Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

NILAI SEJARAH PERJUANGAN BANGSA INDONESIA

DISUSUN OLEH :

1. KARTIKA (2002A005)
2. ANUGERAH (2002A008)

JURUSAN AKUNTASI
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI AMKOP
MAKASSAR
2021

i
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT,


shalawat dan salam juga disampaikan kepada junjungan Nabi Besar
Muhammad SAW. Serta sahabat dan keluarganya, seayun langkah dan
seiring bahu dalam menegakkan agama Allah. Dengan kebaikan beliau
telah membawa kita dari alam kebodohan ke alam yang berilmu
pengetahuan.
Dalam rangka melengkapi tugas mata kuliah dengan ini Penulis
mengangkat judul “Nilai Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia”.
Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan, baik dari cara penulisan, maupun isinya.
Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran-
saran yang dapat membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Wassalam
Penulis,

Kelompok 2

ii
DAFTAR ISI

Halaman Sampul ................................................................................... i


Kata Pengantar ...................................................................................... ii
Daftar Isi ................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................... 2
A. Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia Pra Kemerdekaan ......... 2
B. Pembentukan dan Perkembangan Awal RI ................................ 3
C. Peristiwa-Peristiwa Heroik Pasca Kemerdekaa .......................... 4
D. Sejarah Pada Masa Orde Lama .................................................. 6
E. Sejarah Pada Masa Orde Baru ................................................... 9
BAB III PENUTUP ................................................................................. 15
A. Kesimpulan ................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 17

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Kata sejarah berasal dari bahasa Arab, yaitu syajaratun yang
berarti pohon, artinya sebuah pohon yang terus berkembang dari tingkat
yang sederhana ke tingkat yang lebih kompleks atau lebih maju.
Dalam bahasa Inggris, kata sejarah (history) berarti masa lampau
umat manusia. Dalam bahasa Jerman, kata sejarah (geschicht) berarti
sesuatu yang telah terjadi.

B. Rumusan masalah
Untuk mengkaji dan mengulas tentang Sejarah Bangsa Indonesia,
maka diperlukan subpokok bahasan yang saling berhubungan, sehingga
penulis membuat rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana sejarah perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia
pra kemerdekaan ?
2. Peristiwa – peristiwa heroik apa saja pasca kemerdekaan ?
3. Bagaimana sejarah pada masa orde lama (1945 – 1966) ?
4. Bagaimana sejarah pada masa orde baru (1966 – 1998) ?
5. Bagaimana sejarah pada masa era reformasi (1998 – sekarang) ?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia Pra Kemerdekaan


Latar Belakang Perjuangan Kemerdekaan
Perang Pasifik semakin berkecamuk. Tentara sekutu di bawah
pimpinan Amerika serikat semakin mantap, sementara Jepang mengalami
kekalahan di mana-mana. Pasukan Jepang yang berada di Indonesia
bersiap-siap mempertahankan diri.
Selama masa pemerintahan Jepang di Indonesia tahun 1942-1945,
Indonesia dibagi dalam dua wilayah kekuasaan berikut.
a. Wilayah Komando Angkatan Laut yang berpusat di Makasar,
meliputi:Kalimantan,Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, dan Irian
Jaya.
b. Wilayah Komando Angkatan Darat yang berpusat di Jakarta,
meliputi Jawa, Madura, Sumatra dan Malaya. Pusat komando untuk
seluruh kawasan Asia Tenggara terdapat di Dalat (Vietnam).
Serangan tentara sekutu sudah mulai diarahkan ke Indonesia.
Setelah menguasai Pulau Irian dan Pulau Morotai di Kepulauan Maluku
pada tanggal 20 Oktober 1944. Jendral Douglas Mac Arthur, Panglima
armada Angkatan Laut Amerika Serikat di Pasifik, menyerbu Kepulauan
leyte (Filipina). Penyerbuan ini adalah penyerbuan terbesar dalam Perang
Pasifik. Pada tanggal 25 Oktober 1944 Jenderal Douglas Mac Arthur
mendarat di pulau Leyte. Untuk menarik simpati rakyat Indonesia, Jepang
mengijinkan pengibaran bendera Merah Putih di samping bendera
Jepang. Lagu kebangsaan Indonesia Raya boleh dikumandangkan
setelah lagu kebangsaan Jepang Kimigayo.

