Anda di halaman 1dari 14

207

PEMERTAHANAN BAHASA DAN PENGEMBANGAN KURIKULUM BAHASA


BERBASIS ANALISIS KEBUTUHAN

Maria Botifar
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Curup
maria.botifar@yahoo.co.id

Abstrak
Gejala kepunahan dalam bahasa khususnya bahasa ibu menjadi alasan penting dalam
pengajaran bahasa di sekolah. Upaya pemertahanan ini merupakan sikap bahasa yang
diwujudkan dalam pengembangan kurikulum. Pengembangan kurikulum bahasa yang
berbasis pada analisis kebutuhan tidak hanya memfokuskan pada pengembangan
kurikulum saja tetapi pada kebutuhan pembelajar. Analisis kebutuhan ini hadir dalam
rancangan program pendidikan sejak tahun 1960 sebagai bagian dari sistem dan
pendekatan dalam pengembangan kurikulum dan menjadi filosofi dari akuntabilitas
pendidikan.Analisis kebutuhan dalam pengembangan kurikulum bahasa menjadikan
kurikulum lebih bermakna. Mengingat bahwa pembelajar adalah orang yang paling
bertanggunga jawab terhadap apa yang akan dipelajarinya. Untuk itu, sekolah harus
mempertimbangkan pengembangan kurikulum bahasa yang berbasis kebutuhan
pembelajar sebagai upaya pemertahanan bahasa.

Kata kunci: Pemertahanan bahasa, pengembangan kurikulum bahasa, analisis


kebutuhan

A. PENDAHULUAN bahasa Rejang dalam setiap aktivitas


Grimes (dalam Ibrahim, 2008 :1) komunikasi keluarga. Tingkatan kedua,
menyebutkan sebab utama kepunahan hanya orang tua (ayah dan ibu) saja yang
bahasa ada di keluarga. Saat keluarga menjadi pengguna aktif, sementara anak
tidak lagi mengajarkan bahasa ibu hanya menjadi pengguna pasif
kepada anak-anaknya dan tidak lagi (memahami tetapi tidak menggunakan
secara aktif menggunakannya di rumah dalam komunikasi secara aktif).
dan dalam berbagai ranah komunikasi. Tingkatan ketiga, orang tua telah
Pandangan Grimes tersebut telah meninggalkan bahasa Rejang dalam
dibuktikan dengan berbagai gejala fakta keluarga, untuk berkomunikasi secara
di berbagai daerah. Misalnya, di aktif menggunakan bahasa Melayu
kabupaten Rejang Lebong dengan Bengkulu atau Sumatera Selatan. Bahasa
bahasa ibunya adalah bahasa Rejang Rejang digunakan orangtua saat
telah menunjukkan gejala tersebut. berkomunikasi dengan orang yang lebih
Berdasarkan pengamatan dan sejumlah tua atau kepada pemuka masyarakat.
pertanyaan ringan di kelas, seringkali Untuk tingkatan ketiga anak tidak
ditemukan dalam satu keluarga inti memahami bahasa Rejang sama sekali.
bahasa ibunya adalah bahasa Rejang Gejala kepunahan ini sudah mulai
terdapat tiga tingkatan penggunaan terdeteksi akibat sikap bahasa dan
bahasa Rejang. Tingkatan pertama, pemilihan bahasa. Triandis (dalam Chaer,
seluruh keluarga inti menggunakan 2004: 150) menyebutkan sikap berkaitan

Prosiding Seminar Nasional Bulan Bahasa UNIB 2015


208

dengan mental dan perilaku. Adanya dalam masyrakat. Akselerasi ini terjadi
pandangan yang membandingkan tinggi- dalam berbagai aspek kehidupan
rendahnya kedudukan bahasa yang satu masyarakat. Tanpa masyarakat sadari
dengan yang lain telah melahirkan telah terjadi pergeseran sikap, perilaku,
mental bahasa yang berimplikasi pada cara pandang, kebiasaan bahkan bahasa.
perilaku. Anderson (dalam Chaer, 2004: Bahasa adalah bagian yang paling sensitif
151) membagi sikap menjadi dua, yaitu: terhadap dinamika tersebut. Tidak jarang
sikap kebahasaan dan non kebahasaan. kita mengamati bahasa yang hari ini
Sikap kebahasaan ini bisa positif atau menjadi populer tetapi beberapa saat
negatif karena berkaitan dengan tata kemudian mati. Demikian singkatnya
keyakinan mengenai bahasa dan objek usia bahasa saat ini. Bahasa hanya
bahasa yang memberikan menjadi alat semata tanpa mampu
kecenderungan untuk bereaksi dengan mempertahankan diri dari kepentingan
cara tertentu yang disenanginya. sesaat. Di sisi lain, bahasa adalah refleksi
Sementara non kebahasaan bertalian jati diri. Artinya karakter pribadi
dengan sikap politik, sikap agama, sikap dipengaruhi oleh bahasa yang dimiliki.
sosial, dan sikap estetis. Pengaruh bahasa terhadap
Memang terlalu dini untuk karakter ini tidak hanya berkaitan
menyebutkan gejala kepunahan bahasa dengan kemampuan mengendalikan diri
Rejang dikarenakan satu-satunya oleh secara emosional tetapi juga aspek
sikap bahasa. Banyak faktor psikologis pengetahuan dan keterampilannya.
lain yang mempengaruhi keputusan Untuk itu, setiap bahasa memiliki
masyarakat untuk memilih bahasa karakter pemiliknya, baik bahasa daerah
Rejang atau tidak dalam komunikasi di maupun bahasa Indonesia itu sendiri.
keluarga. Namun terdapat benang merah Dengan demikian, begitu pentingnya
antara gejala tersebut dengan sikap pemertahanan bahasa, tidak hanya
berbahasa yang sudah direfleksikan berkaitan dengan bahasa itu sendiri
dalam perilaku berbahasa masyarakat tetapi juga bersentuhan dengan
Rejang. pemiliknya yaitu masyarakat. Selama ini
Di sisi lain, sikap bahasa akan upaya pemertahanan bahasa hanya
memberikan signifikansi terhadap dilakukan oleh lembaga bahasa saja.
pemertahanan bahasa. Pemertahanan Mulai dari melalui penerbitan buku,
bahasa akan semakin lemah jika pilihan penelitian, pelatihan, dialog atau melalui
untuk tidak menggunakan dan kebiasaan seminar-seminar. Pemertahanan bahasa
orang tua untuk tidak mentransmisikan menjadi lebih bermakna apabila
bahasa ibu ke anak-anaknya semakin dilakukan lebih dekat dengan masyarakat
kuat. Belum lagi perkembangan bahasa. Salah satu upaya yang paling
teknologi dan penetrasi budaya asing mungkin bermakna adalah melalui
yang semakin cepat membuat sekolah. Seperti yang dikemukakan oleh
pemertahanan bahasa akan semakin Halim (dalam Chaer, 2004: 151)
melemah. menyatakan pendidikan menjadi jalan
Perkembangan teknologi dan yang dapat ditempuh memperbaiki sikap
ilmu pengetahuan memberikan bahasa masyarakat yang berimplikasi
konsekuensi pada percepatan perubahan pada pemertahanan bahasa. Sekolah

