Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

PARTAI KOMUNIS INDONESIA ( PKI )

DI SUSUN :

ANDRIANI MARSHANDA
XII UPW 1

SMKN 2 PALU
2019/2020

1
KATAPENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
segala lirnpahan rahrnat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan makalah tentang "Partai Komunis Indonesia (PKI)".

Penulis menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat


bantuan dan tuntunan Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan
berbagai pihak untuk itu dalam kesempatan ini penulis menghaturkan rasa
honnat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang
membantu dalam pembuatan rnakalah Penulis juga menyadari bahwa dalam
proses penulisan makalah ini masih dari jauh dari kesempurnaan baik materi
maupun cara penulisannya.

Namun demikian, penulis telah berupaya dengan segala kemampuan dan


pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai dengan baik dan oleh
karenanya, penulis dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka menerima
masukan, saran dan usul guna penyempumaan makalah ini.

Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh
pembaca

2
DAFTAR ISI

MAKALAH.......................................................................................................................1

DAFTAR ISI.....................................................................................................................3

BABIPENDAHULUAN....................................................................................................4

A. Latar Belakang.........................................................................................................4

B. Maksud dan Tujuan...................................................................................................4

C. Manfaat.....................................................................................................................4

BAB IIPEMBAHASAN....................................................................................................5

A. Sejarah Lahirnya PKI...............................................................................................5

B. Tokoh PKI.................................................................................................................7

C. Perkembangan Partai Komunis Indonesia...............................................................8

D. Bergabung Dengan Komintern.............................................................................11

E. Kemunduran PK.I....................................................................................................12

F. Peristiwa Gerakan 30 September 1965/PKI.............................................................15

BAB III PENUTUP..........................................................................................................17

A. Kesimpulan.............................................................................................................17

B. Saran........................................................................................................................20

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................22

3
BABI

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Awal mula PKI adalah Indische Sociaal Democratische Vereeniging
(ISDV), organisasi yang didirikan oleh Hank Sneevliet dan aktivis komunis
Belanda lainya. Anggota ISDV awalnya hanya dari orang Belanda saja,
namun aktivitas Sneevliet berhasil melebarkan pengaruh dan
keanggotaan iSDV ke kalangan pribumi,

Sneevliet merekrut para pekerja di Hindia Belanda, terutarna pekerja


kereta api. Kondisi pekerja saat itu sangat buruk dan banyak yang
tertarik dengan idologi komunisme.

Pada tahun 1920, ISDV berganti namanya menjadi PKH


(Perserikatan Komunis di Hindia). Pada masa ini mereka semakin
bertambah anggotanya karena rekrutmen dengan memanfaatkan aktivitas di
dalam organisasi Sarekat Islam, yang saat itu merupakan organisasi massa
terbesar di Hindia Belanda. Pada tahun 1921, Sarekan Islam di bawah
arahan Agus Salim menyadari rekrutmen komunis ini, dan mengusir
anggota Sarekat Silam yang berlairan komunis. Para anggota yang
dikeluarkan ini kemudian membentuk Sarekat Rakyat. Pada tahun 1924,
nama organisasi diganti menjadi Partai Komunis Indonesia dan Sarekat
Rakyat menjadi organisasi pendukung PKI.

B. Maksud dan Tujuan

Dibuatnya makalah ini untuk menambah wawasan pengetahuan dan memenuhi


tugas Sejarah.

C. Manfaat
Guna untuk mengetahui Sejarah awal terbentuknya PKI serta tentang terjadinya
peristiwa Gerakan 30 September / Partai Komunis Indonesia

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Lahirnya PKI


Awal masuknya ideologi komunisme ke Indonesia tidak pernah terlepas
dari peranan seorang warga negara Belanda yang bernama Hendricus Josephus
Franciscus Maria Sneevliet. Pada awal masuknya ke Indonesia Sneevliet bekerja
disalah satu harian di Surabaya yang bernama Soerabajasche Handelsbad
sebagai staff redaksi di harian tersebut. Namun tidak lama berada di Surabaya,
Sneevliet memutuskan untuk pindah ke Semarang dan bekerja sebagai sekertaris
di salah satu maskapai dagang di kota tersebut. Pada saat itu kota Semarang
merupakan pusat organisasi buruh kereta api Vereenigde van Spoor en Tramweg
Personnel (VSTP) (M.C. Ricklefs, 2005 : 260).

Sneevliet sadar betul bahwa keterkaitannya dengan VSTP


merupakan sebuah peluang besar untuk menumbuh kembangkan ideologi
komunisme di Indonesia. Pada bulan Juli 1914 bersama personil-personil
yang tergabung dalam VSTP seperti P. Bersgma, J.A. Brandstedder, W.H.
Dekker (pada saat itu menjabat sebagai sekertaris VSTP) mempelopori berdirinya
organisasi politik yang bersifat radikal, Indische Sosial Democratische
Vereeniging (ISDV) atau Serikat Sosial Demokrat India. ISDV kemudian
menerbitkan surat kabar Het Vrije Woord (suara kebebasan) sebagai media
propaganda untuk menyebarkan ajaran ajaran komunisme yang menjadi ideologi
dari organisasi tersebut. Oleh karena anggota ISDV terbatas dikalangan orang
orang Belanda, maka organisasi ini belum dapat menjamah dan mempengaruhi
organisasi pergerakan nasional seperti Boedi Oetomo dan Sarekat Islam (SI)
(Poesponegoro , 2008 : 357).

Gebrakan yang dilakukan Sneevliet pun diperkuat dengan di


terbitkannya koran Soldaten en Mattrozekrant (koran serdadu dan kelasi) dalam
lingkungan militer. Isi koran ini selalu diwarnai dengan ide-ide komunisme yang
mengedepankan ide-ide perjuangan kelas. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan
Sneevliet ternyata terciurn oleh pernerintah Hindia Belanda. Kernudian pada
bulan Desember 1918 Pernerintah Hindia Belanda mengambil tindakan untuk
mengusir Sneevliet dari Hindia Belanda karena kegiatan yang
dilakukannya dianggap mulai mengancam.

Pada bulan Desember 1919 rekan Sneevliet, Brandstedder juga


mengalami hal yang sama diusir oleh pemerintah Hindia Belanda.

