KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat
serta hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga berkat karunia-Nya saya dapat
menyelesaikan makalah tentang “Komunisme di Indonesia ”.
Dalam penyusunan makalah ini, kami tidak lupa mengucapkan terima kasih pada semua
pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas makalah ini sehingga kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat dan
memberikan wawasan yang lebih luas bagi pembacanya. Penulis menyadari bahwa dalam
penulisan makalah ini terdapat kelebihan dan kekurangannya sehingga kami mengharap kritik
dan saran yang dapat memperbaiki untuk penulisan makalah selanjutnya.
Terima kasih.
Penyusun
DAFTAR ISI
2
Pengertian PKI ......................................................................................................... 7
Sejarah PKI ............................................................................................................... 7
Aksi-Aksi dan Bubarnya PKI ................................................................................ 7
Keberadaan PKI Pasca G30SPKI ....................................................................... 23
BAB III PENUTUP .............................................................................................................. 27
Simpulan ................................................................................................................. 27
Saran ........................................................................................................................ 30
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 31
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kemerdekaan Indonesia bukan berarti Negara Indonesia terbebas dari segala masalah yang
ada.Terdapat beberapa oknum ataupun organisasi masyarakat yang menginginkan ideologi
mereka yang menjadi landasan negara yang telah disepakati sebelumnya, salah satunya
adalah organisasi dari partai politik Partai Komunis Indonesia (PKI). Hingga saat ini masih
banyak organisasi masyarakat yang menginginkan separatis dengan kedaulatan NKRI.
Pemberontakan PKI tanggal 30 September 1965 bukanlah kali pertama bagi PKI.
Sebelumnya,pada tahun 1948 PKI sudah pernah mengadakan pemberontakan di Madiun.
Pemberontakan tersebut dipelopori oleh Amir Syarifuddin dan Muso. Tujuan dari
pemberontakan itu adalah untuk menghancurkan Negara RI dan menggantinya menjadi
3
negara komunis.Beruntunglah pada saat itu Muso dan Amir Syarifuddin berhasil ditangkap
dan kemudian ditembak mati sehingga pergerakan PKI dapat dikendalikan.
Namun, melalui demokrasi terpimpin kiprah PKI kembali bersinar. Terlebih lagi dengan
adanya ajaran dari presiden Soekarno tentang Nasakom (Nasional, Agama, Komunis) yang
sangat menguntungkan PKI karena menempatkannya sebagai bagian yang sah dalam
konstelasi politik Indonesia. Bahkan, Presiden Soekarno mengangap aliansinya dengan PKI
menguntungkan sehingga PKI ditempatkan pada barisan terdepan dalamdemokrasi terpimpin.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini ialah penulis ingin mencaritahu tujuan, latar
belakang dari G30S PKI, siapa saja tokoh-tokoh yang terlibat dan korban-korban, serta alasan
pemerintah hingga akhirnya memutuskan untuk membubarkan gerakan ini.
D. Metode Penulisan
Adapun metode penulisan yang dipakai penulis yaitu dengan mengadakan studi pustaka
dengan cara membaca dan mengumpulkan sumber-sumber lain dari internet. Penulisan juga
menggunakan metode diskriptif menguraikan hasil telusuran tentang peristiwa G30S/PKI dan
menyajikannya dalam alinea-alinea.
4
E. Manfaat Penulisan
Penelitian ini diharapkan dapat menambah perbendaharaan kajian tentang paham komunis
penulis dan juga pembaca makalah ini, penulis juga mengharapkan tulisan ini dapat
memotivasi pembaca yang kurang menyukai sejarah Indonesia mengetahui lebih dalam
sejarah negeri sendiri yang diharapkan dapat menambah rasa nasionalisme anak muda.
Selain semua manfaat yang didapat di atas penulis juga mendapatkan manfaat lain yaitu
memenuhi tugas pelajaran sejarah.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian PKI
5
PKI adalah sintese daripada gerakan buruh Indonesia dengan Marxisme-Leninisme.