Prosiding Seminar Nasional Bulan Bahasa UNIB 2015


209

sebagai bagian dari masyarakat harus bilingualisme. Hampir di setiap pelosok


dilibatkan secara penuh dalam upaya saat ini masyarakat tanpa sadar telah
pemertahanan bahasa ini. Tentu saja menjadi masyarakat biingual.
bahasa harus menjadi bagian dalam Keanekaragaman bahasa akan
kurikulum sekolah tersebut. selalu berkaitan dengan pemertahanan
Kurikulum bahasa harus dapat dan kepunahan bahasa. Bahasa yang
memenuhi kebutuhan bahasa sanggup bertahan dalam bilingualisme
pembelajar itu sendiri. Kebutuhan akan menngalami proses pemertahanan
bahasa mengacu pada tiga hal, yaitu bahasa. Semenatara bahasa yang gagal
kebutuhan komunikasi, kebutuhan aspek akan mengalami kepunahan. Seperti
bahasa, dan kebutuhan berbahasa. Salah yang diungkapkan oleh Sumarsono(2011)
satu fase yang paling penting dalam bahwa adanya interaksi bahasa akan
pengembangan kurikulum adalah menimbulkan adanya upaya
mengetahui kebutuhan pembelajar pemertahanan, yang mengalami
dalam proses pendidikan. Prosedur yang pergeseran akan menuju kepada
digunakan untuk mengumpulkan kepunahan.
informasi mengenai kebutuhan Ibrahim (2008: 5) menyebutkan
pembelajaran disebut dengan analisis fakta kepunahan dalam sebuah bahasa
kebutuhan. Pendekatan dalam analisis dapat terjadi pada: 1) bahasa-bahasa
kebutuhan ini hendaklah yang terancam punah itu sebagian besar
mempertimbangkan hal berikut: (1) berada di wilayah berkembang, 2)
tujuan dari analisis kebutuhan, (2) asal memiliki total populasi etnik tidak lebih
kebutuhan, (3) untuk siapa analisis dari 5.000 orang, 3) merupakan etnis
kebutuhan, (4) siapa target populasinya, minoritas terisolasi atau minoritas yang
(5) siapa yang mengumpulkan informasi, berada dalam wilayah yang bergitu
(6) prosedur yang digunakan, (7) beragam bahasa dan budayanya.
bagaimana informasi yang telah Walaupun demikian terdapat dua sebab
digunakan. Berdasarkan hal tersebut, utama kepunahan, yaitu karena orang
upaya pemertahanan bahasa mejadi tua tidak lagi mengajarkan bahasa ibu
lebih bermakna dengan kepada anak-anaknya serta tidak lagi
mengembangkan kurikulum yang menggunakan di rumah dan pilihan
berbasis analisis kebutuhan. sebagian masyarakat tutur untuk tidak
menggunakannya dalam ranah
B. PEMERTAHANAN BAHASA komunikasi sehari-hari. Kedua, sebab ini
Secara Umum Fasold (1984) terkait dengan sikap dan pemertahan
menyebutkan pemertahanan sebagai bahasa masyarakat tuturnya. Bahasa-
keputusan untuk tetap melanjutkan bahasa yang penuturnya memiliki
penggunaan bahasa secara kolektif oleh pemertahanan bahasa yang kuat akan
sebuah komunitas yang telah memiliki vitalitas hidup kuat pula.
menggunakan bahasa itu sebelumnya. Pemertahanan bahasa ini juga
Kesadaran untuk secara konsisten berkaitan dengan hipotesis
menggunakan bahasa daerah tentu tidak sosiolinguistik yang memaparkan
mudah. Mengingat upaya pemertahanan kecepatan kepunahan bahasa
bahasa ini akan bersinggungan dengan antargenerasi penutur sebagai berikut:

