BAHASA INDONESIA
NAMA : DEWI LESTARI
NIM: 858933699
SOAL !
JAWABAN
1. Pengertian bahasa
Bahasa adalah pernyataan pikiran seseorang dengan perantara onomata ( nama benda )
dan rhemata ( ucapan) yang merupakan cerminan dari ide seseorang dalam arus udara lewat
pulut ( Plato). Bahasa bersifat dinamis artinya bahwa bahasa itu tidak lepas dari berbagai
kemungkinan sewaktu-waktu beubah. Pada setiap waktu mungkin saja terdapat kosa kata baru
yang muncul, tetapi juga ada kosa kata lama yang tenggelam atau tidak di gunakan lagi.
Bahasa Indonesia sebagai jati diri bangsa memegang peranan yang sangat penting
dalam menjaga keutuhan dan rasa persatuan warga negara Indonesia. Bahasa Indonesia
berperan sebagai perekat kebersamaan untuk menyamarkan titik-titik perbedaan pada bangsa
yang majemuk ini. Oleh karena itulah, pembelajaran Bahasa Indonesia sangatlah penting
untuk membentuk generasi penerus bangsa yang bersatu dan berdaulat.
Secara umum bahasa adalah suatu bentuk ungkapan yang bentuk dasar ujaran atau
suatu ungkapan dalam bentuk bunyi ujaran. Selain itu, bahasa juga dapat dimaknai sebagai
alat komunikasi antar manusia (anggota masyarakat) berupa lambang bunyi ujaran yang
dihasilkan oleh alat ucap manusia. Maka dapat disimpulkan bahwa hakikat pembelajaran
Bahasa Indonesia adalah sebuah upaya untuk mengarahkan peserta didik sehingga terampil
berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia, baik itu secara lisan maupun tulisan, serta baik dalam
situasi formal maupun informal.
Penggunaan bahasa pada anak merupakan salah satu aspek (dari sekian banyak tahapan)
perkembangan anak yang selayaknya tidak luput dari perhatian orang tua. Anak memperoleh bahasa
secara tidak langsung dengan cara berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Pemerolehan ini dilakukan
dengan cara belajar mengucapkan beberapa kata melalui proses peniruan (mimikri). Perkembangan
ini berawal dari bahasa yang sederhana menuju ke stuktur yang kompleks. Pemerolehan bahasa pada
anak adalah proses bagaimana seseorang dapat berbahasa atau proses anak-anak pada umumnya
memperoleh bahasa pertama. Pemerolehan bahasa berlalu pada ambang sadar. Pemeroleh bahasa
biasanya tidak sadar bahwa ia tengah memperoleh bahasa. Pemeroleh bahasa hanya sadar akan
kenyataan bahwa ia tengah menggunakan bahasa untuk berkomunikasi.
Pemerolehan bahasa dibedakan menjadi pemerolehan bahasa pertama dan pemerolehan bahasa
kedua. Pemerolehan bahasa pertama terjadi jika anak belum pernah belajar bahasa apa pun, lalu
memperoleh bahasa. Bahasa yang diperoleh bisa satu bahasa atau monolingual FLA (first language
acquisition), dua bahasa secara bersamaan atau berurutan (bilingual FLA), atau lebih dari dua bahasa
(multilingual FLA). Pemerolehan bahasa kedua terjadi jika seseorang memperoleh bahasa setelah
menguasai bahasa pertama atau merupakan proses seseorang mengembangkan keterampilan
menggunakan bahasa kedua atau bahasa asing.
Pemerolehan bahasa pada anak dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik dari lingkungan
rumah (yaitu orang tua dan orang dewasa), oleh faktor lingkungan bermain, maupun lingkungan
sekolah. Kedua faktor ini memberikan dampak tersendiri bagi anak. Terlepas dari hal tersebut, anak
pada usia 3—5 tahun adalah fase ketika anak sedang mampu menyerap semua stimulus atau
rangsangan yang diberikan ke otak sehingga secara alamiah anak akan dapat melakukan semua
stimulus itu tanpa diajari terlebih dahulu, misalnya pada bahasa. Dengan daya otak yang sedang
mampu menyerap semua rangsangan dari luar, secara langsung ketika anak mendengar satu kata yang
asing di lingkungan tempat tinggalnya, ia akan dapat mengulang kata tersebut meskipun belum
sempurna. Hal ini menandakan bahwa proses pemerolehan bahasa pada anak dapat terjadi di mana
saja, baik di rumah, di lingkungan, maupun di tempat bermainnya.
2). Strategi kedua dalam pemerolehan bahasa adalah strategi produktivitas. Produktivitas berarti keefektifan
dan keefisienan dalam pemerolehan bahasa melalui sarana komunikasi linguistik dan nonlinguistik (mimik,
gerak, isyarat, suara dsb).
3). Strategi ketiga adalah strategi umpan balik, yaitu umpan balik antara strategi produksi ujaran (ucapan)
dengan responsi.
4). Strategi keempat adalah apa yang disebut prinsip operasi. Dalam strategi ini anak dikenalkan dengan
pedoman, ‖Gunakan beberapa prinsip operasi umum untuk memikirkan serta menggunakan bahasa‖( hindarkan
kekecualian, prinsip khusus: seperti kata: berajar menjadi belajar).
Kurikulum berasal dari bahasa Yunani yang berarti jarak yang harus ditempuh. Dari dunia atletik
istilah ini dipakai dalam dunia pendidikan dengan arti sejumlah mata pelajaran tertentu yang harus ditempuh
atau sejumlah pengetahuan yang harus dikuasai untuk mencapai suatu tingkat atau ijazah.
Ragam kurikulum dapat ditinjau dari beberapa segi secara umum Goodlad (dalam Kaber, 1998 )
membedakan menjadi lima jenis kurikulum sebagai berikut:
1. Kurikulum ideal
2. Kurikulum Formal
3. Kurikulum ― Bayangan ―
4. Kurikulum Oprasional
5. Kurikulum pengalaman