Anda di halaman 1dari 8

Prosiding Seminar Nasional Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta 2020

KAMUS ELEKTRONIK ANAK SEBAGAI KONSERVASI BAHASA DAERAH DAN


MEDIA PEMBELAJARAN ELEKTRONIK DI ERA PANDEMIK COVID 19

MUHAMMAD THOBRONI, IDA ZULAEHA


Ilmu Pendidikan Bahasa, Pascasarjana, Universitas Negeri Semarang
Jalan Kelud, Sampangan, Kota Semarang, Jawa Tengah

Email: thobroni@students.unnes.ac.id/ HP. 08152083070

ABSTRAK
Kamus elektronik anak diciptakan sebagai ikhtiar pembelajaran elektronik secara mandiri maupun kelompok.
Kamus elektronik anak ini merupakan partisipasi ilmuwan dalam kegiatan tridarma perguruan tinggi pengabdian
masyarakat untuk ikut serta melaksanakan konservasi budaya yakni konservasi bahasa daerah, sekaligus
memperkuat identitas bahasa nasional Indonesia dan mengenalkan penguasaan bahasa asing Inggris. Kamus ini
memuat ratusan kosakata dalam beberapa bahasa dan dilengkapi gambar menarik serta dapat dioperasikan secara
mandiri oleh anak-anak. Sebagai media pembelajaran elektronik, kamus elektronik anak dapat dimanfaatkan untuk
mengawal pembelajaran online di era pandemic Covid 19. Kamus elektronik memuat kosakata bahasa daerah untuk
melestarikan dan konservasi bahasa daerah dengan penutur minoritas dan berada di perbatasan yang rentan klaim
kebudayaan oleh negara asing. Pemuatan kosakata bahasa Indonesia untuk memperkuat identias kebangsaan di
kawasan perbatasan. Dan dilengkapi dengan kosakata bahasa Inggris untuk mengenalkan penguasaan bahasa
asing sejak dini bagi anak-anak di perbatasan dalam menjaga komunikasi positif lintas negara.

Kata kunci: kamus elektronik anak; pembelajaran online; pandemic covid 19; virus korona

LATAR BELAKANG global dan nasional sehingga tanpa sadar


Perkembangan kebudayaan manusia menggerus identitas budaya lokal termasuk
yang semakin modern, variatif dan praktis bahasa. Pengaruh internal misalnya dapat
telah menciptakan optimisme bahwa ditunjukkan dengan minat dan kemauan
peradabaan dan kebudayaan manusia telah masyarakat tutur menuturkan bahasa
berjalan baik sebagaimana harapan banyak daerahnya dalam lingkungan rumah tangga
orang. Namun, sisi lain, perkembangan ilmu maupun masyarakat, dapat disebabkan
pengetahuan dan teknologi mutakhir juga karena keluarga baru dengan pernikahan
menciptakan kekhawatiran-kekhawatiran lintas etnis, pertimbangan ekonomi,
sekaligus pesimisme di kalangan sebagian pertimbangan politik, dan pertimbangan
orang, misalnya terkait dengan keberadaan sosial budaya tertentu sehingga
bahasa daerah di Indonesia. Banyak bahasa menyebabkan bahasa daerah dengan penutur
daerah khususnya dengan penutur minoritas minoritas semakin terjepit.
yang terancam punah disebabkan pengaruh Dalam publikasi ilmiahnya, Tondo
eksternal maupun internal. Pengaruh (2009: 277-278) menengarai adanya
eksternal misalnya serbuan budaya asing dan fenomena kemungkinan punahnya bahasa-
budaya nasional yang lebih kuat memberi bahasa daerah di Indonesia yang menjadi
pengaruh bahkan setengah memaksa agar persoalan menarik perhatian banyak
masyarakat daerah memperkuat identitas kalangan ilmuwan terutama para linguis.
188
Prosiding Seminar Nasional Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta 2020