Persiapan Proklamasi
Pada akhir tahun 1944, kedudukan Jepang dalam Perang Pasifik
sudah sangat terdesak. Angkatan perang Amerika Serikat sudah tiba di

2
daerah Jepang sendiri dan secara teratur mengebom kota-kota utamanya.
Ibukotanya sendiri, Tokyo, boleh dikatakan sudah hancur menjadi
tumpukan puing. Dalam keadaan terjepit, pemerintah Jepang memberikan
“kemerdekaan” kepada negeri-negeri yang merupakan front terdepan,
yakni Birma dan Filipina. Tetapi kemudian kedua bangsa itu
memproklamasikan lagi kemerdekaannya lepas dari Jepang. Adapun
kepada Indonesia baru diberikan janji “kemerdekaan” di kelak kemudian
hari. Dengan cara demikian Jepang mengharapkan bantuan rakyat
Indonesia menghadapi Amerika Serikat, apabila mereka menyerbu
Indonesia. Dan saat itu tiba pada pertengahan tahun 1945 ketika tentara
Serikat mendarat di pelabuhan minyak Balikpapan. Dalam keadaan yang
gawat ini, pemimpin pemerintah pendudukan Jepang di Jawa membentuk
sebuah Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan
(Dokuritsu Junbi Cosakai). Badan itu beranggotakan tokoh- tokoh utama
Pergerakan Nasional Indonesia dari segenap daerah dan aliran dan
meliputi pula Soekarno- Hatta.
Sebagai ketuanya ditunjuk dr. Radjiman Wedyodiningrat seorang
nasionalis tua, dengan dua orang wakil ketua, yang seorang dari
Indonesia dan yang lain orang Jepang. Pada tanggal 28 Mei 1945
dilakukan upacara pelantikan anggota Dokuritsu Junbi Cosakai,
sedangkan persidangan pertama berlangsung pada tanggal 29 Mei 1945
sampai dengan tanggal 1 Juni 1945.

B. Pembentukan dan Perkembangan Awal RI


Sejak pagi hari pada tanggal 17 Agustus 1945 telah diadakan
persiapan- persiapan di rumah Ir. Soekarno di Pegangsaan Timur 56
untuk menyambut proklamasi kemerdekaan Indonesia. Lebih kurang 1000
orang telah hadir untuk menyaksikan peristiwa yang maha penting itu.
Pada pukul 10 kurang lima menit Hatta datang dan langsung masuk ke
kamar Soekarno. Kemudian kedua pemimpin itu menuju ke ruang depan,
dan acara segera dimulai tepat pada jam 10 sesuai dengan waktu yang

3
telah direncanakan. Soekarno membacakan naskah proklamasi yang
sudah diketik dan ditandatangani bersama dengan Moh. Hatta.
Sehari setelah Proklamasi Kemerdekaan, pada tanggal 18 Agustus
1945, PPKI mengadakan sidangnya yang pertama. Dalam sidang itu
mereka menghasilkan beberapa keputusan penting berikut.
1. Mengesahkan UUD yang sebelumnya telah dipersiapkan oleh Dokuritsu
Junbi Cosakai (yang sekarang dikenal dengan nama UUD 1945)
2. Memilih Ir. Soekarno sebagai presiden dan Drs. Moh. Hatta sebagai
wakil presiden.
3. Dalam masa eralihan Presiden untuk sementara waktu akan dibantu
oleh sebuah Komite Nasional.
Pada tanggal 19 Agustus 1945, Presiden dan wakil presiden
memanggil beberapa anggota PPKI beserta golongan cendekiawan dan
pemuda untuk membentuk “Komite Nasional Indonesia Pusat” (KNPI).
KNPI akan berfungsi sebagai Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), sebelum
terbentuknya DPR hasil pilihan rakyat. Sejak hari itu sampai awal
September, Presiden dan wakil Presiden membentuk kabinet yang sesuai
dengan UUD 1945 dipimpin oleh Presiden sendiri dan mempunyai 12
departemen serta menentukan wilayah RI dari Sabang sampai Merauke
yang dibagi menjadi 8 propinsi yang masing- masing dikepalai oleh
seorang Gubernur. Propinsi-propinsi itu adalah Sumatra, Jawa Barat,
Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan Sunda
Kecil (Bali dan Nusa Tenggara).

