Disusun oleh :
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
Untuk mendapatkan pembahasan yang terarah, maka diperlukan
suatu rumusan masalah yaitu “mengapa Bahasa mengalami kepunahan ?”
C. Tujuan Pembahasan
Untuk mengetahui sejauh mana proses kepunahan Bahasa dan apa
penyebab terjadinya kepunahan Bahasa.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kepunahan Bahasa
Pergeseran bahasa kadang-kadang mengacu kepada kepunahan
bahasa. Hal ini terjadi manakala guyub bergeser ke bahasa baru secara total
sehingga bahasa terdahulu tidak dipakai lagi. Ada dua aspek kepunahan
bahasa, yaitu: 1) Aspek Linguistik Dari aspek linguistik, bahasa yang berada
dalam saat-saat terakhir pemakaiannya dalam suatu guyub tutur mengalami
perubahan-perubahan dalam sistem lafal, sistem gramatika, dan dalam
beberapa pijinasi atau penyerdehanaaan. 2) Aspek Sosiolinguistik Dalam
aspek sosiolinguistik, yang dicari adalah seperangkat kondisi yang
menyebabkan guyub itu menyerah dalam suatu bahasa bagi kelangsungan
bahasa lain.
Kepunahan Bahasa merupakan pergeseran total di dalam satu guyup
(komunitas) saja dan pergeseran itu dari bahasa yang satu ke Bahasa yang
lain. Sebab utama kepunahan bahasa-bahasa adalah karena para orang tua
tak lagi mengajarkan bahasa ibu kepada anak-anaknya dan tidak lagi secara
aktif menggunakannya di rumah dalam berbagai ranah komunikasi (Grimes,
2000:17). Sebab yang lainnya adalah, bukan karena penuturnya berhenti
bertutur, melainkan akibat dari pilihan penggunaan bahasa sebagian besar
masyarakat tuturnya (Landweer, 1999:1).
Salah satu contoh bahasa yang mengalami kepunahan karena
pergeseran (terjadi pada abad ke-19) yakni bahasa Gaeltacht di Irlandia.
Masyarakat Irlandia lebih memilih untuk meninggalkan bahasanya dan
menggantinya dengan bahasa Inggris.
Berikut ini cara yang bisa kita lakukan untuk mencegah kepunahan
Bahasa :
PENUTUP
Kesimpulan
Jumlah dan kecepatan pergerakan ke kepunahan bahasa-bahasa di dunia
dan juga di Indonesia tidak saja merupakan bencana linguistik, tetapi juga telah
menyampikan informasi sosio-ekonomi yang mengkhawatirkan mengenai
keterpencilan, ketakberdayaan, dan perjuangan melawan kemiskinan kaum
minoritas melawan ketertinggalan dari kemajuan dan dominasi bahasa-bahasa
dengan berpenutur banyak dan dinamis. Dalam konteks Indonesia, pembiaran
atas kepunahan bahasabahasa berpenutur sedikit, sesungguhnya adalah
pengingkaran atas kemajemukan yang sesungguhnya merupakan soko guru ke-
Indonesiaan. Lembaga pengayom bahasa yang ditugasi pemeritah (baca: Pusat
Bahasa) harus segera merancang program-program preservasi, sebelum bahasa-
bahasa itu benar-benar punah.
Saran
Hendaknya kita sebagai pelajar menjaga dan melstarikan bahasa daerah
agar tidak terjadi hilangnya suatu bahasa dengan cara memakai bahasa itu sendiri
dalam aktifitas keseharian
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2008. “169 Bahasa Daerah Terancam Punah”. Kompas, 12 Agustus 2008.
Ibrahim, Gufran Ali. 2006. “Beberapa Bahasa di Maluku Utara akan Punah”.
Makalah yang disampaikan dalam Konferensi Internasional tentang Bahasa-
bahasa yang Punah, di Pusat Bahasa Depdiknas, Jakarta 22 Desember 2006.
Ibrahim, Gufran Ali. 2007. “Lima Abad Penelitian Bahasa di Maluku Utara”. Makalah
yang disampaikan pada Konferensi Internasional Makalah yang disampaikan
pada Kongres Internasional Bahasa Daerah yang diselenggarakan atas
Kerjasama Pemerintah Provinsi Maluku, Universitas Pattimura, dan Pusat
Bahasa Depdiknas, di Ambon, 5-8 Agustus 2007.
Sumarsono & Partana, P.. 2004. Sosiolinguitik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Muslih, M.. 2010. Tata bentuk bahasa Indonesia (kajian ke arahtatabahasa
deskripti). Jakarta: Bumi Aksar