Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

MASA KEKUASAAN JEPANG di HINDIA BELANDA

Disusun guna memenuhi tugas :


Mata Kuliah : Sejarah Indonesia
Dosen Pengampu : Wafiyatu Maslahah, M.Pd

Oleh :
Nindia Rosa Nirmada (20842071004)

PRODI PENDIDIKAN IPS


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM RADEN RAHMAT MALANG
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah tentang “Masa Kekuasaan Jepang di
Hindia Belanda” ini dapat diselesaikan dengan baik.
Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada Rasulullah
Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita selaku umatnya.
Karena telah menjadi utusan -Nya untuk membawa pedoman hidup bagi manusia
di dunia.
Makalah ini saya buat untuk melengkapi tugas mata kuliah Sejarah
Indonesia yang di ampu oleh ibu Wafiyatu Maslahah, M.Pd. Saya juga
mengucapkan terima kasih kepada beliau dan semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan makalah ini.
Saya menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini
sehingga saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
penyempurnaan makalah ini.
Saya mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah
SWT, dan kekurangan pasti milik kita sebagai manusia. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semuanya.

06 Oktober 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i


DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 1
C. Tujuan .......................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 3
A. Proses dan tujuan Jepang di Hindia Belanda ............................................... 3
B. Masa kekuasaan Jepang di Hindia Belanda ................................................. 4
C. Berakhirnya Masa Kekuasaan Jepang di Hindia Belanda............................ 9
D. Perlawanan rakyat melawan Jepang........................................................... 11
BAB III PENUTUP .............................................................................................. 12
A. Kesimpulan ................................................................................................ 12
B. Saran ........................................................................................................... 12

ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jepang menjadi negara yang paling maju di Asia, bahkan banyak memberi
bantuan kepada Indonesia. Dalam Perang Dunia II ( 1939-1945 ), Jepang ingin
membangun imperium di Asia. Dalam rangka menguasai benua tersebut, Jepang
menganggap Amerika Serikat sebagai penghalang utama. Karena itu sebelum
menyerbu Asia, Jepang akan melumpuhkan armada Amerika Serikat di Samudra
Pasifik. Pada tanggal 8 Desember 1941 pangkalan armada Amerika Serikat di Pulau
Hawai, yaitu Pearl Harbour, dengan tiba-tiba diserang Jepang. Sebagian besar
armada Amerika Serikat di samudra pasifik dihancurkan. Dengan demikian Jepang
telah membuka jalan untuk menduduki benua Asia, terutama Asia Timur dan Ssia
Tenggara, termasuk Indonesia. Lima jam setelah penyerangan atas Pearl Harbour,
Gubernur Jenderal Hindia Belanda Tjarda van Starkenborg Stachouwer
menyatakan perang terhadap Jepang. Dengan penyerahan tanpa syarat oleh Letnan
Jendral Ter Poorten, panglima angkatan perang Hindia Belanda, atas nama
angkatan perang sekutu di Indonesia kepada angkatan perang Jepang dibawah
pimpinan letnan Jendral Imamura pada tanggal 18 maret 1942, maka sejak itu
berakhirlah pemerintahan Hindia Belanda di Indonesia dan dengan resmi berdirilah
pemerintahan pendudukan Jepang.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan
dibahas di dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana Proses dan tujuan Jepang di Hindia Belanda ?
2. Bagaimana Masa kekuasaan Jepang di Hindia Belanda ?
3. Bagaimana Berakhirnya masa kekuasaan Jepang di Hindia Belanda ?
4. Bagaimana Perlawanan rakyat melawan Jepang ?

