Maria Botifar
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Curup
maria.botifar@yahoo.co.id
Abstrak
Gejala kepunahan dalam bahasa khususnya bahasa ibu menjadi alasan penting dalam
pengajaran bahasa di sekolah. Upaya pemertahanan ini merupakan sikap bahasa yang
diwujudkan dalam pengembangan kurikulum. Pengembangan kurikulum bahasa yang
berbasis pada analisis kebutuhan tidak hanya memfokuskan pada pengembangan
kurikulum saja tetapi pada kebutuhan pembelajar. Analisis kebutuhan ini hadir dalam
rancangan program pendidikan sejak tahun 1960 sebagai bagian dari sistem dan
pendekatan dalam pengembangan kurikulum dan menjadi filosofi dari akuntabilitas
pendidikan.Analisis kebutuhan dalam pengembangan kurikulum bahasa menjadikan
kurikulum lebih bermakna. Mengingat bahwa pembelajar adalah orang yang paling
bertanggunga jawab terhadap apa yang akan dipelajarinya. Untuk itu, sekolah harus
mempertimbangkan pengembangan kurikulum bahasa yang berbasis kebutuhan
pembelajar sebagai upaya pemertahanan bahasa.
dengan mental dan perilaku. Adanya dalam masyrakat. Akselerasi ini terjadi
pandangan yang membandingkan tinggi- dalam berbagai aspek kehidupan
rendahnya kedudukan bahasa yang satu masyarakat. Tanpa masyarakat sadari
dengan yang lain telah melahirkan telah terjadi pergeseran sikap, perilaku,
mental bahasa yang berimplikasi pada cara pandang, kebiasaan bahkan bahasa.
perilaku. Anderson (dalam Chaer, 2004: Bahasa adalah bagian yang paling sensitif
151) membagi sikap menjadi dua, yaitu: terhadap dinamika tersebut. Tidak jarang
sikap kebahasaan dan non kebahasaan. kita mengamati bahasa yang hari ini
Sikap kebahasaan ini bisa positif atau menjadi populer tetapi beberapa saat
negatif karena berkaitan dengan tata kemudian mati. Demikian singkatnya
keyakinan mengenai bahasa dan objek usia bahasa saat ini. Bahasa hanya
bahasa yang memberikan menjadi alat semata tanpa mampu
kecenderungan untuk bereaksi dengan mempertahankan diri dari kepentingan
cara tertentu yang disenanginya. sesaat. Di sisi lain, bahasa adalah refleksi
Sementara non kebahasaan bertalian jati diri. Artinya karakter pribadi
dengan sikap politik, sikap agama, sikap dipengaruhi oleh bahasa yang dimiliki.
sosial, dan sikap estetis. Pengaruh bahasa terhadap
Memang terlalu dini untuk karakter ini tidak hanya berkaitan
menyebutkan gejala kepunahan bahasa dengan kemampuan mengendalikan diri
Rejang dikarenakan satu-satunya oleh secara emosional tetapi juga aspek
sikap bahasa. Banyak faktor psikologis pengetahuan dan keterampilannya.
lain yang mempengaruhi keputusan Untuk itu, setiap bahasa memiliki
masyarakat untuk memilih bahasa karakter pemiliknya, baik bahasa daerah
Rejang atau tidak dalam komunikasi di maupun bahasa Indonesia itu sendiri.
keluarga. Namun terdapat benang merah Dengan demikian, begitu pentingnya
antara gejala tersebut dengan sikap pemertahanan bahasa, tidak hanya
berbahasa yang sudah direfleksikan berkaitan dengan bahasa itu sendiri
dalam perilaku berbahasa masyarakat tetapi juga bersentuhan dengan
Rejang. pemiliknya yaitu masyarakat. Selama ini
Di sisi lain, sikap bahasa akan upaya pemertahanan bahasa hanya
memberikan signifikansi terhadap dilakukan oleh lembaga bahasa saja.