Prosiding Seminar Nasional Bulan Bahasa UNIB 2015


210

1) jika satu bahasa hanya digunakan oleh terhadap bahasa Melayu Loloan sebagai
penutur yang berusia 25 tahun ke atas konsekuensi kedudukan atau status
dan usia di bawahnya tidak lagi bahasa Loloan menjadi lambang
menggunakannya, maka 75 tahun ke identitas dari masyarakat Loloan yang
depan (tiga generasi) bahasa itu akan beragama Islam, 5) adanya
terancam punah, 2) jika satu bahasa kesimabungan pengalihan bahasa
hanya digunakan secara aktif oleh Melayu Loloan dari generasi terdahulu
penutur berusia 50 tahun ke atas dan ke generasi berikutnya.
usia di bawahnya tidak lagi Mengenai pemertahan bahasa
menggunakannnya, maka ada ini pun bahkan Presiden Republik
kemungkinan 50 tahun ke depan (dua Indonesia ke lima, Susilo Bambang
generasi) bahasa itu akan punah, 3) jika Yudoyono dalam sambutannya
satu bahasa secara aktif hanya dibacakan oleh Menteri Pendidikan
digunakan oleh penutur yang berusia 25 Nasional, Bambang Sudibyo, saat
tahun ke atas dan penutur berusia di pembukaan Kongres Bahasa Jawa IV,
bawahnya tidak lagi secara cakap menyatakan bahasa Jawa adalah bahasa
menggunakannnya, terutama dalam daerah yang memiliki jumlah penutur
ranah keluarga, maka ada kemungkinan yang besar. Namun dalam
25 tahun ke depan (satu generasi) perkembangannya tatanan kehidupan
bahasa itu akan punah. baru, terutama dikalangan generasi
Upaya pemertahanan bahasa muda , bahasa Jawa mulai ditinggalkan
tampak jelas dalam pemertahanan (http://kompas-cetak/). Artinya bahasa
penggunaan bahasa Melayu Loloan di Jawa yang memiliki jumlah penutur
desa Loloan Bali. Penduduk Loloan yang terbanyak di Indonesia saja tidak
berjumlah tiga ribu orang tetap terlepas dari ancaman kepunahan, hal ini
mengunakan bahasa Melayu Loloan sejalan dengan penelitian yang dilakukan
sebagai bahasa ibunya di tengah bahasa oleh Michael G. Clyne di Australia yang
Bali sebagai B2 yang dominan. Menurut menunjukkan bahwa pemertahanan
Sumarsono (dalam Chaer, 2004:147) suatu bahasa tidak tergantung kepada
faktor yang menyebabkan bahasa populasi etnisnya.
Melayu Loloan bertahan adalah: 1) UNESCO sebagai badan dunia
wilayah pemukiman mereka yang konsentrasi dalam dunia
terkonsentrasi pada satu tempat yang pendidikan pun telah menyorot
secara geografis terpisah dari wilayah persoalan bahasa daerah. Bagi UNESCO
pemukiman masyarakat Bali, 2) adanya terdapat tiga prinsip dasar, yaitu:
toleransi dari masyarakat mayoritas Bali 1) UNESCO mendukung pengajaran
yang mau menggunakan bahasa Melayu bahasa ibu sebagai alat untuk
Loloan dalam berinterksi dengan dengan memperbaiki kualitas pendidikan
golongan minoritas Loloan, 3) anggota dengan jalan membangun di atas
masyarakat Loloan mempunyai sikap pengetahuan dan pengalaman para
keislaman yang tidak akomodatif peserta didik dan guru.
terhadap masyarakat , budaya, dan 2) UNESCO mendukung pendidikan
bahasa Bali, 4) adanya loyalitas yang dwibahasa dan atau multibahasa di
tinggi dari anggota masyarakat Loloan semua tingkat pendidikan sebagai

Prosiding Seminar Nasional Bulan Bahasa UNIB 2015


211

suatu alat untuk mempromosi, baik “Curriculum development is a more


persamaan sosial maupun gender comprehensive process than syllabus
dan sebagai suatu unsur kunci dari design. It includes the processes that
masyarakat beragam bahasa, are used to determine the needs of a
3) UNESCO mendukung bahasa ibu group of learners, to develop aims or
sebagai suatu komponen penting objectives for a program to address
dalam pendidikan antarbudaya those needs, to determine an
dalam rangka mendorong pengertian appropriate syllabus, course
antara kelompok penduduk yang structure, teaching methods, and
berbeda dan menjalin rasa hormat materials, and to carry out an
terhadap hak-hak fundamental. evaluation of the language program
that results from these processes.”
C. PENGEMBANGAN KURIKULUM Pengembangan kurikulum jauh
BAHASA BERBASIS ANALISIS lebih kompleks dibandingkan dengan
KEBUTUHAN rancangan silabus. Pengembangan
Sejarah pengembangan kurikulum berkenaan dengan suatu
kurikulum dalam pengajaran bahasa proses yang dilakukan untuk
diawali dengan pengembangan silabus menentukan kebutuhan pembelajaran,
berdasarkan metode pengajaran bahasa mengembangkan program yang sesuai
(Richards, 2002:2). Pengembangan dengan kebutuhan tersebut,
kurikulum saat ini sangat dibutuhkan menentukan silabus yang tepat, jadual
mengingat persoalan pendidikan bukan belajar, metode mengajar, bahan serta
lagi persoalan ”dunia pendidikan” evaluasi.
semata, tetapi juga persoalan semua Pengembangan kurikulum dalam
stakeholders (pemangku kepentingan) pengajaran berbahasa ditandai adanya
dalam pendidikan tersebut. perubahan dalam pendekatan
Untuk itu berbicara mengenai pengajaran. Perubahan terhadap
pengembangan kurikulum akan berfokus pendekatan pengajaran bahasa diawali
pada penentuan apakah itu pendidikan, dari perubahan terhadap metode
skill dan nilai apa yang akan dipelajari mengajar. Richards (2002:2)
siswa di sekolah, pelajaran apa yang menyatakan dalam 100 tahun terakhir ini
harus didapat dalam hasil pembelajaran, terdapat beberapa metode bermunculan
dan bagaimana pembelajaran dan dan hilang dalam pengajaran berbahasa,
pengajaran di sekolah atau sistem seperti:
pendidikan direncanakan, diukur dan - Metode Terjemahan
dievaluasi (Richards, 2002:2). Intinya, Grammar (1800 – 1900)
dalam pengembangan kurikulum - Metode Langsung (1890 –
menggambarkan hubungan suatu proses 1960)
yang terfokus pada perencanaan, revisi, - Metode Struktural (1930 –
pelaksanaan dan pengevaluasian 1960)
program bahasa. - Metode Bacaan (1920 – 1950)
Untuk itu Richards (2002) dalam - Metode Audiolingual (1950 –
bukunya Curriculum Development in 1970)
Language Teaching mengatakan:

Prosiding Seminar Nasional Bulan Bahasa UNIB 2015


212

- Metode Situasional (1950 - stakeholders yang paling berpengaruh


1970) terhadap pengembangan kurikulum.
- Pendekatan Komunikatif Untuk itu tujuan pendidikan harus
(1970 – sekarang) menggambarkan sikap siswa, bukan
Prinsip-prinsip dalam metodologi sikap gurunya dan mengetahui
pengajaran bahasa inilah yang menjadi perubahan apa yang dalam pelajaran
pondasi dalam pengembangan sebagai hasil dari pengajaran (Tyler,
kurikulum, khususnya perencanaan 1950:1)
silabus dalam pengajaran bahasa untuk Model yang memenuhi kriteria
periode selanjutnya. Namun pada intinya pengembangan kurikulum tersebut
menurut Tyler (1950:1) dalam dikembangkan oleh Tyler, dengan model
pengembangan kurikulum hanya sebagai berikut:
menjawab empat pertanyaan 1. Kebutuhan 2. Rencana
fundamental yang menjadi dasar dalam Tujuan dan Strategi/taktik
menjabarkan apa yang menjadi bahan sasaran
yang perlu digali, yaitu: 3. Implementasi 4. Ulasan
a. Tujuan pendidikan apa yang harus Metode/teknik Evaluasi
dicapai sekolah? konsolidasi
b. Pengalaman belajar apa yang dapat Model Tyler ini menggambarkan
ditunjukkan untuk mencapainya? proses yang harus dilewati dalam
c. Bagaimana pengalam-pengalaman mengembangkan sebuah kurikulum.
belajar ini diatur secara efektif? Awal pengembangan adalah penjaringan
d. Bagaimana kita menentukan kebutuhan dalam rangka memenuhi apa
apakah tujuan ini sudah dicapai? yang ingin diperoleh atau paling tidak
Pernyataan Tyler ini penting dan mampu menjawab pertanyaan
menjadi kebangkitan dalam penelitian fundamental. Kebutuhan ini tidak
kurikulum. Inti dalam pengembangan terlepas dari tujuan atau sasaran yang
kurikulum terdapat dalam empat hal, telah ditetapkan. Penjaringan kebutuhan
yaitu struktur-isi-susunan/aturan- ini akan menentukan rencana, yang
evaluasi. didalamnya memuat strategi atau taktik
Hal ini juga sejalan dengan yang mungkin dapat dilakukan dalam
pandangan Rodgers (1989:26) yang upaya pengembangan kurikulum.
menggambarkan kurikulum adalah Selanjutnya, tahap implementasi
konsep yang luas dimana semua aktifitas merupakan tahap pembuktian produk
yang mengikat siswa dengan bantuan yang dilakukan dengan menerapkan
sekolah. Tidak hanya meliputi apa yang metode atau teknik yang cocok dengan
dipelajari tetapi juga bagaimana kurikulum yang akan dikembangkan.
mempelajarinya, bagaimana guru Terakhir berupa ulasan yang
membantu siswa belajar, penggunaan memberikan umpan balik terhadap
materi, metode penilaian dan jenis produk dengan melakukan evaluasi dan
fasilitasnya. konsolidasi.
Persoalan pengembangan Dalam tahapan pengembangan
kurikulum merupakan persoalan kurikulum di atas perlu juga
kebutuhan siswa. Siswa sebagai

Prosiding Seminar Nasional Bulan Bahasa UNIB 2015


213

mempertimbangkan faktor-faktor potensi dirinya untuk menjadi manusia


eksternal yang penting, yaitu: yang berkualitas. Secara khusus, tujuan
a. Tujuan filsafat dan pendidikan kurikulum tersebut dioperasionalkan
nasional yang dijadikan sebagai dasar melalui tujuan khusus dalam mata
untuk merumuskan tujuan pelajaran-mata pelajaran.
institusional yang pada gilirannya 2. Materi kurikulum
menjadi landasan dalam Hakikatnya materi kurikulum
merumuskan tujuan kurikulum suatu adalah isi kurikulum. Isi kurikulum
satuan pendidikan. dikembangkan dan disusun berdasarkan
b. Sosial budaya dan agama yang prinsip-prinsip sebagai berikut :
berlaku di masyarakat kita. a. Materi kurikulum berupa bahan
c. Perkembangan peserta didik yang pembelajaran yang terdiri dari
merujuk pada karakteristik bahan kajian atau topik-topik
perkembangan peserta didik. pelajaran yang dapat dikaji oleh
d. Keadaan lingkungan, yang dalam arti siswa dalam proses belajar dan
luas meliputi lingkungan manusiawi pembelajaran.
(interpersonal), lingkungan b. Materi kurikulum mengacu pada
kebudayaan termasuk IPTEK pencapaian tujuan masing-
(kultural) dan lingkungan hidup masing satuan pendidikan .
(bioekologi) serta lingkungan alam Perbedaan dalam ruang lingkup
(geoekologis) dan urutan bahan pelajaran
e. Kebutuhan pembangunan, yang disebabkan oleh perbedaan
mencakup kebutuhan pembangunan tujuan satuan pendidikan.
di bidang ekonomi, kesejahteraan c. Materi kurikulum diarahkan
rakyat, Hankam, dan sebagainya. untuk mencapai tujuan
f. Perkembangan ilmu pengetahuan pendidikan nasional.
dan teknologi yang sesuai dengan Prinsip-prinsip kurikulum
sistem nilai dan kemanusiaan serta tersebut diejawantahkan dalam aspek-
budaya bangsa. aspek berikut ini :
Hamalik (2001:23-30) memberikan 1) Teori adalah seperangkat konstruk
beberapa komponen yang berkaitan atau konsep, defenisi dan preposisi
dengan pengembangan kurikulum yang yang saling berhubungan, yang
dapat mempengaruhi kualitas kurikulum, menyajikan pendapat, sistematik
yaitu: tentang gejala dengan menspesifikasi
1. Tujuan kurikulum hubungan-hubungan antara variabel-
Dalam pengembangan kurikulum variabel dengan maksud menjelaskan
di Indonesia, tujuan kurikulum yang dan meramalkan gejala.
ditetapkan harus mengacu pada 2) Konsep adalah suatu abstraksi yang
pencapaian tujuan pendidikan nasional dibentuk oleh generalisasi dari
yang terkandung dalam Undang-undang kekhususan-kekhususan. Konsep
No 2 tahun 1989 tentang Sistem adalah defenisi singkat dari
Pendidikan Nasional. Tujuan kurikulum sekelompok fakta atau gejala.
secara umum memberikan wahana yang 3) Generalisasi adalah kesimpulan
luas bagi siswa untuk mengembangkan umum berdasarkan hal-hal yang