1
C. Tujuan
Untuk mengetahui dan memahami :
1. Proses dan tujuan Jepang di Hindia Belanda
2. Masa kekuasaan Jepang di Hindia Belanda
3. Berakhirnya masa kekuasaan Jepang di Hindia Belanda
4. Perlawanan rakyat melawan Jepang

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Proses dan tujuan Jepang di Hindia Belanda
Pada Mei 1940, awal Perang Dunia II, Belanda diduduki oleh Jerman
Nazi. Hindia Belanda mengumumkan keadaan siaga dan mengalihkan ekspor untuk
Kekaisaran Jepang ke Amerika Serikat dan Inggris. Negosiasi dengan Jepang yang
bertujuan untuk mengamankan persediaan bahan bakar pesawat gagal pada
Juni 1941, dan Jepang memulai penaklukan hampir seluruh wilayah Asia
Tenggara pada bulan Desember di tahun yang sama.1 Pada bulan yang sama, faksi
dari Sumatra menerima bantuan Jepang untuk mengadakan revolusi terhadap
pemerintahan Belanda. Pasukan Belanda yang terakhir dikalahkan Jepang pada
Maret 1942. Pengalaman penduduk di bawah penguasaan Jepang bervariasi,
tergantung tempat seseorang tinggal dan status sosial orang tersebut. Bagi yang
tinggal di daerah yang dianggap penting dalam peperangan, mereka
mengalami siksaan, terlibat perbudakan seks, penahanan tanpa alasan dan hukuman
mati, dan kejahatan perang lainnya. Orang Belanda dan campuran Indonesia-
Belanda merupakan target sasaran dalam penguasaan Jepang.
Bulan Oktober 1941, Jenderal Hideki Tojo menggantikan Konoe
Fumimaro sebagai Perdana Menteri Jepang.2 Sebenarnya, sampai akhir tahun 1940,
pimpinan militer Tambelang tidak menghendaki melawan beberapa negara
sekaligus, namun sejak pertengahan tahun 1941, mereka melihat bahwa Amerika
Serikat, Inggris, dan Belanda harus dihadapi sekaligus apabila mereka ingin
menguasai sumber daya alam di Asia Tenggara. Apalagi setelah Amerika
melancarkan embargo minyak bumi yang sangat dibutuhkan untuk industri di
Jepang maupun untuk keperluan perang.
Laksamana Isoroku Yamamoto, Panglima Angkatan Laut Jepang,
mengembangkan strategi perang yang sangat berani, yaitu mengerahkan seluruh
kekuatan armadanya untuk dua operasi besar. Seluruh potensi Angkatan Laut
Jepang mencakup 6 kapal induk (pengangkut pesawat tempur), 10 kapal perang, 18
kapal penjelajah berat, 20 kapal penjelajah ringan, 4 kapal pengangkut

1
Ishak, Muhammad (Maret 2012). "Sistem Penjajahan Jepang di Indonesia". Jurnal
Inovasi. 9 (1): 6. ISSN 1693-9034
2
Gin 2011, hlm. 26