pemertahanan bahasa. Pemertahanan Mulai dari melalui penerbitan buku,
bahasa akan semakin lemah jika pilihan penelitian, pelatihan, dialog atau melalui
untuk tidak menggunakan dan kebiasaan seminar-seminar. Pemertahanan bahasa
orang tua untuk tidak mentransmisikan menjadi lebih bermakna apabila
bahasa ibu ke anak-anaknya semakin dilakukan lebih dekat dengan masyarakat
kuat. Belum lagi perkembangan bahasa. Salah satu upaya yang paling
teknologi dan penetrasi budaya asing mungkin bermakna adalah melalui
yang semakin cepat membuat sekolah. Seperti yang dikemukakan oleh
pemertahanan bahasa akan semakin Halim (dalam Chaer, 2004: 151)
melemah. menyatakan pendidikan menjadi jalan
Perkembangan teknologi dan yang dapat ditempuh memperbaiki sikap
ilmu pengetahuan memberikan bahasa masyarakat yang berimplikasi
konsekuensi pada percepatan perubahan pada pemertahanan bahasa. Sekolah
1) jika satu bahasa hanya digunakan oleh terhadap bahasa Melayu Loloan sebagai
penutur yang berusia 25 tahun ke atas konsekuensi kedudukan atau status
dan usia di bawahnya tidak lagi bahasa Loloan menjadi lambang
menggunakannya, maka 75 tahun ke identitas dari masyarakat Loloan yang
depan (tiga generasi) bahasa itu akan beragama Islam, 5) adanya
terancam punah, 2) jika satu bahasa kesimabungan pengalihan bahasa
hanya digunakan secara aktif oleh Melayu Loloan dari generasi terdahulu
penutur berusia 50 tahun ke atas dan ke generasi berikutnya.
usia di bawahnya tidak lagi Mengenai pemertahan bahasa
menggunakannnya, maka ada ini pun bahkan Presiden Republik
kemungkinan 50 tahun ke depan (dua Indonesia ke lima, Susilo Bambang
generasi) bahasa itu akan punah, 3) jika Yudoyono dalam sambutannya
satu bahasa secara aktif hanya dibacakan oleh Menteri Pendidikan
digunakan oleh penutur yang berusia 25 Nasional, Bambang Sudibyo, saat
tahun ke atas dan penutur berusia di pembukaan Kongres Bahasa Jawa IV,
bawahnya tidak lagi secara cakap menyatakan bahasa Jawa adalah bahasa
menggunakannnya, terutama dalam daerah yang memiliki jumlah penutur
ranah keluarga, maka ada kemungkinan yang besar. Namun dalam
25 tahun ke depan (satu generasi) perkembangannya tatanan kehidupan
bahasa itu akan punah. baru, terutama dikalangan generasi
Upaya pemertahanan bahasa muda , bahasa Jawa mulai ditinggalkan
tampak jelas dalam pemertahanan (http://kompas-cetak/). Artinya bahasa
penggunaan bahasa Melayu Loloan di Jawa yang memiliki jumlah penutur
desa Loloan Bali. Penduduk Loloan yang terbanyak di Indonesia saja tidak
berjumlah tiga ribu orang tetap terlepas dari ancaman kepunahan, hal ini
mengunakan bahasa Melayu Loloan sejalan dengan penelitian yang dilakukan
sebagai bahasa ibunya di tengah bahasa oleh Michael G. Clyne di Australia yang
Bali sebagai B2 yang dominan. Menurut menunjukkan bahwa pemertahanan
Sumarsono (dalam Chaer, 2004:147) suatu bahasa tidak tergantung kepada
faktor yang menyebabkan bahasa populasi etnisnya.
Melayu Loloan bertahan adalah: 1) UNESCO sebagai badan dunia
wilayah pemukiman mereka yang konsentrasi dalam dunia
terkonsentrasi pada satu tempat yang pendidikan pun telah menyorot
secara geografis terpisah dari wilayah persoalan bahasa daerah. Bagi UNESCO
pemukiman masyarakat Bali, 2) adanya terdapat tiga prinsip dasar, yaitu:
toleransi dari masyarakat mayoritas Bali 1) UNESCO mendukung pengajaran
yang mau menggunakan bahasa Melayu bahasa ibu sebagai alat untuk
Loloan dalam berinterksi dengan dengan memperbaiki kualitas pendidikan
golongan minoritas Loloan, 3) anggota dengan jalan membangun di atas
masyarakat Loloan mempunyai sikap pengetahuan dan pengalaman para
keislaman yang tidak akomodatif peserta didik dan guru.