5
Sekalipun Sneevliet dan Brandstedder telah meninggalkan Hindia Belanda
(Indonesia) namun usaha yang mereka lakukan selama ini telah
menemukan hasillnya. ISDV akhirnya berhasil menyebarkan ajaran-ajaran
komunisme di Semarang dan mempengaruhi pimpinan SI Semarang
yang pada saat itu dipimpin oleh Semaun dan Darsono. Ada beberapa hal
yang menyebabkan berhasilnya ISDV rnelakukan infiltrasi kedalarn tubuh
Serikat Islam :

1.Central Serikat Islam (CSI) sebagai badan koordinasi pusat masih


sangat lemah kekuasaanya. Tiap-tiap cabang SI bertindak sendiri-
sendiri secara bebas . Para pemimpin lokal yang kuat
mempunyai pengarnh yang menentukan di dalam SI cabang.

2.Kondisi kepartaian pada masa itu memungkinkan orang untuk


sekaligus menjadi anggota lebih dari satu partai. Hhal ini disebabkan
pada mulanya organisasi-organisasi itu didirikan bukan sebagai
suatu partai politik melainkan sebagai suatiu organisasi guna
mendukung berbagai kepentingan sosial budaya dan ekonomi.
Dikalanngan kaum terpelajar menjadi kebiasaan bagi setiap orang untuk
memasuki berbagai macam organisasi yang di anggapnya dapat
membantu kepentingannya. (Poesponegoro, 2008: 357)

Setelah mendapatkan dukungan penuh dari SI Semarang,


ISDV menjadi semakin kuat dan ajaran komunisme semakin dikenal oleh
masyarakat. Pada tanggal 23 Mei 1920, tepatnya di gedung SI Semarang,
ISDV sepakat mengganti namanya menjadi Perserikatan Komunis di Indie
(PKI). Perubahan nama ini diperuntukan supaya organisasi ini lebih
tegas dalam mengedepankan narna komunisme sebagai ideologi dari
organisasi rnereka selama ini. Semaun dipilih sebagai ketua dan Darsono
sebagai wakilnya. Beberapa tokoh ISDV yang orang belanda diangkat
sebagai pendamping antara lain Bergsma sebagai sekertaris, Dekker
sebagai bendahara dan A. Barrs sebagai salah satu anggotanya.
Sekalipun Semaun dan Darsono telah menjadi pimpinan PKI, narnun mereka

6
tetap menjadi pimpinan SI Semarang. Hal ini disebabkan karena pada saat itu
CSI (Central Sarekat Islam) masih memperbolehkan anggotanya untuk
menjadi anggota dari organisasi lain.

B. Tokoh PKI
Selain tujuan partai komunis Indonesia, Anda juga harus mengetahui siapa
saja tokoh partai komunis Indonesia yang berpengaruh terhadap keberlangsungan
PKI. Mulai dari awal berdiri hingga dibubarkan. Berikut ini adalah tokoh Partai
Komunis Indonesia yang berpengaruh.

1. D.N. Aidit

D.N. Aidit yang bernama lengkap Dipa Nusantara Aidit merupakan Ketua
Umum Comite Central PKI. Tokoh partai komunis Indonesia ini berhasil
membawa PKI menjadi partai komunis terbesar di dunia. Beliau lahir di Belitung
dan masuk ke Jakarta tahun 1940. Partai Komunis Indonesia menjadi tempat
beliau belajar teori politik Marxis.

Aidit menjadi pengembang berbagai program dari PKI, diantaranya adalah


Pemuda Rakyat, Gerwani, Lekra, dan lain-lain. Usaha Aidit berakhir pada tahun
1965 ketika G30SPKI. Beliau langsung melarikan diri ke Yogyakarta kemudian
berkeliling ke Semarang hingga Solo. Lalu D.N. Aidit ditangkap aparat di tempat
persembunyiannya di Solo tepatnya di rumah Kasim alias Harjomartono.

2. Musso

Munawar Muso atau Musso merupakan tokoh partai komunis Indponesia


yang memproklamirkan Pemerintahan Republik Soviet Indonesia tahun 1948.
Tepatnya pada tanggal 18 September 1948 di Madiun. Beliau memiliki tujuan
untuk mengganti Dasar Negara Indonesia yang semula Pancasila menjadi
Komunis.

Kediri, Jawa Timur merupakan tempat kelahiran Muso. Beliau juga pernah
satu kos dengan Semaun, Alimin, Kartosuwiryo, bahkan hingga Soekarno. Muso

7
sempat menjadi pengurus Sarekat Islam pimpinan HOS Tjokroaminoto serta aktif
di ISDV.

3. Amir Syarifuddin

Nama Amir Syarifudin tentunya sudah dikenal masyarakat Indonesia


karena posisinya di pemerintahan. Bahkan, Amir Syarifudin juga menjadi
negosiator pada perjanjian Renville yang kemudian tidak menguntungkan RI.
Sehingga Amir Syarifudin dikecam berbagai kalangan yang membuat Kabinet
Amir Syarifudin jatuh.

Dalam mengembalikan kedudukannya, Amir Syarifudin tentunya


membuat Front Demokrasi Rakyat yang mengumpulkan kaum tani dan buruh.
Bersama FDR, Amir Syarifudin berhasil menghasut buruh yang akhirnya pada 5
Juli 1959 terjadi pemogokan di pabrik karung Delanggu. Amir Syarifudin juga
menjadi tokoh yang juga memproklamirkan Republik Soviet Indonesia bersama
Muso.

4. Nyoto

Nyoto yang bernama lengkap Lukman Njoto merupakan Wakil Ketua II


CC PKI. Beliau juga menjadi orang yang ketiga pada saat PKI sedang di masa
jayanya. Tokoh Partai Komunis Indonesia ini juga menjadi menteri cabinet
Dwikora yang mewakili PKI. Bahkan, beliau dipercaya oleh Ir. Soekarno untuk
menulis pidato kenegaraan yang akan dibacakan oleh Ir. Soekarno.

Sekitar tanggal 16 Desember 1965, Nyoto pulang dari sidang kabinet di


Istana Negara. Tidak lama kemudian, mobilnya dicegat di sekitaran Menteng.
Lalu Nyoto dipukul serta dibawa pergi tentara dan langsung ditembak mati.

