Anda di halaman 1dari 4

TUGAS TUTORIAL 1

PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA DI SD

Tutor Pembimbing : Nita Anjung Munggaran, S,Pd.,M.Pd.

Oleh:

Nama : SILVI
NIM : 857500546
Program Studi : S-1 Pgsd Masukan Sarjana
Pokjar/ Kelas : Ciamis/ Kelas B

UPBJJ BANDUNG
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
2023
Soal Tugas 1
1. Jelaskan hakikat bahasa dan pembelajaran bahasa!
2. Jelaskan tipe-tipe strategi pemerolehan bahasa yang digunakan oleh pembelajar anak!
3. Jelaskan perbedaan konsep pemerolehan bahasa dari sudut pandang psikolinguistik dan
sosiolinguistik!
4. Jelaskan peran orang tua atau keluarga dalam pemerolehan bahasa pertama!
5. Jelaskan peran guru dan lingkungan dalam pemerolehan bahasa kedua !

Jawaban :
1. Hakikat Bahasa
Bahasa adalah sistem lambang yang bermakna, artbiter, konvensional, dan produktif yang
dipergunakan oleh setiap individu dan anggota social untuk berkomunikasi, bekerja sama,
dan mengidentifikasi diri. Secara umum bahasa memiliki fungsi personal dan sosial.
Secara khusus, bahasa memiliki fungsi instrumental, personal, regulator, heuristik,
imajinatif, interaksional dan informatif.
Hakikat Pembelajaran Bahasa
Belajar adalah perubahan tingkah laku anak secara tetap melalui pengalaman, pengamatan,
dan bahasa yang dilaukannya secara aktif. Dalam kaitannya dengan belajar bahasa
sebelum masuk ke sekolah dasar, anak telah belajar bahasa melalui komunitasnya yaitu
keluarga, teman, media radio, televisi, dan lingkungannya. Mereka belajar bahasa (
menyimak, berbicara,, bahkan mungkin membaca dan menulis) bukan demi bahasa itu
sendiri, melainkan karena didorong oleh kebutuhannya untuk memahami dan dipahami.
Pola belajar bahasa yang mereka lakukan adalah:
a. Semua komponen, system dan keterampilan bahasa dipelajari secara terpadu.
b. Belajar bahasa dilakukan secara alami dan langsung dalam konteks yang otentik.
c. Belajar bahasa dilakukan secara bertahap, sesuai dengan kebutuhannya.
d. Belajar bahasa dilakukan melalui strategi trial-eror dan strategi lainnya.

2. Berikut ini merupakan beberapa strategi pemerolehan bahasa oleh anak :


a. Mengingat
Mengingat memainkan peranan yang cukup penting dalam belajar bahasa atau belajar
apa pun. Setiap pengalaman indrawi yang dilalui anak, dicatat dalam benaknya.
Ketika dia menyentuh, menyerap, mencium, mendengar dan melihat sesuatu, memori
anak merekamnya. Ingatan itu akan semakin kuat apabila penyebutan akan benda atau
peristiwa itu terjadi berulang-ulang. Dengan cara ini anak akan mengingat bunyi,
kombinasi bunyi atau kata, tentang sesuatu sekaligus mengingat pula cara
mengungkapkannya.
b. Meniru
Dalam belajar bahasa anak pun menggunakan strategi peniruan. Peniruan disini berarti
mencontoh secara kreatif atau menginspirasi. Peniruan yang dilakukan anak tidak
selalu berupa pengulangan yang persis sama atas apa saja yang didengarnya. Di satu
sisi, anak secara bertahap dapat memahami dan menggunakan tuturan yang lebih
rumit. Di sisi lain secara bersamaan anak pun membangun suatu sistem bahasa yang
kemungkinan dia mengerti dan memproduksi tuturan dalam bentuk dan jumlah yang
tidak terbatas.
c. Mengalami langsung
Strategi lain yang mempercepat anak menguasai bahasa pertamanya adalah
mengalami langsung kegiatan berbahasa dalam konteks yang nyata. Anak
menggunakan bahasanya baik ketika berkomunikasi dengan orang lain, maupun
sewaktu sendirian. Dia menyimak dan berbicara langsung, dan sekaligus memperoleh
tanggapan dari mitra bicaranya. Dari tanggapan yang diperolehnya, secara tidak sadar
anak memperoleh masukan tentang kewajaran dan ketepatan perilaku berbahasanya,
dan dalam waktu yang sama juga si anak mendapat masukan dari tindak berbahasa
yang dilakukan mitra berbicaranya.
d. Bermain
Kegiatan bermain sangat penting untuk mendorong pengembangan kemampuan
berbahasa anak. Dalam bermain, si anak kadang berperan sebagai orang dewasa,
sebagai penjual atau pembeli dalam bermain dagang-dagangan, ibu, bapak atau anak
dalam bermain rumah-rumahan, sebagai dokter atau perawat atau pasien atau sebagai
guru atau murid dalam bermain sekolah-sekolahan.