Disampaikan juga bahwa telah telah dan efektif dalam membendung kondisi yang
sedang banyak hal dilakukan penyelamatan memprihatinkan. Pemertahanan bahasa
bahasa-bahasa daerah. Menyitir data dari menjadi upaya mempertahankan bahasa agar
Ethnologue: Language of The World (2005), terus digunakan dalam masyarakat bahasa
Tondo menjelaskan bahwa Indonesia dan diharapkan tidak mengalami kepunahan.
memiliki 742 bahasa, 737 bahasa di Selain itu, pemertahanan bahasa dilakukan
antaranya merupakan bahasa yang masih penutur multibahasa dan multibahasawan
hidup dan dituturkan penuturnya, dapat menggunakan pemilihan bahasa dalam
sedangkan dua bahasa berperan sebagai melakukan pemertahanan bahasa.
bahasa kedua tanpa penutur bahasa ibu Sehubungan dengan ancaman
(mother-tongue), dan tiga bahasa lain telah pergeseran bahasa bahkan kepunahan bahasa
punah. Beberapa bahasa yang masih hidup di atas, sebagian kalangan menekankan
diperkirakan di ambang kepunahan dengan perlunya dilakukan pelestarian bahasa
sebab berkurangnya penutur aslinya tinggal (language preverention) dan bahkan
beberapa orang, dan ada pula bahasa yang konservasi bahasa (language conservation).
terdesak oleh pengaruh bahasa daerah lain Artikel ini coba menawarkan upaya
atau bahasa nasional yang lebih dominan. pelestarian dan ikhtiar konservasi bahasa
Pengaruh bahasa Indonesia sebagai bahasa sebagai bagian dari koservasi budaya
nasional terutama dalam berbagai ranah melalui kamus elektronik anak. Termasuk
resmi (formal) seperti pemerintahan dan bagaimana pemanfaatan kamus elektronik
pendidikan, menyebabkan frekuensi anak dalam beberapa kemungkinan
pemakaian bahasa daerah berkurang. kehidupan di masa sekarang, seperti bahan
Kondisi masyarakat Indonesia multietnik pembelajaran di era pandemik Covid 19 dan
dan multibahasa membuka peluang merebaknya wabah virus korona di banyak
terjadinya kontak melalui komunikasi dan negara termasuk Indonesia yang
interaksi antaretnik yang berbeda bahasa melumpuhkan proses pendidikan tatap muka
menyebabkan bilingualism dan di kelas sekolah
multilingualisme khususnya pada kelompok
bahasa minoritas. Arus informasi dan HASIL DAN PEMBAHASAN
komunikasi juga ditengarai mempengaruhi Istilah konservasi digunakan dalam
orientasi pemakaian bahasa masyarakat kegiatan pelestarian alam. Sebagaimana
semakin global turut memicu persoalan dijelaskan Supriatna (2018: 1) misalnya,
kebahasaan, termasuk ancaman kepunahan konservasi dari kata „conservation‟ dalam
bahasa. bahasa Inggris dan dalam bahasa latin „con‟
Banyak pihak menawarkan perlunya berarti bersama dan „servare‟ berarti
pemertahanan bahasa daerah. Dalam menyelamatkan/ menjaga. Conservation
publikasi ilmiahya Widianto (2018: 2) diartikan sebagai upaya memelihara apa
menulis perlu dilakukan pemertahanan yang kita miliki secara bijaksana. Konsep ini
bahasa daerah. Pemertahanan bahasa daerah pertama dikenalkan Presiden Amerika
dilihat sebagai fenomena dan langkah di Serikat 1900-1901 Theodore Roselvelt,
tengah polemik pergeseran dan ancaman konservasi sekarang lebih banyak
kepunahan bahasa daerah. Pemertahanan dimengerti sebagai pemanfaatan sumber
bahasa daerah menjadi langkah strategis dan daya alam secara bijaksana. Istilah