5. MH. Lukman

Muhammad Hatta Lukman juga menjadi tokoh partai Komunis Indonesia


yang juga bersama dengan Aidit dan Nyoto. Bahkan, ketiganya dikenal sebagai
tiga pemimpin PKI atau triumvirat. Beliau mengikuti ayahnya yang dibuang ke
Papua dan biasa hidup di tengah pergerakan.

Selepas pemberontakan Madiun tahun 1948, kepemimpinan PKI diambil


alih oleh tiga orang ini. Nasib MH. Lukman juga sama seperti Aidit dan Nyoto,
diculik dan ditembak mati tentara. Mayat serta kuburan ketiga tokoh Partai
Komunis Indonesia ini juga tidak diketahui keberadaannya.

8
C. Perkembangan Partai Komunis Indonesia
Setelah berdiri pada tanggal 23 Mei 1920, PKI semakin
berkembang pesat. Diperbolehkannya keanggotaan ganda pada tubuh
SI dilihat sebagai kesempaatan besar bagi PKI untuk menyusup ke
organisasi tersebut yang kemudian bertujuan umtuk mernecahnya. Hal
ini dilakukan karena PKI menyadari bahwa pada saat itu SI
merupakan sebuah organisasi pergerakan nasional yang besar dan kuat.
Sehingga timbul keinginan diantara pimpian PKI untuk menguasainya.
Gebrakan-gebrakan yang dilakukan PKI dalam tubuh SI terang saja
membuat pimpinan CSI menjadi berang. CSI melihat bahwa tindakan tindakan
yan dilakukan oleh PKI telah mengarah kepada sebuah ancaman
keutuhan didalam tubuh SI sendiri. CSI kemudian menyadari bahwa
yang menjadi penyebab pengarnh PKI begitu kuat dalam tubuh SI adalah
karena SI memperbolehkan sistem keanggotaan rangkap, sehingga menjadi
sangat mudah untuk disusupi oleh orang-orang yang bersal dari organisasi lain.

Pada bulan Oktober 1921 dilaksanakan kongres SI yang ke VI di


Surabaya. Pada saat itu terjadi suasana panas mewamai jalannya kongres
karena adanya perdebatan yang terjadi diantara fraksi komunis yang diwakili
oleh Darsono dan Tan Malaka dengan pimpinan SI pada saat itu Haji Agus
Salim. Pada kongres tersebut kemudian diputuskan bahwa dilarangnya
keanggotaan rangkap. Artinya anggota SI tidak lagi boleh menjadi
anggota dari organisasi lain, jadi bagi anggota yang selama ini merangkap
sebagai anggota dari organisasi lain harus memilih antara SI atau
organisasi lainnya tersebut. Keputusan ini sontak mendapat perlawanan
dari faksi komunis karena hal tersebut akan sangat merugikan bagi
mereka.

Sadar bahwa keluar dai SI merupakan sesuatu yang akan sangat


merugikan bagi kekuatan PKI, maka Semaun selaku ketua PKI dan SI

9
Semarang pada saat itu menolak keputusan kongres dan justru menghimpun
kekuatan didalam tubuh SI. Semaun kemudian rnelakukan propaganda
dalam tubuh SI dan mengatakan bahwa apa yang telah diputuskan dalarn
kongres rnerupakan sebuah sesuatu yang keliru dan oleh sebab itu barns di
tinjau kembali keputusannya. Namun, pimpinan SI pada sat itu tetap
bersikeras pada apa yang telah diputuskan dalam kongres. Dengan keputusan
tersebut maka anggota-anggota SI yang tidak mau keluar dari PKI
dikeluarkan dari tubuh SI. Sekalipun keputusan ini akan mengurangi
jumlah anggota, namun pimpinan SI tetap menganggap bahwa keputusan
ini rnerupakan hal terbaik yang harus dilakukan.

Semaun dan para anggota SI yang juga rnerupakan PKI tidak tinggal diam
dengan keputusan ini. Mereka tetap tidak mau menerima hasil kongres dan
tidak keluar dari SI. Mereka kernudian membentuk SI tandingan yang di sebut
sebagai SI Merah, sedangkan SI yang rnenerima basil kongres tersebut
dinarnakan sebagai SI Putih. SI tandingan ini tidak hanya terjadi ditingkat
pusat, melainkan juga samapi ke cabang di daerah-daerah. Pada kongres PKI
II di Bandung Maret 1923 dirumuskan secara jelas bahwa mereka
menentang secara terang-terangan SI sebagai kekuatan politik, dan
mengubah SI merah menjadi Sarekat Rakyat (SR) sebagai organisasi yang
berada dibawah PKI. Pemerintah Hindia Belanda melihat bahwa kekuatan
komunis sudah mulai berkembang dan semakin menyebabkan ancaman
karena aksi yang dilakukan anggotanya. Kemudian pemerintah Hindia
Belanda mengusir tokoh-tokoh komunis seperti Muso, Alimin, Darsono
dan Semaun. Tokoh-tokoh ini menyebar ke Asia hingga Eropa. Namun tidak
lama kemudian pada akhir tahun 1923 tokoh-tokoh komunis tersebut
kembali ke Hindia Belanda.

Ternyata kepergian mereka meninggalkan Hindia Belanda


telah mengakibatkannya kelernahan dalam kepemimpinan Perserikatan
Komunis di Hindia Belanda. Untuk kembali membangkitkan kekuatan
komunis tersebut, Semaun dan Darsono mencoba untuk rnenghimpun
kembali kekuatan dengan rnelakukan kongres pada Juni 1924 di Jakarta.
Pada saat itulah nama Partai Komunis Indonesia (PKI) resmi di gunakan.
Kongres tersebut juga memutuskan untuk memindahkan markas besar PKI
dari Semarang ke Batavia (sekarang Jakarta) dan mernilih pimpinan baru
yaitu Alimin, Musso, Aliarcharn, Sardjono dan Winanta. Dalarn kongres
tersebut juga diputuskan untuk membentuk cabang cabang di Padang,
Semarang, dan Surabaya. Komunisme ternyata telah berhasil memecah bela
SI kedalam dua bagian. Bagian pertama adalah mereka yang mempunyai
pandangan komunis dalam tubuh SI dan bagian yang kedua adalah

10
mereka yang menentang ajaran komunisme dalam tubuh SI.
Sekalipun akibat ulah dari komunisme SI mengalami penurunan
dalarn jumlah anggotanya, tapi bagi pimpinan SI hal ini harus dilakukan
untuk menyelamatkan SI itu sendiri. Atas peristiwa tersebut SI dan PKI
pun menjadi dua kekuaan politik yang berdiri sendiri dan saling
melakukan persaingan dalam mendapatkan simpati/dukungan dari rakyat.