3
perlengkapan, 112 kapal perusak, 65 kapal selam serta 2.274 pesawat tempur.
Kekuatan pertama, yaitu 6 kapal induk, 2 kapal perang, 11 kapal perusak serta lebih
dari 1.400 pesawat tempur, tanggal 7 Desember 1941, akan menyerang secara
mendadak basis Armada Pasifik Amerika Serikat di Pearl Harbor di
kepulauan Hawaii. Sedangkan kekuatan kedua, sisa kekuatan Angkatan Laut yang
mereka miliki, mendukung Angkatan Darat dalam Operasi Selatan, yaitu
penyerangan atas Filipina dan Malaya/Singapura, yang akan dilanjutkan ke Jawa.
Kekuatan yang dikerahkan ke Asia Tenggara adalah 11 Divisi Infanteri yang
didukung oleh 7 resimen tank serta 795 pesawat tempur. Seluruh operasi
direncanakan selesai dalam 150 hari. Admiral Chuichi Nagumo memimpin armada
yang ditugaskan menyerang Pearl Harbor.
Pada pagi 7 Desember 1941, 360 pesawat terbang yang terdiri dari pembom
pembawa torpedo serta sejumlah pesawat tempur diberangkatkan dalam dua
gelombang. Pengeboman Pearl Harbor ini berhasil menghancurkan 188 pesawat
dan merusak delapan kapal perang Angkatan Laut Amerika Serikat. Selama dua
jam pengeboman, 2.402 orang Amerika tewas dan 1.283 lainnya luka-luka. Namun
tiga kapal induk Amerika selamat, karena pada saat itu tidak berada di Pearl Harbor.
Tanggal 8 Desember 1941, Kongres Amerika Serikat menyatakan perang
terhadap Jepang. Tiga hari kemudian, Jerman menyatakan perang terhadap
Amerika Serikat. Kondisi ini menjadikan Amerika Serikat tergabung dengan
pasukan Sekutu dan terlibat pertempuran di Eropa dan Asia Pasifik.
Perang Pasifik ini berpengaruh besar terhadap gerakan kemerdekaan
negara-negara di Asia Timur, termasuk Indonesia. Tujuan Jepang menyerang dan
menduduki Hindia Belanda adalah untuk menguasai sumber-sumber alam,
terutama minyak bumi, guna mendukung potensi perang Jepang serta mendukung
industrinya. Jawa dirancang sebagai pusat penyediaan bagi seluruh operasi militer
di Asia Tenggara, dan Sumatra sebagai sumber minyak utama
B. Masa kekuasaan Jepang di Hindia Belanda
Pendudukan Jepang pada periode Perang Dunia kedua antara tahun 1941
sampai 1945 atas wilayah Indonesia (dalam perspektif masa itu adalah masa Hindia
Belanda), keadaan ini dianggap membawa dampak yang cukup signifikan bagi
perjalanan bangsa Indonesia sebagai sebuah negara. Dampak tersebut bukan hanya

4
di bidang politik atau kenegaraan, tetapi juga dampak sosial budaya. Tujuan
penguasaan pemerintah Jepang atas Indonesia adalah demi mendapatkan sumber
daya alam maupun sumber daya manusia guna mendukung jalannya peperangan.
Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, Jepang dengan berbagai cara mencoba
menarik minat dengan seluruh rakyat untuk bekerja sama. Hal tersebut terlihat
dalam usaha-usaha Jepang dibidang propaganda dan mobilisasi massa.
Alasan lain Jepang ingin menguasai Indonesia adalah karena ekonomi,
kemajuan industri di Jepang memaksanya untuk menguasai sumber-sumber alam
di Indonesia terutama minyak tanah, timah, karet, dan lain-lain.
Ketika terjadi malapetaka ekonomi dunia pada tahun 1930 an berbagai
negara mulai meninggalkan standar emas sebagai jaminan keuangannya, Jepang
paling dahulu mengikuti langkah ini, lebih dahulu dari Hindia Belanda yang dengan
keras kepala sampai tahun 1935 tetap mempertahankan standar emas, biarpun
negara-negara Eropa lain sudah meninggalkanya.
Dalam sejarah Indonesia, periode 1930 sampai 1950 adalah periode yang
sangat krusial. Masyarakat Indonesia mengalami peristiwa-peristiwa yang sangat
berdampak pada masa-masa berikutnya. Peristiwa itu diawali dengan meledaknya
resesi ekonomi. Kejadian ini terjadi pada tahun 1930, saat itu dunia sedang
mengalami krisis yang diakibatkan oleh peperangan negara-negara besar.
Selanjutnya tahun 1942 sampai 1945 adalah masa pendudukan Jepang di
Indonesia. Jepang datang ke Indonesia didasari oleh kebutuhan mereka akan
minyak bumi untuk kebutuhan perang. Menipisnya bahan bakar minyak bumi yang
telah dimiliki Jepang ditambah tekanan dari pihak amerika yang melarang ekspor
minyak bumi ke Jepang membuat Jepang mencari sumber minyak buminya sendiri.
Oleh karena itu mereka berfikir bila mereka bisa menguasai Indonesia mereka bisa
menguasai semuanya yang dimiliki Indonesia.
Kependudukan Jepang di Indonesia diawali dengan embargo minyak oleh
Amerika Serikat yang dilakukan besar-besaran. Dan pada saat itu, Kolonel
Yamamoto membuat strategi untuk menjalankan dua operasi, yaitu operasi terbesar
dalam sejarah Perang Dunia II dan operasi penyerangan atas Singapura dan Filipina
sampai ke Jawa.