Prosiding Seminar Nasional Bulan Bahasa UNIB 2015


214

khusus, bersumber dari analisis, didik. Untuk itu ada tiga alternatif
pendapat atau pembuktian dalam pendekatan yang dapat digunakan, yakni
penelitian. d. Pendekatan yang berpusat pada
4) Prinsip adalah ide utama, pola skema mata pelajaran yang bersumber
yang ada dalam materi yang dari mata ajaran. Penyampaian
mengembangkan hubungan antara dilakukan melalui komunikasi
beberapa konsep. antara guru dan siswa. Guru
5) Prosedur adalah suatu seri langkah- sebagai penyampai pesan atau
langkah yang berurutan dalam materi komunikator. Siswa sebagai
pelajaran yang harus dilakukan oleh penerima pesan. Bahan
siswa. pelajaran adalah pesan itu
6) Fakta adalah sejumlah informasi sendiri.
khusus dalam materi yang dianggap e. Pendekatan yang berpusat pada
penting, terdiri dari terminologi siswa. Pembelajaran
orang dan tempat serta kejadian. dilaksanakan berdasarkan
7) Istilah adalah kata-kata kebutuhan, minat, dan
perbendaharaan yang baru dan kemampuan siswa.
khusus yang diperkenalkan dalam f. Pendekatan yang berorientasi
materi. pada kehidupan masyarakat.
8) Contoh atau ilustrasi adalah suatu hal Pendekatan ini bertujuan untuk
atau tindakan atau proses yang mengintegrasikan sekolah dan
bertujuan untuk memperjelas suatu masyarakat dan untuk
uraian atau pendapat. memperbaiki kehidupan
9) Definisi adalah penjelasan tentang masyarakat. Prosedur yang
makna atau pengertian tentang suatu ditempuh ialah dengan
hal/suatu kata dalam garis besarnya. mengundang masyarakat ke
10) Preposisi adalah suatu pernyataan sekolah atau siswa berkunjung ke
atau theorema atau pendapat yang masyarakat.
tak perlu diberi argumentasi. 4. Organisasi kurikulum
Preposisi hampir sama dengan Organisasi kurikulum terdiri dari
asumsi dan paradigma. beberapa bentuk, yang masing-masing
3. Metode Kurikulum memiliki ciri-ciri sendiri.
Metode ini berkaitan dengan cara a) Mata pelajaran terpisah-pisah
yang digunakan untuk menyampaikan (isolated subjects) kurikulum terdiri
materi pelajaran dalam upaya mencapai dari sejumlah mata ajaran yang
tujuan kurikulum. Metode pada terpisah-pisah. Tiap mata pelajaran
dasarnya merupakan strategi yang dapat disampaikan sendiri-sendiri tanpa
digunakan dalam pembelajaran. karena ada hubungannya dengan mata
menekankan pada kegiatan siswa. pelajaran lainnya.
Metode atau strategi pembelajaran b) Mata ajaran berkorelasi. Korelasi
mengacu pada tujuan kurikulum dan merupakan upaya mengurangi
berdasarkan pada perilaku apa yang kelemahan pemisahan mata ajaran.
ingin dibentuk oleh sekolah pada peserta Prosedurnya menyampaikan pokok-
pokok yang harus saling berkorelasi

Prosiding Seminar Nasional Bulan Bahasa UNIB 2015


215

guna memudahkan siswa memahami Melalui evaluasi diperoleh


pelajaran tertentu. informasi yang akurat tentang
c) Bidang studi. Beberapa mata ajaran penyelenggaraan pembelajaran dan
yang sejenis dan memiliki ciri-ciri keberhasilan belajar siswa. Berdasarkan
yang sama dikorelasikan dalam satu informasi itu dapat dibuat keputusan
bidang pengajaran. Misalnya bidang tentang kurikulum itu sendiri.
studi bahasa meliputi membaca, Pembelajar yang kesulitan dan upaya
bercerita, mengarang. bimbingan yang perlu dilakukan. Aspek-
d) Program yang berpusat pada anak. aspek yang perlu dinilai bertitiktolak dari
Program ini menitikberatkan pada aspek-aspek tujuan yang hendak dicapai,
kegiatan-kegiatan peserta didik, baik tujuan kurikulum, tujuan
bukan pada mata ajaran. Guru pembelajaran dan tujuan belajar siswa.
menyiapkan program yang meliputi Setiap aspek yang dinilai berpangkal
kegiatan-kegiatan yang menyajikan pada kemampuan-kemampuan apa yang
kehidupan anak. hendak dikembangkan, sedangkan tiap
e) Core program. Suatu program inti kemampuan itu mengandung unsur-
berupa suatu unit atau masalah yang unsur pengetahuan, keterampilan dan
diambil dari suatu mata ajaran sikap serta nilai. Penetapan aspek yang
tertentu. Beberapa mata ajaran dinilai mengacu pada kriteria
lainnya diberikan melalui kegiatan- keberhasilan yang telah ditentukan
kegiatan belajar dalam upaya dalam kurikulum tersebut.
memecahkan masalah tersebut. Di samping komponen yang perlu
Mata ajaran tersebut tidak diberikan dikembangkan dalam kurikulum,
secara terpisah. Biasanya dalam terdapat prinsip-prinsip yang perlu
program itu telah disarankan dipertimbangkan dalam pengembangan
pengalaman-pengalaman siswa kurikulum. Prinsip-prinsip itu adalah:
dalam garis besarnya. Guru dan 1)Prinsip berorientasi pada tujuan
siswa memilih, merencanakan dan Pengembangan kurikulum mengacu pada
mengembangkan suatu unit kerja pencapaian tujuan pendidikan nasional.
yang sesuai dengan minat, Tujuan kurikulum merupakan penjabaran
kemampuan dan kebutuhan siswa. dan upaya untuk mencapai tujuan satuan
f) Eclective Program. Eclectic program dan jenjang pendidikan tertentu. Tujuan
adalah suatu program yang mencari kurikulum mengandung aspek-aspek
keseimbangan antara organisasi pengetahuan, keterampilan dan sikap
kurikulum yang berpusat pada mata yang selanjutnya menumbuhkan
ajaran dan yang berpusat pada perubahan tingkah laku peserta didik
peserta didik. Caranya ialah memilih yang mencakup ketiga aspek tersebut
unsur-unsur yang dianggap baik dan dan berkaitan dengan aspek-aspek yang
diintegrasikan menjadi suatu terkandung dalam tujuan pendidikan
program. Program ini sesuai dengan nasional.
minat, kebutuhan dan kematangan 2)Prinsip Relevansi (kesesuaian)
peserta didik. Pengembangan kurikulum yang meliputi
5.Evaluasi tujuan, isi dan sistem penyampaiannya
harus relevan dengan kebutuhan dan