D. Bergabung Dengan Komintern


Konvensi pertama PKI di gelar di basecamp Sarekat Islam, di
Semarang, Jawa Tengah, pada pertengahan Desember 1920. Ribuan anggota
dan simpatisan hadir disana, dan rapat berlangsung tertutup dan underground,
karena walaupun partai ini sudah memiliki basis massa yang banyak, tapi
keberadaan mereka masih illegal dimata pemerintah saat itu. Agenda
utama Konvensi ini adalah memutuskan satu soal penting tentang
"bergabung tidaknya PKI dengan Komunis Internasional (Komintern)".

Dari kesepakatan rapat itu, akhimya mereka memutuskan untuk


berafiliasi dengan Komintem yang berpusat di Moscow (Uni Soviet), yang
di kepalai oleh Iosep Vissarionovich Stalin. Sehingga, kebijakan partai
mau tak mau hams segaris dengan apa yang dinunuskan di Moskow
(Komintem), dan wakil pertama Indonesia di rapat - rapat Komite
Eksekutif Komunis Intemasional di Moscow adalah Sneevliet (yang
sebelumnya dibuang Belanda) , setelah itu ada Semaoen dan Darsono
yang selanjutnya mereka menjadi agen - agen kunci Komintern. Saat
kongres PKI 24-25 Desember 1921, Tan Malaka (seorang aktivis PKI
yang sebelumnya dikirim belajar ke Netherland dan kembali lagi ke
Indonesia tahun 1919) dan diangkat sebagai pimpinan partai cabang
Asia Tenggara dan Australia.

Selain itu juga berkat di perbolehkannya keanggotaan ganda pada SI


menyebabkan banyak anggota SI yang kemudian ikut terjun kedalam ISDV.
Hal ini karena sebagian besar anggota SI adalah golongan pedagang dan

11
golongan masyarakat kelas bawah. Selain itu karna syarat keanggotaan dari
SI yang sangat mudah yaitu "hanya beragama Islam" membuat SI ini
berkembang sedemikian pesatnya. Dari situlah timbul gagasan baru dari
Snivleet dan rekan-rekan untuk menyusupi organisasi ini sekaligus
menjaring keanggotaan untuk mendirikan PKI. Dari aksi penyusupan itulah
banyak orang-orang yang tidak mengerti apa makna dari sebenarnya PKI
kemudian menjadi anggota PKI. Bukan hanya itu saja Komunisme mudah
menarik bangsa-bangsa terjajah atau mudah diterima oleh rnasyarakat
karena mereka merasa akan dibebaskan dari belenggu penjajahan.
Itulah sebabnya komunisme mendapat sambutan tidak sedikit di
Indonesia. Karena sebagian besar penduduk indonesia adalah golongan
petani maupun pedagang yang kurang rnempunyai pengaruh.

E. Kemunduran PK.I
Karena tindakan PKI yang cukup Radikal akhirnya timbul gerakan anti
komunis dan pemerintah kolonial Belanda mulai mengambil tindakan tegas.
Ketegasan itu diwujudkan dengan penangkapan dan pengasingan terhadap
pimpinan komunis dari Indonesia. Diawali dengan Sneevliet tahun 1919. Tan
Malaka tahun 1922 dibuang dan diusir dari Indonesia ,sedangkan Semaun 1923.
Dengan demikian semua pemimpin PKI seperti Darsono, Ali Archam, Alimin,
Musso merasa terancam. Pada Konggres PKI tanggal 11-15 Desember 1924 di
kota Gede Yogyakarta, dibahas mengenai rencana gerakan bersama di seluruh
Indonesia. Rencana pemberontakan ini pada awalnya tidak memperoleh
persetujuan Komintern. Aksi-aksi seperti pemogokan mendapat perhatian serius
oleh pemerintah kolonial Belanda bahkan rapat-rapat PKI juga dibubarkan
(Shiraishi, 1997 :432).

Pada 25 Desember 1925, pernimpin-pernimpin utama PKI, Sardjono,


Boedisoetjitro, Winanta, Moesso, dan beberapa lainnya mengadakan pertemuan
di Prambanan, rnereka memutuskan untuk membuat rencana pernberontakan

12
yang konkret dan menyerukan semua anggota partai untuk menciptakan suatu
struktur partai bawah tanah. PKI memimpin sebuah pemberontakan yang
nantinya akan menentukan nasib, bukan hanya PKI, tetapi juga pergerakan pada
umumnya (Shiraisi, 1997:436).

Selama tahun 1925, unsur-unsur yang lebih mengekstrim dalam


Partai Komunis di bawah pengawasan Dahlan dan Soekra, dua
pemimpin yang menolak patuh kepada kepemimpinan yang tetap.
Mereka terus menghasut dicetuskannya revolusi dan memakai metode-
rnetode teoritis. Dalam usaha- usahanya, mereka didukung oleh dua
pemimpin penting yang sudah mapan, Alimin dan Musso. Kelompok
ini berhasil menguasai suatu rapat komisi pelaksanaan partai tersebut
dan para permmpin persatuan-persatuan dagang pokok di bawah
pengawasan komunis, yang diselenggarakan di Candi Prambanan
(antara Yogyakarta dan Surakarta). Pada pertengahan bulan Oktober 1925.
Sebagai hasilnya, revolusi ditetapkan akan diadakan segera (George
McTuman Kahin, 1995: 103).