5
Awal serangan terhadap Amerika dilakukan ke Pearl Harbour dengan
serangan pesawat tempur dan bombardir pada tanggal 7 Desember 1941. Ribuan
pasukan Amerika tewas di medan perang. Keesokan harinya Amerika Serikat
memberikan pernyataan bahwa mereka siap ikut bertempur melawan Jepang. Dan
akhirnya meletuslah Perang Dunia II antara Jepang dan Amerika.
Jepang berhasil menguasai banyak wilayah terutama Indonesia, sehingga
armada perangnya semakin bertambah. Sedangkan Amerika membentuk
ABDACOM di Bandung yang dipimpin oleh Jenderal Sir Archilbald Wavell. Pada
tanggal 8 Maret 1942, Belanda resmi menyerah dan Batavia berhasil dikuasai oleh
Jepang. Dan peristiwa inilah yang menandai awal mula sejarah pendudukan Jepang
di Indonesia.
Imamura menyatakan, Belanda harus menandatangani pernyataan
menyerah tanpa syarat, namun Gubernur Jenderal Belanda masih bersikeras
mempertahankan kedudukan Belanda di Indonesia. Jawaban ini membuat Imamura
berang dan mengancam akan menghancurkan Tentara Belanda jika tidak mau
menyerah tanpa syarat. Akhirnya, Belanda tunduk dengan ancaman Jenderal Jepang
tersebut dan keesokan harinya, 9 Maret 1942, Letnan Jenderal Ter Porten, Panglima
Tertinggi Tentara Hindia Belanda mewakili Gubernur Jenderal, menandatangani
dokumen pernyataan menyerah tanpa syarat. Dengan demikian, bukan saja secara
De Facto, melainkan juga secara De Jure, seluruh wilayah bekas Hindia Belanda
berada di bawah kekuasaan dan administrasi Jepang.
Penyerahan kekuasaan ini menandai resminya kekuasaan Jepang
menggantikan pemerintahan Belanda di Indonesia. Untuk menduduki Indonesia
awalnya Jepang tidak terlalu sulit untuk mendapatkan simpatik rakyat Indonesia.
Jepang melakukan propaganda dengan melalui pertujukan drama, tari-tarian,
nyanyian, khamisibai dan film. Dari semua propaganda, petugas sendenbu Jepang
menyadari di antara berbagai materi propaganda, film adalah yang paling besar
dampaknya. Di samping propaganda-propaganda yang dilakukan Jepang ada
kebijakan yang dibuat oleh Jepang untuk kepentingan Jepang sendiri.
Kekerasan terhadap rakyat pun terjadi ketika usaha Jepang untuk menarik
simpati rakyat tidak berhasil. Oleh karena itu Jepang mengadakan tindakan
kekerasan yang banyak merugikan dan mendatangkan penderitaan terhadap bangsa