Prosiding Seminar Nasional Bulan Bahasa UNIB 2015


216

keadaan masyarakat, tingkat antara unsur-unsur keilmuan sains,


perkembangan dan kebutuhan siswa sosial, humaniora, dan keilmuan prilaku.
serta serasi dengan perkembangan ilmu Dengan keseimbangan tersebut akan
dan pengetahuan dan teknologi. terjalin perpaduan yang lengkap dan
3) Prinsip Efisiensi dan Efektivitas menyeluruh untuk memberikan
Efisiensi dalam penggunaan dana, waktu sumbangannya terhadap pengembangan
dan tenaga dan sumber-sumber yang pribadi.
tersedia dalam upaya mencapai hasil 7)Prinsip Keterpaduan
yang optimal harus dipertimbangkan Perencanaan terpadu bertitiktolak dari
dalam pengembangan kurikulum. masalah atau topik dan konsistensi
Ketersediaan dana, waktu, tenaga yang antara unsur-unsurnya. Dengan
terbatas harus dapat didayagunakan keterpaduan ini terbentuk pribadi yang
secara efisien untuk melaksanakan bulat dan utuh.
proses pembelajaran. Demikian juga, 8)Prinsip Mutu
keterbatasan fasilitas yang digunakan Pengembangan kurikulum berorientasi
secara tepat guna untuk meningkatkan pada pendidikan mutu dan mutu
efektivitas atau keberhasilan siswa. pendidikan. Pendidikan mutu berarti
4) Prinsip Fleksibilitas (Keluwesan) pelaksanaan pembelajaran yang
Kurikulum yang luwes mudah bermutu, sedangkan mutu pendidikan
disesuaikan, diubah dan dilengkapi atau berorientasi pada hasil pendidikan yang
dikurangi berdasarkan tuntutan dan berkualitas. Pendidikan yang bermutu
keadaan ekosistem dan kemampuan ditentukan oleh mutu guru, kegiatan
setempat sehingga tidak statis atau kaku. belajar mengajar, peralatan/media yang
5) bermutu. Hasil pendidikan yang
PrinsipBerkesinambungan(Kontinuitas bermutu diukur berdasarkan kriteria
) tujuan pendidikan nasional.
Kurikulum disusun secara Salah satu fase yang paling
berkesinambungan, artinya, bagian- penting dalam pengembangan kurikulum
bagian, aspek-aspek, materi dan bahan adalah mengetahui kebutuhan
kajian disusun secara berurutan. pembelajar dalam proses pendidikan.
Terdapat hubungan fungsional yang Prosedur yang digunakan untuk
bermakna, sesuai dengan jenjang mengumpulkan informasi mengenai
pendidikan, struktur dalam satuan kebutuhan pembelajaran disebut dengan
pendidikan, dan tingkat perkembangan analisis kebutuhan (Richards, 2002: 51).
siswa. Analisis kebutuhan ini hadir dalam
6)Prinsip keseimbangan rancangan program pendidikan sejak
Penyusunan kurikulum harus tahun 1960 sebagai bagian dari sistem
mempertimbangkan keseimbangan dan pendekatan dalam pengembangan
secara proporsional dan fungsional kurikulum dan menjadi filosofi dari
antara berbagai program dan sub akuntabilitas pendidikan (Stuff Lebeam,
program, antara semua mata ajaran, dan Mc Cormick, Brinker hoff, dan Welson
antara aspek-aspek prilaku yang ingin (1985) dalam Richards: 51).
dikembangkan. Keseimbangan tersebut Sejak tahun 1980, pengajaran
diharapkan juga antara teori dan praktik, bahasa berbasis kebutuhan muncul,