C. Peristiwa-Peristiwa Heroik Pasca Kemerdekaan


1. Pertempuran Lima Hari di Semarang
Pertempuran 5 Hari atau Pertempuran 5 Hari di Semarang adalah
serangkaian pertempuran antara rakyat Indonesia di Semarang melawan
Tentara Jepang. Pertempuran ini adalah perlawanan terhebat rakyat
Indonesia terhadap Jepang pada masa transisi (bedakan dengan
Peristiwa 10 November – perlawanan terhebat rakyat Indonesia dalam

4
melawan sekutu dan Belanda). Pertempuran ini dimulai pada tanggal 15
Oktober 1945 (walau kenyataannya suasana sudah mulai memanas
sebelumnya) dan berakhir tanggal 20 Oktober 1945.
2. Pertempuran Surabaya
Pertempuran Surabaya merupakan peristiwa sejarah perang antara
pihak tentara Indonesia dan pasukan Belanda. Peristiwa besar ini terjadi
pada tanggal 10 November 1945 di Kota Surabaya, Jawa Timur.
Pertempuran ini adalah perang pertama pasukan Indonesia dengan
pasukan asing setelahProklamasi Kemerdekaan Indonesia dan satu
pertempuran terbesar dan terberat dalam sejarah Revolusi Nasional
Indonesia yang menjadi simbol nasional atas perlawanan Indonesia
terhadap kolonialisme.
Setelah munculnya maklumat pemerintah Indonesia tanggal 31
Agustus 1945 yang menetapkan bahwa mulai 1 September 1945 bendera
nasional Sang Saka Merah Putih dikibarkan terus di seluruh wilayah
Indonesia, gerakan pengibaran bendera tersebut makin meluas ke
segenap pelosok kota Surabaya. Klimaks gerakan pengibaran bendera di
Surabaya terjadi pada insiden perobekan bendera di Yamato
Hoteru / Hotel Yamato (bernama Oranje Hotel atau Hotel Oranye pada
zaman kolonial, sekarang bernama Hotel Majapahit) di Jl. Tunjungan no.
65 Surabaya.
3. Pertempuran Medan Area
Pada tanggal 24 Agustus 1945, antara pemerintah Kerajaan Inggris
dan Kerajaan Belanda tercapai suatu persetujuan yang terkenal dengan
nama civil Affairs Agreement. Dalam persetujuan ini disebutkan bahwa
panglima tentara pendudukan Inggris di Indonesia akan memegang
kekuasaan atas nama pemerintah Belanda.
Dalam melaksanakan hal-hal yang berkenaan dengan pemerintah
sipil, pelaksanaannya diselenggarakan oleh NICA dibawah
tanggungjawab komando Inggris. Kekuasaan itu kelak di kemudian hari
akan dikembalikan kepada Belanda. Inggris dan Belanda membangun

5
rencana untuk memasuki berbagai kota strategis di Indonesia yang baru
saja merdeka. Salah satu kota yang akan didatangi Inggris dengan
“menyelundupkan” NICA Belanda adalah Medan.
4. Bandung Lautan Api
Peristiwa Bandung Lautan Api adalah peristiwa kebakaran besar
yang terjadi di kota Bandung, provinsiJawa Barat, Indonesia pada 24
Maret 1946. Dalam waktu tujuh jam, sekitar 200.000 penduduk Bandung
membakar rumah mereka, meninggalkan kota menuju pegunungan di
daerah selatan Bandung. Hal ini dilakukan untuk mencegah
tentara Sekutu dan tentara NICA Belanda untuk dapat menggunakan kota
Bandung sebagai markas strategis militer dalam Perang Kemerdekaan
Indonesia.
5. Pertempuran Laut Aru
Pertempuran Laut Aru adalah suatu pertempuran yang terjadi
di Laut Aru, Maluku, pada tanggal 15
Januari 1962 antara Indonesia dan Belanda. Insiden ini terjadi sewaktu
dua kapal jenis destroyer, pesawat jenis Neptune dan Frely milik Belanda
menyerang RI Matjan Tutul (650), RI Matjan Kumbang (653) danRI
Harimau (654) milik Indonesia yang sedang berpatroli pada posisi 04,49°
LS dan 135,02° BT. Komodor Yos Sudarso gugur pada pertempuran ini
setelah menyerukan pesan terakhirnya yang terkenal, “Kobarkan
semangat pertempuran”.