6
Indonesia. Jepang memeras dan memaksa seluruh rakyat Indonesia untuk bekerja
bagi kepentingan perang Jepang, yang disebut Romusha. Pada umumnya yang
dijadika Romusha adalah para petani yang diperintahkan untuk bekerja pada
proyek-proyek dan pembangunan pabrik dan lain-lain. Mereka yang menjadi
Romusha terpaksa harus meninggalkan keluarganya. Perginya kaum laki-laki yang
meninggalkan keluarganya, membuat keluarganya menjadi kelaparan dan
kemiskinan.
Periode pendudukan Jepang di Indonesia sering dianggap sebagai orde
penuh ketidakpastian, namun pada saat bersamaan memberikan banyak peluang
tertentu bagi rakyat Indonesia. Kerap kali dikatakan bahwa rezim pendudukan
Jepang tampil sewenang-wenang dengan tindakan dapat diduga dan di atas
segalanya dinilai lebih kejam ketimbang Belanda.
Selama pendudukanya di Indonesia, pemerintah militer Jepang berusaha
memobilisasi seluruh sumber-sumber daya yang ada di Indonesia, baik sumber daya
alam maupun sumber daya manusia, demi kepentingan perangnya.
Masa Jepang merupakan masa kebangkitan nasional. Pendudukan selama
tiga setangah tahun merupakan periode yang menentukan bagi sejarah Indonesia.
Jepang banyak melakukan perubahan baru terhadap masyarakat pribumi yang
akhirnya memungkinkan terjadinya revolusi Indonesia. Terutama di Jawa, mereka
(golongan Jepang) mengindoktrinasi, melatih, dan mempersenjatai banyak generasi
muda serta memberi kesempatan kepada pemimpin yang lebih tua untuk menjalin
hubungan dengan rakyat. Di seluruh Nusantara sampai ke pelosok desa telah
diguncang oleh tekanan politik yang keras dan menindas. Namun hal inilah yang
akhirnya membangkitkan nasionalisme Indonesia untuk menuju kemerdekaan dari
Kolonialisme.
Setelah berhasil menguasai Indonesia, Jepang mengambil alih semua
kegiatan dan pengendalian ekonomi. Langkah pertama yang dilakukan Jepang
adalah rehabilitasi prasarana ekonomi seperti jembatan, alat-alat transportasi dan
telekomunikasi yang bersifat fisik. Beberapa peraturan yang bersifat kontrol
terhadap kegiatan ekonomi dikeluarkan. Pengawasan terhadap barang-barang yang
disita dari musuh diperketat. Untuk mencegah meningkatnya harga barang dan
timbulnya berbagai manipulasi secara setempat, dikeluarkan pengaturan

7
pengendalian harga dan hukuman yang berat bagi yang melanggar. Harta milik
musuh dan harta yang dibiayai dengan modal musuh disita dan menjadi hak milik
pemerintah Jepang.
Di bidang moneter pemerintah Jepang berusaha sekeras-kerasnya untuk
mempertahankan nilai Gulden atau Rupiah Hindia Belanda. Tujuannya ialah agar
harga barang-barang dapat dipertahankan seperti sebelum perang dan untuk
mengawasi lalulintas permodalan dan arus kredit. Di bidang perpajakan diadakan
pemungutan dari berbagai sumber, termasuk pajak penghasilan. Hal ini dilakukan
pemerintah Jepang agar pemerintah Jepang mudah untuk mengendalikan
perekonomian.
Sebelum perang, produksi padi di Jawa pas-pasan untuk konsumsi lokal.
Namun tentara Jepang mengambil hasil panen padi untuk kebutuhan pasukan
Jepang, bukan hanya untuk yang tinggal di Jawa, tetapi juga untuk yang tersebar di
Indonesia timur dan pulau-pulau di Laut Pasifik Selatan.
Untuk memenuhi kebutuhan perang, terutama bagi para prajurit Jepang
yang bertempur di garis depan, para petani diwajibkan menyerahkan sebagian besar
hasil panen padi dan jagungnya.
Harga padi yang diwajibkan jual ke pemerintah militer sangat murah.
Meskipun makananya kurang, petani tidak bisa membeli kembali karena hampir
tidak ada beras yang dijual di pasar.
Ketika perang menginjak tingkat krisis pada tahun 1944 dimana Sekutu
sudah mendekati Jepang, tuntutan akan kebutuhan bahan baku semakin meningkat.
Rakyat dituntut untuk menyetor padi dan menaikan produksi padi, mereka juga
dibebani pekerjaan tambahan yang bersifat wajib, seperti menanam dan memelihara
jarak (tumbuhan liar). Pekerjaan ini mengurangi waktu kerja petani apalagi banyak
di antara mereka dipaksa menjadi Romusha. Kaum Romusha itu diperlakukan
sangat buruk. Sejak dari pagi buta sampai petang hari mereka dipaksa melakukan
pekerjaan tanpa makan dan perawatan cukup. Karena itu kondisi fisiknya menjadi
sangat lemah, sehingga mereka hampir tidak punya sisa kekuatan lagi. Jika ada di
antara mereka yang berani beristirahat sekalipun hanya sebentar maka hal itu akan
mengundang maki-makian dan pukulan-pukulan dari pengawas mereka orang

