang secara diam-diam mendengarkan siaran radio luar negeri. Ketika
pihak Jepang ditanya oleh Sukarno mereka membantah kekalahan tersebut, maka
Sukarno lebih memilih mengambil sikap “wait and see”. Namun, karena desakan kamu
pemuda, beliau akhirnya setuju untuk mrmproklamasikan kemerdekaan. Karena aksi
tersebut menentang Angkatan Darat Jepang yang masih berkuasa, Sukarno dan rekan-
rekannya harus mencari tempat aman untuk mengadakan rapat persiapan naskah
proklamasi. Mereka berhasil mendapatkan izin untuk menggunakan kediaman
laksamana maeda untuk bersembunyi dalam rangka mengadakan rapat persiapan naskah
proklamasi, kemudian dengan bantuan Maeda, Sukarno dan rekan-rekannya berhasil
merumuskan naskah proklamasi dan keesokan harinya pada tanggal 16 Agustus 1945
kemerdekaan Indonesia dikumandangkan. Dan lahirlah Negara Republik Indonesia
dengan Sukarno sebagai Presiden dan Hatta sebagai wakil Presiden.
Republik Indonesia kemudian membentuk Barisan Keamanan Rakyat (BKR)
pada 5 oktober, yang anggotanya diambil dari mantan PETA dan Heiho yang pernah
dilatih Jepang. Pada saat itu senjata yang pernah diberikan kepada PETA diambil
kembali oleh Jepang menjelang Jepang menyerah ke Sekutu. Pihak Indonesia pada saat
itu mencoba merebut senjata secara paksa dan akibatnya timbul pertempuran antara
Indonesia dengan Jepang. Dalam pertempuran tersebut tidak diketahui berapa senjata
yang akhirnya jatuh ke tangan Indonesia.
Penyerahan kekuasaan kantor pemerintahan dan perusahaan serta penyerahan
sebagian senjata bisa terjadi karena tentara Sekutu tidak bisa datang sampai akhir
September. Sebelum Sekutu datang RI sudah mengkonsolidasikan susunan pemerintah
dan menyusun sehingga mampu menolak pendaratan Sekutu. Pertempuran melawan
pasukan Inggris tersebut terjadi di Surabaya dan dalam pertempuran tersebut
menewaskan panglima inggris.
Pampasan Perang : Hubungan Baru Jepang-Asia Tenggara
Jepang diwajibkan membayar pampasan perang kepada negara-negara mantan
musuh dan negara-negara yang didudukinya hal itu dicantumkan di dalam perjanjian
San Francisco. Menurut perjanjian tersebut pampasan akan dibayar dengan jasa orang
Jepang dan komoditas Jepang untuk mengurangi beban Jepang. Pada Januari 1958
Indonesia menandatangani perjanjian pampasan dengan jumlah US$223.000.000
dengan dilunasinya utang ekspor-impor Indonesia sebesar US$180.000.000. jadi
totalnya kurang lebih senilai US$400.000.000. Semua pampasan ini dibayarkan secara
mencicil selama beberapa tahun dalam bentuk proyek. Mereka mengusulkan proyek
yang diinginkan dengan menempelkan proposal dan estimasi biayanya masuk akal. Jika
selesai dievaluasi pemerintah Jepang, pihak penerima dana akan menunjuk perusahaan
Jepang sebagai pelaksana. Penunjukan perusahaan Jepang sebagai pelaksana adalah
syarat pembayaran pampasan karena pampasan harus dibayar dengan “jasa orang
Jepang”. Karena ada ikatan demikian untuk pembayaran pampasan sering timbul
korupsi, yakni suap dari perusahaan Jepang kepada pejabat negara yang menerima
pampasan. Salah satu perusahaan yang oaling menonjol dalam menyuap pemerintah
Indonesia adalah PT Tonichi Bo’eki. Selain membayar pampasan pada awal 1990-an
timbul tuntutan ganti rugi untuk jugun ianfu yang semula berawal dari korea selatan,
lalu menjalar ke negara-negara Asia Tenggara seperti Filipina dan Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai