MODUL 2
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
1. AULIA RIZKIA RAHMAWTI (857833304)
2. MARIA AGUSTIN MARDIKAYANA (857833311)
3. NUR AMALINA FAUZIAH (857833329)
4. AKHMAD DWI WIJAYA (857833343)
Purwodadi,
Penulis
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang
Bahasa memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan, salah
satunya sebagai alat untuk berkomunikasi secara lisan maupun tulisan dalam
kehidupan sehari-hari. Sebagai guru khususnya guru bahasa Indonesia di SD harus
dapat mengajarkan bahasa Indonesia dengan baik pada siswa. Untuk mengajarkan
bahasa Indonesia yang baik tersebut seorang guru harus terlebih dahulu memahami
apa itu bahasa. Untuk memahami lebih mendalam apa itu bahasa, maka dibutuhkan
pembahasan tentang hakikat bahasa dan pembelajaran Bahasa.
Pada pembelajaran bahasa Indonesia khususnya di Sekolah Dasar, masih
banyak keluhan mengenai kesulitan siswa dalam belajar bahasa Indonesia. Padahal
sebelum bersekolah atau ketika diluar sekolah siswa-siswi itu telah mengenal dan
menggunakan bahasa Indonesia tanpa kesulitan yang berarti. Sebenarnya cukup
banyak kemungkinan yang menjadi penyebab kekurangberhasilan siswa dalam belajar
bahasa Indonesia di sekolah. Penyebabnya bisa pada anak itu sendiri, persepsi orang
tua tentang pelajaran bahasa Indonesia, atau karena pembelajarannya di sekolah.
Dalam kaitannya dengan pembelajaran, paling tidak ada tiga persoalan yang menjadi
penyebabnya. Pertama, pembelajaran bahasa terlalu didominasi oleh teori atau
pengetahuan bahasa dan kurang mengaitkannya dengan kehidupan nyata anak
sehingga anak menjadi bosan. Kedua, pengetahuan, pengalaman, dan kemampuan
berbahasa yang telah dimiliki anak sebelum bersekolah tidak diperhatikan. Ketiga,
kebiasaan dan strategi belajar bahasa anak di luar sekolah yang memungkinkannya
menguasai bahasa dengan baik kerap diabaikan. Jika penyebabnya adalah masalah
pembelajaran maka hal yang perlu dipahami dengan baik oleh guru bahasa Indonesia
di SD adalah masalah pemerolehan bahasa anak.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian pemerolehan bahasa ?
2. Apa saja teori yang mendasari pemerolehan Bahasa ?
3. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi permerolehan Bahasa anak ?
4. Bagaimana cara identifikasi strategi pemerolehan Bahasa anak ?
5. Bagaimana tahap-tahapan pemerolehan Bahasa ?
6. Apa pengertian dan bagaimana cara pemerolehan Bahasa kedua ?
7. Apa saja teori pemerolehan Bahasa kedua ?
C. Tujuan
1. Untuk menjelaskan pengertian pemerolehan bahasa
2. Untuk mengetahui teori yang mendasari pemerolehan Bahasa
3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pemerolehan Bahasa anak
4. Untuk mengetahui cara mengidentifikasi strategi memperoleh Bahasa anak
5. Untuk mengetahui tahapan pemerolehan Bahasa
6. Untuk menjelaskan dan mengetahui cara pemerolehan Bahasa kedua
7. Untuk mengetahui teori pemerolehan Bahasa kedua
D. Pembahasan
a. Pengertian Pemerolehan Bahasa
Pemerolehan Bahasa (language acquisition) adalah proses pemilikan
kemampuan berbahasa secara alamiah. Pemerolehan Bahasa memiliki beberapa
karakteristik yaitu :
1) Berjalan secara spontan, tanpa sadar dan tanpa beban
2) Terjadi secara langsung dalam situasi informal, tanpa melalui
pembelajaran formal
3) Didorong oelh kebutuhan, baik kebutuhsn untuk memahami maupun
dipahami orang lian
4) Berlangsung secara terus-menerus dalam konteks berbahasa yang nyata
dan bermakna
5) Diperoleh secara lisan melalui tidak berbahasa menyimak/mendengarkan
dan berbicara.
Kegiatan memperoleh Bahasa melibatkan dua kemampuan. Yang pertama
yaitu kemampuan reseptif yaitu kemampuan menyerap, menerima dan memahami
tuturan orang lain. Yang kedua yaitu kemmpuan produktif yaitu kemampuan
menghasilkan tuturan untuk mengekpresikan diri atau mnanggapi rangsangan
Bahasa yang disampaikan oleh orang lain.