D. Sejarah Pada Masa Orde Lama ( 1945 – 1966 )


Orde Lama adalah sebutan bagi masa pemerintahan Presiden
Soekarno di Indonesia. Ir. Soekarno adalah presiden Indonesia pertama
yang menjabat pada periode 1945 – 1966. Ia memainkan peranan penting
untuk memerdekakan bangsa Indonesia dari penjajahan Belanda. Ia
adalah penggali Pancasila. Ia adalah Proklamator Kemerdekaan
Indonesia (bersama dengan Mohammad Hatta) yang terjadi pada tanggal
17 Agustus 1945. Soekarno menandatangani Surat Perintah 11 Maret

6
1966 Supersemar yang kontroversial, yang isinya – berdasarkan versi
yang dikeluarkan Markas Besar Angkatan darat – menugaskan Letnan
Jenderal Soeharto untuk mengamankan dan menjaga keamanan negara
dan institusi kepresidenan. Supersemar menjadi dasar Letnan Jenderal
Soeharto untuk membubarkan Partai Komunis Indonesia (PKI) dan
mengganti anggota-anggotanya yang duduk di parlemen. Setelah
pertanggung jawabannya ditolak Majelis Permusyawaratan Rakyat
Sementara (MPRS) pada sidang umum ke empat tahun 1967, Presiden
Soekarno diberhentikan dari jabatannya sebagai presiden pada Sidang
Istimewa MPRS di tahun yang sama dan mengangkat Soeharto sebagai
pejabat Presiden Republik Indonesia.
Orde Lama berlangsung dari tahun 1945 hingga 1968. Dalam
jangka waktu tersebut, Indonesia menggunakan bergantian sistem
ekonomi liberal dan sistem ekonomi komando.Di saat menggunakan
sistem ekonomi liberal, Indonesia menggunakan sistem pemerintahan
parlementer. Presiden Soekarno di gulingkan waktu Indonesia
menggunakan sistem ekonomi komando.
Pemerintahan Soekarno pada era 1960-an, masa ekonomi surut di
Indonesia. Saat itu harga-harga melambung tinggi, sehingga pada tahun
1966 mahasiswa turun ke jalan untuk mencegah rakyat yang turun.
Mereka menuntut Tritura. Jika saat itu rakyat yang turun, mungkin akan
terjadi people power seperti yang terjadi di Philipina.
Pemerintahan Rezim Militer (Orba) cukup baik pada era 1970-an
dan 1980-an, namun akhirnya kandas di penghujung 1990-an karena
ketimpangan dari pemerintah itu sendiri. Di pemerintahan Soekarno malah
terjadi pergantian sistem pemerintahan berkali-kali. Liberal, terpimpin, dan
sebagainya mewarnai politik Orde Lama. Rakyat muak akan keadaan
tersebut. Pemberontakan PKI pun sebagian dikarenakan oleh kebijakan
Orde Lama. PKI berhaluan sosialisme/komunisme (Bisa disebut Marxisme
atau Leninisme) yang berdasarkan asas sama rata, jadi faktor
pemberontakan tersebut adalah ketidakadilan dari pemerintah Orde Lama.

7
Penerapan demokrasi orde lama
Pada masa Orde lama, Pancasila dipahami berdasarkan paradigma
yang berkembang pada situasi dunia yang diliputi oleh tajamnya konflik
ideologi. Pada saat itu kondisi politik dan keamanan dalam negeri diliputi
oleh kekacauan dan kondisi sosial-budaya berada dalam suasana
transisional dari masyarakat terjajah (inlander) menjadi masyarakat
merdeka. Masa orde lama adalah masa pencarian bentuk implementasi
Pancasila terutama dalam sistem kenegaraan. Pancasila
diimplementasikan dalam bentuk yang berbeda-beda pada masa orde
lama. Terdapat 3 periode implementasi Pancasila yang berbeda, yaitu
periode 1945-1950, periode 1950-1959, dan periode 1959-1966.
Orde Lama telah dikenal prestasinya dalam memberi identitas,
kebanggaan nasional dan mempersatukan bangsa Indonesia. Namun
demikian, Orde Lama pula yang memberikan peluang bagi kemungkinan
kaburnya identitas tersebut (Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945).
Beberapa peristiwa pada Orde Lama yang mengaburkan identitas
nasional kita adalah; Pemberontakan PKI pada tahun 1948, Demokrasi
Terpimpin, Pelaksanaan UUD Sementara 1950, Nasakom dan
Pemberontakan PKI 1965.