189
Prosiding Seminar Nasional Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta 2020

konservasi juga digunakan pemerintah negara-bangsa Indonesia termasuk


merujuk UU No. 5 Tahun 1990 tentang merangkul khazanah bahasa daerah di
Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan dalamnya. Selama zaman orde baru dan
Ekosistemnya, bahwa koservasi dilakukan setelahnya, hubungan bahasa Indonesia dan
dengan cara: 1) perlindungan sistem daerah sebagai satu-kesatuan wilayah dan
penyangga kehidupan; 2)pengawetan budaya masih belum menampakkan
keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa hubungan yang positif khususnya terhadap
serta ekosistemnya; dan 3) pemanfaatan bahasa minoritas dengan penutur yang
secara lestari daya alam hayati dan sedikit di banyak daerah seperti di Maluku,
ekosistemnya (Setyowati, 2008: 22). Papua, Nusa Tenggara, Kalimantan dan
KBBI mencantumkan arti konservasi daerah lain. Dalam penanganan koservasi
lebih umum yakni 1) pemeliharaan dan bahasa dari ancaman kepunahan bahasa
perlindungan sesuatu secara teratur untuk tersebut lebih banyak diserahkan kepada
mencegah kerusakan dan kemusnahan keluarga dan masyarakat tutur setempat
dengan jalan mengawetkan; pengawetan; dengan pertimbangan pemerintah memiliki
pelestarian; 2 proses menyaput bagian dalam urusan masalah lain yang menuntut
badan mobil, kapal, dan sebagainya untuk perhatian pula. Sehingga saat ini, ancaman
mencegah kara. Pengertian tersebut dapat kepunahan bahasa tidak disadari oleh
mencakup ruang lingkup lebih luas termasuk masyarakat penuturnya terlebih bahasa
konservasi budaya khususnya konservasi Indonesia menempati posisi lebih
bahasa yang dirumuskan oleh Kementerian diperhatikan pemerintah pusat daripada
Pendidikan dan Kebudayaan melalui Badan bahasa daerah sehingga dibutuhkan
Bahasa. Meskipun sebelumnya telah dikenal pendekatan luar biasa untuk melakukan
pula istilah pelestarian bahasa (language konservasi bahasa daerah agar tidak punah
preverention). Koservasi bahasa dapat (Heriyadi, 2015: 16).
digunakan dengan pertimbangan merujuk Pelindungan dan pelestarian bahasa
istilah lingkungan yang dapat dimengerti daerah selain wajib dilakukan oleh negara,
sebagai lingkungan alam dan lingkungan perlu juga didorong dan dilakukan oleh
sosial budaya. Sementara bahasa merupakan masyarakat luas. UUD 1945 pasal 32 ayat 2
alat atau sarana kebudayaan, sekaligus hasil menyatakan bahwa negara menghormati dan
dari proses kebudayaan. Tingkah lagu dan memelihara bahasa daerah sebagai kekayaan
adat istiadat kehidupan manusia budaya nasional. Hal itu bermakna bahwa
berhubungan dengan lingkungan alam, dan negara memberi ruang luas kepada
ditransmisikan dalam interaksi sosial masyarakat untuk melestarikan dan
melalui proses berbahasa. Latar lingkungan mengembangkan bahasa dan sastra daerah
alam dan lingkungan budaya melahirkan sebagai bagian dari kebudayaan nasional
perilaku dan tuturan bahasa yang berbeda yang hidup. Dalam Undang-undang nomer
(Sukmawan, 2015: 1). 24 tahun 2009 tentang bahasa, bahasa daerah
Keberadaan bahasa Indonesia merupakan bahasa yang turun temurun
terutama bukanlah ditujukan untuk digunakan warga negara Indonesia di
memusnahkan bahasa lain termasuk bahasa daerah-daerah di wilayah Negara Kesatuan
daerah, sebab bahasa Indonesia diperkuat Republik Indonesia. Pada pasal 42 ayat 1
untuk membangun rasa bangga sebagai dinyatakan bahwa pemerintah daerah wajib

190
Prosiding Seminar Nasional Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta 2020

mengembangkan, membina dan melindungi menambahkan variasi warna menarik dan


bahasa daerah agar tetap memenuhi gambar untuk memperkuat visual yang
kedudukan dan fungsinya dalam kehidupan berguna memperjelas arti dan maksud dari
masyarakat sesuai dengan perkembangan kosakata yang tercantum di dalam kamus
zaman dan agar tetap menjadi bagian dari elektronik. Hal itu berdasarkan
kekayaan budaya Indonesia (Salam, 2018: pertimbangan bahwa anak-anak berbeda
21). dengan orang dewasa yang dapat memaknai
Sebuah cara untuk koservasi bahasa kosakata berdasarkan pengalaman hidup
daerah minoritas ialah dengan menciptakan tertentu yang lebih panjang dan banyak,
kamus anak untuk mendekatkan kekayaan sehingga diperlukan gambar dan warna
bahasa dalam khazanah berpikir dan hidup sebagai penguat citra tampilan bagi anak-
anak-anak sejak dini. Salah satu contoh anak dalam memahami kosakata.
kamus sebagai sebuah cara untuk konservasi Sebagai media belajar, kamus
bahasa yang jarang digunakan dan terancam elektronik anak multibahasa memenuhi
punah dapat ditunjukkan pada keberadaan penjelasan sebagai e-learning atau
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). pembelajaran elektronik yakni media
Seperti dinyatakan Daryono (2019: 143) pembelajaran berupa alat elektronik meliputi
bahwa kata-kata lama yang sudah tidak CD multimedia sebagai bahan belajar offline
hidup lagi pun tetap dipertahankan sebagai dan internet sebagai bahan belajar online.
lema di dalam KBBI. Fungsinya barangkali Media belajar ini bantu memvisualisasikan
semacam konservasi bahasa. KBBI sesuatu yang tidak dapat dilihat sehingga
menjalankan fungsi semacam museum untuk nampak jelas dan terdengar jelas sehingga
mengabadikan kata-kata yang tidak mudah dimengerti (Sumiharsono dan
digunakan lagi. Kamus dalam versi cetak Hasanah, 2017: 10). Terlebih kamus
kadangkala menimbulkan kesulitan bagi elektronik anak multibahasa dikemas dengan
sebagian orang khususnya saat yang kemasan cerah, ceria dan full grafis sehingga
bersangkutan sedang dalam bepergian atau menambah daya tarik anak untuk
melakukan aktivitas yang membutuhkan menjadikannya sebagai bahan belajar.
mobilitas gerak tubuh. Dalam situasi
semacam itu, kamus elektronik dapat Kamus Elektronik Anak sebagai
dijadikan pilihan, sebab dapat digunakan Pemertahanan Bahasa
secara mudah dan praktis melalui software Kamus elektronik anak merupakan
atau aplikasi laptop atau handphone. Orang bagian dari pemertahanan bahasa yang
tinggal mengetikkan istilah tertentu untuk dilakukan dalam beberapa ruang lingkup.
menemukan arti dari kata termaksud (Manis, 1. Keluarga
2010: 16). Keluarga merupakan unsur
Untuk kebutuhan belajar anak-anak, sosial terkecil yang ditengarai
kamus elektronik dapat dikemas sesuai sebagai salah satu sumber pergeseran
dengan tingkat psikologis dan capaian dan ancaman kepunahan bahasa
pembelajaran anak yakni media penunjang daerah. Salah satu publikasi ilmiah
pembelajaran bahasa yang menarik, mudah Zalwia, dkk (2018, 494)
dan menyenangkan. Kamus elektronik menyampaikan bahwa generasi muda
dengan sasaran anak dapat dikemas dengan era modern, berbicara bahasa daerah