Kebanyakan masyarakat Indonesia langsung teringat dengan kejadian G30SPKI jika
mendengar kata PKI yang menjadikan kejadian ini sebagai sejarah komunisme di
Indonesia.
2. Sejarah PKI
PKI didirikan pada tanggal 23 Mei 1920 bukanlah sebagai sesuatu yang kebetulan,
tetapi ini merupakan sesuatu yang objektif. PKI lahir pada zaman Imperealisme.
PKI sendiri lahir dari ISDV (Indische Sociaal Democratische Vereniging) yang
menyusup ke Sarekat Islam yang didukung Komunisme Internasional (Komintern).
ISDV merupakan serikat tenaga kerja di pelabuhan yang dibentuk oleh Henk
Sneevliet dan kaum sosialis Hindia Belanda lainnya.
6
berakhir. ISDV mulai melihat potensi yang dimiliki oleh Sarekat Islam
(SI) yang memiliki ratusan ribu pendukung. “Kemudian, ISDV
menyusup (infiltrasi) ke Sarekat Islam dan berkat dukungan dukungan
komunisme internasional (Komintern), gerakan komunis ini menjadi
Partai Komunis Indonesia.” Tepatnya “pada bulan Mei 1920 organisasi
ini berganti nama menjadi Perserikatan Komunis di Hindia dan pada
tahun 1924 berganti nama lagi menjadi Partai Komunis Indonesia.”
7
kolonial Belanda mulai mengambil tindakan tegas. Ketegasan itu
diwujudkan dengan penangkapan dan pengasingan terhadap pimpinan
komunis dari Indonesia. Diawali dengan Sneevliet tahun 1919. Tan
Malaka tahun 1922 dibuang dan diusir dari Indonesia. Sedangkan
Semaun 1923, dengan demikian semua pemimpin PKI seperti
Darsono, Ali Archam, Alimin, Musso merasa terancam.
8
b. PKI belum cukup berdisiplin
9
beberapa orang ditembak, kira-kira 4.500 orang dijebloskan ke dalam
penjara dan 1.038 orang dikirim ke kamp penjara yang terkenal
mengerikan di Boven Digul, Irian, yang khusus dibangun pada tahun
1927 untuk mengurung mereka.” PKI hancur dan dilarang oleh
pemerintah Kolonial Belanda.
10
Untuk memahami realitas yang terjadi pada peristiwa Madiun 1948
ada baiknya bila keadaan sosial ekonomi rakyat pada umumnya
dibahas lebih dahulu. Keadaan rakyat memang mengenaskan apalagi
setelah blokade yang dilakukan oleh Belanda. Harga-harga
melambung tinggi, wabah penyakit menyebar di manamana, pemuda di
fron tidak mendapat logistik karena transportasi sulit. Sementara itu di
Yogya-Solo jendral-jendral show of dengan mobil mewahnya.
sedangkan korupsi merebak di mana-mana.
Belum lagi jatuhnya Kabinet Syahrir oleh sayap kiri (Front Demokrasi
Rakyat) membuat pemuda merasa bangga. Harapan kemudian
diletakkan pada Amir Syarifudin, tetapi semua musnah. Amir ternyata
memberikan konsesi lebih besar terhadap Belanda dalam Perjanjian
Renville yaitu konsesi politis dan teritorial. Menurut Kahin, Republik
harus menerima pengungsi 1 juta dan daerahnya tinggal Jawa Tengah
11
Selatan, Jawa Timur Selatan dan Banten. Dengan demikian Republik
harus menarik armada militernya sejumlah 35.000 pasukan dari Jawa
Barat ke Jawa Timur. Tindakan ini membuat kondisi psikologi
pemuda benar-benar hancur, terutama anggota Divisi Siliwangi.
Sekretaris Panitia Hijrah, Dr. Hutagalung mengaku bahwa mereka
sakit lahir dan batin. Itu dapat dilihat dari hidupnya yang terlantar,
tidak ada asrama atau markas, jauh dari keluarga. Kejadian ini
membuat posisi Sudirman semakin sulit.