Prosiding Seminar Nasional Bulan Bahasa UNIB 2015


217

khususnya dalam program rancangan Kebutuhan pada dasarnya mengacu pada


yang berorientasi kejuruan (Bindley keinginan, hasrat, permintaan,
(1984) dalam Richards: 51). Pendekatan penghargaan, motivasi, ketiadaan,
dalam analisis kebutuhan ini hendaklah desakan dan syarat-syarat (Brindley 1984
mempertimbangkan hal berikut: (1) : 28 dalam Richards, 54). Namun
tujuan dari analisis kebutuhan, (2) asal kebutuhan sering digambarkan sebagai
kebutuhan, (3) untuk siapa analisis gambaran perbedaan antara apa yang
kebutuhan, (4) siapa target populasinya, pembelajar dapat lakukan dengan
(5) siapa yang mengumpulkan informasi, bahasa dan apa yang harus dapat dia
(6) prosedur yang digunakan, (7) lakukan. (Porchen (1977), dalam Brindley
bagaimana informasi yang telah (1984) dalam Richards, 54) menawarkan
digunakan. pandangan yang berbeda, bahwa
(1) Tujuan Analisis Kebutuhan kebutuhan adalah suatu hal yang dapat
Analisis kebutuhan dalam pengajaran dibangun, pusat jaringan konseptual dan
bahasa dapat digunakan untuk sejumlah hasil dari sejumlah pilihan epistemologi.
tujuan, yaitu: Dalam istilah kebutuhan bahwa lebih
1) Untuk menemukan keterampilan spesifik lagi sebagai keterampilan
bahasa yang mana dibutuhkan berbahasa yang dibutuhkan agar dapat
untuk pembelajar dalam bertahan di lingkungan yang komplek.
memainkan peran khusus, seperti (3) Pengguna Analisis Kebutuhan
manajer perusahaan, pemandu Analisis kebutuhan dapat diatur sesuai
wisata atau mahasiswa. dengan pengguna analisis yang berbeda.
2) Untuk membantu menentukan Pengguna analisis akan menentukan
secara jelas kebutuhan siswa- analisis kebutuhan sesuai dengan siapa
siswa yang berpotensi. pengguna akhirnya. Beberapa pengguna
3) Untuk menentukan siswa dari dalam analisis kebutuhan adalah:
sebuah kelompok yang paling 1) Bagian kurikulum di kementerian
perlu pelatihan dalam pendidikan yang ingin
keterampilan bahasa tertentu menggunakan informasi tersebut
4) Untuk mengetahui perubahan sebagai bahan evaluasi terhadap
petunjuk bahwa apa yang kecukupan silabus yang ada,
dirasakan orang-orang dari grup kurikulum dan bahannya
yang bersangkutan itu penting, 2) Guru yang akan mengajar dari
5) Untuk menentukan batas antara kurikulum baru
apa yang dapat dilakukan dan apa 3) Pelajar yang akan diajar
yang mereka butuhkan untuk 4) Penulis/penyusun, siapa yang
melakukan hal tersebut, mempersiapkan buku pelajaran
6) Untuk mengumpulkan informasi yang baru
mengenai problem pembelajar 5) Personil pengujian atau siapa
(Richards, 2002 : 52). yang dilibatkan dalam
Menentukan secara jelas tujuan adalah pengembangan akhir dari
langkah awal dalam analisis kebutuhan. penilaian sekolah
(2) Batasan Kebutuhan 6) Staf lembaga pendidikan, atau
siapa yang berminat akan

Prosiding Seminar Nasional Bulan Bahasa UNIB 2015


218

pengetahuan tingkat apa yang Prosedur mengumpulkan informasi


diharapkan dari siswa yang abaru dalam analisis kebutuhan yang dapat
tamat sekolah dan masalah yang dipilih adalah: a) kuesioner, b) penilaian
dihadapinya. pribadi, c) interview / wawancara, d)
(3) Populasi Target pertemuan, e) observasi /
Populasi target dalam sebuah analisis pengamatan, f) pengumpulan sample, g)
kebutuhan mengacu pada masyarakat di analisis tugas, h) studi kasus, i) analisis
mana informasi itu bisa didapatkan. ketersediaan informasi.
Dalam proses bahasa, populasi target ini (7) Perancangan Analisis Kebutuhan
bisa menjadi pembelajar bahasa atau Perancangan analisis kebutuhan
pembelajar bahasa yang poptensial, melibatkan pilihan yang telah dibahas di
tetapi yang lain juga dapat dilibatkan atas yang memberikan pandangan yang
tergantung pada apakah mereka bisa komprehensif akan kebutuhan siswa.
menyediakan informasi yang berguna Pemilihan ini meliputi pengumpulan,
dalam mencapai sasaran analisis penyusunan, penganalisaan dan
kebutuhan. Populasi target dapat pelaporan informasi yang terkumpul.
meliputi: a) pembuat kebijakan, b)
kementerian pendidikan, c) guru, d) D. KESIMPULAN DAN SARAN
siswa, e) akademisi, f) pekerja, g) 1. Kesimpulan
spesialis pelatih kejuruan, h) orang tua, i) Pembiaran terhadap bahasa khususnya
orang-orang yang berpengaruh dan bahasa ibu adalah bentuk penelantaran
kelompok yang berkuasa, j) spesialis bahasa. Pemertahanan bahasa menjadi
akademis, k) perwakilan masyarakat. isu strategis sebagai wujud sikap
(5) Perancang Analisis Kebutuhan berbahasa yang menjunjung
Perencanaan sebuah analisis kebutuhan kemajemukan. Tidak dapat disangkal lagi
melibatkan siapa yang akan memantau gejala-gejala kepunahan mulai muncul
analisis kebutuhan, mengumpulkan dan bila tidak diantisipasi dalam tindakan
menganalisis hasilnya. Dalam yang tepat. Pemerintah sebagai lembaga
pengembangan kurikulum, perancang yang bertanggung jawab secara penuh
yang tepat dalam analisis kebutuhan terhadap pemertahanan bahasa harus
adalah guru itu sendiri sebagai upaya bersikap tegas. Sikap itu dapat
untuk penyediaan ketepatan kebutuhan diwujudkan dengan mengambil alih
belajar. fungsi keluarga sebagai sarana transmisi
(6) Prosedur Analisis bahasa ibu tidak berlangsung dengan
Kebutuhan baik. Sekolah mengambil peran fungsi
Bermacam prosedur dapat digunakan keluarga dengan mendudukkannya
dalam penyaluran analisis kebutuhan dalam pembelajaran di sekolah.
dan jenis informasi yang akan didapat. Pembelajaran bahasa di sekolah menjadi
Hal ini tergantung pada pemilihan upaya pemertahanan yang nyata.
prosedur. Penggunaan prosedur pada Kurikulum pengajaran bahasa di sekolah
satu sumber saja tentu tidak akan harus dapat dikembangkan berdasarkan
lengkap dan parsial. Untuk itu analisis kebutuhan. Salah satu fase yang
pendekatan triangulasi dapat penting dalam pengembangan kurikulum
dipertimbangkan untuk dipakai. bahasa adalah mengetahui kebutuhan