Januari 1926 Musso, Boedisoetjitro, dan Soegono


rencananya akan ditangkap oleh Gubemur Jendral van Limburg Stirum
tetapi mereka telah pergi ke Singapura. Kekacauan hari demi hari semakin
memuncak dan hampir semua pimpinan PKI berada di luar Indonesia, seperti
di Singapura ada Alimin, Musso, Boedisoetjitro, Soegono, Subakat, Sanusi,
dan Winata. Sedangkan Tan Malaka di Manila dan Darsono di Uni Soviet.
Akhimya "PKI melakukan gerakan dengan "gaya lokal" dan aksi lokal
(local action) yang di antaranya tidak banyak berkaitan dengan komunisme
teoritis. Di Banten partai ini menjadi Islam yang berlebih-Iebihan, PKI
berkembang pesat di Sumatra dan Jawa tanpa koordinasi yang kuat, ketika
partai ini semakin bertambah menarik bagi unsur-unsur masyarakat
pedesaan yang menyukai kekacauan", (Ricklefs, 2005:271).

Alimin kemudian ke Manila untuk menemui Tan Malaka, selaku


wakil Komintern untuk wilayah Asia Tenggara dan Australia. Dengan hara pan
rencana itu akan mendapat dukungannya, ternyata di luar dugaan Tan
Malaka menolak keputusan Parambanan dengan alasan:

a. Situasi revolusioner belum adab. PKI belum cukup berdisiplin

c. Seluruh rakyat belum berada di bawah PKI

d. Tuntutan/sumbangan konkret belum dipikirkan

e. lmperialisme internasional bersekutu melawan komunisme.

13
Reaksi Tan Malaka membuat perpecahan dalam organisasi
PKI, tetapi Alimin dan Musso tidak gentar. Kemudian Alimin dan Musso
pergi ke Moskow untuk membahas tentang keputusan Prambanan 16
Maret 1926. Alih-alih mendapat dukungan sebaliknya mereka harus
diindoktrinasi lagi. "Alimin dan Musso tiba di Malaya melalui Kanton
pada pertengahan bulan Desember 1926, setelah aksi terjadi. Pada tanggal
18 Desember 1926 mereka ditahan orang Inggris di Johor dan tidak
kembali ke Indonesia lagi (Soe Hok Gie. 2005. hlm.10-11).

Bagai ayam kehilangan induknya, PKI tanpa penumpin yang


militan. Kegiatannya kacau, ditambah lagi para anggota bingung ikut Tan
Malaka atau Alimin-Musso. Tidak adanya koordinasi para pemimpin
ekstrimis, sebut saja Sardjono dan kawankawan merasa berhasil
menguasai dan coba mempertahankan pengaruh mereka. Bahkan
Suparjo yang kembali ke Indonesia untuk memberitahukan hasil diskusinya
dengan Tan Malaka dan Subakat tidak dihiraukan. Walaupun rencana
pemberontakan ditunda tetapi akhimya meletus juga pada malam hari
tanggal 12 November 1926 di Jawa Barat (Banten, Priangan) dan
menyusul 1 Januari 1927 di Sumatra Barat. Pemberontakan di Batavia
dapat ditumpas dalam waktu satu hari. Di Banten dan Priangan
penumpasan selesai pada bulan Desember. Sedangkan di Sumatra
dapat ditumpas selama tiga hari dan mendapat perlawanan yang relatif kuat.
Menurut Ricklefs di Jawa seorang Eropa tewas begitu pula di Sumatra.
"Sekitar 13.000 orang ditangkap, beberapa orang ditembak, kira-kira 4.500
orang dijebloskan ke dalam penjara dan 1.038 orang dikirim ke
kamp penjara yang terkenal mengerikan di Boven Digul, Irian, yang
khusus dibangun pada tahun 1927 untuk mengurung mereka."PKI hancur
dan dilarang oleh pemerintah Kolonial Belanda (Ricklefs, 2005: 272).

Dari pengantar diatas terdapat beberapa perbandingan mengenai Partai


Komunis Indonesia dengan Organisasi-organisasi pergerakan lain PKI
merupakan salah satu organisasi yang terbentuk atas prakarsa dari
orang-orang luar seperti H.J.M Snivleet dan rekan-rekannya, bukan
golongan bumi putera, sehingga segala sesuatunya selalu mendapatkan
masukan dari orang-orang luar. Jadi bisa kita tarik kesimpulan bahwa
organisasi PKI ini segala akar pemikirannya berasal dari luar. Berbeda
dengan organisasi seperti Budi Utomo yang bersifat kedaerahan dan
menjunjung segala sesuatu yang berbau kedaerahan terutarna daerah Jawa.

Tokoh ISDV/PKI terlalu menonjolkan unsur internasional dalam


program perjuangan PPKR , Sarekat Islam mengutamakan unsur

14
"Islam" sebagai landasan untuk mempersatukan bangsa , sedangkan
Sarekat Hindia (Insulinde) justru menekankan kepada unsur
"kenasionalan"sebagai unsur yang harus lebih dipentingkan daripada
pertimbangan-pertirnbangan "keagarnaan", "perjuangan kelas " dan
"kedaerahan" dalarn usaha untuk membangkitkan aspirasi nasional dan
kesadaran sosial. Alur gerakan PKI secara langsung dikendalikan
oleh moscow atau dari luar negeri, karena pada waktu itu pusat dari paham
komunis itu sendiri adalah Moscow (Rusia) yang kemudian menyebar
keselurnh dunia termasuk wilayah daratan Asia terutama Cina, Korea
Utara dan Indonesia itu sendiri. Dari beberapa buku yang kami baca
banyak sekali yang menyebutkan tentang betapa radikalnya tindakan PKI
itu seperti melakukan berbagai macam pemberontakan yang pada akhimya
terjadi pada tahun 1926 yang merupakan tanda kehancuran bagi PKI itu
sendiri.

Adapun tujuan berdirinya PKI adalah untuk membentuk sebuah


negara yang berpaham komunis. Dalam hal ini Indonesia menjadi
sasarannya karena sebagian besar penduduk Indonesia adalah kaum
buruh/petani (proletar) sehingga sesuai dengan tujuan PKI yakni tergabung
dalam Proletar dunia. Selain itu mereka juga dalam mencari perhatian
dengan masyarakat dengan cara membangun konflik di dalam masyarakat
maupun tubuh keanggotaan PKI itu sendiri.