8
Jepang. Hanya malam hari mereka berkesempatan melepaskan lelah. Kebijakan ini
mengakibatkan kesengsaraan yang berlipat ganda bagi rakyat Indonesia.
Menjelang tahun 1944, Jepang makin terdesak dan satu demi satu daerah
jajahanya hilang direbut sekutu. Serangan yang diarahkan ke Jepang makin jelas
dan kemungkinan besar hubungan antara Jepang dan Indonesia terputus oleh
blokade sekutu. Kebijakan tersebut juga diterapkan dalam bidang politik.
Dari segi politik, Jepang menjanjikan kemerdekaan buat bangsa Indonesia.
Pada awalnya Jepang tidak melarang, bahkan membiarkan rakyat Indonesia
mengibarkan bendera merah putih. Tentara Jepang sangat mengahui bahwa sang
merah putih adalah lambang negara Indonesia yang sangat didambakan oleh rakyat
Indonesia. Pada zaman Belanda, sang merah putih tidak boleh berkibar di langit
Indonesia. Dengan demikian, tindakan tentara Jepang yang membiarkan sang
merah putih berkibar di langit Indonesia dan diijinkanya menyayikan lagu
kebangsaan Indonesia yaitu Indonesia Raya.
C. Berakhirnya Masa Kekuasaan Jepang di Hindia Belanda
Keterlibatan Jepang dalam Perang Dunia II, pada awal perang, memperoleh
berbagai kemenangan pada berbagai front pertempuran. Serangan Jepang secara
mendadak kemudian mampu meluluhlantakan Pearl Harbour yang merupakan
pangkalan perang Amerika Serikat. Tujuan Jepang melakukan serangan terhadap
Pearl Harbour adalah melumpuhkan kekuatan Amerika Serikat yang dianggap
berbahaya untuk menuju Asia Timur Raya. Akan tetapi kemenangan-kemengangan
Jepang itu tidak berlangsung lama.
Pada akhir tahun 1944, Jepang semakin terdesak, beberapa pusat pertahanan
di Jepang termasuk kepulauan saipan jatuh ke tangan Amerika Serikat. Terdesaknya
pasukan Jepang diberbagai front menjadi berita menggembirakan bagi bangsa
Indonesia. Harapan bangsa Indonesia agar terjadi perubahan sikap terhadap
penguasa Jepang ternyata terwujud. Jepang semakin terpuruk, semangat tempur
tentara Jepang makin merosot dan persediaan senjata dan amunisi terus berkurang
dan banyak kapal perang yang hilang, keadaan semakin diperburuk dengan
perlawanan rakyat yang semakin menyala.
Salah satu pertempuran yang membawa dampak negative bagi Jepang
adalah Pertempuran Laut Karang atau Laut Koral(1942). Pertempuran ini tercatat