191
Prosiding Seminar Nasional Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta 2020

(umumnya bahasa ibu di Indonesia) mencegah laju kepunahan bahasa-


bukan sesuatu yang menarik. Bahasa bahasa daerah di Indonesia.
daerah merupakan bahasa yang Pengajaran bahasa daerah di sekolah
digunakan oleh penduduk geografis maupun Perguruan Tinggi mengacu
tertentu terbatas wilayah suatu pendekatan Komunikatif. Pengajaran
negara. Bahasa daerah digunakan berbasiskan ini diharapkan dapat
berkomunikasi suatu suku bangsa, menghasilkan siswa atau mahasiswa
dan diyakini mempererat solidaritas berkompetensi komunikatif.
kesukuan. Dalam lembaga keluarga Kompetensi komunikatif merupakan
terdapat fungsi keluarga salah penguasaan secara naluriah seorang
satunya sosialisasi. Proses sosialisasi penutur asli menggunakan dan
kepada anak, keluarga merupakan memahami secara wajar proses
lembaga pertama yang melakukan komunikasi dengan orang lain, dan
sosialisasi dan pengenalan Bahasa dalam konteks sosial. dengan
Indonesia dan bahasa daerah kepada memperkuat penguasaan kosakata
anak mereka. Namun, di kawasan bahasa daerah sendiri, ditambah
tertentu, bahasa yang cenderung kosakata bahasa daerah lain, siswa
dikenalkan kepada justru bahasa atau mahasiswa dapat menggunakan
asing dibandingkan bahasa daerah bahasa daerah untuk berkomunikasi
yang notabene merupakan bahasa secara lisan atau tulis dalam situasi
yang mayoritas digunakan oleh dan konteks riil atau sesuai konteks
keluarga besar suku mereka. penggunaan bahasa daerahnya,
Kehadiran kamus elektronik termasuk membangun komunikasi
anak dapat menjadi peluang dan multikultural di sekolah.
media pembelajaran bagi keluarga
untuk memperkuat dan menambah 3. Masyarakat
kosakata bahasa daerah mereka, Menurut Manaf (2010: 113), setiap
sekaligus sarana memperluas warga negara Indonesia ialah
penguasaan bahasa daerah lain guna anggota sebuah kelompok etnis
meningkatkan solidaritas kebangsaan tertentu misalnya Jawa, Bugis,
dan multikulturalisme di kawasan Sunda, Batak, Banjar, Kutai, Ambon,
tersebut. Papua, Aceh, Betawi, Paser, Dayak,
Tidung, Bulungan dan sebagainya.
2. Sekolah Setiap etnis memiliki bahasa sebagai
Kamus elektronik anak dapat identitas etnisnya. Idealnya setiap
pula dimanfaatkan sebagai media anggota kelompok etnis menguasai
pembelajaran bahasa di sekolah atau bahasa etnis masing-masing. Sebagai
lembaga pendidikan nonformal penanda seseorang anggota etnis
seperti pendidikan anak usia dini. tertentu ialah menguasai bahasa etnis
Desmiyati (2015, 257) yang bersangkutan. Orang Jawa
menawarkan perlunya pemertahanan idealnya menguasai bahasa Jawa,
bahasa daerah melalui lembaga orang bugis idealnya menguasai
pendidikan untuk menghambat atau bahasa Bugis, orang dayak idealnya