Pembentukan Konstituante dan Demokrasi Terpimpin Presiden Soekarno


(1950-1959)
Sebelum Republik Indonesia Serikat dinyatakan bubar, pada saat
itu terjadi demo besar-besaran menuntut pembuatan suatu Negara
Kesatuan. Maka melalui perjanjian antara tiga negara bagian, Negara
Republik Indonesia, Negara Indonesia Timur, & Negara Sumatera Timur
dihasilkan perjanjian pembentukan Negara Kesatuan pada tanggal 17
Agustus 1950. Sejak 17 Agustus 1950, Negara Indonesia diperintah
dengan menggunakan Undang-Undang Dasar Sementara Republik

8
Indonesia 1950 yg menganut sistem kabinet parlementer.Era 1950-1959
adalah di mana presiden Soekarno memerintah menggunakan konstitusi
Undang-Undang Dasar Sementara Republik Indonesia 1950. Periode ini
berlangsung mulai dari 17 Agustus 1950 sampai 6 Juli 1959.

E. Sejarah Pada Masa Orde Baru ( 1966 – 1998 )


Orde Baru adalah sebutan bagi masa
pemerintahan Presiden Soeharto di Indonesia. Orde Baru
menggantikan Orde Lama yang merujuk kepada era
pemerintahan Soekarno. Orde Baru hadir dengan semangat “koreksi total”
atas penyimpangan yang dilakukan oleh Soekarno pada masa Orde
Lama. Orde Baru berlangsung dari tahun 1966 hingga 1998. Dalam
jangka waktu tersebut, ekonomi Indonesia berkembang pesat meskipun
hal ini terjadi bersamaan dengan praktik korupsi yang merajalela di negara
ini. Selain itu, kesenjangan antara rakyat yang kaya dan miskin juga
semakin melebar.

Masa Jabatan Presiden Suharto


Pada 1968, MPR secara resmi melantik Soeharto untuk masa
jabatan 5 tahun sebagai presiden, dan dia kemudian dilantik kembali
secara berturut-turut pada tahun 1973, 1978, 1983, 1988, 1993, dan 1998.
Politik Presiden Soeharto memulai “Orde Baru” dalam dunia politik
Indonesia dan secara dramatis mengubah kebijakan luar negeri dan
dalam negeri dari jalan yang ditempuh Soekarno pada akhir masa
jabatannya.
Salah satu kebijakan pertama yang dilakukannya adalah
mendaftarkan Indonesia menjadi anggota PBB lagi. Indonesia pada
tanggal 19 September 1966 mengumumkan bahwa Indonesia “bermaksud
untuk melanjutkan kerjasama dengan PBB dan melanjutkan partisipasi
dalam kegiatan-kegiatan PBB”, dan menjadi anggota PBB kembali pada