9
sebagai pertempuran laut pertama yang melibatkan kapal-kapal perang kedua belah
pihak.Serangan Jepang dapat ditahan oleh Amerika Serikat. Pada pertempuran ini
Jepang mengalami kerugian dengan rusaknya berbagai kapal induk. Kekalahan
Jepang pada pertempuran selanjutnya dikarenakan Amerika Serikat mampu
mengetahu strategi yang akan dipakai oleh Jepang melalui penyadapan.
Kekalahan Jepang dalam berbagai front pertempuran juga dipersulit dengan
adanya berbagai perlawanan yang berlangsung dibeberapa daerah di Indonesia.
Perlawanan terhadap Jepang antara lain di Aceh yang dipimpin oleh Tengku Abdul
Jalil, Perlawanan rakyat Tasikmalaya dipimpin oleh KH. Zainal Mustofa, dan
Perlawanan PETA di Blitar yang dipimpin oleh Supriyadi.
Kekalahan Jepang di berbagai front pertempuran berdampak bagi
pemerintahan yang ada di Jepang. Pada tanggal 17 Jui 1944, Jenderal Nideki Tojo
diganti oleh Jenderal Koniaki Koiso. Pada tanggal 7 september 1994 jenderal koiso
memberikan janji kemerdekaan kepada Indonesia dikemudian hari. Pada 1 Maret
1945, panglima Jepang letnan jenderal kumakici harada mengumumkan
pembentukan badan penyelidikan usaha-usaha persiapan kemerdekan Indonesia
(BPUPKI). Seiring berjalannya BPUPKI pada tanggal 6 Agustus 1945 kota
Hirosima dibom atom oleh sekutu dan pada tanggal 7 Agustus 1945 dibubarkannya
BPUPKI dan dibentuklah PPKI (Panitia persiapan kemerdekana Indonesia). PPKI
yang dipimpin oleh ir. Soekarno beserta Moh. Hatta dan Dr. Rajiman
Widyadiningrat berangkat ke dalat, vietnam pada 2 Agustus 1945 bertujuan untuk
mengetahui lebih lanjut mengenai kemerdekaan Indonesia.
Amerika Serikat kemudian membom atom kedua kota yang ada di Jepang,
yakni Hirosmia dan Nagasaki pada tanggal 6 Agustus dan 9 Agustus 1945.
Pemilihan kedua kota itu dikarenakan kedua kota tersebut merupakan pusat
industry di Jepang. Akhirnya pada tanggal 14 Agustus 1945 Jepang menyerah
kepada Sekutu dan berakhirnya juga masa pendudukan Jepang di Indonesia. Akan
tetapi Jepang harus tetap menjaga status quo sebelum kedatangan Sekutu. Bangsa
Indonesia memanfaatkan kondisi yang demikian itu dengan memproklamasikan
kemerdekaan Indonesia sebelum Sekutu datang, yakni pada tanggal 17 Agustus
1945, Bung Karno di damping oleh Hatta membacakan proklamasi kemerdekaan

10
Indonesia. Dengan demikian maka berakhirlah kekuasaan Jepang di Indonesia, dan
Indonesia muncul menjadi satu negara yang merdeka.