3. Proses pemerolehan bahasa menurut pandangan psikolinguistik dan sosiolinguistik


a. Psikolinguistik
Psikolinguistik adalah ilmu yang mempelajari perilaku berbahasa, baik prilaku yang
tampak maupun perilaku yang tidak tampak. Ada dua teori tentang pemerolehan
bahasa yaitu: (a) teori aliran behaviorisme menyatakan bahwa perkembangan bahasa
anak-anak itu melalui penambahan sedikit demi sedikit. Jadi, seolah-olah pemerolahan
bahasa itu bersifat linear atau garis lurus. Makin hari makin bertambah juga sampai
akhirnya lengkap seperti bahasa orang dewasa. (b) teori aliran rasionalisme dinyatakan
bahwa perkembangan bahasa anak itu mengikuti suatu pola perkembangan tertentu.
Setiap pola perkembangan bahasa itu mempunyai tata bahasa sendiri-sendiri pula,
yang mungkin saja tidak sama dengan tata bahasa orang dewasa (tata bahasa yang
sebenarnya)
b. Sosiolinguitik
Halliday (dalam sumarsono, 2014, hlm. 2) menyebut sosiolinguistik sebagai linguistik
institusional yang berkaitan dengan pertautan bahasa dengan orang-orang yang
memakai bahasa itu. Dalam hal ini, sosiolinguistik didefinisikan sebagai kajian bahasa
dan pemakai bahasa.
Sosiolinguistik mengkaji keseluruhan masalah yang berhubungan dengan organisasi
sosial perilaku bahasa, tidak hanya menyangkut pemakaian bahasa saja, melainkan
juga sikap-sikap bahasa. Jadi sosiolinguistik mengacu kepada pemakaian data
kebahasaan dan mengaalisis ke dalam ilmu-ilmu lain yang menyangkut kehidupan
sosial, mengacu kepada data kemasyarakatan, dan menganalisis ke dalam linguistik.
Dalam kajian sosiolinguistik dibahas tentang masyarakat bahasa. Masyarakat bahasa
adalah kelompok penutur yang berdasarkan pandangan hidup mereka membentuk
kelompok berdasarkan bahasa yang sama. Setiap bahasa sebagai languge dapat terdiri
dari sejumlah dialek, dan setiap dialek terdiri dari sejumlah idiolek. Namun perlu juga
dicatat bahwa dua buah dialek yang secara linguistik adalah sebuah bahasa, karena
anggota dari kedua dialek itu bisa saling mengerti; tetapi secara politis bisa disebut
sebagai dua buah bahasa yang berbeda.
Jadi dapat disimpulkan bahwa perbedaan pemerolehan bahasa dari sudut pandang
psikolinguistik dan sosiolinguistik adalah bahwa psikolingiuistik merupakan telaah
hubungan antara kebutuhan-kebutuhan kita untuk megekspresikan dan
mengomunikasikan bahasa-bahasa yang diperlajari sejak kecil. Sedangkan
sosiolinguistik ialah subdisiplin linguistik yang mempelajari bahasa dalam hubungan
pemakaiannya dalam masyarakat.

4. Orang tua memang memiliki peranan yang sangat penting dalam mendampingi dan
membimbing perkembangan bahasa anak, karena orang tua khususnya ibu adalah orang
terdekat bagi anak.ibu dan anak sudah berkomunikasi sejak anak di dalam kandungan
sampai ia dilahirkan. Tahapan tersebut biasa disebut dengan fase golden age.fasegolden
age merupakan tahapan proses pemerolehan bahasa anak yang cukup baik, karena pada
tahapan ini, otak anak mulai berkembang dan bisa menyerap berbagai macam rangsangan
yang ada di sekitarnya. Dalam hal ini orang tua harus memanfaatkan untuk menstimulus
anak agar mendapat bahasa pertama yang baik agar anak mampu berinnteraksi dengan
sekitarnya, tidak hanya memperhatikan banyaknya kosakata yang bisa dikuasai oleh anak,
tetapi juga kandungan moral di dalam kata tersebut. Ibu harus bisa memilih kata sebaik
mungkin, karena bahasa pertama yang disampaikan oleh orang tua akan terekam dan
ditirukan oleh anak serta nantinya akan berpengaruh terhadap pembentukan karakter anak.

5. Belajar bahasa tidak terjadi melalui proses transmisi fakta-fakta tentang bahasa atau
pemindahan pengetahuan bahasa dari proses latihan atau memorisasi. Belajar bahasa
adalah hasil dari pemanfaatan kesempatan untuk berinteraksi secara bermakna dengan
orang lain dalam bahasa target (yang dipelajari). Karena itulah, peran guru sangat penting
dalam pemerolehan bahasa kedua. Proses transfer informasi secara ekspositori ataupun
latihan-latihan pengulangan bukanlah model paling tepat bagi praktek penggunaan bahasa
kedua di dalam kelas. Guru harus merancang pembelajaran yang bisa memperkaya praktik
bahasa secara interaktif dengan cara melibatkan sebanyak mungkin bahasa kedua dalam
bahasa instruksi yang digunakan di dalam kelas agar anak lebih banyak “bergaul” dengan
bahasa kedua itu, karena setibanya di rumah, biasanya mereka akan kembali menggunakan
bahasa pertamanya dalam berinteraksi.

Anda mungkin juga menyukai