9
tanggal 28 September 1966, tepat 16 tahun setelah Indonesia diterima
pertama kalinya.
Pada tahap awal, Soeharto menarik garis yang sangat tegas. Orde
Lama atau Orde Baru. Pengucilan politik – di Eropa Timur sering
disebut lustrasi - dilakukan terhadap orang-orang yang terkait dengan
Partai Komunis Indonesia. Sanksi kriminal dilakukan dengan
menggelar Mahkamah Militer Luar Biasa untuk mengadili pihak yang
dikonstruksikan Soeharto sebagai pemberontak. Pengadilan digelar dan
sebagian dari mereka yang terlibat “dibuang” ke Pulau Buru.
Sanksi nonkriminal diberlakukan dengan pengucilan politik melalui
pembuatan aturan administratif. Instrumen penelitian khusus diterapkan
untuk menyeleksi kekuatan lama ikut dalam gerbong Orde Baru. KTP
ditandai ET (eks tapol). Orde Baru memilih perbaikan dan perkembangan
ekonomi sebagai tujuan utamanya dan menempuh kebijakannya melalui
struktur administratif yang didominasi militer namun dengan nasihat dari
ahli ekonomi didikan Barat. DPR dan MPR tidak berfungsi secara efektif.
Anggotanya bahkan seringkali dipilih dari kalangan militer, khususnya
mereka yang dekat dengan Cendana. Hal ini mengakibatkan aspirasi
rakyat sering kurang didengar oleh pusat. Pembagian PAD juga kurang
adil karena 70% dari PAD tiap provinsi tiap tahunnya harus disetor
kepada Jakarta, sehingga melebarkan jurang pembangunan antara pusat
dan daerah.
Soeharto siap dengan konsep pembangunan yang diadopsi dari
seminar Seskoad II 1966 dan konsep akselerasi pembangunan II yang
diusung Ali Moertopo. Soeharto merestrukturisasi politik dan ekonomi
dengan dwitujuan, bisa tercapainya stabilitas politik pada satu sisi dan
pertumbuhan ekonomi di pihak lain.Dengan ditopang
kekuatan Golkar, TNI, dan lembaga pemikir serta dukungan kapital
internasional, Soeharto mampu menciptakan sistem politik dengan tingkat
kestabilan politik yang tinggi. Eksploitasi sumber daya Selama masa
pemerintahannya, kebijakan-kebijakan ini, dan pengeksploitasian sumber

10
daya alam secara besar-besaran menghasilkan pertumbuhan ekonomi
yang besar namun tidak merata di Indonesia. Contohnya, jumlah orang
yang kelaparan dikurangi dengan besar pada tahun 1970-an dan 1980-an.

Perkembangan Kekuasaan Orde Baru


Pada hakikatnya Orde Baru merupakan tatanan seluruh kehidupan
rakyat, bangsa dan negara yang diletakkan pada kemurnian
pelaksanaan Pancasila dan UUD 1945 atau sebagai koreksi terhadap
penyelewengan penyelewengan yang terjadi pada masa lalu
Tritura mengungkapkan keinginan rakyat yang mendalam untuk
melaksanakan kehidupan bernegara sesuai dengan aspirasi masyarakat.
Jawaban dari tuntutan itu terdapat pada 3 ketetapan sebagai berikut :
1. Pengukuhan tindakan pengemban Supersemar yang membubarkan
PKI dan ormasnya ( TAP MPRS No. IV dan No. IX / MPRS / 1966
2. Pelarangan paham dan ajaran Komunisme/Marxisme-Leninisme
di Indonesia ( TAP MPRS No. XXV / MPRS / 1966 )
3. Pelurusan kembali tertib konstitusional berdasarkan Pancasila dan
tertib hukum ( TAP MPRS No. XX / MPRS / 1966 )
Pada tanggal 3 Pebruari 1967 DPR-GR yang menganjurkan
kepada Soeharto untuk melaksanakan Sidang Istimewa, sehingga pada
20 Pebruari 1967 Presiden Soekarno menyerahkan kekuasaan kepada
Soeharto. Tahap selanjutnya adalah :Penyederhanaan Partai,
Memurnikan kembali politik luar negeri bebas aktif, Menghentikan
konfrontasi dengan Malaysia dan membentuk kerjasama ASEAN, Kembali
menjadi anggota PBB.

F. Sejarah Pada Masa Era Reformasi (1998 – sekarang)


Sejarah Reformasi 1998 - Banyak hal yang mendorong timbulnya
reformasi pada masa pemerintahan Orde Baru, terutama terletak pada
ketidakadilan di bidang politik, ekonomi dan hukum. Tekad Orde Baru
pada awal kemunculannya pada tahun 1966 adalah akan melaksanakan