F. Peristiwa Gerakan 30 September 1965/PKI

Sejak D.N Aidit terpilih menjadi ketua PKI tahu 1951, PKI mulai
menyusun program – program untuk bangkit kembali. Munculnya kembali
aktifitas PKI pada tahun 1951 mendorong Kabinet Sukiman melakukan
penangkapan para kader PKI. Tindakan itu dikenal dengan Peristiwa Razia
Agustus pada 1951. Pimpinan PKI kemudian harus mengubah dan
menyempurnakan taktik dan strategi organisasinya. Usaha tersebut berhasil
menjadikan PKI sebagai salah satu dari empat partai besar di Indonesia sebagai
hasil dari pemilu 1955 (PNI,Masyumi dan PKI).

Dalam rangka membina kader – kader PKI dalam angkatan tubuh


angkatan bersenjata,pada tahun 1964, dibentuk Biro Khusus yang langsung
dibawah pimpina D.N Aidit. Tokoh tokoh dalam biro khusus ini adalah Pono,
Bono, dan Syam Kamaruzaman. Bersamaan dengan itu, PKI pada organisasi –
organisasi politikdan kemasyarakatan yang lain. Di kalangan sendiri, PKI

15
membina kader – kadernya dan memberi latihan kemiliteran kepada para anggota
Pemuda Rakyat (PR) dan Gerwani (Gerakan Wanita Indonesia).

Pada Awal tahun 1964, sikap PKI semakin agresif. PKI menyerang pihak
– pihak yang dianggap sebagai lawan melalui rapat – rapat umum serta kampanye
melalui media massa dan poster – poster propaganda. PKI mencap musuh –
musuh politiknya sebagai setan desa, setan kota, kabil (kapitalis birokrat), kontrev
(kontra revolusi), agen NEKOLIM (neokolonialisme dan imperralialisme) dan
lain – lain.

Pada 14 Januari 1965, ketua CC PKI, D.N Aidit, menuntut pemerintah


agar mempersenjatai kaum buruh dan tani dengan alasan untuk mengahancurkan
NEKOLIM. Tuntutan PKI itu ditampung oleh Front Nasional. PKI mengusulkan
pembentukan angkatan kelima yang terdiri atas para kaum buruh dan tani.
Selanjutnya, pada 17 Januari 1965 diadaakan pertemuan kebulatan tekad di
Jakarta yang dihadiri oleh penguru besar (PB). Front Nasional, pimpinan patai
poltik pengurus Organisasi massa, dan golongan karya. Inti kebulatan tekad
tersebut adalah agar pemerintah melatih dan mempersenjatai soko guru revolusi
(kaum buruh dan petani) untuk menghadapi agresi kaum NEKOLIM. Usul
tersebut ditolak secara tegas oleh angkatan darat. Aidit memberikan ceramah
kepada siswa-siswa sekolah angkatan bersenjata di mana ia berbicara tentang
"perasaan kebersamaan dan persatuan yang bertambah kuat setiap hari antara
tentara Republik Indonesia dan unsur-unsur masyarakat Indonesia, termasuk para
komunis". Rezim Sukarno mengambil langkah terhadap para pekerja dengan
melarang aksi-aksi mogok di industri. Kepemimpinan PKI tidak berkeberatan
karena industri menurut mereka adalah milik pemerintahan NASAKOM.

Tidak lama PKI mengetahui dengan jelas persiapan-persiapan untuk


pembentukan rezim militer, menyatakan keperluan untuk pendirian "angkatan
kelima" di dalam angkatan bersenjata, yang terdiri dari pekerja dan petani yang
bersenjata. Bukannya memperjuangkan mobilisasi massa yang berdiri sendiri
untuk melawan ancaman militer yang sedang berkembang itu, kepemimpinan PKI
malah berusaha untuk membatasi pergerakan massa yang makin mendalam ini
dalam batas-batas hukum kapitalis negara. Mereka, depan jendral-jendral militer,
berusaha menenangkan bahwa usul PKI akan memperkuat negara. Aidit
menyatakan dalam laporan ke Komite Sentral PKI bahwa "NASAKOMisasi"
angkatan bersenjata dapat dicapai dan mereka akan bekerjasama untuk
menciptakan "angkatan kelima". Kepemimpinan PKI tetap berusaha menekan
aspirasi revolusioner kaum buruh di Indonesia. Di bulan Mei 1965, Politbiro PKI
masih mendorong ilusi bahwa aparatus militer dan negara sedang diubah untuk
mengecilkan aspek anti-rakyat dalam alat-alat negara.

16
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
PKI lahir sebagai organisasi kepartaian yang memiliki banyak tujuan. Di
samping untuk menguasasi politik domestik negara, PKI juga memiliki misi untuk
menghapus pengaruh kapitalisme guna mewujudkan revolusi sosialis di
Indonesia, berangkat dari agenda yang dirintis oleh Komunisme Internasional.
Melalui delapan program yang diusung disiplin partai, PKI bercita-cita untuk
mewujudkan kemerdekaan penuh atas kapitalisme. Hal ini direalisasikan dengan
upaya mempersatukan buruh dan tani serta melakukan pendidikan kepada rakyat
melalui pendidikan sosialisme.

PKI digagas atas beberapa intelektual organik sebagai otak dan


organisator perjuangan partai. Paham komunisme diperkenalkan oleh Henk
Sneevliet, seorang komunis yang berkebangsaan Belanda. Kepengurusan PKI juga
dilanjutkan oleh Semaoen dan Darsono yang masing-masing sebagai ketua dan
wakil partai. Di sisi lain, Tan Malaka juga pernah mewakili PKI dalam struktur
keorganisasian di dalam Komintern.

