1
Materi Pertemuan ke-2:
Modul 2 dan 3
1. Pandangan Nativistis
Menurut pandangan nativistis, setiap anak yang lahir telah dilengkapi dengan kemampuan bawaan atau alami
untuk berbahasa.
Kemampuan bawaan berbahasa itu disebut dengan “Piranti pemerolehan bahasa” (Language Acqusition
Device/ LAD) berpusat di otak. Untuk lebih jelasnya lihat modul Gambar 2.2 Cara kerja LAD.
2. Pandangan Behavioristis
Menurut behavioristis, penguasaan bahasa anak ditentukan oleh rangsangan yang diberikan lingkungannya.
3. Pandangan Kognitif
Menurut pandangan kognitif, penguasaan dan perkembangan bahasa anak ditentukan oleh daya kognitifnya.
C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Pemerolehan Bahasa Anak
1. Faktor Biologis, yang dikaitkan dengan perangkat biologi yang menentukan penguasaan bahasa anak adalah
otak (sistem syaraf), alat denganr, dan alat ucap.
2. Faktor lingkungan, lingkungan yang kaya sumber, mendukung, dan aktif dalam berinteraksi dengan anak,
akan membuat pemerolehan bahasa anak semakin beraneka dan cepat.
Dalam mendukung keberhasilan belajar bahasa anak, unsur lingkungan memberikan bantuan berupa: bahasa
semang (motehrles); parafrase; menegaskan kembali (Echoing); memperluas (expanding); menamai (labeling);
penguatan (reinforcement); pemodelan (modelizing).
3. Faktor Intelegensi, terletak pada jangka waktu dan tingkat kreativitas perkembangan bahasanya.
4. Faktor Motivasi, sangat mempengaruhi anak dalam pemerolehan bahasa.
E. Strategi Pemerolehan Bahasa
1. Mengingat
2. Meniru
3. Mengamati langsung
4. Bermain
5. Penyederhanaan
F. Tahap-tahap Pemerolehan Bahasa
1. Tahap Pralinguistik (pada umur 0-12 bulan), pada tahap ini, bunyi-bunyi bahasa yang dihasilkan
akan semakin mendekati bunyi vokal atau konsonan tertentu. Akan tetapi, umumnya bunyi-
bunyi bahasa tersebut belumlah mengacu pada kataatau kalimat dengan makna tertentu.
2. Tahap satu-kata atau holofrasis (pada umur 12-18 bulan), pada tahap ini anak menggunakan
satu kata yang bermakna mewakili keseluruhan ide yang disampaikan.
3. Tahap dua-kata (umur 18-24 bulan), pada tahap ini kosakata dan gramatika anak berkembang
dengan cepat (khusus kata benda, kata kerja, kata sifat, namun tak ada kata tugas, seperti kata
depan dan kata penghubung), seiring dengan kematangan otak dan alat ucapnya.
4. Tahap telegrafis (antara usia 2-3 tahun) anak telah menghasilkan ujaran dalam bentuk kalimat-
kalimat pendek.
Sekian
Kegiatan Belajar 2: Pemerolehan Bahasa Kedua
1. Model Akulturasi, yang menyandang penyesuaian budaya sangat mempengaruhi pemerolehan B2.
2. Teroi Akomodasi, yang menyatakan bahwa cara pembelajar B2 membatasi diri dalam berhubungan dengan
masyarakat pemilik B2.
3. Teori wacana, yang berpendapat bahwa pembelajar B2 akan menemukan makna bahasa melalui
keterlibatannya dalam berkomunikasi.
4. Model monitor, yang menyatakan tampilan berbahasa pembelajar B2 ditentukan oleh cara mereka
menggunakan monitor.
5. Model kompetensi variable, yang berpendapat bahwa cara seseorang mempelajari bahasa akan
mencerminkan cara orang itu menggunakan bahasa yang dipelajarinya,
6. Hipotesis universal, yang menyatakan bahwa bahasa antara anak (interlangue) akan terisi dengan kaidah-
kaidah bhaasa yang bersifat universal.
7. Teori neurofungsional, yang berpandangan adanya hubungan antara pemerolehan B2 dengan anatomi
otak syaraf dan sistem otak.
Sekian
Modul 3: Pendekatan, Metode, dan Teknik Pembelajaran Bahasa
1. direct method
2. Natural method
3. Reading method
4. Electic method
C. Macam-macam Teknik dalam Pembelajaran Bahasa
• Teknik caramah
• Teknik tanya jawab
• Teknik diskusi kelompok
• Teknik pemberian tugas
• Teknik ramu pendapat (brainstorming)
• simulasi
D. Jenis-jenis Pendekatan dalam Pembelajaran Bahasa
• Pendekatan komunikatif
• Pendekatan CBSA
• Pendekatan Keterampilan proses (PKP)
Sekian
Kegiatan Belajar 2: Pembelajaran Bahasa Indonesia Terpadu di SD
A. Pembelajaran Terpadu Lintas Materi, artinya materi pembelajaran dari suatu mata pelajaran dipadukan
menjadi satu. Misalnya materi sastra dalam pembelajaran bahasa Indonesia dipadukan dengan
ketermapilan berbahasa, misalnya mendengarkan, membaca atau menulis.
B. Pembelelajaran Terpadu Lintas Kurikulum, misalnya mata pelajaran sains dipadukan dengan mata
pelajaran Bahasa Indonesia
Sekian