11
Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen dalam tatanan
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Setelah Orde Baru memegang tumpuk kekuasaan dalam
mengendalikan pemerintahan, muncul suatu keinginan untuk terus
menerus mempertahankan kekuasaannya atau status quo. Hal ini
menimbulkan akses-akses nagatif, yaitu semakin jauh dari tekad awal
Orde Baru tersebut. Akhirnya penyelewengan dan penyimpangan dari
nilai-nilai Pancasila dan ketentuan-ketentuan yang terdapat pada UUD
1945, banyak dilakukan oleh pemerintah Orde Baru.
Demokrasi yang tidak dilaksanakan dengan semestinya akan
menimbulkan permasalahan politik. Ada kesan kedaulatan rakyat berada
di tangan sekelompok tertentu, bahkan lebih banyak di pegang oleh para
penguasa. Dalam UUD 1945 Pasal 2 telah disebutkan bahwa “Kedaulatan
adalah ditangan rakyat dan dilaksanakan sepenuhnya oleh MPR”. Pada
dasarnya secara de jore (secara hukum) kedaulatan rakyat tersebut
dilakukan oleh MPR sebagai wakil-wakil dari rakyat, tetapi secara de facto
(dalam kenyataannya) anggota MPR sudah diatur dan direkayasa,
sehingga sebagian besar anggota MPR itu diangkat berdasarkan ikatan
kekeluargaan (nepotisme).
Keadaan seperti ini mengakibatkan munculnya rasa tidak percaya
kepada institusi pemerintah, DPR, dan MPR. Ketidak percayaan itulah
yang menimbulkan munculnya gerakan reformasi. Gerakan reformasi
menuntut untuk dilakukan reformasi total di segala bidang, termasuk
keanggotaan DPR dam MPR yang dipandang sarat dengan nuansa KKN.
Perkembangan ekonomi dan pembangunan nasional dianggap telah
menimbulkan ketimpangan ekonomi yang lebih besar. Monopoli sumber
ekonomi oleh kelompok tertentu, konglomerasi, tidak mempu
menghapuskan kemiskinan pada sebagian besar masyarakat Indonesia.
Kondisi dan situasi Politik di tanah air semakin memanas setelah
terjadinya peristiwa kelabu pada tanggal 27 Juli 1996. Peristiwa ini muncul

12
sebagai akibat terjadinya pertikaian di dalam internal Partai Demokrasi
Indonesia (PDI).
Krisis moneter yang melanda Negara-negara di Asia Tenggara
sejak bulan Juli 1996, juga mempengaruhi perkembangan perekonomian
Indonesia. Ekonomi Indonesia ternyata belum mampu untuk menghadapi
krisis global tersebut. Krisis ekonomi Indonesia berawal dari melemahnya
nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat.
Ketika nilai tukar rupiah semakin melemah, maka pertumbuhan
ekonomi Indonesia menjadi 0% dan berakibat pada iklim bisnis yang
semakin bertambah lesu. Kondisi moneter Indonesia mengalami
keterpurukan yaitu dengan dilikuidasainya sejumlah bank pada akhir
tahun 1997. Sementara itu untuk membantu bank-bank yang bermasalah,
pemerintah membentuk Badan Penyehatan Perbankan Nasional (KLBI).
Ternyata udaha yang dilakukan pemerintah ini tidak dapat memberikan
hasil, karena pinjaman bank-bank bermasalah tersebut semakin
bertambah besar dan tidak dapat di kembalikan begitu saja.
Krisis moneter tidak hanya menimbulkan kesulitan keuangan
Negara, tetapi juga telah menghancurkan keuangan nasional.Memasuki
tahun anggaran 1998 / 1999, krisis moneter telah mempengaruhi aktivitas
ekonomi yang lainnya. Kondisi perekonomian semakin memburuk, karena
pada akhir tahun 1997 persedian sembilan bahan pokok sembako di
pasaran mulai menipis. Hal ini menyebabkan harga-harga barang naik
tidak terkendali. Kelaparan dan kekurangan makanan mulai melanda
masyarakat. Untuk mengatasi kesulitan moneter, pemerintah meminta
bantuan IMF. Namun, kucuran dana dari IMF yang sangat di harapkan
oleh pemerintah belum terelisasi, walaupun pada 15 januari 1998
Indonesia telah menandatangani 50 butir kesepakatan (letter of intent atau
Lol) dengan IMF.