12
melalui radio bahwa pemerintah fron nasional telah terbentuk.”
“Sekitar tengah malam tanggal 18, kira-kira 20 jam setelah dimulainya
kup di Madiun... Musso, Syarifudin, Setiadjit, Wikana tiba di rumah
Sumarsono...dekat pinggiran kota Madiun.” Situasi demikian ini
memaksa Musso dan kawan-kawan menangani atau melanjutkan aksi
yang sudah berjalan. Dipilihlah melanjutkan dengan alasan tidak ada
pilihan lain. Uniknya Sudirman bersimpati pada satuan-satuan yang
pro PKI tetapi ia tidak mendukung tindakan pemerintah Republik dan
juga menetang apa yang dilakukan oleh Musso.
13
saya sendiri menghadapi ujian terbesar untuk memilih antara ikut
Musso dan Partai Komunisnya yang akan menggangu tercapainya
suatu negara Indonesia yang merdeka, atau ikut Seokarno-Hatta yang
dengan bantuan Allah SWT, akan menjadikan republik Indonesia
suatu negara Indonesia merdeka yang tidak akan dijajah oleh bangsa
lain manapun juga...
14
wanita menjadi janda karena suami mereka dijadikan Romusa. Dan
kini, orang-orang yang sama itu, sekali lagi akan menjual Indonesia
dan rakyatnya kepada Imperialis Amerika.
15
Rakyat Indonesia diminta oleh Soekarno untuk memilih “Soekarno
atau Musso!”
Rakyat seharusnya menjawab “Soekarno-Hatta, budak Jepang dan
Amerika ! Penghianat harus mati !”
Kami rakyat Indonesia akan berkata: “Musso selalu mengabdi rakyat
Indonesia.”
16
membangun basis yang diorganisasikan melalui SOBSI (Sentral
Serikat Buruh Seluruh Indonesia). Aidit memilih strategi defensif
sebab penyesuaian perlu dilakukan. Ia juga membawa pembaharuan
yang sangat drastis. Aidit tidak mempertahankan komunisme sebagai
ideologi politik tetapi masa depan kepartaian. Semua itu dapat
diketahui dari orientasi politik Aidit. Walaupun begitu PKI terus dapat
bertahan selama 15 tahun.
17
1 Oktober 1965 Soeharto mengambil alih komando atas angkatan
bersenjata. Kemudian Untung mengumumkan melalui radio bahwa
Gerakan 30 Setember adalah kelompok militer yang bertindak untuk
melindungi presiden Soekarno. Kemudian berdasarkan hipotesis Yoga
Sugomo, Soeharto mengumumkan PKI sebagai pihak yang harus
bertanggung jawab. Senjata Soeharto adalah Super Semar. Ia
mengeluarkan Kepres untuk membubarkan dan menghabisi PKI
beserta simpatisannya. Terjadilah pembantaian massal 1965 di Jawa
Tengah, Bali yang dilakukan atas prakarsa Soeharto.
Beberapa kader PKI telah mengungsi di sebuah wilayah terpencil di selatan Blitar,
Jawa Timur menyusul tindakan kekerasan terhadap partai. Di antara para pemimpin
yang hadir di Blitar adalah anggota Politbiro Rewang, teoretikus partai Oloan
Hutapea, dan pemimpin Jawa Timur Ruslan Widjajasastra. Blitar merupakan daerah
tertinggal dengan PKI yang memiliki dukungan kuat di kalangan kaum tani. Pihak
militer tidak menyadari bahwa PKI telah mampu mengkonsolidasikan dirinya di sana.