Pada dasarnya, cita-cita PKI adalah agenda yang memperhatikan


kepentingan rakyat karena bertujuan untuk menciptakan masyarakat tanpa kelas.
Namun, karena PKI juga merupakan anggota dari Komintern, PKI sangat kaku
dalam menafsirkan metode perjuangan yang sesuai untuk dilakukan di Indonesia.
Komintern yang berpatron kepada keberhasilan Revolusi Bolsheviks lewat
perjuangan bersenjata, dijadikan cetak biru untuk juga dilakukan di negara
lainnya. Hal inilah yang menjadi latar belakang PKI melakukan dua kali
pemberontakan di tahun 1926 dan 1948. Pemberontakan dilakukan dengan dalih
melakukan revolusi dan menata ulang pola pemerintahan domestik agar tidak
terjerat kapitalisme. Tetapi, pemberontakan ini gagal total dikarenakan cara
kekerasan tidak cocok untuk dilakukan di Indonesia. Selain pemberontakan yang
tidak terkonsolidasi di seluruh daerah Indonesia, pemberontakan PKI juga tidak
memiliki cukup massa untuk merealisasikan tujuan. Kegagalan agenda
pemberontakan membuat PKI sangat terpojok dan pamor partai menjadi menurun.

PKI memasuki era baru ketika dipimpin oleh D.N. Aidit sebagai ketua,
M.H. Lukman sebagai Wakil Sekjen I dan Njoto sebagai Wakil Sekjen II. Tiga
serangkai yang dijuluki sebagai The Three Musketeers ini mereorganisasi intern
partai ke bentuk yang lebih akomodatif dan terstruktur. PKI membangun

17
jaringan partai dengan mendirikan komisaris-komisaris di berbagai daerah di
nusantara. Di sisi lain, PKI juga mempengaruhi beberapa organisasi underbouw
yang meliputi setiap dimensi kehidupan masyarakat. Kader PKI aktif di organisasi
seperti BTI (tani), SOBSI (buruh), Bintang Merah (jurnalis), Lekra (budayawan),
Gerwani (wanita), Pemuda Rakyat (pemuda) dan CGMI (mahasiswa). Organisasi-
organisasi tersebut menjadi perpanjangan tangan PKI guna menancapkan
pengaruh yang lebih besar terhadap masyarakat.

Sejak dikomandoi oleh Aidit, Lukman dan Njoto, PKI menjelma menjadi
kekuatan politik yang besar ditandai dengan keberhasilan hasil pemilu 1955.
Tujuan komunisme untuk menciptakan masyarakat tanpa kelas menjadi alasan
utama PKI mendapat tempat di tengah rakyat, terkhusus kaum tani dan buruh
yang notabene memiliki taraf hidup yang jauh dari kata sejahtera. Di sisi lain, PKI
dibekali kemampuan untuk melakukan propaganda ke masyarakat dan orang-
orang yang terpengaruh menaruh simpati terhadap tujuan partai. Menghapus
pengaruh kapitalisme menjadi dasar bagi PKI untuk mewujudkan
Indonesia yang benar-benar merdeka dan berdaulat sebagai negara.

Dengan momentum Pemilu 1955, PKI berpotensi untuk melakukan


revolusi sosialis dalam konteks perlawanan terhadap kapitalisme yang secara
historis telah membelenggu tatanan ekonomi politik di Indonesia. PKI yang secara
prinsip ideologis sangat bertentangan dengan nilai-nilai kapitalisme menjadi
kekuatan politik yang berpengaruh. Di samping PKI memiliki kader-kader yang
menduduki DPR dan Dewan Konstituante, anggota PKI juga dibekali dengan
kemampuan agitasi yang mumpuni hingga ke elemen akar rumput paling bawah.
PKI juga tidak lupa dengan cita-cita untuk merevolusi struktur internasional yang
masih dibelenggu kapitalisme, dengan menggiring tatanan politik di Indonesia ke
arah yang lebih sosialistik.

Berangkat dari hasil Pemilu 1955 pula, PKI menyadari bahwa perjuangan
bersenjata yang berhasil dilakukan di Uni Soviet tidak cocok untuk direalisasikan
di Indonesia. Langkah-langkah revolusioner yang lebih kultural cenderung
diterima oleh masyarakat Indonesia kala itu. Selain melakukan perjuangan lewat
kader-kader yang duduk di parlemen, PKI juga mengorganisir organisasi-
organisasi yang berada dalam koridor yang sama dengan PKI. Dengan organisasi
underbouw tersebut, PKI memiliki posisi tawar tersendiri dalam melegitimasi
pengaruhnya hingga ke masyarakat akar rumput demi tujuan merubah sistem di
negara dan struktur internasional.

Soekarno sebagai Presiden Indonesia kala itu, juga menyadari bahwa PKI
merupakan kekuatan politik yang besar dan harus diperhitungkan guna
mengamankan kekuasaan serta mengakomodir setiap ideologi yang ada. Oleh

18
karena itu, Soekarno dengan semboyan Nasakom, berupaya untuk
mengkonsolidasikan setiap ideologi politik yang dominan, agar mampu bersinergi
merumuskan rangkaian agenda politik. Tetapi, itikad Soekarno yang sangat
memperhitungkan kekuatan komunisme dihalangi oleh elemen Angkatan Darat
yang sejak tragedi PRRI/Permesta tidak memiliki hubungan yang baik dengan
PKI. Hal ini yang dimanfaatkan Amerika Serikat guna mempertahankan kekuatan
kapitalisme di tanah air. Amerika Serikat gencar untuk melakukan bantuan militer
terhadap AD karena dengan adanya PKI, kepentingannya sebagai negara kapitalis
besar akan sangat sulit untuk bertahan di tanah air. Terbentuklah semacam
hubungan mutualisme antara Amerika Serikat dengan AD untuk menghancurkan
PKI.

Pada dasarnya, ideologi komunisme yang menjadi aktualisasi politik PKI


memiliki nilai kesamarataan sebagai tujuan revolusi sosialis. Hal ini menjadi suatu
kewajaran apabila golongan-golongan yang menganggap dirinya tertindas
menjadikan PKI sebagai partai yang dapat memperbaiki struktur kenegaraan
hingga dinamika sosial masyarakat. Tendensi ekonomi yang menjadi landasan
permasalahan menjadi pokok utama agenda perjuangan terhadap hegemoni
kapitalisme.