D. Perlawanan rakyat melawan Jepang


Perjuangan Melawan Jepang di Aceh
Perlawanan rakyat Aceh terjadi di Cot Plieng. Perlawanan ini dipimpin oleh
Teuku Abdul Jalil. Ia adalah seorang guru mengaji. Peristiwa ini berawal dari sikap
tentara Jepang yang bertindak sewenang-wenang. Rakyat diperas dan ditindas.
Jepang berusaha membujuk Teuku Abdul Jalil untuk berdamai. Namun, Teuku
Abdul Jalil menolaknya. Akhirnya, pada 10 November 1942 Jepang menyerang Cot
Plieng.
Perjuangan Melawan Jepang di Sukamanah (Singaparna)
Perlawanan ini bermula dari paksaan Jepang melakukan Seikeirei. Yakni
penghormatan kepada kaisar Jepang. Penghormatan ini dilakukan dengan cara
menghadap ke arah timur laut (Tokyo) dan membungkukkan badan. Cara ini
dianggap oleh K.H. Zaenal Mustofa sebagai tindakan musyrik (menyekutukan
Tuhan). Tindakan ini melanggar ajaran agama Islam. Akibat penentangan itu,
Jepang mengirim pasukan untuk menggempur Sukamanah. Akhirnya meletuslah
pertempuran pada 25 Februari 1944 setelah salat Jumat. K.H. Zaenal Mustofa
berhasil ditangkap. Ia ditahan di Tasikmalaya, kemudian dibawa ke Jakarta untuk
diadili. Ia dihukum mati dan dimakamkan di Ancol. Pada 10 November 1974
makamnya dipindahkan ke Taman Makam Pahlawan Tasikmalaya.
Perlawanan Tentara Pembela Tanah Air (Peta) di Blitar
Pada mulanya, pasukan Peta bertugas mengawasi romusha yang membuat
pertahanan di daerah Pantai Blitar Selatan. Mereka melihat sendiri betapa berat
pekerjaan romusha dan sengsara hidupnya. Ditambah lagi keadaan masyarakat
yang sangat menderita. Pada 14 Februari 1945, berkobarlah perlawanan Peta di
Blitar. Perlawanan ini dipimpin oleh Syodanco Supriyadi, Muradi, Suparyono, dan
Bundanco (komandan regu) Sunanto, Sudarmo, Halir Mangkudidjaya. Adapula dr.
Ismail sebagai sesepuhnya. Setelah membunuh orang-orang Jepang di Blitar,
mereka meninggalkan Blitar. Sebagian menuju lereng Gunung Kelud. Sebagian lagi
ke Blitar Selatan. Sayang, perlawanan mereka mengalami kegagalan.

11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada Mei 1940, awal Perang Dunia II, Belanda diduduki oleh Jerman Nazi.
Negosiasi dengan Jepang yang bertujuan untuk mengamankan persediaan bahan
bakar pesawat gagal pada Juni 1941, dan Jepang memulai penaklukan hampir
seluruh wilayah Asia Tenggara termasuk Indonesia (Hindia-Belanda) pada bulan
Desember di tahun yang sama.3.
Tujuan Jepang menyerang dan menduduki Hindia Belanda adalah untuk
menguasai sumber-sumber alam, terutama minyak bumi, guna mendukung potensi
perang Jepang serta mendukung industrinya. Jawa dirancang sebagai pusat
penyediaan bagi seluruh operasi militer di Asia Tenggara, dan Sumatra sebagai
sumber minyak utama.
Masa Jepang merupakan masa kebangkitan nasional. Pendudukan selama
tiga setangah tahun merupakan periode yang menentukan bagi sejarah Indonesia.
Mereka (golongan Jepang) mengindoktrinasi, melatih, dan mempersenjatai banyak
generasi muda serta memberi kesempatan kepada pemimpin yang lebih tua untuk
menjalin hubungan dengan rakyat. Di seluruh Nusantara sampai ke pelosok desa
telah diguncang oleh tekanan politik yang keras dan menindas. Namun hal inilah
yang akhirnya membangkitkan nasionalisme Indonesia untuk menuju kemerdekaan
dari Kolonialisme.
B. Saran
Jepang adalah negara terakhir yang menjajah negara Indonesia sampai pada
kemerdekaan negara kita. Perebutan kekuasaan Indonesia oleh bangsa Indonesia
menuai berbagai perselisihan dan pengorbanan jiwa raga para pahlawan, untuk itu
kita sebagai penikmat kemerdekaan haruslah menghargai bahwa kemerdekaan itu
merupakan harga yang dibayar oleh nyawa. Oleh sebab itu kita harus menjadi
penikmat yang terus melestarikan, cinta tanah air, dan tetap mempertahankan
kedaulatan Negara Republik Indonesia.

3
Ishak, Muhammad (Maret 2012). "Sistem Penjajahan Jepang di Indonesia". Jurnal
Inovasi. 9 (1): 6. ISSN 1693-9034

12

Anda mungkin juga menyukai