Para pemimpin PKI ini bergabung dengan Letkol Pratomo, mantan komandan Distrik
Militer Pandeglang di Jawa Barat, yang membantu memberikan pelatihan militer
untuk Komunis lokal di Blitar. Namun pada Maret 1968 kekerasan meletus di Blitar,
18
petani lokal menyerang para pemimpin dan kader Nahdatul Ulama, sebagai balasan
atas Nahdatul Ulama yang telah memainkan peran dalam penganiayaan antikomunis.
Sekitar 60 kader NU tewas. Namun ilmuwan politik Australia Harold Crouch
berpendapat bahwa itu tidak mungkin bahwa pembunuhan kader NU di Blitar telah
dilakukan atas perintah dari para pemimpin PKI di Blitar. Militer menyadari daerah
kantong PKI di Blitar tersebut dan menghancurkannya pada pertengahan tahun 1968.
Beberapa kader partai yang sementara di luar Indonesia pada saat peristiwa 30
September. Terutama delegasi yang cukup besar melakukan perjalanan ke Republik
Rakyat Tiongkok untuk berpartisipasi dalam perayaan ulang tahun Revolusi Cina.
Sedangkan yang lainnya telah meninggalkan Indonesia untuk melanjutkan studi di
Eropa Timur. Dalam pengasingan, aparatur partai terus berfungsi. Bagaimanapun,
sebagian besar dari mereka terisolasi dari perkembangan politik di dalam Indonesia.
Di Jawa, beberapa desa yang dikenal sebagai tempat perlindungan bagi anggota atau
simpatisan yang telah diidentifikasi oleh pihak berwenang, dan dilindungi di bawah
pengawasan secara hati-hati untuk waktu yang cukup.
Sampai tahun 2004, mantan anggota PKI masih dilarang dan masuk daftar hitam dari
banyak pekerjaan termasuk apabila ingin bekerja di pemerintahan, sebagaimana
kebijakan rezim Soeharto yang telah dijalankan sejak pembersihan PKI tahun 1965.
Selama masa presiden Abdurrahman Wahid, ia mengundang mantan buangan PKI
untuk kembali ke Indonesia pada tahun 1999, dan mengusulkan menghilangkan
pembatasan diskusi terbuka atas ideologi komunis. Dalam berdebat untuk
penghapusan larangan itu, Wahid mengutip dari UUD 1945 Indonesia, yang tidak
melarang atau bahkan secara khusus menyebutkan komunisme. Usulan Wahid itu
ditentang oleh beberapa kelompok masyarakat Indonesia, khususnya kelompok Islam
konservatif. Dalam sebuah protes pada April 2000, sebuah kelompok yang disebut
Front Islam Indonesia berjumlah sepuluh ribu orang datang ke Jakarta terkait usulan
Wahid. Tentara tidak segera menolak proposal tersebut, tetapi menjanjikan "studi
komprehensif dan teliti" terhadap ide tersebut.
19
BAB III
PENUTUP
1. Simpulan
Jika kita mendengar istilah komunisme, langsung kita teringat pada pembantaian ’65,
yang sadis dan kejam. Stigma ini menjadikan sejarah komunis Indonesia sebagai sisi
gelap sejarah Indonesia dan tak layak untuk dipelajari. Pantas masuk keranjang
sampah, termasuk sosialisme atau apa saja yang mengingatkan kita pada Karl Marx.
Naifnya lagi diharamkan ! Kalau bukan pembodohan massal apa lagi namanya yang
dilakukan oleh rezim Orde Baru di bawah Soeharto melalui Departeman Pendidikan
dan Kebudayaan atau Penerangan.
20
Propaganda anti Komunisme/Marxisme-Leninisme merambah juga di kalangan
universitas. Padahal kalau kita pahami pasal 3 Ketetapan MPRS Republik Indonesia
No: XXV/MPRS/1966 yang berbunyi “khususnya mengenai kegiatan mempelajari
secara ilmiah, seperti pada universitas-universitas, faham Komunisme/Marxisme-
Leninisme dalam rangka mengamankan Pancasila dapat dilakukan secara
terpimpin...”