terhadap masyarakat , budaya, dan 2) UNESCO mendukung pendidikan
bahasa Bali, 4) adanya loyalitas yang dwibahasa dan atau multibahasa di
tinggi dari anggota masyarakat Loloan semua tingkat pendidikan sebagai
khusus, bersumber dari analisis, didik. Untuk itu ada tiga alternatif
pendapat atau pembuktian dalam pendekatan yang dapat digunakan, yakni
penelitian. d. Pendekatan yang berpusat pada
4) Prinsip adalah ide utama, pola skema mata pelajaran yang bersumber
yang ada dalam materi yang dari mata ajaran. Penyampaian
mengembangkan hubungan antara dilakukan melalui komunikasi
beberapa konsep. antara guru dan siswa. Guru
5) Prosedur adalah suatu seri langkah- sebagai penyampai pesan atau
langkah yang berurutan dalam materi komunikator. Siswa sebagai
pelajaran yang harus dilakukan oleh penerima pesan. Bahan
siswa. pelajaran adalah pesan itu
6) Fakta adalah sejumlah informasi sendiri.
khusus dalam materi yang dianggap e. Pendekatan yang berpusat pada
penting, terdiri dari terminologi siswa. Pembelajaran
orang dan tempat serta kejadian. dilaksanakan berdasarkan
7) Istilah adalah kata-kata kebutuhan, minat, dan
perbendaharaan yang baru dan kemampuan siswa.
khusus yang diperkenalkan dalam f. Pendekatan yang berorientasi
materi. pada kehidupan masyarakat.
8) Contoh atau ilustrasi adalah suatu hal Pendekatan ini bertujuan untuk
atau tindakan atau proses yang mengintegrasikan sekolah dan
bertujuan untuk memperjelas suatu masyarakat dan untuk
uraian atau pendapat. memperbaiki kehidupan
9) Definisi adalah penjelasan tentang masyarakat. Prosedur yang
makna atau pengertian tentang suatu ditempuh ialah dengan
hal/suatu kata dalam garis besarnya. mengundang masyarakat ke
10) Preposisi adalah suatu pernyataan sekolah atau siswa berkunjung ke
atau theorema atau pendapat yang masyarakat.
tak perlu diberi argumentasi. 4. Organisasi kurikulum
Preposisi hampir sama dengan Organisasi kurikulum terdiri dari
asumsi dan paradigma. beberapa bentuk, yang masing-masing
3. Metode Kurikulum memiliki ciri-ciri sendiri.
Metode ini berkaitan dengan cara a) Mata pelajaran terpisah-pisah
yang digunakan untuk menyampaikan (isolated subjects) kurikulum terdiri
materi pelajaran dalam upaya mencapai dari sejumlah mata ajaran yang
tujuan kurikulum. Metode pada terpisah-pisah. Tiap mata pelajaran
dasarnya merupakan strategi yang dapat disampaikan sendiri-sendiri tanpa
digunakan dalam pembelajaran. karena ada hubungannya dengan mata
menekankan pada kegiatan siswa. pelajaran lainnya.
Metode atau strategi pembelajaran b) Mata ajaran berkorelasi. Korelasi
mengacu pada tujuan kurikulum dan merupakan upaya mengurangi
berdasarkan pada perilaku apa yang kelemahan pemisahan mata ajaran.
ingin dibentuk oleh sekolah pada peserta Prosedurnya menyampaikan pokok-
pokok yang harus saling berkorelasi
Jawaban:
Saya sudah melakukan observasi kepada
beberapa mahasiswa di STAIN tentang
penggunaan Bahasa Rejang. Berdasarkan
hasil jawaban beberapa mahasiwa,
diketahui bahwa sebagian dari mereka
sudah jarang menggunakan Bahasa
Rejang walaupun bahasa ibu mereka
adalah Bahasa Rejang. Berdasarkan
hipotesis sosiolinguistik yang
memaparkan kecepatan kepunahan
bahasa antar generasi penutur, didapat
hippotesa sebagai berikut:
1. Jika satu bahasa hanya digunakan
oleh penutur yang berusia 25 tahun
ke atas dan usia di bawahnya tidak
lagi menggunakannya, maka 75
tahun ke depan (tiga generasi)
bahasa itu akan terancam punah.