13
Pengangkatan B.J. Habibie Menjadi Presiden Republik Indonesia
Setelah B.J. Habibie dilantik menjadi Presiden Republik Indonesia
pada tanggal 21 Mei 1998. Tugas Habibie menjadi Presiden
menggantikan Presiden Soeharto sangatlah berat yaitu berusaha untuk
mengatasi krisis ekonomi yang mkelanda Indonesia sejak pertengahan
tahun 1997.
Pada tanggal 22 Mei 1998, Presiden Republik Indonesia yang
ketiga B.J. Habibie membentuk kabinet baru yang dinamakan Kabinet
Reformasi Pembangunan. Kabinet itu terdiri atas 16 orang menteri, dan
para menteri itu diambil dari unsur-unsur militer (ABRI), Golkar, PPP, dan
PDI. Dalam bidang Ekonomi, Pemerintahan Habibie berusaha keras untuk
melakukan perbaikan. Ada beberapa hal yang dilakukan oleh
pemerintahan Habibie untuk memperbaiki perekonomian Indonesia
diantaranya :
1. Merekapitulasi perbankan
2. Merekonstruksi perekonomian Indonesia
3. Melikuidasi beberapa bank bermasalah
4. Menaikan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat hingga di
bawah Rp. 10.000,-
5. Mengimplementasikan reformasi ekonomi yang disyaratkan oleh IMF

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian bahasan “Sejarah Bangsa Indonesia” dapat
disimpulkan bahwa :
1. Beberapa peristiwa penting yang terjadi di sekitar proklamasi,
diantaranya peristiwa Rengasdengklok, penyusunan teks proklamasi,
dan detik-detik proklamasi. Pada peristiwa Rengasdengklok, para
pemuda membawa Bung Karno dan Bung Hatta ke Rengasdengklok.
Mereka didesak untuk segera memproklamasikan negara Indonesia
merdeka.
2. Perumusan teks proklamasi dilakukan tanggal 16 Agustus 1945 di
rumah laksamana Maeda yang terletak di jalan Imam Bonjol no. 1
Jakarta. Para perumus teks Proklamasi adalah Ir. Soekarno, Drs.
Moh. Hatta dan Ahmad soebardjo. Teks Proklamasi ditulis tangan oleh
Bung Karno dan diketik oleh Sayuti Melik. Proklamasi ditandatangani
oleh Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta, atas nama bangsa Indonesia.
Proklamasi kemerdekaan Indonesia pertama kali dikumandangkan
tanggal 17 Agustus 1945 bertepatan pada hari Jum’at, di jalan
Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta (sekarang Jalan Proklamasi).
3. Sesuai dengan pernyataan politik yang dikeluarkan oleh ratu Belanda
Wilhelmina tanggal 6 Desember 1942, maka Belanda bermaksud
kembali lagi ke daerah jajahannya, kembali sehabis Perang Dunia II.
Belanda datang ke Indonesia sebagai pegawai-pegawai NICA yang
bersama-sama dengan Inggris mendarat pada tanggal 24 Agustus
1945.
4. Orde Baru adalah era pemerintahan Soeharto dari tahun 1966-1998
yang menggantikan Orde Lama yaitu pada masa pemerintahan
Soekarno.

15
5. Era reformasi adalah era pemerintahan dari turunnya Soeharto yaitu
B.J. Habibie sampai pemerintahan ini dari tahun 1998 sampai
sekarang
6. Pada era reformasi ini diberlakukanya pemilihan secara langsung,
umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil dibawah pemerintahan B.J.
Habibie (pertama kalinya)

16
DAFTAR PUSTAKA

Kaelan: 2004, Pendidikan Pancasila, Paradigma Offset, Yogyakarta

http://sejarah.kompasiana.com/2012/04/24/makalah-sejarah-perjuangan-
kemerdekaan-indonesia-457876.html

http://skulwork-nytha.blogspot.com/2012/02/peristiwa-peristiwa-heroik-
setelah.html

http://urfidiaz.blogspot.com/2013/01/sejarah-orde-lama.html

https://sites.google.com/site/redaksisejarahindonesia/team-
announcements/sejarahmasareformasi

www.wikipedia.com

http://ilmu27.blogspot.com/2012/08/makalah-sejarah-orde-baru.html

http://history1978.wordpress.com/

http://kumpulansejarah-aris.blogspot.com/2012/10/indonesia-pada-era-
orde-baru.html

17

Anda mungkin juga menyukai