Namun, melihat dari beberapa agenda yang dilakukan PKI, ada hal-hal
yang harus diurai lebih lanjut menyangkut kehidupan masyarakat banyak.
PKI sangat berpatron terhadap Uni Soviet yang merasa memiliki otoritas dalam
mengawasi setiap agenda organisasi komunisme yang ada di dunia. Perjuangan
komunisme yang terkonsolidasi dalam bentuk Komunisme Internasional, sangat
kaku melihat apa saja yang dirumuskan Uni Soviet karena dianggap berjasa besar
dalam perkembangan komunisme itu sendiri. Oleh karena itu, andai kata
Indonesia dapat dikuasai oleh komunisme dalam konteks struktur negara, cita-cita
Indonesia untuk merdeka penuh mendapatkan pertanyaan besar. Akan ada struktur
baru yang menguasai pola perpolitikan di Indonesia dan agen baru yang menjajah
wilayah tanah air. Hal ini dikarenakan apabila kita melihat komunisme yang
diimplementasikan PKI, tidak berbasis kepada identitas Indonesia sebagai negara.
Indonesia yang multikultur tidak bisa dianggap merdeka apabila tersusun atas
pola-pola yang cenderung sentralisitik dan dimulai dengan cara-cara kekerasan
seperti yang pernah dilakukan oleh PKI.

Berangkat dari UUD 1945 bahwa kemerdekaan adalah hak segala bangsa
dan penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, maka Indonesia sebagai negara
yang telah memproklamirkan kemerdekaan harus mampu merumuskan konsep-
konsep dasar negara berdasarkan identitas kebangsaan itu sendiri. Dalam
memahami identitas kebangsaan semestinya harus berangkat dari pemahaman

19
tentang Indonesia yang dibangun atas kultur-kultur yang berbeda dengan
keragaman kearifan lokal. Akan sangat tidak sesuai apabila Pancasila yang
bermakna dalam dan menyeluruh, diimplementasikan dengan langkah-langkah
yang sentralistik dan diawali dengan kekerasan. Secara konsep, komunisme
memiliki nilai-nilai untuk memperjuangkan kepentingan rakyat, tetapi sangat sulit
untuk menentukan langkah kongkrit guna menciptakan tatanan tanpa kelas
tersebut. Oleh karena itu, komunisme sebagai ideologi cenderung utopis karena
sangat sulit untuk mengawinkan antara nilai-nilai komunisme dalam tatanan ide
dengan cara-cara yang dapat direalisasikan.

Namun, komunisme yang berangkat dari pikiran-pikiran Marx bukannya


tidak memiliki warisan pengetahuan untuk dijadikan landasan berpikir. Marxisme
yang salah satunya diterjemahkan dalam ideologi komunisme, memiliki dasar-
dasar pemikiran yang dirasa mampu untuk disinergikan antara ide dengan
material. Landasan berpikir tersebut terangkum dalam materialisme dialektika
dan historis. Materialisme sebagai filsafat kebendaan memberikan kontribusi
untuk berpikir ilmiah berdasarkan dinamika sosial yang nyata terjadi. Dialektika
menggiring kepada pemahaman bahwa dinamika sosial itu dinamis, maka harus
ada proses transformasi dialogis dalam menanggapi setiap permasalahan sosial
tersebut. Historis mengacu kepada kejadian-kejadian yang berupa fakta sebagai
pertimbangan dalam mengambil sintesa berdasarkan kronologis sebuah
realitas.

Sejarah komunisme adalah salah satu dari sekian banyak sejarah kelam
bangsa Indonesia. Komunisme menjadi terlarang berdasarkan tragedi 1965, yang
pada dasarnya tragedi tersebut harus dikaji lebih lanjut dan dipandang secara
objektif menyangkut kompleksitas kepentingan pada saat itu. Walaupun
komunisme memiliki banyak kontradiksi dan ketidaksesuaian dengan kultur
Indonesia, namun PKI dengan komunisme pernah menjadi suatu kekuatan politik
yang mempengaruhi perjalanan kehidupan negara. Sejarah tersebut harus
dipandang dengan keobjektifan agar nantinya bangsa Indonesia mampu menjadi
bangsa yang besar tanpa dihantui oleh beban-beban sejarah.

B.Saran
Dinamika PKI dalam konteks politik Indonesia di masa lampau pada
dasarnya tidak lepas dari pengaruh ideologi negara-negara luar yang bertujuan
untuk memperluas pengaruh. Kapitalisme yang ingin dilawan oleh PKI pada
dasarnya tumbuh secara historis mulai dari zaman kolonial hingga era globalisasi
seperti saat sekarang ini. Di sisi lain, PKI juga tidak serta merta lepas dari kontrol
negara luar dalam melakukan perlawanan terhadap kapitalisme itu sendiri. Oleh
karena itu, sebagai ilmuan hubungan internasional, kita semestinya bisa melihat

20
bagaimana dinamika PKI serta pandangan terhadap ideologi komunisme hingga
hari ini sebagai fenomena yang tidak lepas dari struktur global yang kompleks
dengan berbagai macam kepentingan di dalamnya.

Selain itu, dalam meneliti dinamika PKI dan komunisme di Indonesia,


peneliti selanjutnya semestinya mampu mengelaborasi lebih jauh lagi bagaimana
pengaruh Komintern terhadap PKI di Indonesia. Hal menjadi sangat penting
karena dalam perkembangannya, PKI yang terkoordinasi dengan Komintern
terkadang terdistorsi kepentingannya dengan keadaan di Indonesia dalam konteks
perjuangan demi revolusi. Oleh karena itu, mengidentifikasi pola hubungan antara
PKI dan Komintern sangat perlu untuk diteliti lebih lanjut merunut pada pasang
surut pola koordinasi antara keduanya.

21
DAFTAR PUSTAKA

Sekretariat Negeri Republik Indonesia. 1994. Gerakan 30 September Pemberontakan


Partai Komunis Indonesia. Jakarta : Pusat Grafika Indonesia.

Dr. Suhartono. 1994. Sejarah Pergerakan Nasional. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Ruth T. McVey. 2010. Kemunculan Komunisme Indonesia. Diterjemahkan oleh : Tim


Komunitas Bambu. Komunitas Bambu:Jakarta

https://id.m.wikipedia.or/wiki/doktrin _Zhdanov (diunduh pada tanggal 25 April 2017


pukul 14.54 WIB

22

Anda mungkin juga menyukai