192
Prosiding Seminar Nasional Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta 2020

menguasai bahasa Dayak, orang 1. Konservasi bahasa daerah di


tidung idealnya menguasai bahasa Kalimantan Utara mendesak
Tidung, orang bulungan idealnya dilakukan dengan melibatkan
menguasai bahasa Bulungan, dan partisipasi seluas mungkin
sebagainya. Sebagai warga negara masyarakat, khususnya perguruan
Indonesia, dengan sendirinya yang tinggi melalui kegiatan tridarma
bersangkutan juga menguasai bahasa perguruan tinggi. Sebagian besar
Indonesia. Sesuai dengan kondisi bahasa daerah di Kalimantan utara
Indonesia yang multietnis dan merupakan bahasa dengan penutur
multibahasa, penggunaan bahasa minoritas dibandingkan dengan
lebih dari satu oleh seorang warga penutur pendatang, dan sebagian
negara tidak dapat dihindari. Seperti dihadapkan pada kondisi pemukiman
penggunaan bahasa daerah, nasional yang berpencar dan medan geografis
dan asing secara bergantian tak dapat ekstrim sehingga mempersempit
dipungkiri, termasuk beberapa kesempatan berkomunikasi dengan
daerah sekaligus sebagai dampak bahasa daerah yang sama.
dari interaksi multietnis multibahasa. Konservasi bahasa merupakan ikhtiar
Kamus elektronik anak untuk memastikan bahwa bahasa
multibahasa hadir mengisi sebagai asset kebudayaan lokal
kekosongan bahan pembelajaran masyarakat Kalimantan Utara tetap
bahasa secara mandiri maupun terdokumentasikan dan diabadikan
kelompok, formal maupun dari generasi ke generasi.
nonformal di Kalimantan Utara yang 2. Konservasi bahasa melalui kamus
memiliki komposisi masyarakat elektronik ini merespon
multietnis dan multibahasa. Hal itu perkembangan revolusi industry 4.0
dapat memperkuat jalinan dan masyarakat 5.0 yang serba cepat,
silaturahim sosial antarmasyarakat serba digital dan membutuhkan
multikultural dan membangun kepraktisan dalam menjalani
kebanggaan nasional di Kalimantan kehidupan termasuk proses belajar.
Utara bahwa seseorang dapat Kamus elektronik juga menyediakan
menguasai beberapa bahasa daerah solusi bagi keterbatasan akses buku
senegaranya sekaligus sebagai alat cetak sebagai sarana belajar dan
komunikasi yang saling menguatkan mudah disebarkan ke masyarakat dan
dan memperkaya khazanah kosakata sekolah di tengah kondisi geografis
sebagai modal menjalani beragam Kalimantan Utara yang ekstri dan
keperluan hidup seperti ekonomi, berbiaya komunikasi dan transportasi
politik, dan sebagainya. mahal. Selain itu, ketersediaan
kamus elektronik anak sebagai bahan
Kamus Elektronik Anak sebagai belajar mandiri juga mengisi
Konservasi Bahasa kekosongan pembelajaran bahasa
Kamus elektronik anak merupakan daerah yang belum dilakukan
kegiatan koservasi bahasa yang dilakuka melalui pendidikan formal termasuk
dengan beberapa pertimbangan strategis. muatan lokal di Kalimantan Utara.