Prosiding Seminar Nasional Bulan Bahasa UNIB 2015


219

pembelajar. Kebutuhan pembelajar Musabab,Gejala, dan Strategi


dianalisi melalui analisis kebutuhan. Perawatannya. Makalah yang
Untuk itu, pendekatan dalam analisis disampaikan dalam Kongres IX
kebutuhan ini hendaklah Bahasa Indonesia,Jakarta 28
mempertimbangkan hal berikut: (1) Oktober-1November 2008.
tujuan dari analisis kebutuhan, (2) asal
kebutuhan, (3) untuk siapa analisis Kompas. 11 Agustus 2009. 169 Bahasa
kebutuhan, (4) siapa target populasinya, Daerah Terancam Punah. http
(5) siapa yang mengumpulkan informasi, //www.kompas.com/ Senin, 18
(6) prosedur yang digunakan, (7) Agustus 2008.10.30
bagaimana informasi yang telah Naskah tentang Sikap UNESCO mengenai
digunakan. Pendidikan. 2003
2. Saran
a. Pemertahanan bahasa tidak lagi Richards, Jack C. 2001. Curriculum
menjadi wilayah tanggung jawab Development in Language
badan bahasa tetapi kesadaran dari Teaching. USA: Cambridge
masyarakat penutur untuk University Press.
menjadikan bahasa ibu tetap eksis
dalam perkembangan masyarakat. Sumarsono.2011.Sosiolinguistik.Yogyakar
b. Campur tangan pemerintah melalui ta: Pustaka Pelajar.
PERDA ( peraturan daerah) adalah
bukti nyata yang positif untuk tetap
mempertahankan bahasa ibu. Hasil Notulensi
c. Pengembangan kurikulum bahasa Moderator : Dr. Arono, M.Pd.
di sekolah harus Notulis : Nafri Yanti, M.Pd.
mempertimbangkan kebutuhan
pembelajar. Harkandi (Mahasiswa Magister
Pendidikan Bahasa Indonesia UNIB)
E. DAFTAR PUSTAKA Pertanyaan
Sejauh mana bahasa daerah digunakan
Chaer,Abdul dan Leonie di lingkungan anda dan sejauh mana
Agustina.2004.Sosiolinguistik: anda sudah melakukan upaya
Perkenalan Awal.Edisi Revisi. pemertahanan bahasa?
Jakarta:PT.Rineka Cipta. Jawaban:
Saat ini penggunaan bahasa daerah
Fasold,R.1984.The Sociolinguististics of khusunya Bahasa Rejang di Rejang
Society.Cambridge:Cambridge lebong sudah mulai berkurang. Hal ini
University Press. dikarenakan orang tua sebagai penutur
asli Bahasa Rejang sudah jarang
Hamalik, Oemar. 2001. Kurikulum dan
mengajarkan dan menggalakkan anak
Pembelajaran. Jakarta: Bumi
mereka untuk menggunakan Bahasa
Aksara.
Rejang. Sejauh ini upaya yang sudah saya
Ibrahim, Gufran Ali.2008. Bahasa lakukan untuk melakukan pertahanan
Terancam Punah:Fakta.Sebab- terhadap Bahasa Rejang adalah dengan

Prosiding Seminar Nasional Bulan Bahasa UNIB 2015


220

cara menyusun kurikulum dengan 2. Jika satu bahasa hanya digunakan


memasukkan muatan Bahasa Rejang secara aktif oleh penutur berusia 50
pada jenjang SD/SMP/SMA. Kurikulum tahun ke atas dan usia di bawahnya
ini juga sudah diajukan kepada tidak lagi menggunakannnya, maka
pemerintah daerah untuk dijadikan ada kemungkinan 50 tahun ke depan
Peraturan Daerah (PERDA) namun (dua generasi) bahasa itu akan
karena persoalan politik hal ini belum punah,
bisa terealisasi hingga saat ini. Sampai 3. Jika satu bahasa secara aktif hanya
saat ini unsur pembelajaran Bahasa digunakan oleh penutur yang berusia
Rejang hanya menyentuh materi tentang 25 tahun ke atas dan penutur berusia
huruf Kaganga, namun bahasa yang di bawahnya tidak lagi secara cakap
digunakan tetap bahasa Indonesia. menggunakannnya, terutama dalam
Kedepannya akan disusun kurikulum ranah keluarga, maka ada
bahasa berdasarkan analisis kebutuhan kemungkinan 25 tahun ke depan
pembelajar. (satu generasi) bahasa itu akan
punah.
Sutrisno (Mahasiswa Magister
Pendidikan Bahasa Indonesia UNIB)
Pertanyaan:
Apakah anda sudah melakukan
penelitian penggunaan Bahasa Rejang
diberbagai daerah? Di daerah mana saja
Bahasa Rejang sudah mulai punah?

Jawaban:
Saya sudah melakukan observasi kepada
beberapa mahasiswa di STAIN tentang
penggunaan Bahasa Rejang. Berdasarkan
hasil jawaban beberapa mahasiwa,
diketahui bahwa sebagian dari mereka
sudah jarang menggunakan Bahasa
Rejang walaupun bahasa ibu mereka
adalah Bahasa Rejang. Berdasarkan
hipotesis sosiolinguistik yang
memaparkan kecepatan kepunahan
bahasa antar generasi penutur, didapat
hippotesa sebagai berikut:
1. Jika satu bahasa hanya digunakan
oleh penutur yang berusia 25 tahun
ke atas dan usia di bawahnya tidak
lagi menggunakannya, maka 75
tahun ke depan (tiga generasi)
bahasa itu akan terancam punah.

Prosiding Seminar Nasional Bulan Bahasa UNIB 2015

Anda mungkin juga menyukai