Pembodohan gaya Orde Baru terus berlangsung hingga kini, contoh nyata
dilakukannya pelarangan buku teks pelajaran sejarah oleh pemerintah melalui
Kejaksaan Agung dengan SK 19/A/JA/03/2007 tertanggal 5 Maret 2007. “Alasan
pelarangan adalah tidak memuat pemberontakan Madiun dan 1965...serta tidak
mencantumkan kata PKI dalam penulisan G30S.” Buku sejarah kelas I jelas tidak
memuat pemberontakan 1948 dan peristiwa ’65. Karena kelas I itu hanya berisi
kerajaan-kerajaan di Nusantara yang terpengaruh Hindu, Buddha dan Islam.
“Demikian pula untuk kelas II...membahas perlawanan rakyat terhadap
kolonialisme...Untuk kelas III mulailah dibahas perkembangan sejak kemerdekaan
Indonesia.” Di kelas III materi tersebut diajarkan
Parahnya lagi Jaksa Agung Muda Intelijen Muchtar Arifin mengingatkan “pengedar
dapat dikenai sangsi kerena telah melanggar Pasal 3 Penetapan Presiden No. 4 Tahun
1963 tentang pengamanan barang cetakan yang menggangu ketertiban umum.”
21
Kontroversi pelarangan buku sejarah belum reda, tepatnya satu minggu setelah
diskusi “Historiografi Tragedi ’65 dan Pelarangan Buku Sejarah,” yang dilakukan
oleh mahasiswa Pendidikan Sejarah, Papernas dilarang melakukan rapat di
Kaliurang. Karena diduga partai ini berideologi komunis dan menyebarkan paham
komunisme di Indonesia.
Berdasar kejadian di atas ini mengindikasikan bahwa hantu komunis atau tepatnya
hasil indoktrinasi Orde Baru yang mendarah daging masih tersisa. Versi tunggal G30S
pemerintah yang coba diruntuhkan masih menemui hambatan yang kuat.
Kekaburan dalam sejarah memang harus diakui membawa dampak yang luas dalam
berbagai bidang, politik, sosial, dan pendidikan. Untuk itu tulisan yang berjudul Aksi
Partai Komunis Indonesia 1926-1965 ditulis. Karena penulis melihat pentingnya
studi tentang komunisme di sekolah-sekolah mulai tingkat SMU/SMK agar kita
dapat mengidentifikasikannya dan menolak dengan sadar dan kritis. “Dengan
mengenalinya, kita tidak lagi dapat ditipu oleh orang-orang atau gerakan-gerakan
komunis.” Celakanya, larangan itu seringkali datang dari mereka yang tidak paham
apa itu Marxisme karena tidak pernah dididik tentangnya ketika bersekolah. Berbeda
dari para pendiri bangsa ini yang bersekolah pada jaman kolonial Belanda. Maka,
jangan heran sejarah nasional sering bengkok atau gelap pada bagian kisah tentang
para tokoh gerakan nasionalis ini.
Padahal dalam melakukan analisis sosial teori Marx sangat penting dan layak
dipelajari oleh kaum muda Indonesia dan bukan hanya mereka yang hidup di India,
Amerika, dan Australia.
2. Saran
22
Makalah ini jauh dari kata sempurna, dikarenakan penulis atau pembuatnya hanya
manusia biasa. Jadi, diharapkan kepada para pembaca agar memberikan kritik dan
saran agar makalah ini bisa disegani untuk dibaca dan dimengerti. Kepada pihak yang
terlibat terima kasih banyak atas semua dukungannya , kepada search angine google
dan buku-buku referensi juga yang telah memberikan wawasan dan materi ini untuk
lebih mudah untuk saya gunakan sebagai referensi.
DAFTAR PUSTAKA
-Aidit, Dipa Nusantara. 1955. Lahirnja PKI dan Perkembangannja. Jakarta: Jajasan
Pembaruan.
23
-"Partai Komunis Indonesia". Wikipedia.org. 10 Desember 2019.
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Partai_Komunis_Indonesia
24