193
Prosiding Seminar Nasional Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta 2020

3. Konservasi bahasa melalui kamus ikhtiar pembelajaran elektronik bidang


elektronik untuk anak dapat bahasa yang dapat digunakan di lingkungan
digunakan sebagai bahan keluarga, sekolah dan masyarakat termasuk
pembelajaran daring di era pandemic mendukung proses pembelajaran dalam
covid 19 dan wabah virus korona jaringan (daring-online) di era pandemic
seperti sekarang ini, maupun Covid 19 dan wabah virus korona di
antisipasi bencana alam dan bencana Indonesia. Jenis media elektronik
sosial yang dapat terjadi kapan saja memungkinkan kamus elektronik anak
melihat kondisi geografis menjamin media ini mudah, murah dan
Kalimantan Utara yang rentan praktis dalam penggunaannya. Sementara
bencana alam dan bencana sosial, dalam hal kemasan dengan tujuan media
seperti banjir, kebakaran, konflik pembelajaran untuk anak, kemasan kamus
sosial, perang antar negara sebab dengan tampilan cerah, ceria dan full
terletak di perbatasan, dan gambar grafis dapat meningkatkan daya
sebagainya. kamus elektronik anak tarik bagi anak untuk mempelajari bahasa
dapat dimanfaatkan oleh anak-anak kosakata bahasa daerah dan mulai mengenali
secara mandiri maupun dengan serta bangga dengan budaya daerahnya
pendampingan orang dewasa. sendiri sebaga bagian dari identitas
kebudayaan nasional yang adiluhung.
Kamus elektronik anak, sesuai dengan
semangatnya, bertujuan untuk mendukung DAFTAR PUSTAKA
gerakan konservasi yang menjadi visi-misi
Universitas Negeri Semarang sebagai Daryono, Iqbal Aji. (2019). Berbahasa
perguruan tinggi konservasi. Kamus Indonesia dengan Logis dan
elektronik anak merupakan ikhtiar Gembira. Yogyakarta: Diva Pres
konservasi bahasa sebagai bagian dari
koservasi budaya yang diinisiasi oleh civitas Desmiyati. (2015). “Menyelamatkan Bahasa
akademika dalam menjaga khazanah Daerah Melalui Pembelajaran
kebudayaan daerah termasuk di Kalimantan Bahasa yang Komunikatif”.
Utara. Proseding Seminar Bulan Bahasa
Universitas Bengkulu 2015.
PENUTUP
Konservasi bahasa harus dilakukan Heriyadi, Wahyu. (2015). Bahasa dan
dengan melibatkan seluas mungkin Hukum. Ciamis: Kentja Press
masyarakat termasuk ilmuwan perguruan
tinggi melalui tridarma guna menjamin Manaf, Ngusman Abdul. (2010).
bahwa bahasa daerah terutama tidak punah “Pengembangan Bahasa Indonesia
dan dapat digunakan dalam tindak tutur oleh dan Pelestarian Bahasa Daerah
masyarakat penuturnya sebagai identitas Melalui Penstabilan Diglosia”.
anggota etnis bersangkutan atau anggota Proseding Seminar Bahasa Magister
etnis lain yang menjalin komunikasi lintas Linguistik Pascasarjana Universitas
etnis untuk beragam keperluan. Kamus Diponegoro 2010. Semarang:
elektronik anak multibahasa merupakan Universitas Diponegoro

194
Prosiding Seminar Nasional Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta 2020

Sekolah”. Jurnal Kredo, Volume I


Manis, Hoeda. (2010). Learning is Easy, No. 2, Tahun 2018. Kudus:
Tips dan Panduan Praktis agar Universitas Muria Kudus
Belajar Jadi Asyik, Efektif dan
Menyenangkan. Jakarta: Elex Media Zalwia, dkk. (2018). “Modernisasi dan
Komputindo Diskontinuitas Bahasa Daerah (Studi Kasus
Penggunaan
Salam, Abdul. (2018). Seni Tutur Madihin: Bahasa Daerah Gu di Kelurahan
Ekspresi Bahasa dan Sastra Banjar. Lakudo Kecamatan Lakudo Kabupaten
Yogyakarta: Dee Publish Buton Tengah”.
Jurnal Neo Societal. Volume III No.
Setyowati, Abidah Billah dan kawan-kawan. 2 Tahun 2018. Diunduh dari
(2008). Konservasi Indonesia, https://media.neliti.com/media/public
Sebuah Potret Pengelolaan dan ations/246362-modernisasi-dan-
Kebijakan. Bogor: Pokja Kebijakan diskontinuitas-bahasa-da-
Koservasi 1b2dcb2c.pdf pada 7 April 2020
Pukul 23.30 WIB
Sukmawan, Sony. (2015). Sastra
Lingkungan: Sastra Lisan Jawa
dalam Perspektif Ekokritik Sastra.
Malang: Universitas Brawijaya Press

Sumiharsono, M Rudy dan Hisbiyatul


Hasanah. (2017). Media
Pembelajaran. Mataram: CV.
Pustaka Abadi

Supriatna, Jana. (2018). Konservasi


Biodiversitas: Teori dan Praktik di
Indonesia. Jakarta: Pustaka Yayasan
Obor Indonesia

Tondo, Fanny Henry. (2009). “Kepunahan


Bahasa-bahasa Daerah: Faktor
Penyebab dan Implikasi
Etnolinguistik”. Jurnal Masyarakat
Budaya, Volume 11 No. 1, Tahun
2009. Jakarta: Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia

Widianto, Eko. (2018). “Pemertahanan


Bahasa Daerah Melalui
Pembelajaran dan Kegiatan di

195

Anda mungkin juga menyukai