Bahasa pertama (B1) adalah Bahasa yang pertama kali dipelajari dan dikuasai
oleh seorang anak. Bahas apertama itu bisa hanya satu Bahasa atau dua Bahasa
yang dikuasai anak secara bersamaan. Sementara itu, Bahasa kedua adalah Bahasa
yang dikuasai anak setelah menguasai Bahasa pertama. Dalam meguasai dua
Bahasa atau lebih anak dapat melkaukannya secara serempak atau berurut.
Pemerolehan serempak dua Bahasa (simultaneous bilingual acquisition) terjadi
pada anak yang dibesarkan dalam masyarakat bilingual (dua Bahasa) atau
multilingual (lebih dari dua Bahasa).
b. Teori Pemerolehan Bahasa
Terdapat tiga pandangan yang mengungkapkan proses pemerolehan bahsa
pertama. Tiga pandangan tersebut yakni :
1) Pandangan Nativistis
Menurut pandangan nativistis, setiap anak yang lahir telah dilengkapi
dengan kemampuan bawaan atau alami untuk dapat berbahasa. Bukan
lingkungan yang membuat anak mampu berbahasa. Juga bukan karena meniru
orang lain karena banyak juga ungkapan kreatif yang dimunculkan anak Ketika
berbahasa, yang belum pernah dicontohkan sebelumya.
Kemampuan bawaan berbahasa itu disebut dengan “piranti
pemerolehan Bahasa” (language acquisition device atau LAD) yang berpusat
di otak. Cara kerja LAD adalah sebagai berikut :
MASUKAN LAD KELUARAN
Data linguistic
Prinsip/stuktur Kompetensi
primer berupa Ujaran
belajar Bahasa gramatika
ujaran orang anak
secara umum
dewasa
Kata-kata yang diucapkan anak adalah kata-kata yang telah dikenal dan
dikuasainya. Kata-kata itu biasanya sering muncul dalam tuturan keseharian di
lingkungan anak. Kata-kat itu umumnya berkaitan dengan kegiatan rutin anak,
pemanggilan orang-orang sekitar dan benda atau objek yang dekat dengan
anak.
3) Tahap Dua-Kata
Fase ini berlangsung sewaktu anak berusia sekitar 18-24 bulan. Pada
tahap ini kosakata dan gramatika anak berkembang dengan cepat, seiring
dengan kematangan otak dana lat ucapnya. Dalam bertutur anak-anak mulai
menggunakan dua kata :papa ikut, mamah main, mau bobo dan sebagainya.
Hanya kata-kata pokok yang diucapkan anak, seperti kata benda, kata kerja
(dasar), dan/ atau kata sifat. Tak ada kata tugas seperti kata depan atau kata
penghubung.
4) Tahap Telegrafis
Antara anak usia 2-3 tahun anak telah menghasilkan ujaran dalam
bentuk kalimat-kalimat pendek. Ciri yang paling mencolok pada fase ini
bukanlah pada jumlah kata yang dihasilkan anak, tetapi pada variasi bentuk
kata yang sudah mulai muncul. Namun demikian, fase ini anak belum
menggunakan kata tugas dalam bertutur, oleh karena itu perkembangan Bahasa
anak pada fase ini disebut dengan tahap telegrafis.
Seiring bertambahnya usia dan perkembangan otak dan perangkat
biologis lainnya maka kemampuan anak pun (kaidah Bahasa dan kaidah
berbahasa) akan semakin meningkat hingga mendekai tuturan orang dewasa.
E. Kesimpulan
Pemerolehan Bahasa adalah proses pemilikan kemampuan berbahasa yang
diperoleh secara alami, informal dan melalui kegiatan berbahasa langsung. Bahasa
yang pertama kali diperoleh anak disebut Bahasa pertama. Setidaknya ada tiga teori
pemerolehan Bahasa yang diperbincangkan para ahli yaitu pandangan nativistic,
pandangan behavioristik, dan pandangan kognitif.
Keberhasilan anak dalam mempelajari dan emnguasai Bahasa pertama
dipengaruhi oelh berbagai faktor dengan strategi tertentu. Faktor yang mempengaruhi
penguasaan Bahasa anak adalah faktor biologis, intelektual, lingkungan dan motivasi.
Dalam mendukung keberhasilan belajar Bahasa anak, unsur lingkungan soasial
memberikan bantuan berupa Bahasa semang, paraphrase, penyederhanaan, perluasan,
penguatan, penegasan Kembali, pelabelan dan pemodelan. Sementara itu strategi
belajar Bahasa yang dilakukan anak adalah mengingat, meniru, mengalami langsung,
bermain dan menyederhanakan.
Kemampuan anak dalam berbahasa bertahap, tidak sekaligus. Tahap-tahap
perkembangan Bahasa anak terdiri dari fase pralinguistik, fase satu-kata (holofrasitik),
fase dua kata dan fase telegrafis.
DAFTAR PUSTAKA
Solchan T.W dkk.2021.Pendidikan Bahasa Indonesia di SD.Universitas Terbuka. Hal 2.1-
2.19